Minggu, 16 Maret 2014

Kesenjangan Kapal Selam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPRI3u_mUGB_Z3ydN2LjDAxfRHtVSASTje7ndX6HvTnfcxDaT__-QQ6Dp5q9-9lZ1_swDzS3VIy0igEUWg9uii9tWYHVfoMQsKAaySHz78r-26oPsjwCUphgoNr4waV8nlKLpgmGNXKcQ/s1600/1551209_20130430070914kenyot10.jpgAll hands,
Bagi negara-negara yang mempunyai perhatian besar terhadap kapal selam, isu kesenjangan kapal selam akan selalu mendapat perhatian khusus. Lihatlah Australia yang kini berupaya mengatasi kesenjangan antara masa pensiun enam kapal selam kelas Collins dengan masuknya secara bergelombang 12 kapal selam pengganti. Guna mengatasi kesenjangan itu, Canberra telah bulat untuk melaksanakan modernisasi kembali terhadap kapal selam kelas Collins yang sejak lama terus bermasalah secara teknis. Melalui modernisasi itu, diharapkan kapal selam tersebut bisa beroperasi hingga 2035. Sebab menurut prediksi, karena berbagai permasalahan yang melingkupi pembangunan 12 kapal selam masa depan, paling cepat kapal selam pertama akan masuk dinas RAN pada 2030.

Tengok pula Singapura yang telah sedemikan rupa mengatur kerangka waktu masuknya dua kapal selam kelas U-218SG agar tak terjadi kesenjangan kapal selam karena dua kapal selam kelas Sjoormen akan pensiun pada era 2020-an. Sebagaimana diketahui, dua kapal selam pertama Singapura telah berusia sekitar 45 tahun sehingga sudah selayaknya dihapus dari jajaran armada.

Akan tetapi seperti biasa, Indonesia selalu tidak berada dalam jalur normal. Termasuk pula di dalamnya menyangkut urusan kapal selam. Walaupun sadar bahwa usia kapal selam kelas U-209/1300 semakin tua dan berbagai masalah teknis terus melingkupi, sementara di sisi lain upaya menambah kapal selam baru menemui berbagai tantangan, Tantangan itu kebanyakan muncul dari internal Indonesia sendiri dan bukan dari luar. Misalnya ambisi membuat kapal selam sendiri dan kerumitan dalam proses pengadaan di lingkungan Angkatan Laut.

Implikasi dari tantangan internal itu adalah munculnya kesenjangan kapal selam yang kini sudah muncul. Seandainya dulu rencana pengadaan kapal selam pada Renstra 2005-2009 terwujud, tak akan terjadi kesenjangan kapal selam. Namun seperti biasa, keputusan yang diambil terkait dengan kapal selam nampaknya tak berpandangan jauh ke depan. Hal inilah yang memicu munculnya kesenjangan kapal selam saat ini.

Akan tetapi tak banyak pihak di Indonesia, termasuk di Angkatan Laut negeri ini yang sadar akan kesenjangan kapal selam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.