Senin, 20 Februari 2012

Kisah Kapal Selam Hiu Kencana (I)

emua kisah ini merupakan kisah asli yang dituturkan para saksi sebagaimana ditulis dalam buku 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959 - 2009.

  • Kapal selam dengan torpedo kendali
 
Intelejen armada VII US mungkin telah mengetahui pergerakan kapal selam kita saat perjalannan pulang dari Vladiwostok, US memang perlu khawatir karena kapal kapal selam ini membawa hadiah dari USSR berupa torpedo SAET-50 yang merupakan homing torpedo, kelas whiskey ini memiliki 6 peluncur torpedo atau petor, 4 di haluan 2 di buritan. 4 petor di depan diisi topedo konvensional biasa sedangkan 2 petor buritan diisi SAET – 50.
Kehebatan Torpedo SAET - 50 dapat melakukan sistem fire and forget ke target yang dituju, sehingga lebih berbahaya daripada torpedo konvensional.

Saya adalah perwira ALRI yang mengetahui adanya hadiah SAET-50 di perut kapal induk kapal selam kita yang baru datang dari USSR ,RI Thamrin , berderet - deret tersusun rapi di rak2 amunisi, Saat komandan kontingen USSR mengajak berkeliling di RI Thamrin, dia menjelaskan dengan senyum sambil menunjukkan SAET-50 itu saya sedikit kagum bercampur bingung, baru pertama kalinya saya melihatnya, tampak lebih langsing dari torpedo konvensional.
“itu adalah torpedo kendali listrik berjenis SAET-50, dan ini pertama untuk kalian ”! katanya
“ sayang tidak jadi kita kirimkan kepada avionezt !

Avioneszt adalah sebutan mereka pada kapal induk Belanda , Karel Doorman. samar2 saya lihat pada pelumas yang melumuri torpedo itu ada goresan tangan usil dalam tulisan rusia yang menuliskan avionest pada torpedo itu.

Saya segera melaporkan itu pada komandan saya dan diteruskan pada panglima langsung.

KRI Ratulangi, merupakan kapal tender kapal selam, yang bertugas memasok segala kebutuhan kapal selam dan awaknya saat beroperasi (1962)

RI Tjakra S-01
RI Nanggala S-02


  • Dikira Kapal Selam Negara Atjeh
 
Ngok...ngok...ngok bunyi alarm menggema di seluruh ruangan KS RI Nanggala S-02 (402). "Alarm tempur...alarm tempur...alarm tempur", terdengar perintah dari komando sentral. ABK segera berlari dengan sigap menuju pos tempur masing-masing.

Komandan yang sedari tadi berada diperiskop melihat sekeliling permukaan lalu berkata "Kita sekarang menuju ke Pelabuhan...".
"Radar, berapa jarak dengan pantai?", juru radar menjawab "Jarak terdekat 25 kabel".
Lalu komandan berkata "Motor kiri dan kanan maju pelan".
Sedetik kemudian Juru Sonar berkata "Keadaan sekeliling kapal dan cakrawala aman".
Dan perwira Navigasi melaporkan "Dalam air 20 m di bawah lunas".
Dan RI Nanggala berlayar dengan megahnya di bawah air siap menghadapi segala kemungkinan.
"Jarak pantai 12 kabel, cakrawala dan udara aman" lapor Juru Radar.
" SIAP UNTUK TIMBUL !" tiba-tiba terdengar perintah . "Hembus grup tengah", maka terbukalah katup Main Ballast tank grup tengah dengan mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.

Setelah timbul, Perwira I dengan tangkas membuka pintu kedap atas di Conning Tower dan segera masuklah udara segar memenuhi seluruh ruangan kapal. KS RI Nanggala menuju ketempat berlabuh dan membuang sauh sejauh 400m dari pantai. Melihat ada KS yang timbul tiba-tiba dari tengah laut membuat penduduk yang tadinya ramai di tepi pantai berhamburan lari dan pantai kosong melompong.

Melihat hal tersebut komandan KS memerintahkan menurunkan perahu karet dan mengirim beberapa anggota ke pantai tanpa senjata. Sementara di KS meriam dan senjata lain disiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan.

Setelah tim mendarat di pantai, dan melihat para ABK tidak membawa senjata maka penduduk satu persatu mulai memberanikan diri mendekat....dan Alangkah Bahagianya mereka mengetahui bahwa yang datang adalah putra - putra Indonesia anggota ALRI, Bukan seperti sangkaan mereka semula : musuh yang akan melakukan agresi.

Kecemasan Komandan KS sirna melihat sambutan penduduk dan para pemukanya menyambut dengan buah-buahan dan makanan. Dari para tetua di daerah itu mendapat cerita bahwa seorang tokoh proklamator negara Atjeh telah pergi ke luar negri dan berjanji akan pulang dengan membawa kapal selam dan senjata.

Komandan KS memperkenankan masyarakat melihat dari dekat KS RI Nanggala keesokan harinya.
 
