Minggu, 09 Desember 2018

TNI Bantah Gunakani Bom

Saat Evakuasi Korban Tim yang melakukan evakuasi korban penembakan KKB di Papua. (Wilpret Siagian/detikcom) 

TNI membantah tudingan menggunakan serangan bom saat melakukan evakuasi korban pembantaian kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Papua. TNI hanya menggunakan senjata biasa saat terjadi baku tembak dengan KKSB.

"Menanggapi pemberitaan oleh beberapa media yang katanya berdasarkan laporan dari kepala kampung di Yigi mengatakan bahwa dalam proses evakuasi, pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom dan mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas menjadi korban, kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom," kata Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (9/12/2018).

"TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri, yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya heli angkut jenis Bell dan MI-17. Tidak ada heli serang, apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," tegas Kolonel Aidi.

Aidi menyebut baku tembak dengan KKSB bukan dimulai TNI. TNI, katanya, mendapat serangan saat proses evakuasi.

"Selain itu TNI hingga saat ini belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya, pada saat melaksanakan upaya evakuasi justru merekalah, KKSB, yang menyerang tim evakuasi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak," ucap dia.

Kolonel Aidi juga memberi penerangan mengenai isu jatuhnya korban sipil hingga soal zona tempur yang dilemparkan KKSB. Menurutnya, isu tersebut merupakan upaya propaganda KKSB.

"Segala pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom, dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri seolah-olah TNI-Polri yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM, sedangkan mereka yang telah membantai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan dan ingin mencari pembenaran," tegas Aidi.

 1 Korban Pembunuhan KKSB Papua Kembali Ditemukan 
1 Korban Pembunuhan KKSB Papua Kembali DitemukanJembatan lokasi penembakan 31 pekerja Trans Papua (Istimewa/Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Jenazah korban pembunuhan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua kembali ditemukan. Jenazah ditemukan siang tadi.

"Iya, tadi sekitar jam 13.30 WIT, ditemukan pada saat penyisiran daerah di area Puncak Kabo," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi saat dihubungi detikcom, Minggu (9/12/2018).

Dax belum bisa memastikan identitas jenazah yang ditemukan itu. Terdapat luka tusuk dan luka bacok di tubuh korban.

"Identitasnya belum, karena yang bisa identifikasi dari DVI. Tapi yang jelas ada mayatnya ditemukan dengan luka tusuk dan luka bacok," sebut dia.

"Yang jelas luka bacok di belakang, leher belakang," sebut Dax.

Dengan penemuan ini, jenazah yang sudah ditemukan sejauh ini berjumlah 17 orang. Dilansir dari Antara, nama-nama 16 jenazah korban KKB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, yang sudah ditemukan adalah Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus M, Muh Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Samuel Pakiding, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas, dan Daniel Karre.

 2 Korban Penyerangan KKSB di Papua Diduga Masih Hidup 
TNI: 2 Korban Penyerangan KKSB di Papua Diduga Masih HidupSebanyak 16 jenazah korban KKSB tiba di Lanud Hasanuddin, Maros, Sulsel, Jumat (7/12) sore. (M Bakrie/detikcom)

TNI-Polri masih mencari korban penyerangan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Papua. Ada dua korban yang diduga masih hidup.

"Satgas gabungan TNI-Polri akan terus melaksanakan pencarian sisa korban yang belum ditemukan. Sesuai dengan data bahwa masih tersisa dua orang jenazah yang belum ditemukan dan dua orang korban yang diduga masih hidup, hingga sekarang belum diketahui nasibnya," kata Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (9/12/2018).

Kolonel Aidi mengatakan tim gabungan telah menguasai dan menduduki Distrik Yigi dan Mbua. Situasi di Distrik Mbua disebut sudah mulai kondusif.

"Saat ini pasukan gabungan TNI-Polri telah menguasai dan menduduki Distrik Yigi dan Mbua. Situasi di Distrik Mbua pascapenyerangan KKSB terhadap pos TNI di Mbua pada 3 Desember lalu, masyarakat secara umum mengungsi ke hutan. Namun, sejak kemarin hingga sekarang, warga Mbua sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung," jelas Kolonel Aidi.

"Dan kegiatan sosial serta roda ekonomi mulai berjalan kembali. Sedangkan di Yigi, situasi kampung masih sepi. Hanya beberapa warga yang bertahan di kampung, sementara sebagian masyarakat masih berlindung di hutan," imbuhnya.

Aidi meminta masyarakat Indonesia dan dunia luar mempercayai kerja TNI. Dia menyebut pernyataan dari kubu KKSB Papua hanyalah propaganda.

"Kepada masyarakat Indonesia dan internasional, percayalah, TNI akan bekerja sangat profesional. Terbukti prajurit yang bertugas di PBB mendapatkan penghargaan dan reward dari PBB, bahkan PBB minta kepada Indonesia untuk menambah kuota pasukan PBB untuk menyelesaikan konflik-konflik di seluruh dunia sehingga apa yang dikatakan provokator yang namanya Sabby Sambon semua bohong dan hoax," ucapnya. (gbr/imk)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.