Sabtu, 23 Maret 2024

Koarmada III Serahkan 2 Kapal Patkamla Baru ke Lantamal XIV

Patkamla Jefman III-14-13 milik Lantamal XIV merupakan Patkamla jenis Special Mission Combat Boat yang dibangun di atas galangan PT Palindo Marine Batam.

Pangkoarmada III Laksamana Muda Hersan mengukuhkan dan menyerahkan kapal patroli keamanan laut (patkamla) Jefman dan Matan kepada Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XIV.

Patkamla Jefman dan Matan tersebut diserahkan kepada Komandan Lantamal XIV Laksamana Pertama Deny Prasetyo melalui upacara yang berlangsung di Distrik Samate Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Rabu (20/3).

Pada kesempatan tersebut, Hersan mengatakan jika kedua kapal patkamla itu akan memperkuat pertahanan di wilayah Sorong maupun Papua Barat Daya.

Sebagai kapal tempur misi khusus, kapal-kapal ini akan berpatroli di wilayah perairan Papua Barat Daya. Kapal ini berkecepatan tinggi sehingga dapat mengejar pelaku pelanggaran-pelanggaran di laut,” kata Hersan, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada III, Kamis (21/3).

Sebelumnya, patkamla Jefman dan Matan secara resmi masuk menjadi bagian TNI AL, melalui upacara penyerahan yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, di dermaga utara Baru 1 Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Rabu (20/12) lalu.

  Kecanggihan kapal Jefman dan Matan 
Patkamla Jefman memiliki panjang 20,16 meter, lebar 4,5 meter, dapat memuat 8 anak buah kapal, dan akomodasi untuk pasukan pendarat 14 orang. Kecepatan maksimal 47 knot, jelajah 30 knot, dan ekonomis 15 knot. Kapasitas bahan bakar 3.000 liter dan kapasitas tangki air tawar 500 liter.

Kapal ini juga memiliki Armour Protection Standart Stanag level 2, antipeluru 7,62 mm, dilengkapi satu senjata kaliber 12,7 mm dan dua senjata kaliber 7,62 mm.

Fungsi asasi dari patkamla Jefman ialah untuk melaksanakan pengejaran, penangkapan dan penyelidikan operasi keamanan laut, peperangan khusus antiteror aspek laut, infiltrasi melalui laut serta dirancang mampu melakukan Gerakan Kapal Ke Pantai (GKK) dalam mendukung operasi amfibi.

Patkamla Jefman juga dirancang untuk menghadapi berbagai kerawanan dan penyelundupan melalui selat dan pulau kecil. Dengan adanya kapal ini, diharapkan personel mampu bergerak lebih dinamis dalam patroli dan operasi sesuai perkembangan zaman saat ini.

Sedangkan patkamla Matan memiliki panjang 12,36 meter, lebar 3,5 meter, mampu mengangkut anak buah kapal untuk 5 orang dan akomodasi muat personel 15 orang. Kecepatan maksimal kapal ini 33 knot, jelajah 25 knot, dan ekonomis 12 knot dengan kapasitas tangki bahan bakar 1.000 liter dan tangki air bersih 500 liter. (at)

  ★
IDM  

Teknologi Cat 'Siluman' Potensial Diterapkan di Produk Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7zGw2XOPRl2L3YA4VKHL3lteAG6nDl6uvxpzSG_oPpD0eiwM24QVQsaAneNnTGF3iMozCo26996rOqlkxguCBELIEouHh1v5K02JSOTWlHHrg75pOtS1KnbQ-cr1tpUHEL7CsakZetb0eOPRXa-DBNQ5JweP9-5MhfdNnzyESnUzrwlrV7v2mCaiT3V18/s1152/MT%20Harimau_AAbE3Se.jpgMT Harimau (Pindad)

C
at antideteksi radar (CADR) hasil riset Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), yang kini sudah jadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bakal diterapkan pada produk-produk PT Pindad.

Hal itu menyusul Perjanjian Kerja Sama CADR antara BRIN, PT. Pindad, dan PT Sigma Utama, di Ruang Auditorium PT. Pindad, Bandung, Rabu (20/3).

Riset cat yang pada dasarnya adalah aplikasi bahan smart magnetic atau magnetik pintar yang digunakan sebagai pigmen tersebut kini ada di Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Sigit P. Santosa mengingatkan pentingnya strategi khusus agar kerja sama ini bisa diterapkan dan menjadi prioritas khusus.

