♞ Jokowi Sudah Dapat Laporan Soal Penembakan Teroris Diduga SantosoDua orang yang teroris tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di hutan Poso, Sulawesi Tengah, yang salah satunya diduga adalah Santoso. Presiden Joko Widodo telah mendapatkan laporan kejadian ini.
"Setengah jam lalu, Menko Polhukam (Luhut Binsar Pandjaitan) telah melapor ke Presiden mengenai kontak senjata di Poso," kata Jubir Presiden Johan Budi SP saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/7/2016).
Johan mengatakan, ada yang meninggal dunia dalam baku tembak itu. Salah satu dari dua orang yang meninggal itu berciri-ciri seperti Santoso.
"Salah satu mayat, berciri-ciri seperti Santoso. Mayatnya itu ada tahi lalatnya. Persis seperti ciri-ciri dari Santoso," kata Johan.
Dikatakan Johan, kejadian baku tembak itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIT, di hutan Poso. Kini mayat tersebut sudah dibawa ke Palu untuk proses identifikasi.
"Presiden sudah mendapat laporan itu," katanya. (jor/Hbb) Masih Ada 19 Anggota Santoso di Atas GunungDua orang kelompok teroris yang salah satunya diduga Santoso alias Abu Wardah, tewas dalam baku tembak di pegunungan Sambarana, Poso, Sulawesi Tengah, sore tadi. Saat ini masih ada 19 anggota jaringan MIT lainnya yang masih berada di pegunungan tersebut.
"Masih ada 19 lagi, termasuk salah satunya etnis Uighur," ujar Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi kepada detikcom, Senin (18/7/2016).
Dari total 21 anggota teroris tersebut, menurut Rudy, terpecah menjadi 2 kelompok. Satu kelompok berjumlah 5 orang berada di bawah Santoso dan Ali Basri sedangkan 16 lainnya di bawah Ali Kalora yang berada di wilayah Tamanjeka, Poso.
"Nah yang 5 orang ini ketika baku tembak terjadi itu sedang berada di pinggir kali," imbuhnya.
Satgas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok teroris jaringan Santoso pada pukul 17.00 WIT. Dari 5 orang yang terlibat baku tembak itu, dua tertembak mati, sedangkan 3 orang lainnya melarikan diri.
"Kami sedang kejar terus yang lainnya," pungkasnya. (mei/fdn)Kondisi Hujan Deras, Evakuasi Jenazah Makin SulitTim Satgas Tinombala hingga Selasa (19/7) dini hari waktu Poso, masih terus melakukan evakuasi dua jenazah yang diduga salah satunya adalah Santoso. Saat ini, pegunungan di sekitar Poso sedang diguyur hujan deras yang membuat proses evakuasi semakin sulit.
"Saat ini sedang hujan deras, proses evakuasi menjadi lebih sulit. Tapi hingga saat ini masih berjalan," ujar anggota tim Satgas Tinombala, Kolonel Yudha saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/7/2016) pukul 23.00 WIB.
Kolonel Yudha menjelaskan, komunikasi sangat sulit dilakukan dengan tim yang berada di lapangan karena posisi baku tembak di tengah hutan. Karena itu hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi pria berjenggot dan bertahi lalat yang tewas setelah ditembak prajurit Raider Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala adalah Santoso, pimpinan MIT yang menjadi buron bertahun-tahun.
"Kami di sini juga belum bisa mengonfirmasi, komunikasi sangat susah. Yang di lapangan juga sulit mengirim foto karena kendala sinyal," jelas Yudha.
"Lebih baik tunggu sampai kami berhasil evakuasi, baru bisa dipastikan identitasnya," tegasnya.
Baku tembak antara tim Satgas Tinombala dengan kelompok Santoso terjadi pada pukul 17.00 WIT di hutan yang berjarak 60 Km dari Poso. Lokasi kejadian tepatnya berada di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng. (Hbb/fdn)Setelah Santoso Tamat, Kepemimpinan MIT Diteruskan oleh Ali Kalora dan BasriSalah satu dari dua orang yang tewas dalam baku tembak di pegunungan Sambarana, Poso, Sulteng, diduga adalah Santoso alias Abu Wardah. Dari ciri-ciri jenazah tersebut, ada dugaan bahwa itu adalah Santoso.
