Sabtu, 26 Juli 2025

Indonesia Tandatangani Kontrak Pengadaan 2 Istif Frigate

Kontrak pengadaan 2 unit Istif class Frigate di tandatangani di IDEF 2025.(@SavunmaSanayii)

Sebagai bagian dari IDEF 2025, sebuah kontrak untuk dua fregat kelas MİLGEM İstif telah ditandatangani antara Galangan Kapal TAIS dan Kementerian Pertahanan Indonesia, dengan partisipasi Presiden kami, Prof. Dr. Haluk Görgün.

Perjanjian ini menandai ekspor perdana kelas MİLGEM ke Indonesia dan merupakan langkah yang membanggakan bagi bangsa kita sebagai wujud nyata kerja sama pertahanan maritim strategis.

Kami berharap kolaborasi penting ini, yang merupakan puncak dari visi bersama kedua negara sahabat kita di bidang pertahanan, dapat bermanfaat.

  📸 
SSB  

Marinir Berencana Tambah Alutsista Baru

 Tambah BMP3F, RM70 dan Coastal Defence BMP3F Marinir (istimewa)

Korps Marinir berencana menambah sejumlah alutsista, bersamaan dengan pembangunan lima batalyon infanteri baru sebagai bentuk validasi organisasi di tubuh TNI AL.

Penambahan ini bukan berarti tiba-tiba, ya. Kita sudah rencanakan jauh sebelumnya, di rencana strategis (renstra) sudah ada,” ungkap Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi di Jakarta, Kamis (24/7).

Rencana alutsista tersebut, di antaranya penambahan tank BMP-3F, sistem peluncur roket terbaru daripada RM-70 Grad (MLRS) yang saat ini digunakan oleh pasukan Marinir, hingga sistem pertahanan pantai (coastal defence).

Termasuk yang tadi disampaikan bapak KSAL, mungkin ada penambahan coastal defense dengan kekuatan empat baterai. Satu baterainya ada enam unit. Jadi, akan ditempatkan di setiap Pasmar (1, 2, dan 3)” kata Endi.

Menurutnya, penambahan alutsista penting untuk kebutuhan tempur Korps Marinir. Terlebih, peperangan saat ini mengadopsi peralatan dan teknologi yang cukup tinggi.

Berharap Rhan 122B dipilih menggantikan RM 70 Grad (Dahana)
Apabila kita tidak menyesuaikan itu, maka kita akan tertinggal jauh. Penambahan alutsista ini untuk menyesuaikan kekuatan kita, supaya kita jauh lebih siap,” tegas Endi.

Dalam mendukung Indonesia Emas 2045, TNI AL dalam postur pembangunan kekuatan sampai 2044 mengangkat visi untuk menjadi angkatan laut yang modern, menggentarkan di kawasan (regionally-deterrent), dan berproyeksi global (globally-projected).

Visi itu mengakui ke depan TNI AL bakal menghadapi ragam tantangan dan risiko yang berkembang pesat, yang kompleks, dan tak dapat diprediksi baik dalam lingkup global, regional, maupun nasional. Oleh karena itu, TNI AL dituntut untuk tangkas, adaptif, dan punya resiliensi yang baik.

Gambaran lingkungan strategis saat ini yang dinamis dan kompleks, seperti konflik di Rusia-Ukraina, Israel-Hamas, krisis di Laut Merah, atau pun di tingkat kawasan seperti ketegangan di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan, kemudian di dalam negeri ada masalah keamanan di Papua.

Kompleksitas juga ditemukan pada kemajuan teknologi pertahanan yang saat ini terlihat dari penggunaan teknologi berbasis siber, kecerdasan buatan (AI), dan alutsista nirawak (unmanned system).

Faktor-faktor itu turut mempengaruhi perencanaan pembangunan kekuatan TNI AL baik dalam dokumen renstra-nya maupun postur pembangunan kekuatannya untuk jangka panjang.

  ♞ IDM  

Jumat, 25 Juli 2025

PT PAL-Roketsan Perkuat Sistem Senjata Kapal Perang TNI AL

⚓ 👷 💥Penandatanganan kontrak dilakukan langsung oleh CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, dan CEO Roketsan, Murat Ikinci, dalam ajang International Defence Industry Fair (IDEF) 2025 yang digelar di Istanbul, Turkiye, Kamis (24/7/2025).(DOKUMENTASI PT PAL INDONESIA)

PT PAL Indonesia menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan pertahanan asal Turkiye, Roketsan Sanayi ve Ticaret A.S. Kerja sama ini mencakup pengadaan sistem senjata untuk kapal Frigate Merah Putih melalui skema Fitted For But Not With (FFBNW) dan untuk proyek refurbishment kapal perang TNI AL (R-41). Kolaborasi ini mempertegas posisi PT PAL sebagai lead integrator Alutsista matra laut di Indonesia, baik dalam platform dan sistem senjata/sewaco.

