⚓️ Selain ArisgatorSetelah beberapa bulan lampau terungkap bahwa TNI AD sedang menjajaki varian amfibi dari M113 yakni Arisgator dari Italia, ternyata pada saat yang bersamaan ada satu varian M113 asal negara Pizza tersebut yang juga sedang ditimang-timang.
Varian M113 yang sedang dijajaki tersebut adalah SIDAM 25 atau Sistema Italiano Difesa Area Mobile, 25 Milimetre. SIDAM 25 masuk kategori sistem artileri antipesawat udara swagerak atau yang populer dikenal dengan SPAAG (Self Propelled Anti Aircraft Gun). TNI AD sendiri memang belum memiliki SPAAG dan jelas membutuhkannya untuk melindungi gerak infantri mekanis.
SIDAM 25 dikembangkan secara khusus untuk AD Italia dan tidak dibeli oleh negara lain. OTO Melara melakukan pengembangan SIDAM 25 dengan dana internal perusahaan pada 1983 dan masuk pengujian pada 1985-1987. AD Italia memesan SIDAM 25 pada Juni 1987 dan unit pertama yang mengoperasikan adalah Brigade Garibaldi pada tahun 1989. Kontrak SIDAM 25 awalnya menyasar 340 unit, tetapi akhirnya dikurangi hingga hanya 280 unit.
Konsep dasarnya adalah menggabungkan antara sasis M113A2 dengan sistem kanon antipesawat. Sistem ini mirip dengan konsep M113 Vulcan PIVADS yang dikembangkan oleh AD AS untuk mengisi kebutuhan pertahanan udara di tahun 1970-an hingga 1980-an.
M113A2 yang digunakan tidak banyak mengalami perubahan di sektor otomotif. Kendaraan ini masih menggunakan mesin diesel 6V-53 yang dipadu dengan girboks Allison TX 100-1 karena dianggap masih cukup mumpuni.
Ubahan dilakukan pada hull dengan penambahan pintu akses yang memotong sisi kiri M113A2 untuk memudahkan awak yang terdiri dari komandan, juru tembak, dan pengemudi keluar dari kendaraan. Pada bagian atas dibuat perkuatan sehingga kubah yang berisi sistem elektro optik, catu daya, dan kanon tembak cepat 25 mm bisa didudukkan ke atap M113A2.
Kubah alumunium seberat 3 ton ini memiliki palka untuk satu orang juru tembak. Kubah SIDAM 25 sendiri terdiri dari empat kanon tembak cepat Oerlikon Italiana KBA-25 dengan konfigurasi 2×2 atau 2 laras kanon di setiap sisi. Satu kanon di tiap sisi dilengkapi dengan sistem pasokan ganda sehingga bisa mengganti tipe amunisi yang digunakan secara seketika.
Tiap kanon mampu menyemburkan timah panas dengan kecepatan 570 peluru/menit. Kemampuan ini cukup untuk merusak tirai logam sasaran yang terbang dengan kecepatan 50-300 m/detik. Moda penembakan biasanya diatur dalam beberapa kali rentetan pendek dengan tembakan tunggal, 15 peluru sekali tekan tombol, 25 butir peluru per semburan, atau tembakan otomatis terus menerus. Kapasitas pelurunya mencapai 600 peluru HE-FRAG (High Explosive-Fragmentation) dan 30 butir peluru APDS (Armor Piercing Discarding Sabot).
Untuk sistem bidiknya, SIDAM 25 belum dilengkapi dengan radar pencari ataupun penjejak sehingga kemampuannya terbatas pada kondisi cuaca yang cerah (clear weather system). Juru tembak dibekali dengan sistem bidik elektro-optik (Optronik) OG14 yang distabilisasi sehingga tidak terganggu getaran saat penembakan, dan memungkinkan penembakan sambil bergerak karena tiap laras kanonnya pun distabilisasi.
