Senin, 04 April 2016

[Dunia] Armenia dan Azerbaijan Terlibat Peperangan

Azerbaijan Bantah Helikopternya Ditembak Jatuh ArmeniaAzerbaijan bantah jika helikopternya ditembah jatuh oleh Armenia (Ilustrasi)) ★

K
ementerian Pertahanan (Kemhan) Azerbaijan membantah laporan media asing yang menyatakan helikopter Azerbaijan ditembak jatuh militer Armenia. Azerbaijan dan Armenia terlibat saling tuding terkait eskalasi ketegangan di sepanjang perbatasan mereka.

"Informasi soal helikopter Azerbaijan ditembak jatuh di sepanjang garis kontak adalah palsu dan provokasi," kata Kemhan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (2/4/2016). Namun, Kemhan Azerbaijan tidak mengungkapkan media asing yang dimaksud.

Namun demikian, Kemhan Azerbaijan mengatakan bahwa situasi di sepanjang garis kontak telah mengalami ketegangan dalam beberapa hari terakhir. "Satu warga sipil tewas dan lainnya luka-luka di desa Garagaji kabupaten Tartar sebagai akibat dari tembakan yang dilepaskan oleh Angkatan Bersenjata Armenia," kata pernyataan itu.

Kemhan Azerbaijan juga mengatakan, pasukan Armenia menggunakan mortir dan senapan mesin berkaliber besar dalam kontak senjata di sepanjang perbatasan dan beberapa wilayah Azerbaijan, termasuk Krasnoselsk, Goygol dan Khojavand.

"Pasukan Armenia telah melakukan 130 serangan pada posisi Azerbaijan," kata kementerian itu. (ian)

 Erdogan Dukung Azerbaijan yang Perang dengan Armenia 
Erdogan Dukung Azerbaijan yang Perang dengan ArmeniaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Reuters)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mendukung Azerbaijan yang terlibat perang dengan Armenia pada hari Sabtu kemarin. Sedangkan Rusia terus mendesak dua negara pecahan Uni Soviet itu mengakhiri permusuhan.

Perang yang pecah secara singkat kemarin berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.

Wilayah Nagorno-Karabakh telah memisahkan diri dari Azerbaijan pada tahun 1988. Kemudian pada tahun 1991, Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan diikuti dengan perang berdarah selama tiga tahun.

Rusia telah menengahi gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan pada tahun 1994, tetapi ketegangan kedua negara belum reda dan eskalasi sesekali pecah.

Jumlah korban dalam pertempuran kedua negara masih simpang siur. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim membebaskan wilayah strategis dan permukiman dari kelompok separatis di Nagorno-Karabakh. ”Enam tank Armenia hancur (dan) lebih dari 100 prajurit Armenia tewas dan luka-luka,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Reuters, Minggu (3/4/2016).

Namun, Pemerintah Armenia membantahnya. Presiden Armenia, Serzh Sarksyan, baru mengkonfirmasi laporan sekitar 18 korban tewas dan 35 luka-luka dalam perang singkat kemarin.

Azerbaijan menyatakan siap dengan solusi militer setelah puluhan tahun menjalankan solusi damai dianggap sia-sia. Hal itu disampaikan Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu, sesaat setelah perang pecah pada hari Sabtu.

Upaya dari solusi damai untuk konflik ini telah berlangsung selama 22 tahun. Berapa banyak lagi yang dibutuhkan? Kami siap untuk solusi damai untuk masalah ini. Tapi jika tidak diselesaikan secara damai maka kita akan menyelesaikannya dengan cara militer,” katanya kepada stasiun radio Govorit Moskva.

Sebaliknya, Presiden Armenia, Serzh Sargsyan, bersumpah bahwa negaranya akan sepenuhnya menjamin keamanan Nagorno-Karabakh. ”Kami memiliki hak hukum dalam perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 1994,” katanya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menelepon Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, untuk mengungkapkan belasungkawa atas kematian tentara Azerbaijan di perbatasan Nagorno-Karabakh.

Presiden Turki menyatakan dukungan dan solidaritas dalam kaitannya dengan peristiwa pada garis kontak antara Armenia dan Azerbaijan dan menekankan bahwa orang-orang Turki akan selalu dengan orang-orang dari Azerbaijan,” kata layanan pers Presiden Azerbaijan dalam sebuah pernyataan, mengutip hasil percakapan telepon Erdogan dan Aliyev.