"Kerja sama riset ini menjadi capaian luar biasa yang akan menjadi teaching lab dari masing-masing periset yang juga langsung masuk hilirisasi, industri kemitraan, serta dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)," ungkapnya, dikutip dari situs BRIN.

Sigit juga berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya di sisi science memory saja, tetapi terus berlanjut di item-item produksi di PT Pindad.

Direktur Utama PT. Sigma Utama Benny F Simanjuntak mengungkap CADR juga bisa berfungsi sebagai panel surya. Meskipun, masih butuh riset lanjutan.

"Dalam hal ini, cat yang digunakan pada CADR juga bisa berfungsi sebagai solar panel," ungkapnya.

 Sejarah dan cara kerja 

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjlpM17tT0X0MLDy2IKe2ZwHDdtW8ZIHoM5F7hoIAhGyMQsV7uAlkrSWwuyngbhxKaB9EHt3Q6kvb2ybg5lxRspa6Ph8d5IuHtUYgeCWnEJSLKSdUl71lQNBfhXgV4kEXEBRbqVrwc6JW7lSn8_Z4wKvuerUceyeJ1MvofOaz_3gqhOu9vRRPpYL8WdBg=w1600-h800Melansir Antara, Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Batan Wisnu Ari Adi, pada 2019, mengatakan teknologi antiradar itu mulai diteliti dan dikembangkan sejak 2015.

Pada 2017, suatu prototipe skala pilot berupa cat antideteksi radar telah diaplikasikan pada potongan plat kapal logam dari alumunium dan besi yang tidak dapat dideteksi oleh radar pada frekuensi tertentu.

Teknologi antiradar itu menggunakan bahan smart magnet dalam cat anti deteksi radar. Bahan ini merupakan bahan maju buatan yang memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik.

Penyusunnnya adalah kombinasi unsur logam tanah jarang dan unsur logam transisi yang struktur magnetiknya hanya bisa diuji dengan menggunakan teknologi nuklir.

"Ini merupakan teknologi milenial yang mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu," ujar Wisnu.

Teknologi anti radar itu mengacu pada Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arah prioritas pembangunan iptek untuk jangka waktu 28 tahun, yakni 2017-2045.

Berdasarkan program fokus riset teknologi pertahanan dan keamanan, terkait dengan teknologi pendukung daya gerak, ada target riset berupa kapal perang antiradar.

Selain itu, terkait dengan teknologi pendukung pertahanan dan keamanan, target riset berupa material khusus alutsista 'coating' antiradar.

Sedangkan berdasarkan program fokus riset material maju terkait dengan teknologi pengolahan mineral strategis berbahan baku lokal, target berupa "pilot plant" pengolahan logam tanah jarang menjadi logam strategis.

 Uji coba 

https://scontent.fcgk30-1.fna.fbcdn.net/v/t39.30808-6/432773034_727728079556564_651286896431558921_n.jpg?_nc_cat=105&ccb=1-7&_nc_sid=5f2048&_nc_ohc=AmfMtrY8XbEAX8KJqm2&_nc_ht=scontent.fcgk30-1.fna&oh=00_AfBmb9MTDzebyG63Q5AM0wboP3RyMfsBJom5RjSusbzHlg&oe=6607CEDBBATAN sempat berhasil melakukan uji coba teknologi antideteksi radar ini pada Kapal Patkamla Sadarin milik TNI Angkatan Laut di Pantai Mutiara.

"Kita bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk mencoba memanfaatkan cat antiradar ini yang kita kembangkan bersama-sama," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Djumain Appe di Penjaringan, Jakarta Utara, 2019.

Pada uji coba itu, kapal telah dilapisi cat antiradar dan bermanuver di lautan, namun tidak tertangkap radar.

Cat itu berfungsi untuk menyerap gelombang radar yang mendeteksi keberadaan kapal sehingga gelombang elektromagnetik tersebut tidak kembali pada radar lawan dan akhirnya keberadaan kapal yang dilapisi cat khusus itu tidak terdeteksi alias jadi 'siluman'. (tim/arh)

  💥 CNN  

Jumat, 22 Maret 2024

[Video] Ruang Udara Natuna Kembali ke Indonesia

 78 Tahun Dikendalikan Singapura 

M
enteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan mengatakan, Indonesia dan Singapura telah menyelesaikan tiga perjanjian, salah satunya proposal pengalihan Flight Information Region (FIR) dari Singapura ke Indonesia.

Luhut mengatakan, Singapura sebelumnya memiliki kendali atas ruang udara di atas wilayah Kepulauan Riau dan Natuna pada ketinggian 0 37.000 kaki.