Penandatanganan dilakukan oleh CEO PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, dan CEO Roketsan, Murat Ikinci. Momen ini berlangsung di ajang International Defence Industry Fair (IDEF) 2025 di Istanbul, Turkiye, Kamis (24/07).

Kontrak strategis ini meliputi pengadaan sistem senjata Midlas Vertical Launch System (VLS) untuk kapal Frigate Merah Putih. Sistem akan diintegrasikan menggunakan skema FFBNW, yakni kapal dirancang siap dipasangi senjata di masa depan.

Skema FFBNW bukan sekadar menyediakan ruang kosong. Implementasinya adalah proses rekayasa kompleks. Dibutuhkan pemahaman mendalam dalam mengintegrasikan sistem kendali kapal, mulai dari navigasi, sensor, hingga peluncur rudal. “Kemampuan ini menjadi aset strategis yang sangat vital. Di situlah letak kekuatan dalam merancang bangun kapal perang secara menyeluruh,” tegas Kaharuddin Djenod.

Selain sistem VLS, juga dilakukan penandatanganan pengadaan sistem senjata Surface-to-Surface Missile (SSM) Atmaca. Sistem ini akan digunakan dalam proyek R-41, terutama Fatahillah Class, Fast Patrol Boat (FPB) Class, dan Parchim Pattimura Class.

Kaharuddin menyebut kolaborasi ini bukan hanya bagian dari proyek strategis nasional. Namun sebuah langkah besar 3dan harapan untuk dapat meningkatkan kapabilitas PT PAL melalui transfer pengetahuan dan teknologi antara Indonesia dan Turkiye. “Kami percaya kolaborasi ini akan memperkuat hubungan industri dan meningkatkan interoperabilitas teknologi pertahanan di masa mendatang. Terlebih lagi, dukungan Menteri Pertahanan untuk penguatan seperti ini sangat luar biasa dengan target kita akan mampu mandiri ke depannya,” ujarnya.

Dukungan pemerintah terhadap penguatan industri pertahanan dalam negeri juga membuka ruang diplomasi teknologi yang lebih luas. Ini menjadi peluang bagi PT PAL dalam memperluas jejaring global, memperkaya penguasaan teknologi pertahanan, dan memperkuat posisinya sebagai mitra strategis dunia.

Tentang PT PAL Indonesia: PT PAL Indonesia merupakan perusahaan manufaktur bidang maritim terbesar di Indonesia. Kami memiliki keunggulan bisnis pada kapabilitas rancang (desain) bangun kapal perang, kapal niaga, dan rekayasa umum (general engineering). Selain itu, kami juga terbilang andal dalam pemeliharaan & perbaikan (harkan) serta overhaul produk-produk maritim baik kapal perang, kapal selam, kapal niaga, serta general engineering produk energi dan elektrifikasi.
 

  👷 PAL Indonesia  

TAI Menandatangani Kesepakatan Ekspor Jet Tempur KAAN ke Indonesia

Perjanjian termasuk produksi, rekayasa dan ToT https://image.hurimg.com/i/hurriyet/75/750x422/68824225c25059b6e3093a19.jpgKesepakatan ToT ditandatangani di Istambul, Turkiye (TAI)

Turkish Aerospace Industries menandatangani perjanjian dengan PT Republik Aero Dirgantara dan PT Dirgantara Indonesia untuk mengekspor 48 unit KAAN selama Pameran Industri Pertahanan Internasional 2025.

Turkish Aerospace Industries (TAI) pada hari Kamis mengumumkan kesepakatan dengan dua perusahaan pertahanan Indonesia, PT Republik Aero Dirgantara dan PT Dirgantara Indonesia, untuk mengekspor jet tempur KAAN.

TAI menandatangani perjanjian ekspor 48 unit KAAN selama Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) 2025.

Perjanjian tersebut membahas produksi, rekayasa, dan pembagian teknologi.

https://idsb.tmgrup.com.tr/ly/uploads/images/2025/06/11/386388.jpgPresiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan ekspor KAAN pada pertengahan Juni.