Erdogan menyalahkan kelambanan kelompok OSCE Minsk terkait sengketa Nagorno-Karabakh yang kembali memanas.

Jika kelompok Minsk telah memecahkan masalah pada waktunya, kita tidak akan menyaksikan peristiwa yang sekarang di garis kontak antara pasukan Azeri (Azerbaijan) dan pasukan Armenia,” kata Erdogan saat membuka sebuah pusat Islam di Lanham, Maryland, Amerika Serikat.

Anehnya, Turki sendiri bagian dari kelompok Minsk bersama Rusia, Amerika Serikat dan Prancis yang memiliki kewajiban sama memantau dan menjaga stabilitas di kawasan itu. (mas)

 Iran Desak Armenia dan Azerbaijan Tahan Diri 

Iran Desak Armenia dan Azerbaijan Tahan DiriPasukan Republik Karabakh, berjaha di wilayah perbatasan Armenia-Azerbaijan. (Sputnik/Iliya Pitalev)

Pemerintah Iran mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk menahan diri dari melakuakan tindakan yang mampu memperburuk situasi. Armenia dan Azerbaijan terlibat peperangan pada Jumat malam lalu.

"Teheran meminta kedua negara bertetangga tersebut untuk menahan diri dari setiap cara atau tindakan yang bisa memperburuk situasi," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi Ansari, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4).

"Selain itu, kawasan ini telah menjadi tempat tindakan destruktif oleh kelompok-kelompok ekstremis, berita bentrokan tersebut telah menimbulkan keprihatinan berat bagi Iran," sambung Ansari.

Dirinya menambahkan, bahwa negaranya merekomendasikan kepada kedua negara, untuk menghentikan permusuhan dengan mencapai solusi damai dalam kerangka peraturan PBB.

Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.

Wilayah Nagorno-Karabakh telah memisahkan diri dari Azerbaijan pada tahun 1988. Kemudian pada tahun 1991, Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan diikuti dengan perang berdarah selama tiga tahun. (esn)

 Kami Siap Lanjutan Upaya Damai dengan Armenia 
Azerbaijan Kami Siap Lanjutan Upaya Damai dengan ArmeniaMiliter Azerbaijan dan Armenia terlibat pertempuran di Nagorno-Karabakh (Al Jazeera)

Pihak Azerbaijan mengatakan mereka siap untuk melanjutkan upaya damai dengan Armenia. Kesiapan itu diutarakan oleh Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu.

Bulbuloglu menuturkan, negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Dirinya juga menyebut, jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia.

"Upaya dari solusi damai untuk konflik ini telah berlangsung selama 22 tahun. Berapa banyak waktu lagi yang dibutuhkan? Kami siap untuk solusi damai untuk masalah ini. Tapi jika tidak bisa diselesaikan secara damai, maka kita akan menyelesaikannya dengan cara militer," kata Bulbuloglu, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4).

Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.

Iran, Rusia, OSCE dan PBB terus mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang tidak perlu, dan kembali lagi kepada jalur damai untuk menyelesaikan masalah ini. (esn)

 Hari Ini, Separatis Pro-Armenia dan Azerbaijan Perang Lagi 

Perang di hari kedua antara separtis pro-Armenia yang didukung militer Armenia dan Azerbaijan yang dipicu sengketa wilayah Nagorno-Karabakh pecah pada hari Minggu (3/4/2016).

Perang dua negara pecahan Soviet ini memasuki hari kedua, setelah pertempuran kemarin dilaporkan menewaskan puluhan orang.

Konflik puluhan tahun kedua negara yang kembali memanas itu memicu masyarakat internasional menyerukan gencatan senjata.

Nagorno-Karabakh, terletak di wilayah Azerbaijan. Namun, wilayah ini dikendalikan oleh separatis etnis Armenia yang menerima dukungan militer dan dana dari Armenia sejak perang separatis dan Azerbaijan berakhir pada tahun 1994.

Militer Nagorno-Karabakh mengatakan pasukannya diserang oleh pasukan Azeri sekitar pukul 06.00 waktu Azerbaijan pagi tadi.

Musuh terus dengan aksi militer agresif, menggunakan artileri, roket dan kendaraan lapis baja,” kata militer Nagorno-Karabakh, dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters.

