Rabu, 09 Februari 2022

Rafale Dassault Aviation Akan Mendarat di Indonesia

Sebanyak 6 unit pertama Indonesia membeli enam Rafale. Pada kunjungan Florence Parly pada Rabu dan Kamis bisa menjadi peluang untuk menambah armada Rafale TNI AU untuk masa depan.

Rafale [Dassault]

Keberhasilan ekspor baru untuk Rafale. Menurut sumber, Dassault Aviation telah menandatangani pesanan dengan Indonesia untuk penjualan enam unit Rafale.

Menteri Pertahanan Prancis yang akan berada di Indonesia setelah menunda kunjungannya pada Januari, bisa mendapatkan pesanan baru tambahan sebanyak 30 atau 36 pesawat.

Pesanan pertama ini penting bagi produsen pesawat, diketahui, Indonesia belum pernah membeli pesawat tempur dari Prancis. Ini juga merupakan jaminan untuk tatanan masa depan tetapi pertimbangan yang solid dan serius dari pihak Indonesia.

Oleh karena itu, ini merupakan kesuksesan besar bagi CEO Dassault Aviation Eric Trappier, yang telah menetapkan sendiri tujuan untuk menjual Rafale di negara baru setelah pesawat Mirage 2000 digunakan Mesir, Qatar, India, UEA, dan Yunani, dan kemungkinan Taiwan dan Peru.

Perlu dicatat bahwa Kroasia juga menginginkan dua belas unit pesawat bekas Rafale, sebuah kontrak yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Persenjataan (DGA).

  Anggaran yang diambil dari Sukhoi 

Kontrak enam Rafale kemungkinan dibiayai oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dari anggaran yang dialokasikan untuk pembelian Sukhoi 35 (hampir 600 juta dolar). Amerika sangat menyarankan Indonesia untuk tidak menandatangani kontrak dengan Rusia, karena mereka dapat dikenai sanksi berdasarkan CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act), yang menghukum negara-negara yang membeli senjata dari Rusia. Oleh karena itu, uang tunai ini memungkinkan Prabowo Subianto untuk membeli enam Rafale pertamanya.

Selama dua tahun terakhir, Indonesia juga ingin membeli sekitar 24 F-15 EX dari Boeing. Dan akan melengkapi armada Rafale sebanyak tiga puluh pesawat tambahan dari Dassault Aviation. Kunjungan Florence Parly akan menjadi penentu bagi orde baru ini.

 
Latribune  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.