Dalam kondisi minim cahaya disediakan sistem kamera LLTV (Low Light Television) untuk menemukan sasaran. Tetapi tentu tidak seoptimal saat menggunakan radar, terutama bila terjadi badai pada malam hari. Jarak ke sasaran ditentukan berdasarkan bacaan dari LRF (Laser Range Finder) yang merupakan sistem bawaan SIDAM 25. Sistem penjejakan elektronik yang terhubung ke alat bidik optronik menyediakan sudut penjejakan terhadap sasaran.
Untuk mengenali sasaran, SIDAM 25 sudah dilengkapi dengan pembaca transponder IFF (Identification Friend or Foe) buatan ITALTEL sehingga meminimalkan kemungkinan insiden blue on blue. SIDAM 25 sendiri dapat dioperasikan secara mandiri, atau dihubungkan ke pos komando membentuk baterai.
Saat dihubungkan ke posko, data tangkapan dari posko dapat disalurkan ke TADS (Target Alert Display Set) yang dapat menampilkan vektor, arah, dan juga perintah penentuan prioritas ancaman sehingga awak di dalam SIDAM 25 bisa memfokuskan bidikan pada sasaran yang dianggap paling mengancam.
SIDAM 25 pernah pula diuji untuk diintegrasikan dengan sistem rudal Mistral buatan MBDA pada tahun 1994. Dua kotak peluncur yang masing-masing berisi tiga rudal dipasang di atas setiap sisi rumah laras untuk menambah daya pukul SIDAM 25 terutama saat menghadapi pesawat tempur yang melesat cepat.
SPEK SIDAM 25
⚔ Awak : 3 orang (komandan, pengemudi, juru tembak/ pengisi amunisi)
⚔ Dimensi : 4,86 x 2,54 x 2,97m
⚔ Sistem Senjata : Oerlikon KBA 25mm, rotating bolt mechanism with hydropneumatic recoil system
⚔ Elevasi : +87o
⚔ Depresi : -5o
⚔ Sudut putar : 360o
⚔ Jarak efektif : 2.000 meter
⚔ Harga : US$ 4,3 Juta (1997)
Author: Aryo Nugroho
Varian M113 yang sedang dijajaki tersebut adalah SIDAM 25 atau Sistema Italiano Difesa Area Mobile, 25 Milimetre. SIDAM 25 masuk kategori sistem artileri antipesawat udara swagerak atau yang populer dikenal dengan SPAAG (Self Propelled Anti Aircraft Gun). TNI AD sendiri memang belum memiliki SPAAG dan jelas membutuhkannya untuk melindungi gerak infantri mekanis.
SIDAM 25 dikembangkan secara khusus untuk AD Italia dan tidak dibeli oleh negara lain. OTO Melara melakukan pengembangan SIDAM 25 dengan dana internal perusahaan pada 1983 dan masuk pengujian pada 1985-1987. AD Italia memesan SIDAM 25 pada Juni 1987 dan unit pertama yang mengoperasikan adalah Brigade Garibaldi pada tahun 1989. Kontrak SIDAM 25 awalnya menyasar 340 unit, tetapi akhirnya dikurangi hingga hanya 280 unit.
Konsep dasarnya adalah menggabungkan antara sasis M113A2 dengan sistem kanon antipesawat. Sistem ini mirip dengan konsep M113 Vulcan PIVADS yang dikembangkan oleh AD AS untuk mengisi kebutuhan pertahanan udara di tahun 1970-an hingga 1980-an.
M113A2 yang digunakan tidak banyak mengalami perubahan di sektor otomotif. Kendaraan ini masih menggunakan mesin diesel 6V-53 yang dipadu dengan girboks Allison TX 100-1 karena dianggap masih cukup mumpuni.