Dengan resmi diberlakukannya pengalihan FIR Singapura menjadi FIR Indonesia, maka kebijakan pemerintah terkait pelayanan jasa penerbangan akan membuat ruang udara Indonesia semakin aman, kompetitif dan atraktif bagi industri penerbangan sipil.

 Berikut video dari Youtube : 


  🎥 Youtube  

Beechcraft G58 Baron Wing Udara 2 Sebagai Sasaran Kapal

⌾ KRI RE Martadinata Uji Manuver Pertahanan Udara ✈ Pesawat Beechcraft Baron G58 TNI AL (Wikimedia)

Dalam rangka mendukung latihan Air Defense Exercise sebagai bagian dari Lat Glagaspur Tk. III/L3 Satkor Koarmada II TA 2024 oleh KRI R.E. Marthadinata (KRI-331), Pesawat Udara (Pesud) Beechcraft G-58 Baron terbang sebagai penimbul situasi (bulsi) untuk latihan tersebut pada Selasa (19/3/2024).

Pesud tersebut terbang sebagai sasaran yang disimulasikan sebagai pesawat musuh oleh KRI R.E. Marthadinata (KRI-331), dengan terbang mendekati KRI yang selanjutnya KRI bertugas mempertahankan posisinya.

Dipiloti oleh Lettu Laut (P) Nugroho dan Letda Laut (P) Ikrom, pesud yang ditenagai dua mesin Continental IO-550-C bertenaga 300 HP ini, terbang bermanuver di ketinggian 3000 kaki sampai 5000 kaki dengan jarak sekitar 5 nautical miles dari KRI.

Komandan Wing Udara 2, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menyampaikan terkait latihan ini merupakan bagian dari bentuk kerjasama dan kolaborasi antar satuan sehingga tercipta sinergitas dan profesionalitas sebagai bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu atau SSAT.

Pesud yang dioperasikan Skuadron Udara 200 Wing Udara 2 ini, merupakan salah satu pesud yang juga digunakan untuk melatih kemampuan terbang prajurit rajawali laut.

  ⌾ Puspenerbal  

Kamis, 21 Maret 2024

TNI AU Latihan Pendahuluan Penerjunan CDS

 Di Lanud Suryadarma(Dispenau) ✈️

Pangkoops Udara I Marsda TNI Mohammad Nurdin dampingi Pangkoopsudnas Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M., dalam meninjau Latihan Pendahuluan Penerjunan CDS (Cargo Delivery System)/DZ (Dropping Zone) di Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat. Senin, (18/3/2024).

Latihan dropping barang dari udara yang berparasut yang dikenal dengan sebutan CDS (Cargo Delivery System) di Landasan Lanud Suryadarma tersebut, merupakan latihan dropping logistik bagi pasukan yang berada di medan depan operasi yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat.

Latihan Pendahuluan Penerjunan CDS tersebut menggunakan pesawat Hercules C-130 J dengan Tail Number A-1343, yang dilaksanakan dua sorti, pertama pukul 10.30 WIB, dan yang kedua pukul 13.00 WIB.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Asops Kasau, Kapuslaiklambangjaau, Asops Kaskoopsudnas, Danlanud Suryadarma, Kalambangja Koopsudnas, Danwing Udara 8 Lanud SDM, Danwing Udara 1 Lanud HLM, Dandepohar 70, Dandepohar 90, serta Danwingdiktek.


 
TNI AU  

Korea Selatan Menolak Perpanjangan Batas Waktu Pembayaran Proyek Pesawat Tempur KF-21

Pesawat KC-30 MRTT melakukan pengisian bahan bakar di udara bagi pesawat KF-21 (DAPA)

Indonesia, yang bermitra dengan Korea Selatan dalam pengembangan bersama jet tempur KF-21, dilaporkan bertanya kepada Seoul tahun lalu apakah batas waktu pembayarannya dapat diperpanjang delapan tahun hingga 2034.

Seorang pejabat di Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) yang dikelola pemerintah mengatakan bahwa tidak ada perubahan dalam posisi pemerintah yang mengharuskan Indonesia melakukan pembayaran sesuai batas waktu yang disepakati pada tahun 2026.

Pernyataan tersebut disampaikan pejabat tersebut sebagai tanggapan atas penyelidikan Yonhap News mengenai laporan lokal bahwa Indonesia meminta Seoul untuk memperpanjang tenggat waktu.

Indonesia setuju untuk membayar 1,6 triliun won, atau sekitar 20 persen dari proyek tersebut hingga tahun 2026, dengan syarat 48 pesawat diproduksi di Indonesia.

