TNI AL dan Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) sepakat untuk saling memperkuat kerjasama.
Kerjasama antar dua angkatan perang tersebut dituangkan dalam Nota Saling Pengertian (MoU), ditandatangani KSAL Indonesia Laksamana TNI Ade Supandi, SE dan KSAL Belanda Letnan Jenderal Marinir Rob Verkerk di Markas Besar Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Den Helder, Selasa (10 Maret 2015).
Penandatanganan MoU tersebut berlangsung di anjungan kapal perang JSS Karel Doorman, disaksikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo dan Atase Pertahanan RI untuk Kerajaan Belanda Kolonel Laut (T) Edy Sulistyadi.
Bidang-bidang kerjasama yang akan ditingkatkan berdasarkan MoU antar Angkatan Laut RI dan Belanda ini mencakup antara lain tukar menukar informasi, latihan bersama, pendidikan dan pelatihan, dukungan logistik dan pertukaran kunjungan.
MoU ini juga sebagai upaya peningkatan kerjasama yang selama ini telah dilakukan berdasarkan prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling menguntungkan, sesuai kebijakan Poros Maritim yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Belanda selama 3 hari (7-10 Maret 2015), KSAL Laksamana Ade Supandi selain ke Den Helder juga telah melakukan kunjungan ke Vlissingen untuk meninjau perkembangan proyek pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Pembuatan dua kapal PKR ini bekerjasama dengan PT. PAL Indonesia sebagai mitra utama dalam rangka alih teknologi yang dilakukan melalui skema joint operation.
Hal ini direalisasikan melalui skema pembangunan 6 modul yang mana 4 modul dikerjakan di PT PAL Surabaya dan 2 modul dikerjakan di Belanda.
Kemudian proses integrasi modul dilaksanakan di PT PAL Surabaya dilanjutkan tahapan uji fungsi, baik di pelabuhan maupun di laut lepas, termasuk nanti proses penyerahan kapal-kapal tersebut.
Selama kunjungannya di Belanda, KSAL didampingi oleh Asrena Kasal Laksda TNI Agung Pramono, Aslog Kasal Laksda TNI Harry Pratomo, dan Kadisadal Laksma TNI Prasetya Nugraha.
Athan Kolonel Laut (T) Edy Sulistyadi kepada detikcom mengatakan bahwa hubungan pertahanan Indonesia-Belanda telah memiliki payung kerjasama dalam bentuk MoU Pertahanan, yang ditandatangani oleh Menhan RI dan Menhan Kerajaan Belanda di Den Haag pada 4 Februari 2014.
"Sedangkan MoU antar kedua Angkatan Laut ini merupakan tindak lanjut atau pelaksanaan dari MoU Pertahanan dimaksud," imbuh Athan.
Sementara itu KUAI KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, mengatakan bahwa Indonesia dan Belanda terus berupaya meningkatkan kerjasama dalam berbagai bidang, tidak hanya di bidang pertahanan.
Penandatanganan MoU kerjasama antara TNI AL dan Koninklijke Marine ini juga menunjukkan hubungan bilateral Indonesia-Belanda tidak terpengaruh oleh dinamika seputar penegakan hukum domestik Indonesia.
Kerjasama antar dua angkatan perang tersebut dituangkan dalam Nota Saling Pengertian (MoU), ditandatangani KSAL Indonesia Laksamana TNI Ade Supandi, SE dan KSAL Belanda Letnan Jenderal Marinir Rob Verkerk di Markas Besar Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Den Helder, Selasa (10 Maret 2015).
Penandatanganan MoU tersebut berlangsung di anjungan kapal perang JSS Karel Doorman, disaksikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo dan Atase Pertahanan RI untuk Kerajaan Belanda Kolonel Laut (T) Edy Sulistyadi.
Bidang-bidang kerjasama yang akan ditingkatkan berdasarkan MoU antar Angkatan Laut RI dan Belanda ini mencakup antara lain tukar menukar informasi, latihan bersama, pendidikan dan pelatihan, dukungan logistik dan pertukaran kunjungan.
MoU ini juga sebagai upaya peningkatan kerjasama yang selama ini telah dilakukan berdasarkan prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling menguntungkan, sesuai kebijakan Poros Maritim yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Belanda selama 3 hari (7-10 Maret 2015), KSAL Laksamana Ade Supandi selain ke Den Helder juga telah melakukan kunjungan ke Vlissingen untuk meninjau perkembangan proyek pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.
Pembuatan dua kapal PKR ini bekerjasama dengan PT. PAL Indonesia sebagai mitra utama dalam rangka alih teknologi yang dilakukan melalui skema joint operation.
Hal ini direalisasikan melalui skema pembangunan 6 modul yang mana 4 modul dikerjakan di PT PAL Surabaya dan 2 modul dikerjakan di Belanda.
Kemudian proses integrasi modul dilaksanakan di PT PAL Surabaya dilanjutkan tahapan uji fungsi, baik di pelabuhan maupun di laut lepas, termasuk nanti proses penyerahan kapal-kapal tersebut.
Selama kunjungannya di Belanda, KSAL didampingi oleh Asrena Kasal Laksda TNI Agung Pramono, Aslog Kasal Laksda TNI Harry Pratomo, dan Kadisadal Laksma TNI Prasetya Nugraha.
Athan Kolonel Laut (T) Edy Sulistyadi kepada detikcom mengatakan bahwa hubungan pertahanan Indonesia-Belanda telah memiliki payung kerjasama dalam bentuk MoU Pertahanan, yang ditandatangani oleh Menhan RI dan Menhan Kerajaan Belanda di Den Haag pada 4 Februari 2014.
"Sedangkan MoU antar kedua Angkatan Laut ini merupakan tindak lanjut atau pelaksanaan dari MoU Pertahanan dimaksud," imbuh Athan.
Sementara itu KUAI KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, mengatakan bahwa Indonesia dan Belanda terus berupaya meningkatkan kerjasama dalam berbagai bidang, tidak hanya di bidang pertahanan.
Penandatanganan MoU kerjasama antara TNI AL dan Koninklijke Marine ini juga menunjukkan hubungan bilateral Indonesia-Belanda tidak terpengaruh oleh dinamika seputar penegakan hukum domestik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.