Ubahan dilakukan pada hull dengan penambahan pintu akses yang memotong sisi kiri M113A2 untuk memudahkan awak yang terdiri dari komandan, juru tembak, dan pengemudi keluar dari kendaraan. Pada bagian atas dibuat perkuatan sehingga kubah yang berisi sistem elektro optik, catu daya, dan kanon tembak cepat 25 mm bisa didudukkan ke atap M113A2.
Kubah alumunium seberat 3 ton ini memiliki palka untuk satu orang juru tembak. Kubah SIDAM 25 sendiri terdiri dari empat kanon tembak cepat Oerlikon Italiana KBA-25 dengan konfigurasi 2×2 atau 2 laras kanon di setiap sisi. Satu kanon di tiap sisi dilengkapi dengan sistem pasokan ganda sehingga bisa mengganti tipe amunisi yang digunakan secara seketika.
Tiap kanon mampu menyemburkan timah panas dengan kecepatan 570 peluru/menit. Kemampuan ini cukup untuk merusak tirai logam sasaran yang terbang dengan kecepatan 50-300 m/detik. Moda penembakan biasanya diatur dalam beberapa kali rentetan pendek dengan tembakan tunggal, 15 peluru sekali tekan tombol, 25 butir peluru per semburan, atau tembakan otomatis terus menerus. Kapasitas pelurunya mencapai 600 peluru HE-FRAG (High Explosive-Fragmentation) dan 30 butir peluru APDS (Armor Piercing Discarding Sabot).
Untuk sistem bidiknya, SIDAM 25 belum dilengkapi dengan radar pencari ataupun penjejak sehingga kemampuannya terbatas pada kondisi cuaca yang cerah (clear weather system). Juru tembak dibekali dengan sistem bidik elektro-optik (Optronik) OG14 yang distabilisasi sehingga tidak terganggu getaran saat penembakan, dan memungkinkan penembakan sambil bergerak karena tiap laras kanonnya pun distabilisasi.
Dalam kondisi minim cahaya disediakan sistem kamera LLTV (Low Light Television) untuk menemukan sasaran. Tetapi tentu tidak seoptimal saat menggunakan radar, terutama bila terjadi badai pada malam hari. Jarak ke sasaran ditentukan berdasarkan bacaan dari LRF (Laser Range Finder) yang merupakan sistem bawaan SIDAM 25. Sistem penjejakan elektronik yang terhubung ke alat bidik optronik menyediakan sudut penjejakan terhadap sasaran.
Untuk mengenali sasaran, SIDAM 25 sudah dilengkapi dengan pembaca transponder IFF (Identification Friend or Foe) buatan ITALTEL sehingga meminimalkan kemungkinan insiden blue on blue. SIDAM 25 sendiri dapat dioperasikan secara mandiri, atau dihubungkan ke pos komando membentuk baterai.
Saat dihubungkan ke posko, data tangkapan dari posko dapat disalurkan ke TADS (Target Alert Display Set) yang dapat menampilkan vektor, arah, dan juga perintah penentuan prioritas ancaman sehingga awak di dalam SIDAM 25 bisa memfokuskan bidikan pada sasaran yang dianggap paling mengancam.
SIDAM 25 pernah pula diuji untuk diintegrasikan dengan sistem rudal Mistral buatan MBDA pada tahun 1994. Dua kotak peluncur yang masing-masing berisi tiga rudal dipasang di atas setiap sisi rumah laras untuk menambah daya pukul SIDAM 25 terutama saat menghadapi pesawat tempur yang melesat cepat.
SPEK SIDAM 25
⚔ Awak : 3 orang (komandan, pengemudi, juru tembak/ pengisi amunisi)
⚔ Dimensi : 4,86 x 2,54 x 2,97m
⚔ Sistem Senjata : Oerlikon KBA 25mm, rotating bolt mechanism with hydropneumatic recoil system
⚔ Elevasi : +87o
⚔ Depresi : -5o
⚔ Sudut putar : 360o
⚔ Jarak efektif : 2.000 meter
⚔ Harga : US$ 4,3 Juta (1997)
Author: Aryo Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.