TAI akan mengirimkan unit KAAN dalam 120 bulan, dengan mesin yang diproduksi di dalam negeri di Turki.

Edisi ke-17 pameran pertahanan IDEF yang berlangsung selama enam hari, dimulai pada hari Selasa, diselenggarakan secara serentak di Istanbul Fair Center, Bandara Atatürk, Hotel Wow, dan Marina Atakoy.

Acara yang diselenggarakan oleh KFA Fairs dengan dukungan dari Sekretariat Industri Pertahanan Turki (SSB) dan Yayasan Angkatan Bersenjata Turki ini, menggandeng Anadolu sebagai mitra komunikasi globalnya.

  👷 AA 

Kamis, 24 Juli 2025

Turki Menandatangani Kesepakatan Ekspor Senjata Angkatan Laut Pertama dengan Indonesia

💥 Tiga meriam kaliber 76 mm untuk KRI 3 sistem senjata kaliber 76 mm produksi MKE akan digunakan KRI TNI AL (@MKEgovtr)

Perusahaan pertahanan MKE yang berbasis di Ankara akan mengirimkan tiga sistem Denizhan untuk kapal-kapal Angkatan Laut Indonesia.

Turki telah menandatangani kesepakatan ekspor pertamanya untuk senjata angkatan laut produksi dalam negeri.

Perusahaan pertahanan milik negara MKE akan memasok tiga senjata angkatan laut Denizhan ke Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani dengan Republikorp yang berbasis di Jakarta.

Senjata-senjata tersebut akan dipasang pada tiga kapal Angkatan Laut Indonesia, menandai tonggak sejarah bagi industri pertahanan Turki yang sedang berkembang, yang telah memperluas kehadirannya di pasar maritim internasional.

Sistem Denizhan 76mm MKE dikembangkan untuk kapal tempur permukaan dan telah diintegrasikan ke dalam platform angkatan laut Turki.

Perjanjian ekspor ini mencerminkan dorongan yang lebih luas dari perusahaan-perusahaan Turki untuk memposisikan sistem yang dikembangkan secara lokal sebagai alternatif yang kompetitif di panggung global.

  💥  MKE  

Prancis Akan Latih 400 Insinyur Indonesia Bangun Kapal Selam

⚓️ 👷 Kontrak pembangunan kapal selam Scorpene aktif Naval Group mengumumkan kontrak pembangunan kapal selam Scorpene di Surabaya aktif. (Naval Group)

Perusahaan pertahanan asal Prancis, Naval Group mengungkapkan pengadaan dua unit kapal selam Scorpene Evolved oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk TNI AL, resmi aktif.

Naval dalam pernyataannya di akun X @navalgroup, Rabu (23/7) mengungkapkan dua kapal selam Scorpene Evolved akan dibangun di Indonesia, yakni galangan PT PAL yang berada di Surabaya, Jawa Timur.

Kontrak untuk pengiriman dua kapal selam Scorpene Evolved yang akan dibangun di Indonesia, di galangan kapal PT PAL melalui transfer teknologi dari Naval Group,” tulis Naval.

Sejak menandatangani kontrak pengadaan dua unit Scorpene Evolved dengan Kemhan, pada Maret 2024, Naval Group mengaku telah mengantisipasi implementasi pembangunan kapal selam modern tersebut bersama PT PAL.

Konsorsium Naval Group dan PT PAL telah mengantisipasi implementasinya dengan melakukan kegiatan rancang bangun, pembelian barang dalam waktu lama, dan kegiatan proses planifikasi,” ungkap Naval.

Kemudian, sebagai rangkaian pembangunan dua unit Scorpene Evolved, PT PAL akan memberangkatkan para juru las (welder) ke Prancis untuk mengikuti pelatihan khusus.

Dalam beberapa minggu ke depan, para pengelas PT PAL akan tiba di Perancis untuk mengikuti pelatihan khusus di tempat kerja,” lanjut keterangan tersebur.

Nantinya, Prancis juga akan mengirimkan sekitar 50 orang tenaga ahli ke Indonesia untuk melatih 400 insinyr Indonesia dalam bidang konstruksi kapal selam.

Sebelumnya, Kepala Biro Informasi Kemhan Brigjen Frega Wenas Inkiriwang menyampaikan alih teknologi dari kontrak pengadaan Scorpene Evolved dapat diwujudkan guna mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

PT PAL, kara Frega, tengah mempersiapkan fasilitas modern untuk mempercepat pembangunan kapal selam tersebut.