Dengan syarat 48 unit pesawat diproduksi di Indonesia, negara Asia Tenggara tersebut setuju untuk membayar sekitar 20 persen biaya proyek pada tahun 2026, dengan total 1,6 triliun won, atau sekitar 1,2 juta dolar AS. dolar.

Namun, tunggakan pembayaran Indonesia berjumlah sekitar 1 triliun won.

Pemerintah dilaporkan enggan menerima tawaran Indonesia untuk melakukan pembayaran delapan tahun setelah selesainya pembangunan.

Namun DAPA berencana melanjutkan negosiasi dengan Indonesia terkait pembayaran tersebut.

  ★ KBS World  

Proyek Pesawat Tempur Mandek di Tengah Pembangunan IKN

 Bagaimana kelanjutannya?
KF-21 Boramae (ROKArmed Force)

Walau pemerintah Korea Selatan telah meminta pemerintah Indonesia untuk menuntaskan proyek pengembangan pesawat tempur, keberlanjutan proyek tersebut masih menjadi tanda tanya, karena fokus pemerintahan Jokowi saat ini adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Proses kerja sama juga bertambah rumit lantaran dua warga negara Indonesia dituding mencuri teknologi pesawat tempur.

Wakil Menteri Kementerian Pertahanan, Muhammad Herindra, mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama pengembangan jet tersebut.

"Kita tetap akan meneruskan program pengembangan jet tempur tersebut sesuai dengan kondisi keuangan yang tersedia," ujar Herindra kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

Meski begitu, pengamat militer menilai Indonesia masih “dilematis” dalam mewujudkan komitmennya dengan Korea Selatan dalam proyek pesawat jet tempur KF-21.

Khairul Fahmi dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengatakan masih ada beberapa hambatan fiskal yang dihadapi Indonesia dalm kerja sama dengan Korea Selatan di bidang pertahanan.

Dalam kondisi hari ini, posisi Indonesia memang masih dilematis. Di satu sisi kita punya kesenjangan antara kebutuhan aktual dan kebutuhan pertahanan yang bisa dibilang mendesak untuk diatasi,” ujar Khairul kepada BBC News Indonesia pada Minggu (17/03).

Ia mengatakan bahwa dengan pembangunan IKN yang berjalan dan membutuhkan anggaran besar, seharusnya Indonesia jangan mengorbankan komitmennya untuk mewujudkan kerja sama pertahanan dengan Korea Selatan yang tak kalah penting.

Sebelumnya pada Oktober 2023, Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Pertama Dedy Laksmono, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta agar biaya untuk proyek tersebut ditambah dari APBN.

Namun, dengan berlangsungnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hal itu masih belum jelas.

 Tuduhan pencurian data oleh dua insinyur WNI 
Kabar tentang kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam mengembangkan jet tempur KF-21 kembali dibahas setelah dua warga negara Indonesia (WNI) diduga mencuri rahasia teknologi jet Korea Selatan tersebut.

Menurut Yonhap News Agency, kedua WNI itu merupakan insinyur yang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di Korea Aerospace Industries. Mereka diduga menyimpan data tentang pengembangan KF-21 (atau KFX) di sebuah USB drive.

Kantor berita Korea JoongAng Daily, melaporkan bahwa Kepolisian Korea Selatan menggeledah kantor produsen pesawat Korea Aerospace Industries pada Jumat (15/3) pagi pukul 09.00 waktu setempat.

Penggeledahan itu dilakukan demi mengamankan data-data terkait dari komputer kerja milik dua insinyur asal Indonesia yang terlibat dalam proyek KF-21.

Bahkan, sehari sebelumnya, rumah salah satu insinyur WNI juga sempat digeledah oleh aparat kepolisian Korea Selatan.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, membantah bahwa kasus itu terkonfirmasi sebagai kasus pencurian data. Sebab, kasus tersebut masih dalam tahap verifikasi.

Belum ada hasil akhir atau kesimpulan dari verifikasi tersebut. Karena itu terlalu jauh untuk menyebut ini kasus pencurian data,” ungkap Iqbal dalam pesan tertulis pada Jumat (15/03).

Ia mengatakan bahwa KBRI Seoul masih memonitor dan mendampingi dua WNI sejak munculnya kasus ini. Namun, untuk melindungi privasi kedua insinyur yang bersangkutan, Kemenlu menolak untuk memberikan nama mereka.

 Sejarah perkembangan proyek KF-21 
Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae sudah berlangsung sejak 2014 silam dan ditargetkan rampung dalam kurun waktu 12 tahun, yakni pada 2026.

