Kamis, 12 Maret 2015

[World] Seteru NATO dengan Rusia

Seteru dengan Rusia, Uni Eropa Didesak Bikin Tentara Sendirihttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/10/41/974672/seteru-dengan-rusia-uni-eropa-didesak-bikin-tentara-sendiri-wzY.jpgUni Eropa didesak membuat tentara sendiri setelah perseteruan dengan Rusia memanas. Foto: Supplied.

Kepala Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, mendesak pembentukan tentara Uni Eropa. Desakan itu menyusul perseteruan Uni Eropa dengan Rusia yang semakin memanas.

Menurutnya, tentara Uni Eropa nantinya bisa ditempatkan di luar perbatasan blok untuk membela Eropa. Hal itu disampaikan Juncker dalam wawancaranya dengan media Jerman, Welt am Sonntag.

”Anda tidak akan membuat pasukan Eropa untuk segera menggunakannya,” katanya. ”Tapi tentara umum di antara orang-orang Eropa akan menyampaikan ke Rusia bahwa kita serius tentang prinsip mempertahankan nilai-nilai Uni Eropa,” katanya lagi yang dilansir Selasa (10/3/2015).

Keuntungan Uni Eropa membuat tentara sendiri, katanya, bisa menghemat anggaran militer. Sebab, anggaran itu disokong 28 negara anggota blok Uni Eropa.

”Tentara seperti itu akan membantu kami merancang kebijakan luar negeri dan keamanan bersama," kata mantan Perdana Menteri Luksemburg itu. Namun, peran tentara Uni Eropa itu nantinya tidak harus menantang peran pasukan NATO.

”Image Eropa telah menderita secara dramatis dan juga dalam hal kebijakan luar negeri, kita tampaknya tidak diambil serius,” ujarnya mengacu pada pandangan Rusia yang mengabaikan Uni Eropa.(mas)
Rusia Tidak Akan Mengemis pada UEhttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/10/41/974735/lavrov-rusia-tidak-akan-mengemis-pada-ue-mRI.jpgMenteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menegaskan, pihaknya tidak akan mengemis belas kasihan kepada Uni Eropa (UE) agar segera mencabut sanksi ekonomi terhadap mereka. Foto: Reuters

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menegaskan, pihaknya tidak akan mengemis belas kasihan kepada Uni Eropa (UE) agar segera mencabut sanksi ekonomi terhadap mereka. Pernyataan ini muncul setelah munculnya isu UE akan memperpanjang sanksi kepada Rusia.

Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo. Lavrov menyatakan, sanksi itu bukanlah kehendak Rusia, oleh karena itu mereka juga tidak akan meminta UE untuk mencabutnya.

"Sanksi itu bukan keinginan Rusia dan saya yakin semuanya akan kembali seperti normal dengan sendirinya," ucap Lavrov dalam sebuah pernyataan. Seperti dilansir Itar-tass, Selasa (10/3/2015).

Sementara itu, Garcia-Margallo menyatakan, seharusnya UE sudah mencabut sanksi itu sekarang bila melihat kondisi terakhir di Ukraina. Menurutnya, sudah tidak ada alasan lagi bagi UE untuk mempertahankan sanksi, terlebih untuk memperpanjang sanksi tersebut.

"Impelementasi perjanjian MInsk saat ini sedang diawasi, dan ada kabar sangat baik, yakni sudah mulai terjadi penarikan mundur pasukan dan senjata. Jadi, saya tidak melihat adanya alasan bagi UE untuk tidak mencabut sanksi tersebut," ucapnya.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan UE pada Rusia sendiri sejatinya akan berakhir pada pertengahan 2015 mendatang. Sanksi ini dijatuhkan karena UE melihat Rusia memiliki peranan dalam konflik di Ukraina, dengan terus mendukung kaum separatis.(esn)
NATO Kumpulkan Pasukan, Rusia: Kami Akan Meresponhttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/10/41/974737/nato-kumpulkan-pasukan-rusia-kami-akan-merespon-VsN.jpgMenteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Foto: Reuters

Pemerintah Rusia menegaskan akan segera merespon tindakan NATO yang mengumpulkan pasukan di beberapa wilayah perbatasan Rusia. Dalam pandangan Rusia, apa yang dilakukan NATO merupakan tindakan konfrontasi yang akan berdampak buruk bagi situasi keamanan di wilayah Euroatlantik.

