Selasa, 21 Juli 2020

Pindad Panen Order Puluhan Triliun

Di Tengah Pandemihttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_2MpIi2J2XMzTGJ2EO50CwOVBlv3Odv73xV-kuZudFACIcSXx8SN-26YCr-a3ydkwCLAen0QnFYUuBTsIU1FFaWZoE_ZXdnDpJYZL2aVJdpQ227U_Vbdxl3QrPJG0GjfUGSyNMZniTLk/s280/Maung+4x4+daniel%252Bzebedeus.jpgUjicoba rantis Maung 4x4 produksi Pindad [Daniel Zebedeus]

Ketika banyak perusahaan megap-megap merindukan order, Pindad justru menuai banyak pesanan. Tak cuma dari Kementerian Pertahanan, Pindad juga mendapat pesanan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta beberapa negara sahabat seperti Nigeria, Ghana, dan Filipina.

Akhir-akhir ini yang terungkap adalah pembelian 500 unit kendaraan taktis oleh Kementerian Pertahanan senilai Rp 300 miliar. Pembelian itu, menurut Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, merupakan tahap pertama dari total 3.000 unit yang diinginkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Beliau akan mendistribusikannya tak cuma ke tingkat battalion, tapi sampai ke kompi-kompi," kata Abraham dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Rabu (15/7/2020).

Masih terkait kelengkapan tempur semua prajurit TNI, Prabowo juga telah memesan 25 ribu pucuk senjata berbagai jenis dan kaliber. Abraham tak menyebutkan total nilai penjualannya. Tapi beberapa waktu lalu, Direktur Komersial Pindad, Widjajanto pernah memperkirakan harga sepucuk senapan pistol G2 premium sekitar Rp 35 juta, dan SS-2 tanpa teleskop Rp 23 juta. Andai dipukul rata harganya per pucuk Rp 30 juta, nilai total pembelian senjata mencapai Rp 750 miliar.

 Sampai Tahun 2023 mencapai Rp 19 Triliun 
Seiring dengan pembelian senjata, Prabowo juga telah memesan 4 miliar butir peluru berbagai kaliber. Jumlah ini diakui sebagai pesanan terbanyak sejak perusahaan berdiri pada 1983. Kepada CNBC Indonesia, Abraham menyebut total nilai kontrak pembelian yang harus dipenuhi hingga 2023 itu sekitar Rp 19 triliun.

Ketika jumlah penduduk yang terinfeksi virus Corona mulai meningkat, pada Maret lalu Prabowo memesan 1.000 ventilator. Dari tiga jenis ventilator, kata Abraham, Prabowo memilih produk kedua dengan harga Rp 35 juta per unit. Jadi, total pembelian mencapai Rp 35 miliar. Harga jual ventilator Pindad ini jauh lebih murah ketimbang produk sejenis buatan luar negeri yang mencapai ratusan juta rupiah. Akhir bulan ini Pindad akan menyerahkan 20 unit ventilator ke Rumah Sakit TNI AD melalui KSAD Jenderal TNI Andhika Perkasa.

Dalam rangka membangun food estate di Kalimantan Tengah, Prabowo juga sudah menjajaki kapasitas produksi alat berat seperti eskavator, traktor, bulldozer, dan pengering padi yang diproduksi Pindad sejak 3 tahun lalu. "Beliau memang belum resmi menyampaikan order, tapi sudah bertanya-tanya soal kapasitas produksi kami," ujar Abraham.

Tapi Kementerian PUPR, dia melanjutkan, beberapa tahun lalu telah membeli 600 unit traktor senilai Rp 800 miliar antara lain untuk mengeruk sungai-sungai di tanah air. Dari luar negeri yang telah memanfaatkan produk Pindad adalah Nigeria yang memesan 50 unit ekskavator amphibi, serta Ghana dan Filipina yang akan membeli Medium Tank Harimau.

 ♖ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.