Jumat, 19 Maret 2021

[Dunia] Arab Saudi Menginginkan Drone Bersenjata Buatan Turki

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEuzH7pZFbZvTL4cQpgeGO0lX3zmHhp2BEJKFqr9YnZAn_gCRGBdM-z2nj691jpqVqGup3FlfUlb9-B7-L1bdWx4pjqBaAkHLhot6uv3EYtneT-zAfo33hZwB7_kIGQE9jxFKyszgG2vS7/s684/Drone_Bayraktar_TB2_028.pngDrone Bersenjata Bayraktar TB2 Turki, terkemuka setelah perang Azerbaijan - Armenia [ist]

Arab Saudi berusaha membeli drone atau pesawat tak berawak (UAV) bersenjata dari Turki. Minat Saudi itu diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat konferensi pers.

Erdogan membuat pernyataan itu setelah menyuarakan ketidaksenangannya atas keputusan Riyadh melakukan latihan militer bersama Yunani, saingan lama Turki.

"Arab Saudi sedang melakukan latihan bersama Yunani, namun pada saat yang sama, Arab Saudi meminta kami untuk drone bersenjata. Harapan kami adalah menyelesaikan masalah ini dengan tenang tanpa memanas," ungkap Erdogan.

Bulan lalu, Saudi berpartisipasi dalam "Forum Persahabatan" di Athena, yang juga dihadiri Mesir, Prancis, Siprus, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki mengutuk pertemuan itu.

"Tidak mungkin bagi forum mana pun untuk tidak menyertakan Turki, negara kunci di kawasannya, dan Siprus Turki, untuk membentuk mekanisme kerja sama dan persahabatan yang efektif dan berhasil sehubungan dengan tantangan di kawasan itu," papar Kemlu Turki.

Hubungan antara Ankara dan Riyadh mencapai titik terendah setelah pembunuhan jurnalis pengkritik Saudi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.

Diduga pembunuhan itu disetujui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman.

Hubungan juga tegang tahun sebelumnya, ketika Turki memihak Qatar setelah boikot yang dipimpin Saudi.

Selain itu, Turki dan Qatar menentang kudeta militer 2013 terhadap Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, mendiang Mohamed Morsi.

Turki muncul sebagai salah satu pembuat drone bersenjata terkemuka di dunia, yang memainkan peran penting dalam perang enam pekan saat Azerbaijan melawan Armenia tahun lalu di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Drone itu juga dikerahkan di Suriah dan Libya dengan efek yang menghancurkan.

Riyadh sudah memiliki perjanjian transfer teknologi dengan Vestel Company, perusahaan swasta Turki yang memungkinkan Arab Saudi membuat drone militernya sendiri.

Namun, ada kekhawatiran Saudi juga mencari senjata yang dapat melewati embargo senjata Barat yang diberlakukan karena perang di Yaman. (sya)

 ♖
sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.