Rabu, 16 Oktober 2019

UEA Akan Membeli Kapal Pendarat Tank (LST)

Sebanyak Tiga Kapal Ilustrasi LST dan LPD produk Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan deretan investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) yang bakal masuk bulan ini. Investasi tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, dan juga kunjungan kerja Luhut ke UEA beberapa waktu lalu.

"Kerja sama dengan UEA sekarang berkembang empat. Karena, Crown Prince-nya sangat luar biasa. Sama Pak Jokowi begitu dekat, sehingga saya whatsapp-an, dan Presiden juga," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Adapun investasi yang bakal diteken oleh UEA di Indonesia yang pertama yakni investasi lahan pertanian di Kalimantan Tengah seluas 100 hektare (Ha). Ia mengatakan, besok, Sabtu 12 Oktober 2019, UEA akan mengirim timnya untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut.

"Mengenai pertanian di mana mereka masuk 100.000 Ha, timnya akan kemari, besok sudah datang, jadi betul-betul semua cepat. Jadi besok tim pertanian mereka akan melihat kedua kali lahan yang ada di Kalimantan Tengah. Mereka sudah melakukan riset pohon apa yang bisa ditanam di sana," terang Luhut.

Kedua, soal kerja sama di bidang pertahanan, tanggal 23 Oktober nanti pihak UEA akan menyelesaikan transaksi pembelian kapal pendarat tank (LST) dari Indonesia.

"Sementara kemarin mereka sudah mengirim tim angkatan laut untuk menjajaki perjanjian tiga kapal pertama LST buatan kita. Pak Fred kemarin mendampingi ke Lampung, Surabaya, dan Sorong. Mereka sangat puas dan mereka akan mengimpor pertama kali tiga kapal itu," kata Luhut.

Ketiga, yakni pembangunan Masjid Raya Solo yang akan mereplika Grand Mosque di Abu Dhabi. Dalam proyek ini, Pertamina juga akan memberikan dana hibah ke Pemda Solo untuk menunjang pembangunannya.

"Dan Grand Mosque Abu Dhabi itu oleh Crown Prince replikanya dibangunkan di Solo. Ini ada dua skemanya, pertama dari Pertamina yang dihibahkan ke Pemda Solo. Sekarang prosesnya sedang dijalankan tim dari kita akan berkunjung ke Abu Dhabi dan dia juga ke sini," imbuh Luhut.

Luhut menjelaskan, nantinya Masjid Raya Solo yang mereplika Grand Mosque Abu Dhabi tersebut akan dijadikan sebagai Islamic Center.

"Dan itu jadi Islamic Center di sana juga di mana Abu Dhabi membantu untuk mentrain ulama-ulama kita, dan juga mengajak ulama-ulama dari mereka ke kita," jelasnya.

Selain itu, Luhut mengatakan pendanaan abadi (Sovereign Wealt Fund/SWF) dengan UEA juga bakal diteken pekan depan.

"Sovereign Wealth Fund sudah sangat maju. Minggu depan timnya akan datang kemari untuk bicara dengan tim kita. Kemenkeu dari awal sudah terlibat, Pak Luki dan Pak Edwin dari PT SMI. Jadi kita mau melakukan ini, karena Presiden Jokowi mau, sejak Crown Prince kunjungan kemari ini sudah bisa ditanda-tangani," terang Luhut.

Luhut menjelaskan, delegasi Indonesia telah berdiskusi dengan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan beberapa pejabat tinggi di Abu Dhabi tentang SWF.

Nantinya, SWF tersebut bisa menggunakan dua mekanisme, misalnya implementasi investasi ADIA sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,14 triliun (kurs Rp 14.100). Rencananya, dana tersebut akan masuk pada proyek properti, real estate, dan pengembangan destinasi wisata dan proyek-proyek swasta lainnya.

Skema lainnya, yakni pemerintah bisa juga membentuk Indonesian Sovereign Wealth Fund yang akan menjadi pooling dana investasi dari berbagai negara, termasuk UEA.

Sehingga, investasi ke Indonesia dapat ditingkatkan menjadi US$ 5-10 miliar dan seterusnya secara bertahap. Nantinya, dana tersebut bisa digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur atau investasi secara umum.

Sebagai tambahan, Luhut menjelaskan, pemerintahan Abu Dhabi juga akan segera menyediakan lahan untuk membangun Kedutaan Besar Indonesia di Abu Dhabi.

"Dan juga mereka menyediakan lahan tanah Kedubes kita di Abu Dhabi. Jadi kita berharap ini bisa segera. Dan beliau juga menyampaikan kerja sama dengan Pertamina semua bisa dirampungkan dealnya ketika Presiden Jokowi ke sana," paparnya.

Luhut mengatakan, seluruh kerja sama dengan UEA ini adalah hal yang sangat baik dalam implementasinya, dan masih sesuai target.

"Jadi kalau kita melihat semua agenda ini too good too be true, ini semua on track," tutupnya.

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.