Scorpene tentunya ini bagian dari kebutuhan strategis Indonesia dengan Prancis, yang kita berharap bisa ada proses transfer teknologi yang tentunya juga membantu kita membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia,” kata Frega, Jakarta, Selasa (22/7).

Progres-progres yang dicapai oleh PT PAL salah satunya adalah bagaimana nanti untuk menyiapkan untuk proyek Scorpene ini,” sambungnya.

Saat ini, TNI AL baru memiliki empat kapal selam aktif untuk operasional, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadeli-404, dan KRI Alugoro-405. Melalui pembelian dua unit Scorpene Evolved ini akan memenuhi kebutuhan postur kekuatan TNI AL 2025-2044 dengan target 12 unit untuk mengawal perairan Indonesia dari Sabang hingga Merauke. (at)

  👷  IDM  

[Global] Turki Pamerkan Model Kapal Perang Serang Cepat

  Rancangan dalam negeri Turki Turki pamerkan model kapal perang serang cepat. (Anadolu)

Perusahaan pertahanan Turki, STM, mengatakan bahwa mereka memamerkan model Kapal Serang Cepat (FAC) pertama rancangan dalam negeri Turki untuk pertama kalinya di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) di Istanbul. Itu menjadi upaya Turki mengurangi ketergantungan peralatan tempurnya dari Amerika Serikat.

"Pembangunan FAC nasional pertama telah resmi dimulai, yang akan bertugas di Angkatan Laut Turki," demikian pernyataan perusahaan tersebut, dilansir Anadolu.

Pada 9 September 2024, sebuah kontrak ditandatangani antara STM dan Sekretariat Industri Pertahanan (SSB) untuk pembangunan kapal pertama, catat perusahaan tersebut.

Perusahaan tersebut menyatakan bahwa FAC nasional telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional modern Angkatan Laut Turki.

Dengan kecepatan tinggi, sistem persenjataan canggih, dan kemampuan manuver yang unggul dalam kondisi laut yang ganas, platform ini akan memainkan peran kunci dalam menjaga Tanah Air Biru.

"Kami akan membangun kapal serang cepat terbesar dan terberat milik Angkatan Laut Turki hingga saat ini," tambahnya.

Kapal ini akan dapat diluncurkan dalam posisi penyembunyian yang telah disetujui untuk melakukan operasi peperangan permukaan, sehingga mempersulit lawan untuk mengidentifikasi dan mendeteksinya.

Bila diperlukan, kapal ini akan dapat melancarkan serangan terkoordinasi dengan fregat dan helikopter, selain menyerang target permukaan dengan rudal jarak jauh.

Kapal ini akan memiliki sistem pertahanan udara yang memadai dan menawarkan kecepatan serta mobilitas yang tinggi untuk menjamin kemampuan bertahan hidup.

STM menyatakan bahwa tujuan proyek ini adalah memanfaatkan sumber daya lokal sebanyak mungkin di seluruh proses, mulai dari desain hingga konstruksi dan pengadaan material perlengkapan.

"Menonjol karena kemampuannya beroperasi di perairan dangkal, FAC nasional ini dirancang dengan penampang radar (RCS) yang rendah dan akan mampu menjalankan misi serta melepaskan tembakan langsung dalam kondisi laut yang berat, bahkan pada perpindahan muatan penuh," pernyataan tersebut. ditambahkan.

Manajer Umum STM Ozgur Guleryuz mengatakan: "kami bangga dapat memamerkan model Kapal Serang Cepat rancangan dalam negeri kami di IDEF untuk pertama kalinya. Hingga saat ini, Angkatan Laut kami telah mengoperasikan Kapal Serang Cepat rancangan asing, terutama yang dirancang oleh Jerman." Setelah program korvet dan fregat nasional kami, Turki kini telah memperoleh kemampuan untuk merancang dan mewujudkan FAC dalam negerinya sendiri.

Pameran pertahanan IDEF edisi ke-17 yang berlangsung selama enam hari, yang dibuka pada hari Selasa, diselenggarakan secara serentak di Istanbul Fair Center, Bandara Ataturk, Hotel Wow, dan Marina Atakoy.

Acara yang diselenggarakan oleh KFA Fairs dengan dukungan dari Sekretariat Industri Pertahanan (SSB) Turki dan Yayasan Angkatan Bersenjata Turki ini, menjadikan Anadolu sebagai mitra komunikasi globalnya.