Jika benar jenazah tersebut adalah Santoso, akankah menghentikan sel-sel terorisme di Indonesia?
"Oh ya masih (hidup), mereka tidak akan berhenti dan akan tetap hidup. Makanya deradikalisasi harus terus dilakukan agar tidak terus berkembang," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi kepada detikcom, Senin (18/7/2016).
Setelah Santoso tamat, kepemimpinan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) akan diteruskan oleh orang kepercayaan Santoso.
"Yang memungkinkan (kepemimpinan) itu Basri, kalau tidak Ali Kalora. Karena dua orang ini adalah orang kepercayaan Santoso," imbuhnya.
Dua dari total 21 anggota MIT yang berada di Poso, tewas dalam baku tembak sore tadi. Dua orang tersebut bersama 3 orang lainnya, yang disergap di dekat sebuah sungai.
Dari 21 orang tersebut, terpecah menjadi dua kelompok. Lima orang di antarnya di bawah pimpinan Santoso dan Basri, sedangkan sisanya di bawah Ali Kalora, termasuk salah satunya etnis Uighur.
"Yang lima orang itu di bawah Santoso, dua perempuan dan 3 laki-laki. Dari dua laki-laki yang tewas itu diduga salah satunya adalah Santoso karena ciri-cirinya mirip," jelasnya. Tiga lainnya (dua perempuan dan satu orang laki-laki) melarikan diri.
Sementara 16 lainnya, yang ada di bawah pimpinan Ali Kalora, salah satunya adalah seorang perempuan. "Yang 16 orang ini ada di wilayah Tamanjeka," imbuhnya.
Soal terpecahnya kedua kelompok ini, Rudy menyebut, "kemungkinan itu strategi mereka untuk memecah perhatian." (mei/Hbb)Suasana Baku Tembak Satgas TinombalaTim Satgas Tinombala yang terdiri dari gabungan Polisi dan TNI berhasil menembak mati dua orang yang salah satunya diduga Santoso. Baku tembak terjadi di dekat sungai yang berada di dalam hutan di Poso.
Informasi yang diterima detikcom dari anggota Satgas Tinombala, Selasa (19/7/2016), baku tembak terjadi tepatnya di hutan yang berada di kawasan Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng. Lokasinya berjarak 60 Km dari Poso.
Pada Senin (18/7) sekitar pukul 16.00 Wita, satu regu tim Satgas Tinombala sedang melakukan pencarian di dalam hutan. Saat itu, tim melihat ada 3 orang yang berada di sebuah gubuk. Di sekitar gubuk, terlihat sayur dan ubi berserakan, diduga untuk menutupi jejak.
Di dekat gubuk ada sebuah sungai dan di seberang sungai itu tim Satgas Tinombala melihat dua orang laki-laki. Kedua orang itu membawa senjata laras panjang.
Kontak senjata langsung terjadi, dua orang yang berada di seberang sungai tewas setelah timah panas dari salah satu prajurit Raider Kostrad bersarang di tubuhnya. Sementara itu, tiga orang yang sebelumnya terlihat di gubuk langsung kabur menyeberangi sungai. Tiga orang itu diketahui terdiri dari 2 wanita dan satu pria.
Salah satu orang yang tewas diduga adalah Santoso, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang selama ini dicari. Ciri-cirinya sangat mirip dengan Santoso, yakni berambut panjang, berjenggot dan ada tahi lalat di dahi. Namun, hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi apakah benar yang tertembak adalah Santoso.
"Memang ada tanda-tanda tahi lalat di dahinya yang menjadi ciri khas Santoso. Tapi sekali lagi saya belum bisa konfirmasi, teman-teman juga sedang melakukan evakuasi untuk identifikasi siapa yang bersangkutan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin (18/7) malam.
"Ya mudah-mudahan itu yang bersangkutan (Santoso)," tegas Tito.
Sejak semalam, tim Satgas Tinombala langsung melakukan evakuasi terhadap dua jenazah. Meski tengah malam tadi hutan Poso diguyur hujan deras, evakuasi tetap berlanjut.
