Rabu, 05 Desember 2018

[Teror] KKB Tembaki Helikopter TNI

Saat Evakuasi Jenazah di Papua Satgas TNI menuju Nduga [antara] ★

K
elompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki tiga helikopter TNI yang tengah melakukan pengisian bahan bakar dan mengevakuasi jenazah anggota Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Sersan Dua (Serda) Handoko di Puncak Kabo, Distrik Yigi. Baku tembak antara personel TNI dan Polri dengan KKB pun tak terhindarkan.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Martuani Sormin membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, insiden tersebut mengakibatkan baling-baling satu unit helikopter TNI terkena tembakan.

"Benar, yang terkena baling-baling satu unit," ucap Martuani lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/12).

Dia menjelaskan kejadian bermula saat tiga unit helikopter dengan Tim Nanggala berangkat dari Kabupaten Mimika menuju lokasi pembantaian pegawai PT Istaka Karya di Puncak Kabo sekitar pukul 10.00 WIT.

Menurutnya, saat berada di lokasi, helikopter yang tengah melakukan pengisian bahan bakar dan mengevakuasi jenazah Serda Handoko mendapat tembakan dari arah puncak, sehingga Tim Nanggala melepaskan tembakan balasan.

Namun demikian, upaya evakuasi jenazah Serda Handoko berhasil dilakukan.

"Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun insiden ini juga mengakibatkan satu anggota TNI yang tergabung di Tim Belukar terkena tembakan di bagian tangan. Saat ini, anggota TNI itu telah dievakuasi ke Pos TNI di Mbua, yang jaraknya sekitar dua jam dengan berjalan kaki dari Puncak Kabo.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyebut jumlah korban tewas dalam pembantaian oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di proyek jembatan jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga, Papua, berjumlah 19 orang.

Tragedi ini terjadi pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT dan diduga didalangi KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menduga dalang pembunuhan para pekerja PT Istaka Karya di Nduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pengakuan ini disampaikan oleh juru bicara TPNPB Sebby Sambom.

"Betul itu," ujar Sebby singkat kepada CNNIndonesia.com yang dihubungi melalui telepon, Rabu (5/12).

Sebby juga membenarkan serangan di Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga dilakukan oleh kelompok Egianus. (mts/pmg)

 Kelompok Egianus Kogoya Akui Dalangi Pembantaian di Nduga 

Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pengakuan ini diklarifikasi langsung oleh juru bicara TPNPB Sebby Sambom.

"Betul itu," ujar Sebby singkat kepada CNNIndonesia.com yang dihubungi melalui telepon, Rabu (5/12).

Sebby juga membenarkan bahwa serangan yang terjadi di Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga dilakukan oleh kelompok Egianus.

Sebby menjelaskan sedari awal kelompok mereka memang menyasar proyek jembatan tersebut. Setidaknya sudah tiga bulan kelompok Egianus memantau pekerja di proyek tersebut.

"Betul, semua kami yang lakukan," ujar Sebby.

Insiden di Kali Yigi terjadi pada Minggu (2/12) lalu. Aparat keamanan sebelumnya sudah menduga bahwa serangan ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.

Humas Polda Papua menyebut korban yang jatuh di proyek jembatan itu adalah pekerja PT Istaka Karya (Persero). Sementara serangan di pos militer di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, berujung pada tewasnya seorang anggota TNI Yonif 755/Yalet.

Sebby menjelaskan bahwa serangan itu untuk mengusir pembangunan yang sedang berlangsung. Ia berkata segala macam pembangunan infrastruktur di tanah Papua merupakan bentuk lain penjajahan.

"Kami menolak kebijakan pembangunan jalan, jembatan, atau apapun. Kami hanya menuntut hak kemerdekaan," tegas Sebby.

TPNPB atau KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat 'gelap' di Papua. Dari catatan yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.

Sepanjang 2018 ini, sebelum pembantaian para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, setidaknya sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober. (osc/gil)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.