Sabtu, 28 November 2020

CIRNOV UAD Tembakkan Rudal Sasaran Darat dan Udara

Rudal Merapi dan Rudal Kodokhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij7fBPLGsy-3hRNfPX7Gs5ywWTHzujtLb3XS-afwnsf9lW7ICzQ60lZspi8mxJXocW0froI4pnA4daAkUdzCYPsQ9IQ8_BFnwszdxKCSpc5Q436gm-HIvSw2bjiqauzaZOFrM5qoU3izqb/s399/Rudal-Merapi-Anti-Pesawat-Terbang-Buatan-Anak-Bangsa-news.uad.ac.id.jpgRudal Merapi [UAD]

Jiwa-jiwa patriotisme bangsa Indonesia harus terus dipupuk dari generasi ke generasi, termasuk di dalamnya upaya mengenang sejarah bangsa melawan penjajah Belanda dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Kaitannya dengan hal tersebut, Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Pustekbang LAPAN melalui program RISPRO LPDP Kemenkeu melakukan serangkaian uji tembak rudal sasaran darat yang diberi nama Rudal Kodok. Penembakan rudal dilakukan di lapangan tembak milik Dislitbangad di Buluspesantren, Ambal, Kebumen, pada 29 Februari−1 Maret 2020.

Rudal memiliki teknologi mencari sasaran yang dipandu dengan sinar laser infra merah yang tidak kasat mata. Sasaran terkena sinar tersebut akan dicari rudal yang ditembakkan dari peluncur. Sirip tambahan pada bodi rudal memungkinkan rudal melakukan gliding untuk menuju sasaran.

Dalam sejarah peperangan darat, rudal sejenis banyak dipergunakan di Irak, Syria, Lebanon, dan lain-lain, yang terbukti ampuh untuk melumpuhkan kendaraan tempur termasuk tank. Bahkan, pejuang Hisbulah Lebanon berhasil meraih kemenangan bertempur melawan tank-tank Markova Israel pada 2006 menggunakan rudal perang jarak dekat sejenis (Kornet),” kata Prof. Hariyadi selaku Ketua Program dan Kepala CIRNOV UAD

 Rudal Kodok 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN7pGgIO1bBZni5qnfCWQOtEq0j4iiWpwe6I7jthmbkHRM5SQbY8pb86_9WrQanwZ3a0A2OsD74O1xctYouLWxVYnQmxWJs5gOoZy3xVSjebG_v51pdYRCoUc1VRjPtrJPn0WdtROecvmd/s275/Rudal-Kodok.jpgRudal Kodok

Rudal Kodok memiliki kaliber 70 mm sebagaimana rudal Rudal Merapi yang dibuat oleh Tim CIRNOV bersama Dislitbangad untuk sasaran udara atau pesawat terbang. Pada uji tembak ini, dilakukan performansi sistem kendali rudal dan dilengkapi dengan telemetry yang dipasang pada rudal sehingga dapat selalu mengirimkan data selama terbang ke ground station di darat. Keberhasilan mendapatkan data telemetry sebagaimana Black Box dalam pesawat terbang merupakan prestasi sendiri, mengingat selama ini objek terbang dengan kecepatan tinggi seperti roket belum berhasil dilakukan akibat besarnya hentakan roket pendorong yang bisa mencapai 20 G dan dapat menghancurkan struktur rudal. Selain hentakan, selama melesat rudal juga mengalami berbagai fenomena seperti putaran (rolling), anggukan (pitching), dan gelengan (yawing) sehingga teknik pengendalian menjadi rumit. Dengan menggunakan teknik penguncian berbasis guided laser beam maka pemilihan sasaran tembak dapat dilakukan meskipun pembidik harus berada pada posisi aman dari musuh.

Penguasaan teknologi rudal ini merupakan tuntutan bangsa Indonesia untuk dapat membuat rudal sendiri guna mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara, serta memiliki kekuatan militer yang tangguh di dunia. Ke depan, uji-uji rudal akan terus lakukan oleh Tim CIRNOV UAD untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam aspek ketepatan sasaran. Juga, potensi dapat diproduksinya rudal jenis tersebut untuk meningkatkan kemandirian produk alutsista bangsa Indonesia.

Hadir dalam uji tembak tersebut Direktur Investasi LPDP Kemenkeu (M. Oriza), Kapustekbang Lapan (Gunawan Setyo Prabowo), tamu-tamu dari Dislitbang AD, Pussenif Kodiklat TNI AD, PT Pindad, PT Adi Multi Teknologi UAD, dan lain-lain.

UAD  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.