✈ Di Sumbar dan SumutDensus 88/Antiteror semakin giat menangkap pelaku teror jelang Natal dan Tahun Baru. Tak hanya menangkap empat teroris di Tangerang Selatan (tangsel), pada saat yang sama Densus 88 juga membekuk teroris di Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut).
"Yang di Payakumbuh, Sumbar adalah orang asli Payakumbuh. Dia merupakan bagian dari kelompok jaringan teroris yang ada di Solo atas nama Abu Zaid," kata Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri Rabu (21/12).
Pelaku diidentifikasi sebagai Jhon Tanamal alias Hamzah. Pelaku kelahiran Payakumbuh pada 28 Februari 1977.
"Dia juga menjadi salah satu sumber pendanaan karena memiliki pekerjaan, dia mendonasikan dananya untuk kegiatan-kegiatan amaliyah. Juga membeli rangkaian bahan-bahan untuk suatu bom," lanjutnya.
Pelaku juga melakukan percobaan pembuatan bom bersama Abu Zaid alias Facrudin. Zaid ditangkap pada Februari 2016 bersama seorang lainnya bernama Ali Mahmudin di Malang.
Ali belakangan telah divonis 8 tahun penjara. Dia dinyatakan sebagai pembuat casing bom yang meledak di kawasan Thamrin pada Januari 2016.
"Sedangkan tersangka di Sumatera Utara merupakan DPO dari kasus terorisme di Batam. Dia terlibat Khatibah Gonggong Rebus pimpinan Gigih Rahmat Dewa yang sudah ditangkap Agustus lalu," lanjut Martinus.
Anak Buah Bahrun Naim
Terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 di Desa Ajibaho, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Roni Syamsudi Lubis alias Syafii, ternyata anggota jaringan Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmar Dewa.
"Dia sudah lama masuk dalam daftar pencarian. Dia ditangkap saat mengunjungi orangtuanya di lokasi penangkapan di Jalan Delitua-Patumbak, Dusun III Kuta Dinding, Desa Ajibaho, Kecamatan Biru-biru, Deliserdang," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting, Rabu (21/10).
Rina mengatakan, Syafii merupakan anggota KGR yang dipimpin oleh Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Sesuai dengan kartu tanda penduduk, Syafii selama ini tinggal di Bida Ayu Blok E No. 53 RT 001/RW 015 Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Syafii kelahiran di Bukit Lawang.
"Syafii terkait dalam jaringan teroris yang selama ini menyembunyikan keberadaannya di Batam. Dia juga mengetahui dan ikut mengelola Travel Rafiqa milik Rafiqa Hanum istri Bahrun Naim. Dia bersama anggota KGR juga mengikuti baiat pada ISIS di bulan Agustus 2016 di Sungai Ladi di Batam," sebutnya.
Terduga Teroris Syafii Dikenal Tertutup
Penangkapan Roni Syamsudi Lubis alias Syafii sebagai terduga teroris oleh Densus Antiteror 88 di rumah orangtuanya di di Jalan Delitua-Patumbak, Dusun III Kuta Dinding, Desa Ajibaho, Kecamatan Biru-biru, Deli Serdang, mengundang kehebohan masyarakat.
"Selama ini, orang yang ditangkap itu agak tertutup. Saya sendiri kurang mengenalnya. Menurut laporan warga dan tetangga, Syafii itu kurang bergaul dan tidak pernah berbaur dengan masyarakat sekitarnya," ujar Kepala Desa Ajibaho, Masa Peranginangin, Rabu (21/12).
Peranginangin mengungkapkan, Syafii tidak pernah memberikan laporan kepada dirinya saat tinggal di desa tersebut. Bahkan, dia tidak mengetahui bahwa kedatangan Syafii untuk menemui orangtuanya. Berdasarkan informasi, Syafii baru sebulan tinggai di rumah orangtuanya.
"Saat menyaksikan penangkapan dan penggeledahan itu, kami melihat petugas Densus membawa sejumlah buku, laptop dan handphone. Kami tidak mengetahui secara pasti, apakah penyitaan itu berkaitan dengan kasus yang dituduhkan kepada Syafii. Kami terkejut karena penangkapan ini terkait kasus terorisme," sebutnya.