Berdasarkan kesepakatan itu, Korea Selatan dan Indonesia akan mengembangkan jet tersebut dalam proyek bernilai 8,1 triliun won atau setara Rp 100 triliun, dengan Indonesia membayar 20% dari total pembiayaan.

Untuk melunasi 20% itu, Indonesia berkomitmen membayar sekitar Rp 2 triliun per tahun kepada Korea Selatan. Namun, proyek dan pembayaran tertunda karena dinamika politik di Korsel.

Kemudian pada 2018, Indonesia berupaya untuk merundingkan kembali kesepakatan tersebut, untuk mengurangi tekanan pada cadangan devisanya.

Sehingga, pemerintah Indonesia menawarkan barter proyek sebagai alternatif membayar 20% dari pembiayaan, di antaranya pembangunan smart city di Ibu Kota Negara (IKN) hingga proyek terkait mobil listrik.

Namun, pemerintah Korea Selatan tetap meminta agar Indonesia melunasi tunggakan utang terlebih dahulu.

Sebab, selain pembelian jet tempur, program kerja sama itu juga mencakup investasi alutista dalam negeri serta kerja sama produksi komponen untuk pemesanan KFX/IFX dari sejumlah negara serta insentif ekonomi.

Pada 2019, Indonesia menghentikan pembiayaan sementara pada proyek tersebut sebelum melanjutkannya kembali pada akhir 2022.

Menurut pemberitaan Reuters, kedua negara sepakat pada November 2023 bahwa Indonesia akan menepati janjinya untuk menanggung 20% biaya pembangunan, termasuk pembayaran natura untuk sepertiga bagiannya, meskipun kontrak tersebut belum resmi direvisi.

Menurut kantor berita The Korea Times, hingga Oktober 2023, keterlambatan bayar pihak pemerintah Indonesia diestimasikan mencapai 1 triliun won atau setara Rp 11,7 triliun.

 Apa keistimewaan jet tempur KF-21? 
Menurut situs resmi Korea Aerospace Industries (KAI), KF-21 merupakan proyek pengembangan jet tempur generasi baru buatan Korea Selatan yang akan menggantikan pesawat-pesawat tempur model lama F-4 dan F-5 buatan AS yang menjadi andalan Angkatan Udara Korsel.

Jet tempur KF-21 Boramae memiliki beberapa keunggulan, seperti radar AESA yang dikembangkan Hanhwa Systems, persenjataan presisisi canggih, 10 hard point senjata, kemampuan manuver tinggi, dan fitur pendukung yang lebih maju.

KF-21 memiliki kecepatan maksimum sejauh 1.400 mil per jam dan daya dorong maksimum 19,95 ton. Bentang sayapnya sepanjang 11,2 meter dengan tinggi pesawat 4,7 meter. Pesawat tersebut memiliki daya jelajah sejauh 2.870 kilometer.

Sebenarnya sejak 2001, Presiden Kim Dae-Jung sudah mengumumkan proyek pengembangan pesawat tempur buatan Korea Selatan. Namun strategi proyek pesawat itu baru disetujui pada 2010.

Jet tempur KF-21 Boramae menjadi salah satu tonggak pencapaian teknologi militer Korea Selatan, menandai apa yang disebut oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebagai era baru dari kemandirian pertahanan nasional Korsel.

Pengamat keamanan dan militer dari ISESS, Khairul Fahmi, mengatakan bahwa peran Indonesia dalam penuntasan proyek ini menguntungkan, baik bagi Korea Selatan maupun Indonesia.

Ia mengatakan program kerja sama ini bukan hanya sekadar pembangunan model jet tempur baru, melainkan juga proyek itu menjadi penting bagi penambahan alutista dalam negeri dan sekaligus masa depan industri pertahanan Indonesia.

Kaitannya juga dengan bagaimana Indonesia bertransformasi ke penggunaan alutista udaranya dari generasi 4 ke 4.5, bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai negara yang mampu memproduksi,“ jelas Khairul kepada BBC News Indonesia.

Oleh karena itu, ia menilai penting bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan komitmennya dengan Korea Selatan agar dapat menutupi “kesenjangan kekuatan.“

 Apakah Indonesia mampu berkomitmen membangun jet tempur KF-21 bersama Korea Selatan? 
Pengamat keamanan dan militer, Khairul Fahmi, mengatakan bahwa Indonesia berada dalam posisi yang “dilematis” karena kesenjangan antara kebutuhan aktual dan kebutuhan pertahanan yang “mendesak untuk diatasi”.

Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki permasalahan fiscal karena adanya kebutuhan-kebutuhan lain yang membutuhkan anggaran lebih besar.

Dengan prioritas anggaran di Kementerian Keuangan. Itu yang menurut saya menjadi hambatan dalam realisasi,” ujar Khairul.

Ia mengatakan Indonesia masih perlu mencari solusi agar dapat memenuhi kesepakatannya dengan Korea Selatan sambil menjalani proyek-proyek besar lainnya seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Selatan.

Karena bagaimanapun, pertahanan IKN juga membutuhkan teknologi maju dan yang lebih modern dan tentunya juga membutuhkan prioritas anggaran,” katanya.

Meski begitu, ia mengatakan proyek jet tempur tidak bisa dikesampingkan dengan alasan pembangunan IKN yang membutuhkan anggaran besar. Sebab, Indonesia juga membutuhkan pertahanan yang kuat.

Misalnya tidak berlanjut pun itu saya kira tidak berkaitan dengan soal IKN karena dari sisi pertahanan IKN juga membutuhkan kehadiran kekuatan udara yang benar-benar memadai,” sebut Khairul.

Alternatif yang mungkin ditempuh oleh Indonesia, jikalau perjanjian dengan Korea Selatan batal, adalah dengan memenuhi kebutuhan pertahanan udara itu lewat perjanjian lain.

Khairul mengambil contoh ketika perjanjian pengembangan kapal selam dengan Korea Selatan yang akhirnya kandas.

Prabowo mengalihkan opsi pengadaan kapal selam ini ke Eropa misalnya. Apakah proyek Borahmae ini tidak akan mengalami nasib yang sama? Itu yang kemudian saya kira itu akan jadi PR pemerintahan berikutnya,” ujar Khairul.

 Bagaimana tanggapan dari Kementerian Pertahanan? 
Wakil Menteri Kementerian Pertahanan, Muhammad Herindra, mengatakan bahwa pihaknya tetap akan melanjutkan program kerja sama KF-21 dengan Korea Selatan.

"Kita tetap akan meneruskan program pengembangan jet tempur tersebut sesuai dengan kondisi keuangan yang tersedia," ujar Herindra kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

Dalam lokakarya ”Advancing Indonesia and South Korea’s Defense Industry Collaboration” pada Oktober 2023, Direktur Teknologi dan Pertahanan Kemhan, Marsekal Pertama Dedy Laksmono, mengatakan bahwa skema pembayaran sempat berubah dengan pergantian pemerintahan sehingga berdampak pada alokasi APBN.

Kami sudah mengajukan porsi penambahan di APBN, tapi keputusannya ada di Kemenkeu. Karena salah satu fokus pemerintah saat ini IKN (Ibu Kota Nusantara). Pada 2024 kami disiapkan Rp 1,25 triliun,” kata Dedy, seperti dikutip oleh Kompas.

Ketika ditanya soal pengajuan penambahan APBN oleh Kementerian Pertahanan, Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan bahwa Kemenkeu dan Kemhan saat ini masih berproses bersama.

"Karena sedang berproses bersama, disarankan satu pintu di Kemhan," kata Yustinus dalam pesan singkat kepada BBC News Indonesia pada Selasa (19/03).

  ★ BBC  

Rabu, 20 Maret 2024

ISD Mendapatkan Kontrak Upgrade Pesawat TNI AL

 Untuk Tugas Pengawasan Maritim https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUo5xHisIQRKMEAE4CQ8qE9AQ9qhdLMl0GzuMq75i_8i_O4Lq6C0KvWPXcfWViR5k__U9M1K3HtZYpwSyg26JTb-EW8D8X9xlHhp_EBmt-5OtCzQqmMNSwf_cw-G5UwTmtBXy1D9-DPz5j/s280/Prime+Kurniawan.jpgCN235 MPA TNI AL [Prime Kurniawan] 🛩
US
Naval Air Warfare Center Aircraft Division (NAWCAD) telah memberikan kontrak Foreign Military Sales (FMS) untuk meningkatkan tiga pesawat Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dengan sistem pengawasan maritim yang ditingkatkan.

Berdasarkan kontrak tersebut, perusahaan Integrated Surveillance and Defense (ISD) yang berbasis di Oregon akan meningkatkan dua pesawat patroli maritim (MPA) Dirgantara CN-235-220/CN-235-220 MP yang dioperasikan Angkatan Laut Indonesia dan memodifikasi satu pesawat King Air 350i dengan “sistem pengawasan maritim yang telah terbukti”, kata perusahaan itu dalam pernyataan yang diberikan kepada Janes pada 19 Maret.

