Kamis, 06 Desember 2018

TNI-Polri Terjunkan Satgas Pemburu Kelompok Egianus Kogoya

Satgas pemburu berangkat ke Nduga usai insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan. [antara] ★

K
epala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan pihaknya bersama Polri telah menerjunkan Satgas Penegakan Hukum untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang ditengarai menjadi dalang pembunuhan pekerja proyek di Nduga, Papua.

Ia menegaskan operasi 'pemburuan' KKB Egianus saat ini sudah dilakukan oleh Satgas Gakkum yang merupakan personel gabungan TNI-Polri tersebut.

"Sejauh ini sudah berjalan operasi penegakan hukum," kata Aidi saat dihubungi, Rabu (5/12).

Satgas Gakkum ini dibentuk sekitar dua bulan lalu, ketika rentetan peristiwa teror dan serangan dilakukan oleh KKB. Satgas ini diisi oleh kekuatan gabungan dari personel Polda Papua dan Kodam Cendrawasih.

"Sudah berjalan sejak rentetan kejadian pembantaian yang dilakukan oleh KKSB itu kita sudah membentuk Satgas Penegakan Hukum. Nah itu sedang berlangsung sampai sekarang," kata dia.

"Sejak peristiwa pembantaian warga sipil di Nduga, ada warga sipil dibantai termasuk anaknya, ada pesawat Trigana Air ditembaki, lalu menyusul ada kejadian di Mapenduma, nah di situlah kita bentuk Satgas Gakkum," kata Aidi.

Dikonfirmasi terpisah, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut Egianus Kogoya saat ini masih bertahan di Kabupaten Nduga.

Hal ini sesuai dengan tanggung jawab militer Egianus selaku panglima daerah TPNPB untuk wilayah Nduga.

"Egianus di Mbua, Yigi, itu di Kabupaten Nduga," ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom via telepon kepada CNNIndonesia.com.

KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat 'gelap' di Papua. Dari catatan yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.

Sepanjang 2018 ini, sebelum pembantaian para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, setidaknya sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober.

Jauh sebelumnya kelompok Egianus juga ditengarai menjadi otak penyerangan terhadap pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi pada 12 Desember 2017.

Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh tewas dan anggota Denzipur 10/KYD Prada Didimus Abidondifu yang berjaga di situs proyek luka berat akibat serangan tersebut.

 Kekuatan Satgas 
TNI-Polri Terjunkan Satgas 'Pemburu' KKB Egianus KogoyaIlustrasi pasukan gabungan TNI-Polri buru KKB di Papua. (ANYONG / AFP).

Lebih jauh Aidi menerangkan Satgas Gakkum ini berfungsi untuk mempercepat penangkapan dan memberikan penegakan hukum bagi KKB yang berkeliaran di Papua.

"Khusus karena ini kejadian besar, maka dibentuklah satgas untuk penegakan hukum agar lebih berjalan signifikan," kata dia.

"Sebelum ada satgas ini juga proses penegakan hukum tetap berlangsung, negara kita ini kan negara hukum dan berdaulat," tambahnya.

Meski demikian, Aidi enggan membeberkan berapa jumlah personel Satgas Gakkum yang dikerahkan untuk memburu dan menangkap kelompok Egianus.

Ia menyatakan pihaknya tetap mengedepankan tindakan hukum ketimbang melalui cara militeristik yang represif dalam memburu kelompok Egianus.

"Walaupun kegiatannya di lapangan ya kita lihat sendiri bahwa di Papua ada tindakan separatisme. Kalau sudah separatisme sebenarnya logikanya sudah menjadi ranah TNI. Tapi karena kondisi keamanan di Papua masih tertib sipil, maka mau tak mau kita dibatasi dengan aturan," kata dia

Diketahui, penembakan yang dilakukan oleh KKB terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT. Penembakan tersebut terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

TPNPB pimpinan Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama, Egianus Kogoya sebelumnya sudah menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aura serta penyerangan ke Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua.

Juru bicara TPNPB Sebby Sambon menyebut penyerangan dilakukan untuk mengusir proyek pembangunan infratsruktur di Papua. Mereka menganggap segala macam pembangunan merupakan bentuk lain penjajahan. (osc)

 Kita Bersihkan Mereka 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa aparat keamanan terus mengejar dan menangkap Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang membunuh 19 pekerja proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.

"Ya akan terus kita kejar, kita kejar mereka, kita bersihkan mereka, kita tangkap mereka," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (5/12).

Mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) itu mengatakan pihak kepolisian maupun TNI dapat turut serta mengejar pelaku penembakan tersebut.

Sebab, kata dia, para pelaku itu sudah termasuk dalam kategori Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang berpotensi mengganggu kedaulatan NKRI.

"Namanya gerakan kriminal separatisme bersenjata, polisi maupun militer boleh ngejar," kata dia.

Selain itu, Wiranto tak menampik apabila kejadian penembakan itu berkaitan dengan hari peringatan KKSB yang jatuh pada 1 Desember kemarin.

Oleh karenanya, ia sudah menginstruksikan TNI dan Polri untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku.

"Karena mereka ada satu kegiatan 1 Desember itu, ada bakar batu, tapi ternyata ada satu rencana brutal seperti ini. Ya kita kejar," kata dia.

Diketahui, pihak TNI menduga Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya menjadi dalang aksi penembakan puluhan pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun proyek jembatan Trans Papua.

Kelompok Egianus sendiri dikenal kerap melakukan serangkaian serangan penembakan di wilayah Papua.

"Iya [Egianus] kita identifikasi seperti itu dari kelompok yang sama, kita identifikasi dari Mapenduma," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, di Jakarta, Selasa (4/12)

Sebelumnya, Wiranto turut memastikan bahwa terdapat 19 orang yang tewas dalam insiden tersebut.

"Sehingga sekarang ini korban yang mereka tembak dan meninggal jelas itu 19 ya," kata Wiranto.

Sampai saat ini, kepolisian bersama dengan TNI masih melakukan proses evakuasi para korban yang tewas di lokasi tersebut. (DAL)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.