Acara tahun ini mengundang para menteri, kepala staf, komandan, dan perwakilan tingkat tinggi dari 103 negara, dengan 44 negara membuka stan.

Acara ini juga mengundang lebih dari 900 perusahaan pertahanan domestik dan 400 perusahaan pertahanan asing. (ahm)

  👷 
Sindonews  

Rabu, 23 Juli 2025

Menyibak Kendali Tempur Rahasia TNI

Kemhan diketahui sedang berkolaborasi dengan Turki untuk mengadopsi radar seperti yang digunakan pesawat AEW&C jenis E-7A Wedgetail untuk platform pesawat yang belum ditentukan (@Macaskeel)

Diam-diam, TNI mengembangkan kendali tempur untuk memadukan persenjataan buatan beragam negara. Cara sejenis dipakai Pakistan menghadapi India.

Operasi TNI 2021 dan perang udara India-Pakistan 2025 menunjukkan, integrasi persenjataan jadi kunci keunggulan tempur. Bagi negara dengan pemasok senjata beragam seperti Indonesia, integrasi menjadi tantangan dan kebutuhan.

Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto dan Marsekal Madya (Purn) Eris Herryanto menekankan pentingnya integrasi itu. Pada masa tugas Hadi sebagai panglima, TNI beberapa kali mempratikkan Pertempuran Bertumpu Jaringan atau Network Centric Warfare (NCW). Setiap NCW mengandalkan integrasi sistem persenjataan secara terpadu dan seketika, serta pengambilan dan eksekusi keputusan cepat dan tepat.

Bagi Indonesia, menurut Hadi dan Eris, integrasi itu tidak mudah. Untuk pesawat tempur saja, Indonesia membeli dari Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, dan Brasil. ”Sebentar lagi kita punya Rafale buatan Perancis,” kata Eris yang pernah menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI (2010-2013) itu, Selasa (3/6/2025), di Jakarta.

Hadi mengatakan, produsen pesawat tempur seperti AS-Rusia tidak akan mau membuka tautan data (data link) produk mereka. Sebab, tautan itu rahasia dan kunci keunggulan teknologi produsen. Di sisi lain, tautan itu menjadi kunci integrasi kendali tempur.

Indonesia pernah membuktikan itu di masa tugas Hadi sebagai panglima. India dan Pakistan dalam pertempuran udara Kashmir 2025 juga membuktikan hal itu. Data yang ditautkan antara lain yang dikumpulkan dari prajurit di darat, jet tempur atau helikopter serbu, pesawat intai, hingga satelit dan radar.

Pakistan melakukan itu dengan menggabungkan pengintaian dari pesawat buatan Swedia, Saab Erieye, dan radar-satelit China. Data pengintaian itu memandu rudal PL-15E buatan China dari jet tempur J-10C yang juga dibuat China menyasar jet buatan Perancis, Rafale.

Pakistan, kata Eris, bisa unggul karena bisa mengintegrasikan data lintas produsen itu. Rudal ditembakkan lebih dari 100 kilometer dari sasaran. Dalam teknologi perang udara, dikenal istilah beyond visual range (BVR) atau jauh dari jangkauan penglihatan untuk serangan seperti itu.

 Kembangkan sendiri 
CN295 A-2910 pesawat special mission TNI AU (Fahmun)
Eris juga menekankan kecilnya peluang negara produsen membuka tautan data produk pertahanan mereka. Dalam kasus RI, salah satu alasan tidak dibuka data adalah pembelian yang kecil.

Cara yang bisa dilakukan adalah pembelian dengan sistem offset di mana sebagian atau seluruh perakitan alutsista dilakukan di negara pembeli yang disertai alih teknologi. Ada cara lain lagi, yakni dengan upgrade alutsista secara mandiri. Jika berhasil melakukan upgrade, kemampuan suatu negara akan semakin diperhitungkan,” kata Eris yang merupakan penerbang generasi pertama jet tempur F-16 TNI AU.

Keberhasilan meningkatkan kemampuan perangkat tempur akan membuat militer Indonesia semakin diperhitungkan. Sebab, TNI teruji bisa mengembangkan kemampuan secara mandiri.