"Kami telah memastikan sikap kami terkait tindakan NATO yang mengumpulkan kekuatan di sekitar wilayah perbatasan kami. Hal ini benar-benar tidak memberikan kontribusi terhadap keamanan di kawasan Euroatlantik," ucap Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dalam sebuah pernyataan.

"Kami terpaksa memberikan respon yang memadai terkait hal ini. Tapi, kami juga tetap meyakini masalah ini bisa diselesaikan melalui jalur dialog atas dasar sikap saling menghormati," tambahnya, seperti dilansir Sputnik, Selasa (10/3/2015).

NATO memang terus menambah jumlah pasukan dan alat-alat tempur mereka di kawasan Eropa timur, khususnya yang berbatasan langsung dengan Rusia. NATO setidaknya telah menempatkan pasukan mereka di tujuh negara yang berdekatan dengan Negeri Beruang Merah itu.

Aliansi tersebut berasalan, penempatan pasukan ini merupakan permintaan dari negara-negara yang bersangkutan, karena takut menjadi korban agresi Rusia. Kebijakan NATO ini sendiri membuat hubungan mereka dan Rusia terus meruncing setiap harinya.(esn)
Rusia Tarik Diri dari Konvensi Militer Eropahttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/11/41/975021/rusia-tarik-diri-dari-konvensi-militer-eropa-VGm.jpgNegeri Beruang Merah itu menyatakan, alasan mereka mundur dari forum itu karena menurut mereka hal ini sudah tidak lagi relevan saat ini. Foto: Istimewa

Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan yang dirilis di website mereka menegaskan telah menarik diri dari Forum Konsultasi Konvensi Angkatan Bersenjata Eropa atau CFE. Pernyataan ini menandai berakhirnya keterlibatan Rusia dari forum itu setelah lebih dari 20 tahun turut berpartisipasi.

Melansir Sputnik, Rabu (11/3/2015), Rusia sejatinya sudah mulai berencana untuk menarik diri dari konvensi ini sejak tahun 2007 lalu. Presiden Rusia, Vladimir Putin sejak tahun 2007 sudah membuat moratorium mengenai penangguhan keterlibatan mereka dalam CFE.

"Rusia sudah membuat keputusan untuk menghentikan partisipasinya dalam pertemuan kelompok konsultan sejak tanggal 11 Maret 2015. Dengan demikian, keputusan Rusia untuk menarik diri dari CFE yang tercantum dalam moratirum tahun 2007 sudah sepenuhnya terlaksana," tulis Kementerian itu dalam pernyataannya.

Negeri Beruang Merah itu menyatakan, alasan mereka mundur dari forum itu karena menurut mereka hal ini sudah tidak lagi relevan saat ini. Terlebih dengan kebijakan NATO yang terus menerus memperluas dan menambah pangkalan militer mereka. Dalam pandangan Rusia, NATO sudah tidak tertarik lagi dalam perjanjian di CFE dan lebih tertarik untuk memperbesar aliansi.

Mereka juga mengatakan, mahalnya ongkos yang dibutuhkan untuk melakukan pertemuan ini menjadi alasan lain mengapa mereka mengundurkan diri dari konvensi itu. Rusia memang saat ini tengah didera krisis ekonomi, yang diakibatkan oleh sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat dan Eropa terhadap mereka.

"Dalam kondisi saat ini, Rusia menganggap keikusertaan dalam konvensi ini sudah tidak lagi relevan karena alasan politik praktis dan juga karena mahalnya ongkos yang dibutuhkan. Menurut kami tidak masuk akal dari sudut pandangan keuangan dan ekonomi," kementerian itu menambahkan mengutip pernyataan Delegasi Rusia di CFE.(esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.