Solusi ISD akan terdiri dari instalasi dan integrasi (satu) radar pengawasan maritim, [satu] sensor elektro-optik/inframerah, [satu] airborne Automatic Identification System (AIS), [satu] sistem manajemen misi (MMS), dan datalink komunikasi,” bunyi pernyataan itu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv-PKy6hMr3ZNQIh6kE5AxRHiMHqExZjiEzWWUMgjO_ny1tkNYKsQakUtXngmICJKPZShJG1BwjeuBoYDxMx9wW2ZADvTUChIevwb-vEDuhAL1VZpaRG-Trih4XwhnfqiMleTlIvZp4ILKc2ww4rqru1u7Xmu2sVVqMpsz_6oSbEDaRuWZFQgWMrTgG2u0/s1190/MSA%20ISD.jpg
Upgrade CN-235MPA oleh ISD (ISD)
Jangka waktu pelaksanaan dan penyerahan kontrak adalah 24 bulan, tambah perusahaan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem yang akan disediakan atau nilai kontrak.

Pusat Penerbangan Angkatan Laut Indonesia (Puspenerbal) mengoperasikan enam armada CN-235-220 MPA, dan semua unit pesawat berbasis di Skuadron Udara 800 TNI Angkatan Laut di Juanda, Surabaya.

Pesawat ini memiliki kecepatan operasional 236 knot (437 km/jam), ketinggian layanan 25.000 kaki (7.620 m), dan jangkauan 1.565 n mil (2.898 km). Pesawat ini didukung oleh dua mesin turboprop General Electric CT7-9C.

Selain enam CN-235 dalam konfigurasi MPA, TNI Angkatan Laut juga mengoperasikan armada dua pesawat lain sejenis untuk keperluan transportasi dan utilitas.

  Jane's  

KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991Latihan Tanggapan Darurat

⚓️ Produk PT PAL Indonesia Jadi Andalan TNI AL KRI WSH 991 (PAL Indonesia)

Dalam Latihan Kesiapsiagaan Operasional (LKO) Koarmada III TA 2024, TNI AL kembali percayakan peran khusus kepada produk PT PAL Indonesia melalui KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dalam simulasi kecelakaan laut yang melibatkan kapal penumpang yang terbakar dan tenggelam di perairan Sorong.

Kapasitas Kapal Bantu Rumah Sakit yang ditunjukkan adalah untuk merespons keadaan darurat, menyelamatkan 1500 penumpang yang terancam.

Keberhasilan latihan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 menegaskan posisinya sebagai aset utama TNI AL dalam memperkuat pertahanan laut Indonesia.

 ⚓️ 
PAL Indonesia  

Pussenarmed Uji Coba UAV ALPHA A900

Produk Spanyol yang akan dirakit di Indonesia oleh PT. GLOBAL DIFENSE Pusenarmed Uji Coba UAV ALPHA A900 (Pussenarmed)

Danpussenarmed tinjau uji coba perangkat UAV baru dari Benua Eropa yaitu ALPHA A900 Unmaned Systems di Lapangan Terbang Lanud Husein Sastranegara Bandung didampingi oleh Dirsen Pussenarmed, Dirbinlat Pussenarmed, Kabagbinmat Pussenarmed dan Pelatih Peninjau Pusdikarmed serta kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Danlanud Husein Sastra Negara beserta staf juga perwakilan dari Srena TNI AL. Senin (18/3/2024).

Uji coba UAV di Lapangan ini dilaksanakan untuk melihat uji kemampuan dan batas kemampuan dari alat kesisteman Armed yang baru dalam deteksi sasaran dengan pemanfaatan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Produk ini berasal dari Pabrikan Spanyol yang akan dirakit di Indonesia melalui mitra lokal PT. GLOBAL DIFENSE bekerjasama dengan PT. MS.TECH salah satu perusahaan Swasta Nasional yang bergerak dlm bidang Aviation Maintenance yang sudah tersertifikasi.

Kegiatan dimulai dari pemaparan kecanggihan dan keunggulan dari ALPHA A900 Unmanned System mulai dari kemampuan daya jelajah yang mampu terbang dengan kecepatan jelajah 100 km/jam, kemampuan daya angkut maksimal/MTOW (maximum take off Weight) seberat 25 kg, Ketahanan waktu terbang mencapai 4 jam dan pengiriman data terenkripsi sejauh 50 km. Selain itu, dilengkapi pula camera dengan optical zoom 30 kali dan infra red 4 kali serta kemampuan geotracking.

