Minggu, 21 Februari 2021

Warganet Sebut KCR 60 Kurang Cepat

Minta Ditingkatkan https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFQjSNrEUspcCYAl0QdvgmXi0LLuiSwxZFDpHSzKagjEpsx4qZOUprCuNTI40IP_3cjZ5NVweKll4kvHOVqh5rPb3F6ushqmVupTxjM-3c_vYO2JFbrs6ntkXZ3OimeqlMD9e858RtDpEr/s1600/KCR+60+03.jpgKCR 60M [PT PAL}

PT PAL baru saja mempromosikan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter buatan mereka di akun instagram @ptpal_indonesia. Desain kapal yang digunakan oleh kelas Sempari ini merupakan jenis kapal cepat rudal (Missile Boat/ Fast Attack Craft).

Proses pembangunan kapal ini akan dilakukan oleh PT PAL Indonesia.

KCR 60 Meter memiliki kapabilitas perang anti kapal permukaan (Anti Surface Warfare-ASW), perang anti pesawat udara (Anti Air Warfare-AAW), perang elektronik (Electronic Warfare), dan Naval gun fire-support.

PT PAL saat ini sedang membangun KCR 60 Meter ke-5 & 6. Kedua kapal tersebut akan dilengkapi dengan sistem persenjataan seperti :

⚓️ SR-47AG Search Radar
⚓️ Terma SCANTER 4603 X-Band Radar
⚓️ TR-47C Fire control Radar
⚓️ Terma C-Fire EO Fire Control Optic
⚓️ H/ZKT series CMS or Terma C-Flex CMS yang terdiri atas 3 console
⚓️ Meriam utamanya berasal dari Bofors dengan laras 57 mm
⚓️ Peluncur surface to surface missile
⚓️ Yugoimport-SDPR M71/08 20 mm cannon sebagai meriam sampingan (secondary gun)
⚓️ Terma C-Guard Naval Decoy Launching System
⚓️ Type 826 ESM Teledyne Phobos-R

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeA0NRRk8msD1V6vLeO8Q7TFSCThF2xERjh3vdt5zslqWItQhjhcQwLtnX_wleeruTgNR_gGabBdvZI1UtKkh6Vmajp6DWAJ69u-mwOiTvDjpiUJTRCDyMy5RQ151F_dpWw4rwphRHFOM/w400-h265/1280px-KRI_Keris_624.jpgMandau class TNI AL mampu dipacu hingga 40 knots [Koarmatim}

Platform KCR 60 Meter ini mampu berlayar hingga lima hari. Fungsi utama dari kapal ini adalah sebagai kapal anti kapal permukaan, dan offshore patrols pada perairan teritorial hingga Zona Ekonomi Ekslusif.

KCR 60 Meter yang terbaru ini memiliki beberapa peningkatan dibandingkan batch pertama dari kelas Sempari, mulai dari kaliber meriam utamanya hingga kehadiran CMS dari Terma.

Walau demikian, komentar pada promosi pembangunan kedua kapal ini justru terkesan negatif. Terlihat beberapa komentar yang menyayangkan kecepatan maksimum dari KCR 60 Meter ini.

28 knot untuk kecepatan penuh dan 20 knot untuk kecepatan jelajah memang tidak sebanding dengan kapal tipe missile boat lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinOOjbdYz17R5z3U6TEqGHEg-syM0aR_52wqPBt7BzyaixQPJaJhNpEJELRgQOYUT7z5W_X2YNmKRZANMny76YM7MP5plZyu0GhE9PD2q0H7x9OmKcwiGpkv1TG29_1DiscfV2lL-c8Jg/s1600/Kilic+class.jpgKilic class AL Turki, produk kerjasama dengan Jerman mampu dipacu hingga 40 knots [Naval Analyses}

Misalnya kelas OSA-I dan OSA-II yang masing masing memiliki 35 dan 37 knot sebagai kecepatan penuhnya.

La Combattante III memiliki kecepatan penuh pada 36,5 knot, namun kecepatan jelajahnya hanya pada 15 knot.

Contoh lain adalah Saar 4 memiliki kecepatan penuh secepat 30 knot, walaupun kecepatan jelajahnya hanya 19 knot.

Contoh dari dalam negeri misalnya Kelas Clurit, KCR Indonesia dengan panjang 44 meter, memiliki kecepatan maksimum 30 knot.

Kecepatan maksimum ini akan diperlukan para Missile Boat dalam melakukan hit and run. Kapal kecil ini tentu harus dapat menjauh, secepat mungkin, setelah menyerang apabila target mereka tidak tenggelam.

Namun, jika dilihat, kelebihan dari KCR 60 Meter ini terlihat pada jarak dan kecepatan jelajah yang lebih jauh dan cepat.

Belum ada tanggapan resmi mengenai kekurangan dari KCR 60 Meter ini, namun, kemungkinan pembatasan kecepatan itu agar kapal ini dapat digunakan juga sebagai kapal patroli mengingat lautan Indonesia yang luas.

  Pikiran Rakyat  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.