Mistral Coordination Post MCP Arhanud TNI AD [ARC]
Untuk melacak target udara, Arhanud TNI AD menggunakan mobile radar perangkat pelacak target, MCP (Mistral Coordination Post).
Mobil radar ini membantu perangkat serang dalam mendeteksi target udara untuk rudal Mistral Atlas yang digunakan Arhanud TNI AD.
TNI AD memilih kendaraan Unimog Benz 4x4 sebagai platform pengangkut sistem radar penjejak target untuk pertahanan udaranya. Kendaraan ini merupakan rancangan MBDA.
MCP mempunyai peran sebagai wahana surveillance, command dan control dari baterai Mistral yang tersebar di sekitar obyek pengamanan. MCP dilengkapi radar X band yang mampu melakukan target detection, identification dan tracking. Untuk menunjang operasionalnya, MCP yang hanya diawaki oleh seorang operator, dibekali dengan perangkat ‘powerful computer.’
MCP ini mampu mengendus target sejauh 30.000 meter dengan ketinggian hampir mencapai 4.000 meter dan dilengkapi dengan fitur IFF (identification friend or foe), sehingga meminimalkan kesalahan dalam menjejak kawan atau lawan.
Alat ini diberitakan dapat beroperasi dalam waktu singkat sekitar lima menit untuk dapat digelar dan bekerja dengan sempurna. Dan merupakan alutsista terbaru Arhanud TNI AD.Renault Sherpa Mistral RCWS Arhanud TNI AD Renault Sherpa Mistral RCWS Arhanud TNI AD [ARC]
Sampai saat ini Arhanud TNI AD masih memaksimalkan teknologi MANPADS (Man Portable Air Defense System) sebagai alat utama pertahanan udaranya.
Sebelum adanya pengadaan rudal Mistral Atlas, Arhanud TNI AD menggunakan rudal MANPADS lainnya, seperti Rudal Bofors RBS 70, rudal Rapier buatan inggris kemudian meningkat dengan rudal Grom Polandia, lalu China menawarkan rudal QW3 dengan platform truk. Dan yang terbaru nantinya akan datang rudal Starstreak dari Inggris.
Salah satu kendaraan yang digunakan Arhanud untuk menggangkut rudal Mistral adalah Renault Sherpa produksi Perancis. Kendaraan platform lapis baja ini mengangkut empat rudal Mistral yang dapat dioperasikan secara manual maupun menggunakan RCWS (remote control weapon system). Dengan RCWS, operator rudal ini lebih aman karena terlidungi dari sniper dan berada di dalam ruang kabin. Selain itu kendaraan ini ditambah sepucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm, sehingga efek pertahanannya lebih menjanjikan.
Sebagai kendaraan lapis baja, Sherpa dilengkapi perlindungan balistik di level B6, namun dapat di upgrade ke level 3, karena bodi kendaraan dirancang secara modular. Sherpa dapat pula di modifikasi dengan sistem V-shaped dan deflektor untuk mengantisipasi dari ancaman ranjau.
Guna mendukung mobilitas, kendaraan Sherpa Light dapat dengan mudah dibawa pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules atau Airbus A400M Atlas. Komodo Mistral Pindad Komodo Mistral [Kaskus]
Selain rantis Sherpa, Arhanud TNI AD juga menggunakan platform lain sebagai alat angkut dan peluncur rudal Mistral. Kendaraan ini merupakan produksi terkini Pindad, Komodo.
Rantis Komodo ini dari gambar tampak berbeda dengan rantis Sherpa, rantis ini tidak menggunakan sistem automatis maupun RCWS diatasnya, hanya berupa 2 unit rudal Mistral yang dioperasikan secara manual.
Penempatan rudal Mistral pada rantis Komodo mengusung peluncur model Atlas. Kendaraan jenis ini mempunyai kelemahan selain dioperasikan secara manual, proteksi operatornya terbuka di bagian belakang kendaraan, sehingga rawan menjadi sasaran empuk sniper. Menjawab kelemahan tersebut, Arhanud TNI AD juga mengandalkan kendaraan Sherpa Light dengan sistem RCWS. [indomiliter]
Untuk melacak target udara, Arhanud TNI AD menggunakan mobile radar perangkat pelacak target, MCP (Mistral Coordination Post).