Tentara mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menekan musuh yang agresif, yang menyerang secara ofensif,” lanjut pernyataan itu.

Pihak Armenia yang mendukung kelompok separatis dan Azerbaijan saling tuduh melakukan pelanggaran gencatan senjata 1994. (mas)

 PBB Minta Amernia dan Azerbaijan Hormati Perjanjian Damai 
PBB Minta Amernia dan Azerbaijan Hormati Perjanjian DamaiPBB meminta Armenia dan Azerbaijan, yang sempat terlibat pertempuran pada Jumat lalu, untuk menghormati perjanjian damai diantara keduanya. (Istimewa)

PBB meminta Armenia dan Azerbaijan, yang sempat terlibat pertempuran pada Jumat lalu, untuk menghormati perjanjian damai diantara keduanya. Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh.

"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak terkait untuk segera mengakhiri pertempuran, sepenuhnya menghormati perjanjian gencatan senjata dan mengambil langkah-langkah mendesak untuk deescalate situasi," kata PBB dalam sebuah pernyataan, merujuk pada perjanjian damai 1994, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4).

Armenia dan Azerbaijan merupakan dua negara pecahan Uni Soviet yang sudah terlibat konflik selama puluhan tahun di Karabakh, daerah pegunungan yang didominasi etnis Armenia namun merupakan bagian dari Azerbaijan. Wilayah itu telah memisahkan diri pada tahun 1988.

Kemudian pada tahun 1991, Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan, diikuti dengan perang berdarah selama tiga tahun. Pada tahun 1994, dengan perantara Rusia, kedua negara mencapai kata sepakat untuk melakukan gencatan senjata, tetapi ketegangan kedua negara belum reda dan eskalasi sesekali pecah hingga saat ini.

Sebelumnya, Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu menuturkan negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Namun, dirinya juga menyebut jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia. (esn)

 Azerbaijan Umumkan Hentikan Perang dengan Armenia 
Azerbaijan Umumkan Hentikan Perang dengan ArmeniaAzerbaijan mengumumkan akan menghentikan perang dengan Armenia di Nagorno-Karabakh (Reuters)

Pemerintah Azerbaijan mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pertempuran dengan separatis pro-Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Penghentian perang ini terjadi setelah kedua belah pihak bertempur selama kurang lebih dua hari.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuturkan, setelah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara dan organisasi internasional, pihaknya mengambil keputusan untuk menghentikan pertempuran kontra separatis pro-Armenia.

"Setelah memperhitungkan pendekatan dari organisasi internasional, Azerbaijan telah memutuskan untuk secara sepihak menghentikan aksi militer dan akan mengkonsolidasikan peningkatan situasi di wilayah (Nagorno-Karabakh)," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reueters pada Minggu (3/4).

Seperti diketahui, perang yang pecah sejak Jumat kemarin itu itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah itu sejatinya terletak di dalam Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia. Pihak Armenia merasa berkewajiban membela etnis-nya dan akhirnya terlibat perang dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan dua negara itu.

Pada tahun 1994, dengan perantara Rusia, kedua negara sejatinya mencapai kata sepakat untuk melakukan gencatan senjata di wilayah tersebut, tetapi ketegangan kedua negara belum reda dan eskalasi sesekali pecah hingga saat ini. (esn)

 Armenia Ragu dengan Deklarasi Penghentian Perang Azerbaijan 

Kementerian Pertahanan Armenia mengaku ragu dengan deklarasi penghentian perang yang baru saja diutarakan oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan. Keraguan ini muncul, karena di lapangan sampai saat ini pertempuran masih terjadi.

"Pernyataan Azerbaijan mengenai gencatan senjata sepihak di wilayah Nagorno-Karabakh tidak konsisten dengan kenyataan dilapangan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan.

"Apa yang disampaikan oleh Azerbaijan adalah perangkap informasi yang tidak berarti sudah adanya gencatan senjata sepihak," sambungnya, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (3/4).

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuturkan, setelah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara dan organisasi internasional, pihaknya mengambil keputusan untuk menghentikan pertempuran di dengan separatis pro-Armenia.

"Setelah memperhitungkan pendekatan dari organisasi internasional, Azerbaijan telah memutuskan untuk secara sepihak menghentikan aksi militer dan akan mengkonsolidasikan peningkatan situasi di wilayah (Nagorno-Karabakh)," kata kementerian itu. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.