Buatan PT DI Tahun 2015 [dokumen istimewa] ★
Helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Helikopter berjenis Dauphin itu juga baru dioperasikan tahun 2015.
"Jenis heli Dauphin AS 36165 buatan PT DI yang dioperasikan juga untuk Angkatan Laut TNI," ujar Direktur Sarana dan Prasarana Wahyu A Djaja, di kantornya, Jl Angkasa Blok B15 Kav 2-3, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2017).
Wahyu memastikan helikopter itu dalam kondisi laik terbang. Bahkan helikopter belum menjalani 600 jam penerbangan.
"Laik, masih sangat laik terbang. Belum ada 600 jam terbang," tegasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat sebelumnya, helikopter Basarnas dikabarkan jatuh sekitar pukul 16.00 WIB. Helikopter itu diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung. Saat helikopter jatuh, cuaca di lokasi sekitar diselimuti kabut tebal.
Proses evakuasi korban hari ini dihentikan untuk sementara dan akan dilanjutkan besok. Hingga kini diketahui telah ada 4 orang yang tewas akibat kejadian tersebut. Dari 4 yang meninggal, 3 jasad sudah berhasil dievakuasi. (adf/nif)
8 Korban Tewas Telah Dievakuasi ke RS Temanggung
Helikopter Basarnas jatuh di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah. Delapan korban meninggal yang berada di dalam helikopter itu telah berhasil dievakuasi ke RSUD Temanggung.
"8 orang sedang dievakuasi semua ke RSUD Temanggung," ujar Kepala Basarnas Marsekal Muda M Syaugi dalam pesannya kepada detikcom, Minggu (3/7/2017) pukul 01.20 WIB.
Syaugi mengatakan, proses evakuasi telah dilakukan dengan cepat dalam meski dalam keadaan hujan. Dia mengatakan, 8 orang tersebut berencana untuk melakukan rescue di Dieng terkait meletusnya kawah Sileri.
"Sudah sejak pukul 20.00 WIB, karena butuh waktu kira-kira tiga jam, karena hujan. Besok pagi kita update lagi," tulisnya.
Sebelumnya, helikopter Basarnas dikabarkan hilang sekitar pukul 16.00 WIB, helikopter diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung. 8 Korban itu terdiri dari 4 kru dan 4 tim rescue Basarnas. Berikut identitas korban tewas:
Kru:
1. Kapten Laut (P) Haryanto
2. Kapten Laut (P) Li Solihin
3. Serka Mpu Hari Marsono
4. Peltu LPU Budi Santoso
Tim Basarnas:
1. Muhammad Afandi
2. Nyoto Purwanto
3. Budi Resti
4. Catur (adf/rvk)
Crash dari Ketinggian 7.000 Kaki
Heli Basarnas yang jatuh [dokumen istimewa]
Helikopter Basarnas yang jatuh dalam perjalanan menuju Kawah Sileri, Dieng mengalami benturan di ketinggian 7.000 kaki. Hal ini dikonfirmasi Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.
"Kalau penyebabnya masih belum diketahui. Tapi yang jelas dia crash di ketinggian kurang lebih 7.000 feet," ujar Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Muda TNI Muhammad Syaugi kepada detikcom, Senin (3/7/2017).
Namun Syaugi belum bisa memastikan heli nahas tersebut bertabrakan dengan benda apa. Dia mengatakan, untuk masalah penyebab kecelakaan akan diumumkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Yang jelas dia berada di atas ketinggian minimum, mengenai penyebabnya itu nanti KNKT yang akan jelaskan," tuturnya.
Sebelumnya helikopter berjenis Dauphin AS 36165 buatan PT Dirgantara Indonesia itu diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung, Minggu (2/7). Saat helikopter jatuh, dikabarkan cuaca di lokasi sekitar diselimuti kabut tebal. (nif/rvk)
Baru Menempuh 12 Menit Perjalanan
Kepala Basarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan, heli milik Basarnas jatuh di Pegunungan Butak, Temanggung, Jateng. Heli tersebut jatuh saat perjalanan baru memakan waktu 12 menit.