Indonesia tidak diberi akses tautan data. ”Kita siasati dengan mengembangkan perangkat lunak sendiri secara diam-diam yang bisa menghubungkan komunikasi dan data real time antar berbagai alutsista kita. Ketika itu, Pusat Kendali TNI, pesawat intai TNI AU (dilengkapi kamera intai seperti yang digunakan pesawat intai P-8 Poseidon), helikopter serbu yang membawa roket, dan pasukan TNI AD di daratan beroperasi serempak dan terintegrasi,” kata Hadi.

Ia menyinggung operasi 2021 di Nduga, Papua. Pasukan TNI AD berkoordinasi dengan pesawat intai TNI AU yang dibuat Boeing, produsen AS. Koordinasi juga dilakukan dengan awak helikopter serbu dari Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad).

Pasukan TNI AD mengoperasikan pesawat nirawak sekaligus pemukul di darat. Sementara heli Puspenerbad menjadi penyerang udara. Adapun pesawat intai TNI AU menjadi sarana pemantau dan peringatan dini. Semua data itu masuk ke Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Markas Besar TNI. Hadi memantau operasi itu dari Puskodal.

Pasukan di darat memberikan koordinat sasaran ke pesawat intai dan heli serbu. ”Ketika itu data belum ditampilkan di layar radar, tetapi dalam saluran informasi dan data kordinat bisa dimunculkan dengan membentuk data link sendiri antar berbagai persenjataan yang dibuat pabrikan berbeda itu,” kata Hadi.

Sebelum operasi 2021, Hadi menginstruksikan uji coba dalam latihan di Situbondo, Jawa Timur, pada 2021. Puskodal di Mabes TNI memantau latihan serbu oleh pesawat nirawak CH4 yang terbang dari Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo. Sementara di Situbondo ada kapal TNI AL, tank TNI AD, dan unit-unit lain TNI.

Dalam latihan itu TNI menggunakan tautan data sendiri. Selain lebih sesuai dengan kebutuhan internal, tautan data buatan sendiri mengurangi celah penyadapan oleh pihak lain.

Setelah masa jabatan Hadi selesai, TNI melakukan sejumlah operasi lain yang sejenis. Hadi optimistis, TNI semakin terasah menerapkan NCW dan siap dengan perkembangan zaman.

 Tantangan serius 
Link ID, LEN sukses kembangkan Link ID hubungkan dua KRI berbeda CMS (LEN)
Atase Pertahanan Kedutaan Rusia di Jakarta Kolonel Senior Maxim Lukianov, yang ditemui dalam muhibah Angkatan Laut Rusia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025), mengatakan, menggabungkan operasionalisasi alutsista dari berbagai pabrikan berbeda negara menjadi tantangan serius dalam operasi militer saat ini.

Dia menceritakan, berbagai negara eks Pakta Warsawa yang kemudian bergabung dengan NATO telah menggabungkan ”Semisal jet tempur Sukhoi milik mereka kini bisa diperlengkapi rudal dan bom buatan NATO,” kata Lukianov.

Ahli senjata ledak dari pabrikan Perancis, La Croix, Sergei Gehin, mengatakan, integrasi tautan data antar senjata sangat penting dan mendasar. Sistem senjata antirudal Sylena Mark 1 dan Sylena Mark 2 yang lebih maju dari penggunaan alat chaff yang selama ini digunakan kapal perang jenis korvet, fregat, hingga kapal perusak.

Dia mengatakan, sistemnya belum terintegrasi dengan alutsista negara yang dianggap berseberangan seperti buatan Rusia dan China. Akan tetapi, negara ketiga yang menggunakan sistem buatan La Croix bisa mengembangkan sendiri koneksi data link senjata yang berasal dari Blok NATO dengan misalnya buatan China atau Rusia.

Gehin baru saja memasang salah satu sistem Sylena ke LPD milik TNI AL yang sedang dibangun di galangan kapal PT PAL, Surabaya. Kini dengan banyaknya alutsista modern di TNI AD, TNI AL, dan TNI AU dari berbagai negara berbeda, kemampuan mengintegrasikan operasionalisasi persenjataan tersebut dalam NCW menjadi kunci agar TNI diperhitungkan di Asia Tenggara yang menjadi ajang pertarungan geopolitik negara-negara besar.

  🖥 
Kompas  

Kemhan Umumkan Pembangunan Kapal Selam Scorpene akan Berjalan

Secara resmi hari ini Naval Group mengumumkan pembangunan kapal selam Scorpene aktif. (SS @Naval Group)

Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menyampaikan bahwa proses pembangunan kapal selam Scorpene untuk memperkuat alutsista TNI AL akan segera berjalan.

