Jumat, 11 Februari 2022

Pakar Ungkap Keuntungan RI Beli Rafale dari Prancis

Rafale [Dassault]

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Rizal Darmaputra mengatakan pembelian jet tempur Rafale dari Prancis memberi keuntungan jaminan suplai suku cadang dan nihil ancaman embargo.

"Terutama dengan melakukan kerja sama dengan Prancis kita tidak perlu terlalu takut dengan embargo," kata Rizal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (11/2).

Dengan tanpa ada embargo, lanjutnya, suplai suku cadang dan program kerjasama terkait pesawat tempur dengan Prancis juga terjamin.

Menurut Rizal, Prancis memang merupakan negara sekutu AS serta anggota NATO. Namun, ia menilai Negeri Anggur tersebut tidak mudah ditekan.

"Prancis tidak mudah tergantung atau mudah ditekan oleh Amerika dalam hal kedaulatan nasionalnya," ujarnya.

Hal ini berbeda jika membeli pesawat tempur dari Amerika Serikat (AS) yang kerap menjatuhkan embargo terkait isu tertentu. Misalnya jika pemerintah membeli alutsista dari Rusia.

"Hal yang enggak bisa dikasih jaminan oleh Amerika bahwa suatu saat bisa terkena embargo," ucap Rizal.

Embargo ini akan membuat pemerintah kerepotan karena memiliki banyak program kerja sama dengan Paman Sam, baik di bidang latihan militer maupun pengadaan alutsista.

Terkait kecocokan Rafale, yang merupakan negara dengan empat musim, untuk medan di Indonesia, Rizal menilai itu tak bermasalah lantaran jet tempur sudah didesain untuk semua cuaca.

"Kalau cocok sudah pasti cocok karena semua jet tempur dirancang untuk semua cuaca, all weather dia pasti bisa," kata dia.

Rizal menjelaskan pesawat tempur dirancang untuk melakukan penjelajahan dan operasi di berbagai wilayah di dunia. Buktinya, Rafale sudah digunakan sejumlah negara dengan iklim berbeda, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, India, dan Yunani.

"Kita kan negara tropis, bukan berarti bahwa pesawat-pesawat dari Eropa Barat, atau dari negara dengan iklim dingin itu enggak cocok," kata Rizal.

"Dia dirancang untuk melakukan penjelajahan, melakukan operasi di berbagai wilayah di dunia jadi nggak ada masalah," imbuhnya.

Hanya saja yang menjadi catatan, kata Rizal, adalah anggaran pembelian alutsista tersebut. Rizal menduga pembelian Rafale menggunakan skema kredit ekspor.

Meski terdapat biaya pendamping dari APBN sebanyak 10-15 persen, kredit ekspor akan membuat utang negara bertambah. Namun demikian, kata Rizal, ia melihat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto optimis anggaran tersebut tersedia.

"Yah pembiayaan dari kredit ekspor nanti kita akan tambah utang lagi," ujar Rizal, "Tapi Kemhan si saya lihat optimis anggarannya ada".

Sebelumnya Indonesia sepakat mengakuisisi 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 buatan Prancis.

Kesepakatan pembelian itu ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat menjamu kedatangan Menhan Prancis Florence Parly di Jakarta pada Kamis (10/2). (iam/arh)

 
CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.