"Dia ini berangkat pada pukul 16.00 WIB, baru 12 menit perjalanan kita dapat info dari transmisi lokal itu heli mengalami crash," ujar Syaugi kepada detikcom, Senin (3/7/2017), pukul 02.00 WIB.
Menurutnya, helikopter itu akan melakukan perjalanan ke Dieng. Jarak yang tempuh waktu dari tempat heli berangkat ke Dieng adalah 15 menit.
"Harusnya dia terbang 15 menit, tapi di menit ke 12, dari alat transmisi lokal itu dikabarkan heli mengalami crash atau benturan," ucapnya.
Tim SAR Cari Black Box Heli
Setelah melakukan evakuasi kepada korban tewas, Tim SAR melakukan pencarian terhadap black box heli Dauphin milik Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Temanggung. Proses pencarian masih berlangsung hingga pagi ini pukul 05.00 WIB.
"Kita masih lakukan pencarian terhadap black box helikopter ini," ujar Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (3/7/2017).
Syaugi mengatakan, pencarian terhadap black box dibantu petugas dari kepolisian, TNI dan masyarakat sekitar. Dia berharap black box segera ditemukan untuk diserahkan ke KNKT.
Dia menambahkan, lokasi kecelakaan berada di pegunungan yang memiliki medan yang cukup berat. Hal itu membuat petugas sedikit mengalami kesulitan.
"Kita berharap black box nya segera ditemukan untuk dibawa ke KNKT," ujarnya.
Helikopter jenis Dauphin milik Basarnas mengalami kecelakaan pada pukul 16.00 WIB. Heli tersebut mengangkut 8 orang yang terdiri dari 4 kru dan 4 tim rescue Basarnas. Akibat kecelakaan tersebut 8 orang tewas.
Heli tersebut berencana melakukan rescue di Dieng terkait letusan kawah Sileri. (rvk/nif)
Helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung, Jawa Tengah, merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Helikopter berjenis Dauphin itu juga baru dioperasikan tahun 2015.
"Jenis heli Dauphin AS 36165 buatan PT DI yang dioperasikan juga untuk Angkatan Laut TNI," ujar Direktur Sarana dan Prasarana Wahyu A Djaja, di kantornya, Jl Angkasa Blok B15 Kav 2-3, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2017).
Wahyu memastikan helikopter itu dalam kondisi laik terbang. Bahkan helikopter belum menjalani 600 jam penerbangan.
"Laik, masih sangat laik terbang. Belum ada 600 jam terbang," tegasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat sebelumnya, helikopter Basarnas dikabarkan jatuh sekitar pukul 16.00 WIB. Helikopter itu diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung. Saat helikopter jatuh, cuaca di lokasi sekitar diselimuti kabut tebal.
Proses evakuasi korban hari ini dihentikan untuk sementara dan akan dilanjutkan besok. Hingga kini diketahui telah ada 4 orang yang tewas akibat kejadian tersebut. Dari 4 yang meninggal, 3 jasad sudah berhasil dievakuasi. (adf/nif)
8 Korban Tewas Telah Dievakuasi ke RS Temanggung
Helikopter Basarnas jatuh di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah. Delapan korban meninggal yang berada di dalam helikopter itu telah berhasil dievakuasi ke RSUD Temanggung.
"8 orang sedang dievakuasi semua ke RSUD Temanggung," ujar Kepala Basarnas Marsekal Muda M Syaugi dalam pesannya kepada detikcom, Minggu (3/7/2017) pukul 01.20 WIB.
Syaugi mengatakan, proses evakuasi telah dilakukan dengan cepat dalam meski dalam keadaan hujan. Dia mengatakan, 8 orang tersebut berencana untuk melakukan rescue di Dieng terkait meletusnya kawah Sileri.
"Sudah sejak pukul 20.00 WIB, karena butuh waktu kira-kira tiga jam, karena hujan. Besok pagi kita update lagi," tulisnya.