Penandatanganan kontrak kerja sama pengadaan dua kapal selam ini dilakukan oleh Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia di Jakarta pada Maret tahun lalu. Kapal selam sepanjang 71 meter dengan kecepatan maksimum 20 knot ini akan dibangun di galangan kapal PT PAL di Surabaya.

Yang jelas kalau sudah kontrak efektif itu [pembangunan] akan berjalan,” ujar Frega saat ditanya terkait progres pembangunan kapal selam tersebut, di Kemhan, Jakarta, Selasa (22/7).

Dan kita tahu bahwa untuk pengadaan alutsista itu kan tidak singkat prosesnya. Apa yang dijalankan itu adalah komitmen dari kontrak efektif yang sudah dimulai di periode terdahulu,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia berharap transfer of technology dapat diwujudkan guna mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri. PT PAL dalam hal ini tengah mempersiapkan fasilitas modern guna mempercepat pembangunan kapal selam tersebut.

Scorpene tentunya ini bagian dari kebutuhan strategis Indonesia dengan Prancis, yang kita berharap bisa ada proses transfer teknologi yang tentunya juga membantu kita membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia,” imbuhnya.

Progres-progres yang dicapai oleh PT PAL salah satunya adalah bagaimana nanti untuk menyiapkan untuk proyek Scorpene ini,” sambungnya. (bp)

  👷  IDM  

TNI Bakal Dilengkapi Roket Canggih 70mm Buatan Lokal

  Kolaborasi PT SAS dan PTDI Ilustrasi peluncur roket kaliber 70 mm (Indomiliter)

Industri pertahanan dalam negeri kembali menorehkan kemampuan gemilang melalui pengembangan terintegrasi sistem peluncur dan roket berpemandu kaliber 70mm hasil sinergi strategis PT SAS Aero Sishan, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), dan Balitbang Kemhan. Inovasi merah putih ini tidak hanya menandai kemajuan teknologi pertahanan mandiri, tetapi juga menjadi solusi presisi untuk kebutuhan operasional TNI, dengan fitur unggulan seperti akurasi tinggi, jangkauan optimal, dan kompatibilitas dengan berbagai platform tempur modern yang akan memperkuat deterensi pertahanan nasional.

Pengembangan dimulai dari modifikasi peluncur roket 70mm non-pemandu yang kini disempurnakan menjadi versi guided rocket launcher. Peluncur ini akan dipasang di kendaraan tempur dan sedang dipersiapkan untuk tahap uji coba menggunakan roket uji 70mm buatan PTDI. SAS sendiri berperan memasok beberapa komponen penting untuk roket tersebut.

Tak hanya peluncur roket, SAS dan PTDI juga sepakat memperluas kerja sama dalam pengembangan roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) serta Guided Rocket “Merah Putih”, roket nasional yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dalam negeri. Kedua perusahaan yang bergerak di industri pertahanan ini juga bekerja sama dalam pengembangan fasilitas pabrik roket di Tasikmalaya yang ditargetkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

PT SAS berkomitmen mendukung kemandirian solusi teknologi di industri pertahanan. Lewat kerja sama ini, kami ingin membuktikan bahwa anak bangsa mampu merancang dan memproduksi roket dengan teknologi presisi, daya jelajah tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan medan tempur modern,” ujar Rasyid Ridha, Direktur Utama PT SAS Aero Sishan.

Produk hasil pengembangan PT SAS dan PTDI, seperti launcher, roket non-pemandu 70mm dan guided rocket Merah Putih 70mm, akan dipasarkan bersama. PT SAS sendiri selanjutnya akan mendukung pemeliharaan untuk launcher dan roketnya.

Proyek pengembangan roket berpemandu diharapkan bisa menjadi Program Strategis Nasional untuk pertahanan negara.Ini akan menjadi bukti kemampuan teknis Indonesia di bidang alutsista, yang diharapkan dapat memperkuat posisi industri pertahanan dalam negeri sebagai pemain penting di kawasan Asia Tenggara.

  🚀 
Warta Ekonomi  

TNI AU Dukung Pengembangan Industri Pertahanan Dalam Negeri

N219  (PTDI)

TNI berupaya mendukung pengembangan industri pertahanan dalam negeri dengan mengirimkan pilotnya untuk membantu kegiatan operasional PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Dukungan ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara TNI dengan PT DI di Gedung Paripurna PT DI, Bandung, Senin (21/7).

Dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, dijelaskan bahwa nantinya pilot TNI AU akan bertugas untuk menguji coba beberapa produk pesawat buatan PT DI.

"Keterlibatan TNI AU dalam pengoperasian produk PTDI seperti CN-235, N-212, NAS-332, serta pengembangan N-219, KFX-IFX dan UAV MALE merupakan bentuk kontribusi nyata dalam penguatan industri strategis," kata Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsda TNI Suliono dalam siaran pers tersebut.

Suliono melanjutkan, perjanjian kerja sama ini juga akan menjadi payung hukum TNI AU dalam mengirimkan montir ataupun teknisi untuk membantu PT DI dalam mengembangkan produk pesawat.

Dalam siaran pers yang sama, Direktur Produksi PT DI Dena Hendriana mengapresiasi dukungan TNI AU terhadap kelancaran proses produksi dan pengujian pesawat.

Dia berharap ini dapat mendukung pencapaian target strategis industri pertahanan ke depan.

  🛩 antara  

Link ID Sukses Hubungkan Dua KRI Berbeda CMS

  Karya PT Len Industri Link ID, jawaban interoperabilitas TNI AL (LEN)
Dalam momen krusial Integrated Harbour Acceptance Test (HAT) KRI Belati-622, teknologi Tactical Data Link - Link ID karya anak bangsa dari Len sukses melakukan pertukaran data taktis secara real-time dengan KRI Halasan-630. Kedua kapal menggunakan Combat Management System (CMS) dari pabrikan berbeda, Turki dan Denmark namun dengan Link ID, kedua KRI tetap mampu berkomunikasi taktis secara lancar dan efisien.

Keberhasilan ini menandai terobosan interoperabilitas antar platform tempur TNI AL, memperkuat situasional awareness, command and control, serta koordinasi taktis di medan operasi.

Dengan Link ID, TNI AL kini semakin siap membangun jaringan tempur terpadu yang adaptif dan responsif terhadap ancaman multidimensi.

Uji coba ini membuktikan bahwa teknologi lokal mampu menjawab tantangan integrasi sistem tempur modern, sebuah langkah strategis menuju kemandirian pertahanan nasional”, pungkas PT Len.

  🖥 
LEN  

Selasa, 22 Juli 2025

TNI AL Tinjau Galangan Kapal Nasional di Batam

⚓ Perkuat Kemandirian Alutsista LautTNI AL Tinjau Galangan Kapal Nasional di Batam (DispenaI)

Dalam upaya mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan memperkuat kemandirian industri pertahanan maritim, TNI Angkatan Laut (AL) melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke sejumlah galangan kapal nasional di Batam, Tanjung Riau, Senin (21/7/2025).

Kunjungan ini dipimpin oleh sejumlah pejabat tinggi TNI AL, antara lain, Irjenal Kasal Laksamana Muda TNI Hardiko, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto, Aspers Kasal Laksamana Muda TNI Rony Saleh, Koorsahli Kasal Laksamana Muda TNI Kris Wibowo, Kadisadal Laksamana Pertama TNI Ifa Djaya Sakti, Kadislaikmatal Laksamana Pertama TNI Bambang H. Witjaksono, Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama TNI Berkat Widjanarko.

Tim TNI AL mengunjungi tiga galangan kapal terkemuka di Tanjung Ucang, Batam, yaitu, PT Vista Maritim Indonesia, PT Batamec Shipyard, PT Palindo Marine.

KCR 60 Palindo Marine (Lembaga KERIS)

Tujuan utama kunjungan ini adalah melakukan uji fungsi Kapal RBB 12 M serta menerima paparan pembangunan Kapal OPV 3 dan Kapal KCR 60 sebagai bagian dari penguatan alutsista TNI AL secara berkelanjutan.

Kunjungan ini bukan sekadar tinjauan teknis, melainkan juga bentuk nyata komitmen TNI AL dalam mendorong kolaborasi strategis dengan industri dalam negeri. Hal ini sejalan dengan visi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang menekankan peran TNI AL tidak hanya sebagai pengguna alutsista, tetapi juga sebagai penggerak industri maritim nasional yang mandiri dan berdaya saing global.

Kegiatan ini memiliki korelasi langsung dengan tugas pokok TNI AL dalam membangun kekuatan laut yang tangguh dan berdaya saing. Dengan memanfaatkan produk galangan kapal dalam negeri, TNI AL turut mendorong ekonomi maritim Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor alutsista. (Pen/rk)
 

  👷
Gurindam