Rencananya, hari ini kedua jenazah akan dibawa ke RS Bhayangkara Palu untuk diidentifikasi. Polisi akan menghadirkan kerabat Santoso untuk membantu proses identifikasi. (Hbb/Hbb)
"Setengah jam lalu, Menko Polhukam (Luhut Binsar Pandjaitan) telah melapor ke Presiden mengenai kontak senjata di Poso," kata Jubir Presiden Johan Budi SP saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/7/2016).
Johan mengatakan, ada yang meninggal dunia dalam baku tembak itu. Salah satu dari dua orang yang meninggal itu berciri-ciri seperti Santoso.
"Salah satu mayat, berciri-ciri seperti Santoso. Mayatnya itu ada tahi lalatnya. Persis seperti ciri-ciri dari Santoso," kata Johan.
Dikatakan Johan, kejadian baku tembak itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIT, di hutan Poso. Kini mayat tersebut sudah dibawa ke Palu untuk proses identifikasi.
"Presiden sudah mendapat laporan itu," katanya. (jor/Hbb) Masih Ada 19 Anggota Santoso di Atas GunungDua orang kelompok teroris yang salah satunya diduga Santoso alias Abu Wardah, tewas dalam baku tembak di pegunungan Sambarana, Poso, Sulawesi Tengah, sore tadi. Saat ini masih ada 19 anggota jaringan MIT lainnya yang masih berada di pegunungan tersebut.
"Masih ada 19 lagi, termasuk salah satunya etnis Uighur," ujar Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi kepada detikcom, Senin (18/7/2016).
Dari total 21 anggota teroris tersebut, menurut Rudy, terpecah menjadi 2 kelompok. Satu kelompok berjumlah 5 orang berada di bawah Santoso dan Ali Basri sedangkan 16 lainnya di bawah Ali Kalora yang berada di wilayah Tamanjeka, Poso.
"Nah yang 5 orang ini ketika baku tembak terjadi itu sedang berada di pinggir kali," imbuhnya.
Satgas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok teroris jaringan Santoso pada pukul 17.00 WIT. Dari 5 orang yang terlibat baku tembak itu, dua tertembak mati, sedangkan 3 orang lainnya melarikan diri.
"Kami sedang kejar terus yang lainnya," pungkasnya. (mei/fdn)Kondisi Hujan Deras, Evakuasi Jenazah Makin SulitTim Satgas Tinombala hingga Selasa (19/7) dini hari waktu Poso, masih terus melakukan evakuasi dua jenazah yang diduga salah satunya adalah Santoso. Saat ini, pegunungan di sekitar Poso sedang diguyur hujan deras yang membuat proses evakuasi semakin sulit.
"Saat ini sedang hujan deras, proses evakuasi menjadi lebih sulit. Tapi hingga saat ini masih berjalan," ujar anggota tim Satgas Tinombala, Kolonel Yudha saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/7/2016) pukul 23.00 WIB.
Kolonel Yudha menjelaskan, komunikasi sangat sulit dilakukan dengan tim yang berada di lapangan karena posisi baku tembak di tengah hutan. Karena itu hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi pria berjenggot dan bertahi lalat yang tewas setelah ditembak prajurit Raider Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala adalah Santoso, pimpinan MIT yang menjadi buron bertahun-tahun.
"Kami di sini juga belum bisa mengonfirmasi, komunikasi sangat susah. Yang di lapangan juga sulit mengirim foto karena kendala sinyal," jelas Yudha.
"Lebih baik tunggu sampai kami berhasil evakuasi, baru bisa dipastikan identitasnya," tegasnya.
Baku tembak antara tim Satgas Tinombala dengan kelompok Santoso terjadi pada pukul 17.00 WIT di hutan yang berjarak 60 Km dari Poso. Lokasi kejadian tepatnya berada di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng. (Hbb/fdn)Setelah Santoso Tamat, Kepemimpinan MIT Diteruskan oleh Ali Kalora dan BasriSalah satu dari dua orang yang tewas dalam baku tembak di pegunungan Sambarana, Poso, Sulteng, diduga adalah Santoso alias Abu Wardah. Dari ciri-ciri jenazah tersebut, ada dugaan bahwa itu adalah Santoso.
Jika benar jenazah tersebut adalah Santoso, akankah menghentikan sel-sel terorisme di Indonesia?
