Rabu, 21 Mei 2014

F-35 Tidak Jauh Lebih Baik dari Pesawat Tempur Saat Ini

Kemungkinan memiliki performa yang kurang Perakitan F-35Perakitan F-35 (Lockheed Martin)

Seorang analis militer mengatakan bahwa jet tempur siluman baru F-35 mungkin tidak jauh lebih baik dari pesawat tempur yang ada saat ini. Hal ini diungkapkan oleh seorang perwira senior Angkatan Udara AS, Kolonel Michael W. Pietrucha dalam analisanya di Air and Space Power Journal. Pietrucha mengatakan bahwa pengadaan jet tempur senilai USD 117 juta ini mungkin perlu dibatalkan karena kinerjanya yang tidak memuaskan.

F-35 Joint Strike Fighter (JSF) yang dibangun untuk pasukan AS dan sekutunya, pengembangannya masih berdasarkan ide-ide pertempuran udara yang sudah usang, klaim Pietrucha. F-35 bisa saja tidak mampu menghindari radar musuh dan apabila digunakan untuk kampanye jangka panjang maka biayanya terlalu mahal.

Kritik dalam jurnal Angkatan Udara AS tersebut bahkan menyimpulkan bahwa pesawat tempur baru ini (F-35) kemungkinan memiliki performa yang kurang, bahkan dari pesawat-pesawat tempur yang ada saat ini.

Militer AS berencana memesan lebih dari 2.400 unit F-35, Australia 100 unit dan Inggris 48 unit (sebelumnya Inggris berniat membeli 138 unit). Program senilai USD 396 miliar ini menjadi program pengembangan senjata termahal dalam sejarah, mirisnya ini bahkan terjadi saat AS dan negara-negara Eropa (yang turut dalam program) mengalami pemotongan anggaran pertahanan.

Dalam analisanya, Pietrucha menyebutkan bahwa: "Meskipun seandainya ada dana yang tidak terbatas, masih ada cukup alasan untuk mengakhiri program F-35."

F-35 belum tentu bisa diandalkan, sedangkan F-15 dan F-16 sudah semakin menua. Anggaran yang semakin tercurah untuk pengembangan F-35 juga telah mengambil jatah jam terbang dan upgrade pesawat-pesawat yang ada seperti F-15, F-16, F-18 dan F-22. Jam terbang untuk pilot-pilot tempur juga semakin sedikit, menempatkannya kurang dari jam terbang pilot China dan beberapa negara lain.

Disebutkan dalam jurnal: "Secara khusus, kinerjanya (F-35) belum memenuhi persyaratan awal, daya angkutnya kecil (untuk senjata, dll), jangkauan pendek, dan upaya spionase oleh Republik Rakyat China mungkin telah dilakukan sejak lama bahkan sebelum pesawat ini diperkenalkan yang mungkin akan membahayakan nantinya."

Selain itu, kemajuan pesat dalam sistem radar dan pertahanan udara Rusia dan China semakin memberi ketidakjelasan apakah teknologi siluman masih efektif atau tidak, Pietrucha mengingatkan. Dia juga mengatakan bahwa program F-35 harus ditunda dan Angkatan Udara AS sebaiknya menggunakan pesawat campuran di masa depan. Jika Amerika Serikat sendiri menarik diri dari program F-35, sudah tentu negara-negara lain akan mengikutinya, Pietrucha mengatakan.

Pietrucha mengatakan kepada The Sunday Telegraph bahwa: "Semua program pengembangan pesawat tempur memang mengalami kendala. Tapi yang satu ini sangat mengganggu, belum tentu karena secara inheren pesawat ini buruk, tetapi karena pesawat-pesawat ini sedang dibeli padahal mereka belum terbukti. Mereka belum diuji diluar uji simulasi komputer." Lebih lanjut dikatakan bahwa F-35 memang masih sulit untuk di-judge, karena potensinya belum teruji dan pernyataan-pernyataan cenderung hanya menyebutkan apa yang pesawat ini bisa lakukan meskipun tidak ada data uji operasional yang benar-benar memastikan bahwa pesawat itu memang bisa melakukannya.

Edward Hunt, seorang analis kedirgantaraan senior di IHS Jane, mengatakan kinerja F-35 menjadi subyek perdebatan luas di kalangan penerbangan militer.

Elizabeth Quintana, peneliti senior Air Power di Royal United Services Institute, mengatakan terjadi perdebatan tentang mana yang lebih bijaksana ketika harus menggantungkan kekuatan pada armada tempur high-end (seperti F-35) atau menggunakan campuran pesawat tempur high-end dengan pesawat yang lebih murah, pesawat serang ringan atau pesawat udara remote control. Yang mana yang akan memberikan lebih banyak pilihan atau keuntungan di medan perang di masa depan.

Selama ini, F-35 dikatakan sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia dengan fitur siluman serta sensor dan senjata canggih yang belum pernah ada sebelumnya. Pesawat ini juga secara khusus didesain agar terus relevan dalam menghadapi jenis-jenis ancaman baru di masa mendatang.

  artileri  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.