Sebelumnya, helikopter Basarnas dikabarkan hilang sekitar pukul 16.00 WIB, helikopter diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung. 8 Korban itu terdiri dari 4 kru dan 4 tim rescue Basarnas. Berikut identitas korban tewas:
Kru:
1. Kapten Laut (P) Haryanto
2. Kapten Laut (P) Li Solihin
3. Serka Mpu Hari Marsono
4. Peltu LPU Budi Santoso
Tim Basarnas:
1. Muhammad Afandi
2. Nyoto Purwanto
3. Budi Resti
4. Catur (adf/rvk)
Crash dari Ketinggian 7.000 Kaki
Heli Basarnas yang jatuh [dokumen istimewa]
Helikopter Basarnas yang jatuh dalam perjalanan menuju Kawah Sileri, Dieng mengalami benturan di ketinggian 7.000 kaki. Hal ini dikonfirmasi Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.
"Kalau penyebabnya masih belum diketahui. Tapi yang jelas dia crash di ketinggian kurang lebih 7.000 feet," ujar Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Muda TNI Muhammad Syaugi kepada detikcom, Senin (3/7/2017).
Namun Syaugi belum bisa memastikan heli nahas tersebut bertabrakan dengan benda apa. Dia mengatakan, untuk masalah penyebab kecelakaan akan diumumkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Yang jelas dia berada di atas ketinggian minimum, mengenai penyebabnya itu nanti KNKT yang akan jelaskan," tuturnya.
Sebelumnya helikopter berjenis Dauphin AS 36165 buatan PT Dirgantara Indonesia itu diduga menabrak tebing di Gunung Butak, Temanggung, Minggu (2/7). Saat helikopter jatuh, dikabarkan cuaca di lokasi sekitar diselimuti kabut tebal. (nif/rvk)
Baru Menempuh 12 Menit Perjalanan
Kepala Basarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan, heli milik Basarnas jatuh di Pegunungan Butak, Temanggung, Jateng. Heli tersebut jatuh saat perjalanan baru memakan waktu 12 menit.
"Dia ini berangkat pada pukul 16.00 WIB, baru 12 menit perjalanan kita dapat info dari transmisi lokal itu heli mengalami crash," ujar Syaugi kepada detikcom, Senin (3/7/2017), pukul 02.00 WIB.
Menurutnya, helikopter itu akan melakukan perjalanan ke Dieng. Jarak yang tempuh waktu dari tempat heli berangkat ke Dieng adalah 15 menit.
"Harusnya dia terbang 15 menit, tapi di menit ke 12, dari alat transmisi lokal itu dikabarkan heli mengalami crash atau benturan," ucapnya.
Tim SAR Cari Black Box Heli
Setelah melakukan evakuasi kepada korban tewas, Tim SAR melakukan pencarian terhadap black box heli Dauphin milik Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Temanggung. Proses pencarian masih berlangsung hingga pagi ini pukul 05.00 WIB.
"Kita masih lakukan pencarian terhadap black box helikopter ini," ujar Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (3/7/2017).
Syaugi mengatakan, pencarian terhadap black box dibantu petugas dari kepolisian, TNI dan masyarakat sekitar. Dia berharap black box segera ditemukan untuk diserahkan ke KNKT.
Dia menambahkan, lokasi kecelakaan berada di pegunungan yang memiliki medan yang cukup berat. Hal itu membuat petugas sedikit mengalami kesulitan.
"Kita berharap black box nya segera ditemukan untuk dibawa ke KNKT," ujarnya.
Helikopter jenis Dauphin milik Basarnas mengalami kecelakaan pada pukul 16.00 WIB. Heli tersebut mengangkut 8 orang yang terdiri dari 4 kru dan 4 tim rescue Basarnas. Akibat kecelakaan tersebut 8 orang tewas.
Heli tersebut berencana melakukan rescue di Dieng terkait letusan kawah Sileri. (rvk/nif)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.