"Oh ya masih (hidup), mereka tidak akan berhenti dan akan tetap hidup. Makanya deradikalisasi harus terus dilakukan agar tidak terus berkembang," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi kepada detikcom, Senin (18/7/2016).
Setelah Santoso tamat, kepemimpinan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) akan diteruskan oleh orang kepercayaan Santoso.
"Yang memungkinkan (kepemimpinan) itu Basri, kalau tidak Ali Kalora. Karena dua orang ini adalah orang kepercayaan Santoso," imbuhnya.
Dua dari total 21 anggota MIT yang berada di Poso, tewas dalam baku tembak sore tadi. Dua orang tersebut bersama 3 orang lainnya, yang disergap di dekat sebuah sungai.
Dari 21 orang tersebut, terpecah menjadi dua kelompok. Lima orang di antarnya di bawah pimpinan Santoso dan Basri, sedangkan sisanya di bawah Ali Kalora, termasuk salah satunya etnis Uighur.
"Yang lima orang itu di bawah Santoso, dua perempuan dan 3 laki-laki. Dari dua laki-laki yang tewas itu diduga salah satunya adalah Santoso karena ciri-cirinya mirip," jelasnya. Tiga lainnya (dua perempuan dan satu orang laki-laki) melarikan diri.
Sementara 16 lainnya, yang ada di bawah pimpinan Ali Kalora, salah satunya adalah seorang perempuan. "Yang 16 orang ini ada di wilayah Tamanjeka," imbuhnya.
Soal terpecahnya kedua kelompok ini, Rudy menyebut, "kemungkinan itu strategi mereka untuk memecah perhatian." (mei/Hbb)Suasana Baku Tembak Satgas TinombalaTim Satgas Tinombala yang terdiri dari gabungan Polisi dan TNI berhasil menembak mati dua orang yang salah satunya diduga Santoso. Baku tembak terjadi di dekat sungai yang berada di dalam hutan di Poso.
Informasi yang diterima detikcom dari anggota Satgas Tinombala, Selasa (19/7/2016), baku tembak terjadi tepatnya di hutan yang berada di kawasan Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng. Lokasinya berjarak 60 Km dari Poso.
Pada Senin (18/7) sekitar pukul 16.00 Wita, satu regu tim Satgas Tinombala sedang melakukan pencarian di dalam hutan. Saat itu, tim melihat ada 3 orang yang berada di sebuah gubuk. Di sekitar gubuk, terlihat sayur dan ubi berserakan, diduga untuk menutupi jejak.
Di dekat gubuk ada sebuah sungai dan di seberang sungai itu tim Satgas Tinombala melihat dua orang laki-laki. Kedua orang itu membawa senjata laras panjang.
Kontak senjata langsung terjadi, dua orang yang berada di seberang sungai tewas setelah timah panas dari salah satu prajurit Raider Kostrad bersarang di tubuhnya. Sementara itu, tiga orang yang sebelumnya terlihat di gubuk langsung kabur menyeberangi sungai. Tiga orang itu diketahui terdiri dari 2 wanita dan satu pria.
Salah satu orang yang tewas diduga adalah Santoso, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang selama ini dicari. Ciri-cirinya sangat mirip dengan Santoso, yakni berambut panjang, berjenggot dan ada tahi lalat di dahi. Namun, hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi apakah benar yang tertembak adalah Santoso.
"Memang ada tanda-tanda tahi lalat di dahinya yang menjadi ciri khas Santoso. Tapi sekali lagi saya belum bisa konfirmasi, teman-teman juga sedang melakukan evakuasi untuk identifikasi siapa yang bersangkutan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin (18/7) malam.
"Ya mudah-mudahan itu yang bersangkutan (Santoso)," tegas Tito.
Sejak semalam, tim Satgas Tinombala langsung melakukan evakuasi terhadap dua jenazah. Meski tengah malam tadi hutan Poso diguyur hujan deras, evakuasi tetap berlanjut.
Rencananya, hari ini kedua jenazah akan dibawa ke RS Bhayangkara Palu untuk diidentifikasi. Polisi akan menghadirkan kerabat Santoso untuk membantu proses identifikasi. (Hbb/Hbb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.