Mobil radar ini membantu perangkat serang dalam mendeteksi target udara untuk rudal Mistral Atlas yang digunakan Arhanud TNI AD.
TNI AD memilih kendaraan Unimog Benz 4x4 sebagai platform pengangkut sistem radar penjejak target untuk pertahanan udaranya. Kendaraan ini merupakan rancangan MBDA.
MCP mempunyai peran sebagai wahana surveillance, command dan control dari baterai Mistral yang tersebar di sekitar obyek pengamanan. MCP dilengkapi radar X band yang mampu melakukan target detection, identification dan tracking. Untuk menunjang operasionalnya, MCP yang hanya diawaki oleh seorang operator, dibekali dengan perangkat ‘powerful computer.’
MCP ini mampu mengendus target sejauh 30.000 meter dengan ketinggian hampir mencapai 4.000 meter dan dilengkapi dengan fitur IFF (identification friend or foe), sehingga meminimalkan kesalahan dalam menjejak kawan atau lawan.
Alat ini diberitakan dapat beroperasi dalam waktu singkat sekitar lima menit untuk dapat digelar dan bekerja dengan sempurna. Dan merupakan alutsista terbaru Arhanud TNI AD.Renault Sherpa Mistral RCWS Arhanud TNI AD Renault Sherpa Mistral RCWS Arhanud TNI AD [ARC]
Sampai saat ini Arhanud TNI AD masih memaksimalkan teknologi MANPADS (Man Portable Air Defense System) sebagai alat utama pertahanan udaranya.
Sebelum adanya pengadaan rudal Mistral Atlas, Arhanud TNI AD menggunakan rudal MANPADS lainnya, seperti Rudal Bofors RBS 70, rudal Rapier buatan inggris kemudian meningkat dengan rudal Grom Polandia, lalu China menawarkan rudal QW3 dengan platform truk. Dan yang terbaru nantinya akan datang rudal Starstreak dari Inggris.
Salah satu kendaraan yang digunakan Arhanud untuk menggangkut rudal Mistral adalah Renault Sherpa produksi Perancis. Kendaraan platform lapis baja ini mengangkut empat rudal Mistral yang dapat dioperasikan secara manual maupun menggunakan RCWS (remote control weapon system). Dengan RCWS, operator rudal ini lebih aman karena terlidungi dari sniper dan berada di dalam ruang kabin. Selain itu kendaraan ini ditambah sepucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm, sehingga efek pertahanannya lebih menjanjikan.
Sebagai kendaraan lapis baja, Sherpa dilengkapi perlindungan balistik di level B6, namun dapat di upgrade ke level 3, karena bodi kendaraan dirancang secara modular. Sherpa dapat pula di modifikasi dengan sistem V-shaped dan deflektor untuk mengantisipasi dari ancaman ranjau.
Guna mendukung mobilitas, kendaraan Sherpa Light dapat dengan mudah dibawa pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules atau Airbus A400M Atlas. Komodo Mistral Pindad Komodo Mistral [Kaskus]
Selain rantis Sherpa, Arhanud TNI AD juga menggunakan platform lain sebagai alat angkut dan peluncur rudal Mistral. Kendaraan ini merupakan produksi terkini Pindad, Komodo.
Rantis Komodo ini dari gambar tampak berbeda dengan rantis Sherpa, rantis ini tidak menggunakan sistem automatis maupun RCWS diatasnya, hanya berupa 2 unit rudal Mistral yang dioperasikan secara manual.
Penempatan rudal Mistral pada rantis Komodo mengusung peluncur model Atlas. Kendaraan jenis ini mempunyai kelemahan selain dioperasikan secara manual, proteksi operatornya terbuka di bagian belakang kendaraan, sehingga rawan menjadi sasaran empuk sniper. Menjawab kelemahan tersebut, Arhanud TNI AD juga mengandalkan kendaraan Sherpa Light dengan sistem RCWS. [indomiliter]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.