Alpha A900 Unmanned System ini diganda-gadang menjadi Pesawat Tanpa Awak COAST GUARD Indonesia yang dipakai juga Bakamla dalam deteksi anomali di Laut dan pendudukan maritim di Indonesia dan nantinya menjadi trobosan inovasi dari Kesisteman Artileri Medan dalam membantu peninjau depan dalam pencari dan penemu sasaran.

Dalam rangkaian acara ini, banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Danpussenarmed, Dirsen, Dirlitbang maupun dari Kabagbinmat Pussenarmed guna melihat serangkaian daya tempur dan daya deteksi dari UAV ini dibandingkan dengan UAV yang telah dikembangkan oleh Litbang Pussenarmed. Tentunya Danpussenarmed sangat berharap dengan adanya perkembangan teknologi dari kesisteman Artleri Medan saat ini menjadi lebih modern, canggih dan adaptif sehingga mampu bersaing dengan Negara maju lainnya demi menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Penpussenarmed)

  🚁
Pussenarmed  

[Video] Spanyol Tawarkan Transfer Teknologi

Liputan Kompas TVMBT Leopard 2RI (TNI AD) ★

S
panyol menawarkan kerja sama transfer teknologi sistem komunikasi tank tempur utama (MBT) Leopard dan kendaraan pengangkut personel (APC) Anoa TNI Angkatan Darat.

Tawaran itu disampaikan melalui Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Francisco de Asis Aguilera Aranda, saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, pada Jumat (15/3/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Menhan Prabowo juga menyatakan pentingnya kerja sama dalam bidang pertahanan antara Indonesia dan Spanyol.

 Berikut video dari Youtube : 


  Youtube  

Selasa, 19 Maret 2024

PT PAL Laksanakan MRO Beberapa Kapal

(PAL Indonesia) ⚓️

Pembuktian kapabilitas PT PAL Indonesia melalui pemeliharan dan perbaikan atau Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO). Dalam Sepuluh tahun terakhir, PT PAL telah menorehkan kesuksesan dalam merampungkan proyek Mid Life Modernizations (MLM) KRI Malahayati-362 dan Overhaul kapal selam KRI Cakra-401.

Keunggulan PT PAL dalam MRO telah menjadikannya sebagai pilihan utama bagi banyak customer seperti Kementerian Pertahanan, TNI AL, BUMS, hingga partner Luar Negeri.

Kepercayaan customer untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan kapal, sehingga dapat kembali beroperasi secara optimal harus terus dijaga.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari aspek keunggulan SDM, aspek kelengkapan fasilitas, penguasaan tekonologi dan peralatan yang dimiliki.

  ⚓️ PAL Indonesia  

Indonesia to Restart Procurement Process for More Exocet Missiles

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhf1VN4ELXSkFGFjw-N7lX-byT41QJH-XXbef4yqsYEnnqTNA1UUx9XcDzzo4TAsrGdf9Sp2QuQe9j5wzUKkUOtJTwSowp5mA4tOqdQcEVssm2N3eIS_3vkOruwF4slJmpojgjsxUevEcl/s1600/KRI+sultan+iskandar+muda+launching+Exocet+mm40+Block+3.pngKRI SIM 367 with Exocet Missiles​. (TNI AL) 🚀

Indonesia will have to restart a process to replenish the country's stock of MBDA Exocet MM40 Block 3 anti-ship missiles after an earlier attempt failed because of licensing non-conformity issues.

A 24 February letter from the Indonesian Ministry of Finance's (MoF's) Directorate General of Budget Financing and Risk Management sent to various departments at the country's Ministry of Defense (MoD) confirmed that a previously granted permission to procure the missiles with foreign loans has now lapsed.

A copy of the letter was provided to Janes on 18 March by sources close to the procurement process.

In the letter, the MoF advised the respective MoD departments to resubmit a request for a total of three programmes for which the permission to take on foreign loans has lapsed, including the Exocet missile procurement.

Besides the Exocet missiles, the two other programmes are the procurement of mounted 81 mm mortar systems of unspecified quantity and make and the procurement of an unspecified quantity of FN Minimi 5.56 mm light machine gun units. The beneficiaries of these two programmes are various combat units of the Indonesian Army.

The Indonesian MoD had earlier awarded local defence company PT Republik Defensindo a contract to procure a batch of 15 Exocet missile rounds, with the intention that this company act as a local representative of MBDA.

  🚀
Jane's