Rabu, 13 November 2019

Dahana Kembangkan Bahan Peledak untuk Pertahanan

➶ Sesuai arahan PrabowoDok. PT Dahana penyedia bahan peledak, bekerjasama dengan LAPAN, Balitbang Kemhan, PTDI dan PT Pindad tergabung dalam Konsorsium Roket Nasional, melakukan uji coba roket R-Han 450 di Pameungpeuk, Jawa Barat, 28 Desember 2018. [PT Dahana] ★

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad, pada hari Rabu (6/11). Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memberikan pesan khusus kepada PT Dahana.

Direktur Utama Dahana, Budi Antono menuturkan, Menhan meminta Dahana untuk terus mengembangkan bahan peledak pertahanan, terutama roket dan rudal.

Pada sektor pertahanan, Dahana terus menggenjot pendapatan dari sektor ini dengan memproduksi Bom P-100L untuk pesawat tempur jenis Sukhoi,” tutur Budi melalui keterangan tertulis, Selasa (12/11).

Budi menyampaikan, keberadaan fasilitas Energetic Material Center (EMC) di Subang, Jawa Barat memberikan kepercayaan diri bagi perseroan untuk terus mengembangkan inovasi.

Bom P250L sukhoi produksi PT Dahana [TNI AU]

Di samping itu, pembangunan industri propelan dan pabrik amonium nitrat juga menunjukkan dukungan pemerintah untuk kemandirian industri bahan peledak khususnya, dan kemandirian industri pertahanan pada umumnya.

Selain di sektor pertahanan, Dahana juga terus mengembangkan inovasi dan layanan di sektor migas, sektor pertambangan umum, serta sektor kuari dan infrasturktur. Sebagai informasi, ada sejumlah proyek strategis yang tengah dikembangkan Dahana, antara lain pembangunan pabrik amonium nitrat, pembangunan pabrik spherical powder propelan, serta pembangunan pabrik elemented detonator.

Pabrik propelan dan pabrik detonator rencananya dibangun di kawasan EMC, Subang, Jawa Barat dengan nilai investasi masing-masing Rp 2,3 triliun dan Rp 147,9 miliar. Kontraktor pabrik propelan saat ini belum ditentukan, tetapi akan ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan. Pabrik ini dijadwalkan dibangun 2020-2023.

Sementara itu, kontraktor pabrik detonator masih dalam proses pemilihan. Pabrik ini dijadwalkan mulai dibangun tahun ini, dan akan selesai pada 2022.

Adapun pabrik amonium nitrat rencananya dibangun di wilayah Kaltim Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Ini merupakan proyek kerja sama dengan PT Pupuk Kaltim yang diperkirakan menelan dana hingga Rp 1,1 triliun. Kontraktor EPC untuk pabrik ini yaitu Konsorsium WIKA-Sedin.

  Jawa Pos  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.