Sabtu, 03 April 2021

China Protes Pertemuan 2+2 antara Indonesia dan Jepang

⚓️ Jepang: Biarkan Saja China Begitu Pertemuan 2+2 antara Indonesia dan Jepang diprotes China. [istimewa]

Ternyata China Memberikan Protes Keras Terhadap Indonesia Pasca Kunjungan Menlu Retno dan Menhan Prabowo Mesra dengan Jepang.

Hal itu menampilkan hubungan Indonesia dan Jepang semakin mesra.

Ditandai dengan kunjungan Kementerian Luar Negeri maupun Kementerian Pertahanan.

Kedua negara menggelar pertemuan dan kesepakatan bersama 30 Maret 2021 kemarin.

Hanya dua hari berselang usai pertemuan dari kedua negara ini, muncul protes keras dari China.

"Kami menyatakan keprihatinan sangat serius tentang serangkaian tindakan negatif baru-baru ini dilakukan Jepang terhadap China," kata Hua Chunying, juru bicara Kemenlu China, Kamis (1/4/2021) disiarkan TV TBS.

China menuduh Jepang 'menyebarkan perselisihan' terkait kegiatan maritim Beijing.

 Pertemuan 2+2 berjalan sukses 
Bahkan Kedua menteri Indonesia diterima khusus oleh PM Jepang Yoshihide Suga tanggal 30 Maret jam 10.40 di kediaman resmi PM Jepang.

Pengalaman Tribunnews.com selama ini sebuah hal langka Menteri Indonesia diterima resmi di tempat PM Jepang.

Umumnya hanyalah kepala pemerintahan saja.

Dimana kesepakatan perjanjian tertulis transfer teknologi pertahanan pertama kali terjadi dilakukan Jepang kepada Indonesia yang ditandatangani bersama 30 Maret 2021 lalu di Tokyo antara Menhan Prabowo Subianto dan Menlu Retno Marsudi dengan Menhan Jepang dan Menlu Jepang.

"Biarkan saja China begitu. Itu kan hak dia. Yang penting hubungan Indonesia-Jepang semakin mesra saat ini dan itu sangat menguntungkan bagi kita semua terutama dengan ASEAN juga yang semakin dekat dengan Jepang," kata seorang pejabat pemerintah Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (2/4/2021), yang dilansir dari Surya.co.id dari yang berjudul: China Protes Keras Pasca Kunjungan Menlu Retno dan Menhan Prabowo Mesra dengan Jepang, Kenapa?.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menandatangani perjanjian pengalihan alat dan teknologi pertahanan dengan Pemerintah Jepang, Selasa, 30 Maret 2021.

Disebut-sebut kesepakatan ini merupakan payung hukum bagi Indonesia membeli delapan frigat siluman Mogami Class atau 30FFM Class.

Frigat siluman Mogami Class merupakan kapal perang canggih dan terbaru di jajaran AL Jepang – Japan Maritime Self Defense Force (JMSDF).

Hingga saat ini JMSDF baru mengoperasikan dua Frigat siluman Mogami Class dari rencana 22 unit yang diserahkan dua unit per tahun hingga 2032.

Penandatanganan perjanjian dilakukan saat Prabowo bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri (PM) Jepang YM Yoshihide Suga di Tokyo Jepang pada Selasa 30 Maret 2021.

Dalam lawatan tersebut Prabowo dan Retno juga melaksanakan pertemuan 2+2 yaitu pertemuan dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Jepang.

Kunjungan kehormatan kepada PM Jepang tersebut merupakan bagian dari rangkaian lawatan Menhan RI ke Jepang.

"Dalam kegiatan 2+2 ini, Menhan RI juga menandatangani Perjanjian kerjasama Alih Alutsista dan Teknologi yang menandai dimulainya kerja sama antara industri pertahanan Indonesia dan Jepang," sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Biro Humas Setjen Kemhan pada Rabu (31/3/2021).

Selain melaksanakan membahas industri pertahanan, pertemuan 2+2 juga membahas kerjasama militer di antaranya di bidang pendidikan, kunjungan pejabat, serta forum dialog sesuai dengan ruang lingkup Nota Kerja Sama dan Pertukaran Bidang Pertahanan 2015.

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk mempromosikan kerja sama keamanan dan pertahanan termasuk pengalihan alat dan teknologi pertahanan.

Salah satu topik yang dibahas adalah kebijakan negara tentang modernisasi alutsista Indonesia dan pengembangan industri pertahanan nasional.

Untuk mendukung misi tersebut, diperlukan jaringan yang lebih luas dan kerjasama internasional dengan negara sahabat antara lain Jepang.

JS Kumano FFM-2 yang diluncurkan 19 November 2020 [JMSDF]

Dibahas pula mengenai Pengembangan Kapasitas dan Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan tentang Bantuan Kemanusiaan dan Kerja Sama Bantuan Bencana (Humanitarian Assistance and Disaster Relief-HADR).

Topik tersebut dinilai sangat penting mengingat kedua negara sering menghadapi berbagai bencana alam sehingga diperlukan sumber daya manusia yang profesional dalam menangani bencana.