"Yang di Payakumbuh, Sumbar adalah orang asli Payakumbuh. Dia merupakan bagian dari kelompok jaringan teroris yang ada di Solo atas nama Abu Zaid," kata Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri Rabu (21/12).
Pelaku diidentifikasi sebagai Jhon Tanamal alias Hamzah. Pelaku kelahiran Payakumbuh pada 28 Februari 1977.
"Dia juga menjadi salah satu sumber pendanaan karena memiliki pekerjaan, dia mendonasikan dananya untuk kegiatan-kegiatan amaliyah. Juga membeli rangkaian bahan-bahan untuk suatu bom," lanjutnya.
Pelaku juga melakukan percobaan pembuatan bom bersama Abu Zaid alias Facrudin. Zaid ditangkap pada Februari 2016 bersama seorang lainnya bernama Ali Mahmudin di Malang.
Ali belakangan telah divonis 8 tahun penjara. Dia dinyatakan sebagai pembuat casing bom yang meledak di kawasan Thamrin pada Januari 2016.
"Sedangkan tersangka di Sumatera Utara merupakan DPO dari kasus terorisme di Batam. Dia terlibat Khatibah Gonggong Rebus pimpinan Gigih Rahmat Dewa yang sudah ditangkap Agustus lalu," lanjut Martinus.
Anak Buah Bahrun Naim
Terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 di Desa Ajibaho, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Roni Syamsudi Lubis alias Syafii, ternyata anggota jaringan Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmar Dewa.
"Dia sudah lama masuk dalam daftar pencarian. Dia ditangkap saat mengunjungi orangtuanya di lokasi penangkapan di Jalan Delitua-Patumbak, Dusun III Kuta Dinding, Desa Ajibaho, Kecamatan Biru-biru, Deliserdang," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting, Rabu (21/10).
Rina mengatakan, Syafii merupakan anggota KGR yang dipimpin oleh Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Sesuai dengan kartu tanda penduduk, Syafii selama ini tinggal di Bida Ayu Blok E No. 53 RT 001/RW 015 Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Syafii kelahiran di Bukit Lawang.
"Syafii terkait dalam jaringan teroris yang selama ini menyembunyikan keberadaannya di Batam. Dia juga mengetahui dan ikut mengelola Travel Rafiqa milik Rafiqa Hanum istri Bahrun Naim. Dia bersama anggota KGR juga mengikuti baiat pada ISIS di bulan Agustus 2016 di Sungai Ladi di Batam," sebutnya.
Terduga Teroris Syafii Dikenal Tertutup
Penangkapan Roni Syamsudi Lubis alias Syafii sebagai terduga teroris oleh Densus Antiteror 88 di rumah orangtuanya di di Jalan Delitua-Patumbak, Dusun III Kuta Dinding, Desa Ajibaho, Kecamatan Biru-biru, Deli Serdang, mengundang kehebohan masyarakat.
"Selama ini, orang yang ditangkap itu agak tertutup. Saya sendiri kurang mengenalnya. Menurut laporan warga dan tetangga, Syafii itu kurang bergaul dan tidak pernah berbaur dengan masyarakat sekitarnya," ujar Kepala Desa Ajibaho, Masa Peranginangin, Rabu (21/12).
Peranginangin mengungkapkan, Syafii tidak pernah memberikan laporan kepada dirinya saat tinggal di desa tersebut. Bahkan, dia tidak mengetahui bahwa kedatangan Syafii untuk menemui orangtuanya. Berdasarkan informasi, Syafii baru sebulan tinggai di rumah orangtuanya.
"Saat menyaksikan penangkapan dan penggeledahan itu, kami melihat petugas Densus membawa sejumlah buku, laptop dan handphone. Kami tidak mengetahui secara pasti, apakah penyitaan itu berkaitan dengan kasus yang dituduhkan kepada Syafii. Kami terkejut karena penangkapan ini terkait kasus terorisme," sebutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.