Rabu, 27 November 2019

[Dunia] Turki Tes S-400 Rusia dengan F-16 AS

✈️ Jadikan F-16 AS 'Kelinci Percobaan' Radar S-400 Rusia✈️ Turki melakukan tes radar dari sistem pertahanan rudal S-400 Rusia terhadap jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat, Senin (25/11/2019). [Foto/The Drive]

Turki telah memulai pengujian radar sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia dengan menggunakan jet tempur F-16 Viper dan F-4 Phantom II buatan Amerika Serikat (AS) sebagai "kelinci percobaan". Uji coba radar itu dilakukan pada Senin dan Selasa (26/11/2019) hari ini di pinggiran Ankara.

Video dari tes radar itu telah dibagikan analis militer di Twitter. Rekaman video yang dilihat SINDOnews.com menunjukkan jet tempur F-16 melesat di wilayah udara sekitar Pangkalan Udara Murted dan perangkat sistem rudal S-400—diduga kuat merupakan radar—bergerak.

Uji coba radar itu sebagai bentuk pembangkangan Ankara terhadap peringatan Washington. Amerika telah mengancam akan menjatuhkan sanksi baru jika sistem rudal surface-to-air canggih itu diaktifkan.

Para pejabat AS khawatir bahwa militer Turki akan melakukan tes semacam ini dengan jet tempur siluman F-35, yang berpotensi memberikan wawasan Rusia mengenai kemampuan jet tempur tercanggih Amerika tersebut. Hal itu yang menjadi pusat percekcokan Ankara dan Washington atas kesepakatan antara Ankara dengan Moskow soal pembelian sistem pertahanan rudal S-400.

Pentagon sudah mengeluarkan Turki dari program Joint Strike Fighter (JSF) F-35 awal tahun ini dan sedang menyelesaikan upaya untuk menghapus kontraktor pertahanan Turki dari rantai pasokan suku cadangnya.

Kantor Gubernur Ankara sebelumnya mengumumkan bahwa tes radar sistem pertahanan S-400 dilakukan pada 25-16 November.

"Dalam lingkup beberapa proyek yang dilakukan berkoordinasi dengan Presidensi Industri Pertahanan, pesawat F-16 dan pesawat lain milik Angkatan Udara Turki akan melakukan penerbangan uji ketinggian rendah dan tinggi pada hari Senin dan Selasa di langit Ankara," bunyi pernyataan Kantor Gubernur Ankara.

Belum penjelasan detail dari pemerintah Turki tentang tujuan tes radar tersebut.

Mengutip laporan The Drive, radar yang dites itu adalah radar pengawasan dan akuisisi 91N6E serta radar pencarian dan akuisisi udara 96L6E. Radar 96L6E dirancang untuk lebih mampu mendeteksi target terbang rendah.

Tes awal ini kemungkinan hanya untuk memastikan bahwa radar berfungsi dengan baik atau untuk melihat apakah peralatan itu dapat membedakan pesawat Turki sebagai teman atau tidak.

Para pejabat militer AS, serta pejabat dari anggota NATO lainnya, sebelumnya telah memperingatkan bahwa S-400 tidak memenuhi persyaratan interoperabilitas aliansi dan karenanya tidak akan dapat diintegrasikan dengan jaringan pertahanan udara sekutu lainnya. Imbasnya, senjata Rusia itu menciptakan risiko tidak dapat membedakan pesawat teman dan musuh dengan baik.

Terkait apakah tes ini, atau evaluasi tambahan di masa depan, sedang mengumpulkan data tentang bagaimana jet tempur, seperti F-16, muncul pada radar S-400 juga belum jelas. Penampakan radar pengendali tembakan 92N6E kurang begitu jelas dalam video rekaman.

 Ini Mengkhawatirkan 

Militer Turki telah melakukan tes radar dari sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia terhadap jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menyebut apa yang dilakukan Ankara sudah mengkhawatirkan.

Diplomat top Amerika itu mengatakan pembicaraan antara Washington dan Ankara untuk menyelesaikan krisis senjata canggih Moskow itu masih berlangsung.

Berbicara di sebuah konferensi pers, Pompeo mengatakan AS telah menjelaskan kepada Turki bahwa Washington ingin melihat Ankara tidak mengoperasikan penuh sistem pertahanan udara S-400.

"Ya, ini mengkhawatirkan," kata Pompeo, ketika ditanya tentang laporan bahwa pesawat tempur F-16 Turki terbang di langit Ankara hari Senin untuk menguji radar sistem rudal S-400 buatan Rusia.

Kami berharap. Kami masih berbicara dengan orang-orang Turki, masih berusaha mencari jalan keluar melalui hal ini," ujar mantan direktur CIA tersebut, seperti dikutip Reuters, Rabu (27/11/2019).

Ankara dan Washington telah berselisih mengenai pembelian sistem S-400 Rusia oleh Turki. Washington berdalih senjata pertahanan canggih itu tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman F-35, yang sedang dikembangkan Lockheed Martin.

Presiden AS Donald Trump telah menjamu rekannya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Gedung Putih awal bulan ini dalam sebuah pertemuan, yang digambarkan Trump sebagai pertemuan "luar biasa." Namun, tidak jelas apakah kedua sekutu NATO itu membuat terobosan pada krisis S-400. (mas)

 S-400 Tak Akan Diintegrasikan dalam Sistem NATO 
Turki: S-400 Tak Akan Diintegrasikan dalam Sistem NATOTentara Rusia melintasi sistem pertahanan udara S-400 di Moskow, Rusia. [Foto/REUTERS/Tatyana Makeyeva]

Turki tidak akan mengintegrasikan sistem rudal S-400 buatan Rusia dalam sistem pertahanan udara atau keamanan NATO. Pernyataan itu diungkapkan juru bicara presiden Turki Ibrahim Kalin.

Ankara membuat marah Amerika Serikat (AS) dan aliansi NATO lainnya dengan membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia. Aliansi Barat menganggap S-400 tidak cocok dengan sistem pertahanan NATO. AS menghentikan Turki dari program jet tempur F-35.

"Kami masih mengerjakan rincian teknis. Sistem S-400 tidak akan diintegrasikan dalam sistem keamanan atau sistem pertahanan udara NATO," kata Kalin dalam konferensi kebijakan luar negeri di Berlin.

Kalin menjelaskan, "Ini akan mempertahankan sistem pertahanan independen. Kekhawatiran tentang isu ini dapat dikurangi."

Sebelumnya, kepala eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport dikutip saat mengatakan Rusia berharap menandatangani kesepakatan menyuplai Turki dengan sistem rudal S-400 pada setengah pertama tahun depan.

AS memperingatkan kemungkinan sanksi terhadap Turki tapi belum menerapkannya. Pejabat senior Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan pekan lalu bahwa Turki perlu menyingkirkan S-400 untuk memperbaiki hubungan bilateral. (sfn)

  ✈️ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.