Prabowo juga mendorong terwujudnya latihan bersama antar kedua angkatan bersenjata. Perdana Menteri Suga menyambut baik kunjungan Prabowo dan Retno ke Jepang.

"Serta menyampaikan harapan bahwa Perjanjian antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan yang ditandatangani pada hari yang sama, Selasa 30 Maret, akan menjadi landasan kerja sama keamanan yang lebih dalam antara kedua negara," kata keterangan tersebut.

Situs Janes melansir dalam pertemuan itu, Indonesia Jepang membahas rencana pembelian fregat siluman kelas 30FFM.

Belum ada informasi lebih rinci terkait pembelian alutsista terbaru TNI AL tersebut.

Namun Sebastien Roblin, dalam artikelnya Japan’s New Mogami-Class Frigates Show What The U.S. Navy’s Littoral Combat Ships Could Have Been di forbes, mengungkap Jepang berkeinginan menjual delapan fregat siluman kelas 30FFM pada Indonesia dengan perincian 4 unit dibuat di Jepang dan 4 unit lagi dibuat di Indonesia.

Sebastien Roblin menyebut nilai kontrak penjualan delapan fregat siluman kelas 30FFM pada Indonesia mencapai 2.9 miliar dolar AS atau Rp 42.2 triliun.

Harga fregat siluman kelas 30FFM mencapai 467 juta dolar AS atau Rp 6.8 triliun.

Penamaan fregat siluman kelas Mogami karena JS Mogami adalah kapal pertama yang dipesan oleh JMSDF di kelas ini.

Namun yang peluncuran JS Mogami mundur karena ada masalah dengan mesin turbin gas hingga fregat siluman kelas Mogami yang pertama meluncur adalah JS Kumano FFM-2 pada 19 November 2020 di galangan Mitsui Engineering and Shipbuilding, Tamano.

Sedangkan peluncuran JS Mogami FFM-1 dilakukan 3 Maret 2021 di galangan Mitsubishi Heavy Industries Nagasaki.

Frigat Mogami Class dilengkapi meriam Mark 45 kaliber 127 mm pada haluan, dua kanon CIWS, sebuah SeaRAM – RIM-116 Rolling Airframe Missile yang ditempatkan di atas hanggar.

Kemudian ada dua kanister, dimana dapat dibawa 8 unit rudal anti kapal Type 17, serta 16 peluncur rudal hanud dalam Mk-41 VLS (Vertical Launch System).

Untuk menghadapi peperangan bawah permukaan, frigat 30DX disiapkan untuk membawa torpedo ringan Type 12 kaliber 324 mm dan beragam perlengkapan untuk misi menebar ranjau.

Tidak lupa, frigat ini dibekali deck dan fasilias hanggar untuk helikopter anti kapal selam sekelas SH-60L.

Frigat Mogami Class punya panjang 130 meter dan lebar 16 meter.

Meski tergolong besar hingga kadang disebut heavy destroyer, Frigat Mogami Class hanya diawaki sekitar 90 karena kapal telah memiliki otomatisasi tingkat tinggi.

Sebagai sumber tenaga dipercayakan pada teknologi combined diesel and gas (CODAG), dimana komposisi dapur pacu terdiri dari satu unit mesin turbin gas Rolls-Royce MT30 dan dua unit mesin diesel MAN.

Dengan bobot penuh, frigat ini dapat melaju hingga kecepatan 30 knots.

 Tunjukkan Sikap Indonesia pada China 
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi menilai, kerja sama pertahanan yang disepakati antara Indonesia dengan Jepang, kian menegaskan posisi Indonesia di dalam konflik yang terjadi di Laut China Selatan.

"Bagi Indonesia, kesepakatan yang berhasil dibangun dengan Jepang ini merupakan pesan yang kuat bahwa Indonesia konsisten menolak perundingan apapun dengan China yang menyangkut Natuna Utara, konsisten menolak berpihak dalam menyikapi perseteruan antara China dan Amerika," ujar Fahmi seperti dilansir kompas.com.

Ia menuturkan, ketimbang mengambil sikap dukungan, Indonesia sejauh ini telah mengambil langkah positif dengan membangun kerja sama dan kemitraan stratetgis bersama negara-negara sahabat di kawasan.

Terkait kerja sama dengan Indonesia, kata Fahmi, Jepang memandang ada potensi menarik yang bisa didapatkannya.

Ia menyebut, hubungan militer Indonesia dan Jepang selama ini relatif stabil meski tidak disertai dengan transaksi persenjataan utama secara signifikan.

Menurutnya, baru beberapa tahun terakhir ini Jepang tampak makin antusias menawarkan produk teknologi militer dan kerja sama industri pertahanan strategis pada Indonesia.

"Selain terus memperkuat kerjasama militer kedua negara di bidang pendidikan, pengembangan SDM, pemberantasan terorisme hingga penanggulangan bencana," katanya. (*/Tribunmedan.id/Tribunnews.com)

 ⚓️ 
Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.