Dalam perpisahannya masyarakat berkata "kapan lagi bapak akan datang?, kalau pergi jangan lama-lama", komandan KS menjawab sambil tersenyum "Saudara-saudara jangan takut dan gentar terhadap musuh, kami selalu berada di perairan ini menjaga saudara-saudara. Mungkin saudara-saudara tidak melihat kami tapi kami bisa mengawasi saudara-saudara semua".

Sepuluh menit kemudian KS RI Nanggala menghilang dibawah laut..akibat aktivitas KS ALRI diperairan Sumatra maka aktivitas para penyeludup senjata untuk PRRI dan pemberontak Daud Beureuh terhenti.
(Catatan Mayor (P) LM Abdul Kadir NRP 480/P dalam Jurnal KS RI NANGGALA 1960)

  • Operasi Jayawijaya

Operasi Jayawijaya adalah sebuah Operasi yang direncanakan oleh TNI Angkatan Laut, dimana merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Tidak kurang dari 100 kapal perang dan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut. 

Latar belakang rencana operasi ini adalah karena Belanda tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, sehingga terjadi konflik yang merujuk kepada rencana operasi ini. Namun, operasi ini tidak dilakukan karena tercapainya persetujuan New York.

Kedatangan 12 KS ini langsung diterjunkan dalam recana operasi Jayawijaya, bagian dari gema Trikora. Dalam operasi yang dramatik tiga KS melakukan infiltrasi di pantai utara Irian Barat, tetapi ketahuan kekuatan laut Belanda. Hanya RI Tjandrasa yang dinakhodai Mayor Laut Mas Mardiono berhasil mendaratkan 15 anggota RPKAD di Tanah Merah, 30 kilometer utara pelabuhan udara Sentani pada 21 Agustus 1962.
 
Atas keberhasilan ini semua ABK RI Tjandrasa mendapat Bintang Sakti berdasarkan Keppres No.14/1963. Baru kali ini Indonesia menganugerahkan Bintang Sakti bagi seluruh anggota, biasanya bintang tertinggi ini dianugerahkan kepada perorangan atas jasa luar biasa di luar tuntutan tugas.
Kapal Selam RI menuju Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat 1962

Awal tahun 1962 kapal selam RI Nagabanda dan beberapa kapal selam lainnya diberangkatkan dari Surabaya menuju titik rendezvous di teluk Halmahera. Komandan Satuan Kapal Selam Letkol R.P. Poernomo menyebutkan dalam briefing, tujuan operasi adalah Tanah Merah,Hollandia (Jayapura).

Berangkat dari Halmahera,kapal menyusuri laut jauh di bagian utara Irian. Setelah berada di Tanjung Tanah Merah mereka berlayar malam hari saja sambil mengisi baterai. Pukul lima pagi mereka menyelam lagi sampai matahari terbenam.

Pada malam keempat, di sekitar Biak, pengisian baterai kembali dilakukan namun ada sedikit masalah teknis sehingga terlambat. Pukul 00.15 tiba-tiba datang perintah segera menyelam cepat sampai kedalaman 15 m. Sambil terengah - engah Mayor Tjipto Wignjoprajitno, Komandan RI Nagabanda, berteriak, "GODVERT! (kurang ajar), mereka terbang diatas kita. Kalau mereka menjatuhkan bomnya, Habislah kita!" Rupanya malam itu sebuah pesawat Neptune Belanda mendekati RI Nagabanda dari arah belakang dan baru diketahui awak kapal saat pesawat ada diatas mereka.

RI Nagabanda terus meyelam sampai kedalaman 50m. Saat itulah terdengar bunyi ping....ping....ping.... Rupanya Belanda telah menjatuhkan sonar Sonobouy. RI Nagabanda kembali menyelam hingga 70m. Tidak berapa lama bom laut dijatuhkan oleh Belanda. Bum...bum.... terdengar ledakan. Selama tiga jam awak RI Nagabanda bertahan di bawah sambil terus menyelam zig-zag.

Bom laut terus dimuntahkan. RI Nagabanda menjadi kritis. Keadaan lebih parah setelah terjadi kerusakan pada kemudi horizontal.kapal tidak dapat diarahkan dan cenderung terus menyelam.

Komandan akhirnya mengambil keputusan untuk mematikan mesin listrik penggerak kapal agar kapal tidak meyelam terlalu dalam. Setelah itu mereka mencari "landasan cair". 
"Landasan Cair" adalah lapisan air laut dengan berat jenis lebih tinggi dari lapisan disekelilingnya. Disanalah mereka berdiam diri sambil mematikan seluruh peralatan yang menimbulkan bunyi, bahkan gerak-gerik awak pun diatur.

Mereka bertahan dalam udara pengap, panas dan kurang oksigen selama 36 jam sebelum akhirnya yakin kapal Belanda sudah menjauh. Pukul 24.00 mereka naik ke permukaan laut dengan cara memompa air laut keluar. Dari situ mereka berlayar menuju Halmahera. Di Halmahera baru diketahui, kerusakan pada kemudi horizontal diakibatkan daun kemudi kanan dan kiri lepas akibat ledakan bom laut. RI Nagabanda kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk melaksanakan perbaikan.

