Jumat, 28 Mei 2021

Produk BUMN Unggulan Industri Pertahanan Indonesia

♜ ♞ 🛩 ⚓ imageBUMN Industri Pertahanan SIAP menyongsong kemandirian industri pertahanan terutama dalam pemenuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam), serta pemenuhan Alat Utama Sistem Pertahanan. Hal tersebut ditegaskan oleh Tazar Marta Kurniawan, Direktur Teknologi PT Len Industri (Persero) di Bandung pada Selasa, 25 Mei 2021.

Menurut Tazar yang juga ditunjuk sebagai koordinator bidang teknologi informasi BUMN Industri Pertahanan ini, BUMN Industri Pertahanan yang terdiri dari PT Len Industri (Persero), PT PINDAD (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pal Indonesia (Persero) serta PT DAHANA (Persero) tercatat memiliki produk-produk pertahanan yang bersaing dengan produk pertahanan di pasar global.

Di antara produk pertahanan buatan dalam negeri tersebut antara lain, Maung (Pindad), KRI Semarang (Pal Indonesia), CN 235-220 (Dirgantara Indonesia), Communication Tactical Datalink Link System/CTDLS (Len Industri) dan Bomb P Series (DAHANA),” ungkap Tazar Marta Kurniawan.

imageMaung merupakan kendaraan taktis ringan 4X4 yang ditujukan untuk mendukung operasi pertempuran jarak dekat dan jelajah medan sulit.

Dengan desain yang kompak, Maung dapat bermanuver dengan gesit dan handal.

Kecepatan aman Maung berada di angka 120km/jam dengan jarak tempuh 800km. Selain itu, Maung juga dilengkapi dengan bracket senjata 7,26mm, konsol senjata SS2-V4, perangkat GPS navigasi dan tracker kendaraan serta perlengkapan lainnya.

imageKRI Semarang, yang telah dibangun oleh PAL mulai beroperasi di perairan Indonesia dengan nahkoda dari TNI Angkatan Laut dan bermarkas di Dermarga Ujung Koarmada II Surabaya.

KRI Semarang-594 memiliki spesifikasi panjang 124,00 meter dengan lebar 21,80 meter, berat 7200 ton, dan kecepatan jelajah 14 knots, dan mampu berlayar secara endurance selama 30 hari.

Selain itu, KRI Semarang-594 dilengkapi dengan dua unit kapal Landing Craft Utilities (LCS) yang mampu mengangkut 8 unit Anoa, 28 truk, 3 unit helikopter, serta diperkuat dengan 121 anak buah kapal dan 650 prajurit,” lanjut Tazar.

imageSementara itu, CN235-220 merupakan pesawat terbang keluaran PT Dirgantara Indonesia yang terbukti tangguh untuk melakukan berbagai misi khusus seperti Search and Rescue (SAR), pengawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencegahan dan pengontrolan pencemaran laut, pengawasan dan keamanan laut, Anti-Surface Warfare (ASuW) dan Anti-Submarine Warfare (ASW).

Dari pengalaman sebelumnya, CN235-220 dengan kemampuan penuh dapat bertahan terbang lebih dari 11 jam, sementara time on station di radius 200 NM lebih dari 9 jam.

imageCommunication Tactical Datalink Link System (CTDLS) buatan PT Len Industri dalam sistem pertahanan modern berbasis Network Centric Warfare digunakan sebagai sarana pertukaran data taktis antar unsur atau matra, yaitu unsur laut, darat, maupun udara ke Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal).

Sistem komunikasi dilengkapi fitur keamanan anti jamming dan anti intersep berupa pengamanan enkripsi dan frekuensi hopping dengan konsep TDMA (Multi Participant unit).

imageProduk berikutnya adalah Bom P Series yang terdiri dari Bom P-100L, P-250L dan P-500L merupakan bomb yang didesain untuk dapat digunakan pada pesawat standar NATO maupun standar Rusia.

Memiliki banyak keunggulan dengan kandungan lokalnya, Bom P Series besutan DAHANA ini telah digunakan oleh TNI Angkatan Udara Republik Indonesia.

Bila disimpulkan, PT Len Industri (Persero) akan fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare. PT Pindad (Persero) memiliki fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO, PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT DAHANA (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/propelan) untuk seluruh matra pertahanan.

BUMN yang tergabung di dalam Holding Industri Pertahanan memiliki segmentasi sesuai core competency-nya masing-masing dan bersinergi satu sama lain,” pungkas Tazar. (*)

  PAL  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.