Jumat, 11 Februari 2022

Paket Komplit F-15EX Untuk Indonesia

Termasuk EPAWSS https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2020/07/F-15EX_Boeing-e1593859008131.jpgF15 EX [Boeing

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) telah menyetujui rencana pembelian hingga 36 unit jet tempur Boeing F-15EX Eagle II oleh pemerintah Indonesia.

Persetujuan itu secara resmi telah dimuat di laman Badan Kerjasama Pertahanan Keamanan atau dikenal DSCA (Defense Security Cooperation Agency) yang merupakan bagian dari Departemen Pertahanan AS atau Pentagon.

Desainasi yang disematkan F-15EX untuk Indonesia adalah F-15ID. Kode “ID” merujuk pada kode negara Indonesia.

Hal ini sejalan dengan desainasi yang diberikan Boeing pada negara-negara sahabat dan sekutu AS yang membeli F-15, dengan desainasinya masing-masing seperti F-15J (Jepang), F-15I (Israel), F-15SA (Arab Saudi), F-15K (Korea Selatan), F-15QA (Qatar), dan tentunya F-15SG milik negeri jiran Singapura.

Termasuk dalam izin penjualan 36 unit F-15ID Eagle II ke Indonesia adalah perangkat-perangkat utamanya dengan nilai total sekitar 13,9 miliar dolar (sekitar 199,5 triliun Rupiah), sebagai berikut:

⍟​ 87 unit F110-GE-129 or F100-PW-229 engines (72 terpasang, 15 cadangan)
⍟​ 45 unit radar AN/APG-82(v)1 Advanced Electronically Scanned Array/AESA (36 terpasang, 9 cadangan)
⍟ 45 unit sistem peringatan dini dan peperangan elektronik AN/ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability Systems/EPAWSS (36 terpasang, 9 cadangan)
⍟​ 48 unit komputer Advanced Display Core Processor (ADCP) II digital (36 terpasang, 12 cadangan)
⍟​ 80 unit helm pilot dengan pembidik target Joint Helmet Mounted Cueing Systems/JHMCS (72 siap pakai, 8 cadangan)
⍟​ 92 unit sistem navigasi Embedded Global Positioning Systems (GPS)/Inertial Navigation System (EGI) security devices
⍟​ 40 pod pemandu navigasi segala cuaca AN/AAQ-13 LANTIRN (36 terpasang, 4 cadangan)
⍟​ 40 pod AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pods/ATP (36 terpasang, 4 cadangan)
⍟​ 156 unit rel peluncur senjata LAU-128 (144 terpasang, 12 cadangan)
⍟​ 40 unit kanon internal M61A “Vulcan” kaliber 20 mm (36 terpasang, 4 cadangan)

Selain daftar di atas, DSCA juga menyertakan perangkat berikut yang tidak disebutkan jumlahnya namun dipastikan mencukupi untuk melengkapi 36 unit F-15ID (jika jadi dibeli semua):

⍟​ pod latihan Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) (P5 CTS) dan kelengkapan pendukungnya
⍟​ pod perangkat pengintaian udara MS-110 Recce Pods ⍟​ perangkat sensor infra merah AN/ASG-34 Infrared Search and Track International
⍟​ perangkat pelontar pengecoh chaff dan flares AN/ALE-47 counter-measures dispenser, beserta sejumlah suar pengecoh (flares) dan chaff
⍟​ perangkat AN/PYQ Simple Key Loaders
⍟​ perangkat navigasi presisi, komunikasi dan kriptografi tambahan
⍟​ dukungan Electronic Combat International Security Assistance Program (ECISAP)
⍟​ perangkat lunak Joint Mission Planning Systems (JMPS)
⍟​ perangkat Night Vision Goggles (NVG) berikut kelengkapannya beserta cadangan
⍟​ tangki bahan bakar konformal atau conformal fuel tanks (CFT)
⍟​ perlengkapan pengecekan dan pendukung bagi pesawat dan personel
⍟​ sejumlah gantungan senjata/tangki bahan bakar (pylon) berikut adaptor rel peluncur atau launcher adaptors dan weapons interfaces
⍟​ tangki bahan bakar eksternal dan perlengkapan pendukungnya
⍟​ pod pendukung perjalanan (travel pods) yang bentuknya mirip tangki eksternal kecil yang biasanya diisi barang bawan pilot jika terbang ke lokasi/pangkalan yang jauh dari pangkalan induknya
⍟​ perlengkapan lab uji pengukuran, kalibrasi dan simulator uji
⍟​ suku cadang dan perbaikan (tertentu)
⍟​ peta dan buku serta dokumen petunjuk teknis
⍟​ dukungan untuk perangkat lunak baik yang bersifat umum maupun rahasia
⍟​ pelatihan personel berikut perlengkapannya
⍟​ rancang bangun konstruksi infrastruktur pendukung (jika diperlukan)
⍟​ dukungan logistik dan teknis
⍟​ dukungan program lainnya yang diperlukan

Menarik disimak bahwa berlawanan dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Air Force Magazine perihal kemungkinan Indonesia tidak akan mendapatkan EPAWSS, dalam daftar di atas justru perangkat itu termasuk dalam apa yang disertakan ke F-15ID.

EPAWSS atau Eagle Passive Active Warning Survivability System sendiri adalah perangkat digital peringatan dini terhadap ancaman terhadap F-15 tersebut (baik berupa kuncian radar ataupun rudal) dalam berbagai rentang spektrum elektromagnetik, baik radar maupun infra merah.

Perangkat ini mampu menyimpan data spektrum elektromagnetik yang diarahkan pada F-15, lalu mengidentifikasi ancaman yang datang, menganalisisnya lalu memprioritaskan mana ancaman paling berbahaya serta membantu pilot menentukan senjata apa (yang dibawa F-15) yang paling tepat untuk menetralisir ancaman tersebut.

Dan seperti biasa ada kalimat yang selalu muncul dalam setiap rilis DSCA yaitu: Kalimat tersebut berbunyi: “The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region.”

Dengan kata lain, dalam menjual F-15ID ini, Amerika sudah memperhitungkan faktor geopolitik dan keseimbangan kekuatan militer di kawasan yang bersangkutan. Seperti misalnya perimbangan kekuatan dengan Australia, Malaysia, dan Singapura yang bertetangga paling dekat dengan Indonesia.

Kita tunggu saja apakah Indonesia akan mengambil seluruh opsi 36 unit F-15ID Eagle II itu atau hanya akan mengambil sebagian menurut kemampuan finansial. -AKK-


  Airspace Review  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.