RI Widjajadanu / 409
RI Pasopati / 410
KS ALRI di suatu lokasi terpencil
KS ALRI membelah lautan
DARI AUSTRALIA DAN MALAYSIA
  • Buang sampah di Australia

Kisah ini terjadi pada tahun 1963 - 1964, saat saya telah lulus sekolah komandan kapal selam dan menunggu penempatan. waktu itu masih gencar - gencarnya konfrontasi dengan malaysia, akhirnya saya diangkat menjadi komandan KS RI Nagabanda.
Beberapa kapal selam waktu itu ditugaskan melakukan pengintaian di laut cina selatan, sedangkan RI Nagabanda ditugaskan ke indonesia bagian timur. Semua kapal yang berlayar dibawah kendali Panglima Komando Armada Siaga, Panglimanya waktu itu Komodor R.P Poernomo.

Diwaktu itu sudah mulai ada ketegangan dengan Malaysia yang akan dimerdekakan Inggris. Malaysia dan Singapura termasuk serumpun dalam persemakmuran Inggris, begitu juga dengan Australia, bukan tidak mungkin apabila terjadi konfrontasi hampir dipastikan Australia akan ikut campur, oleh karena itu diputuskanlah melakukan pengintaian di perairan Australia.

Kapal meninggalkan surabaya menuju Kupang. Sampai di Timor kapal lego jangkar di muka pelabuhan satu hari, menambah logistik makanan segar, lalu angkat jangkar dan berlayar ke arah selatan. Berlayar pada siang hari menggunakan snorkelling sambil isi baterei, sedang malam hari berlayar diatas air. garis haluan dibuat sedemikian rupa sehingga jarak ke pantai australia tidak kurang 50 mil.

Setelah kira - kira berada di sebelah barat kota Perth, udara di dalam kapal terasa dingin tidak seperti biasanya yang panas. Karena dari Surabaya tidak dilengkapi dengan pakaian dingin maka saya putuskan untuk putar haluan ke utara, kembali ke Kupang.
 
Pada saat kapal akan menuju ke Kupang , ada usulan dari perwira administrasi , Letnan Ali Kamal, : " komandan untuk menandai bahwa RI Nagabanda sudah berada di perairan barat australia , sebaiknya kita buang sampah di sini".
Saya setujui usul tersebut, maka saya perintahkan untuk mengmpulkan kaleng2 bekas makanan khususnya yang made in Indonesia serta sampah yang lain dan kami buang ke laut.
Dalam melaksanakan tugas ini, RI Nagabanda berhasil masuk perairan barat Australia tanpa diketahui oleh kapal - kapal Australia.

  • 403 dalam 2 jam menjadi 410
Tahun 1964 dalam rangka tugas pada masa Konfrontasi dengan Malaysia, RI Nagabanda 403 mendapat tugas untuk mengambil foto-foto pantai Trengganu untuk persiapan pendaratan pasukan di semenanjung Malaysia.
 
Untuk operasi ini ikut seorang agen dari BPI (Badan Pusat Intelejen) untuk turut menganalisa keadaan ... singkat cerita KS dapat mencapai pantai Trengganu hingga jarak 2 mil dari pantai dan mulai mengambil gambar pantai Trengganu. Pada jarak itu KS sudah dapat dilihat dengan jelas oleh nelayan di sana.
 
Pada saat pemotretan juru sonar mendengar suara baling-baling yang kemungkinan adalah fregat Inggris, untuk itu maka KS segera bergerak meninggakan perairan Malaysia dan karena kemungkinan besar KS sudah terlihat oleh nelayan Malaysia maka KS berlayar ke kepulauan Riau dan di antara pulau - pulau itu KS RI Nagabanda 403 lego jangkar dan anak buah kapal diperintahkan menghapus no lambung 403 dan mengubahnya menjadi 410. 

Dalam waktu kurang dari 2 jam RI Nagabanda dengan no palsu 410 sudah berlayar kembali dan benar ada pesawat RAF jenis Skeleton terbang di atas kapal sambil memberikan lampu isyarat menanyakan identitas kapal tapi tidak dijawab malah awak kapal menyiapkan senjata mesin 12,7mm untuk menembak tapi dilarang oleh pusat karena belum ada deklarasi perang dengan Inggris.

Dari itu sebenarnya berita KS Nagabanda 403 sudah masuk Malaysia sudah diketahui Inggris dari laporan nelayan tapi setelah dicari malah mereka mendapati KS 410, mereka nggak bisa menindak karena yang mereka cari 403.
 
Akhirnya kapal tiba dengan selamat di Tanjung Uban Riau...



Sumber :
  •  50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959 - 2009
  • weaponstechnology

2 komentar:

  1. terima kasih ya cerita kisah kisa yang membuat kita sebagai bangsa indonesia bangga,maka tugas pemerintahlah yang harus membuat bangsa ini bangga berbangsa dan benegara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama gan.., hanya mencoba menampilkan kisah sejarah militer bangsa Indonesia yang banyak bermanfaat buat bangsanya ...

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.