Cerita Pasukan Tengkorak Kostrad TNIPasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak bersama Mayjen TNI Bobby ☆
Komandan Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila dengan pasukannya menyambut langsung kedatangan Mayjen TNI Bobby di Bilorai.
Satu persatu pos-pos Pasukan Tengkorak yang ada di Intan Jaya disambangi Mayjen TNI Bobby. Di pos-pos tersebut, ia tak cuma bercengkrama dengan para prajurit TNI tapi juga meninjau langsung sejumlah fasilitas umum yang telah dibangun Pasukan Tengkorak selama beberapa bulan di Intan Jaya.
Memang, tak begitu lama perwira tinggi TNI Angkatan Darat itu berada di Intan Jaya. Meski begitu, dengan nyali besar beliau menyempatkan diri untuk jalan kaki berpatroli bersama Pasukan Tengkorak.
Tak ada gangguan keamanan apapun yang terjadi selama Mayjen TNI Bobby bersama Pasukan Tengkorak hingga ia kembali terbang. Padahal, beberapa hari sebelumnya Intan Jaya cukup meriah dengan letusan senjata api yang dilepaskan KST OPM pimpinan Undius Kogoya dari hutan dan gunung.
Namun, di balik kedatangan Pangdivif I Kostrad ke Intan Jaya itu. Ada cerita menarik yang diungkapkan Raja Aibon Kogila dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer.
Jadi menurut Raja Aibon Kogila, beberapa jam sebelum kedatangan Mayjen TNI Bobby, tepatnya Selasa malam. Kondisi alam di Intan Jaya sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad di Intanjaya.
Malam itu rembulan bersinar dengan indahnya menerangi Intan Jaya di tengah gulitanya belantara Papua.
"Tuhan nampaknya memerintahkan alam Papua menyambut kedatangan sang Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun. Kabut dan hujan, yang biasanya tak pernah absen setiap hari, kali ini tak menampakkan diri," tulis lulusan Akmil 2004, ARUPADATU itu.
Walau alam sepertinya menyambut dengan bahagia kedatangan sang jenderal. Bukan berarti Raja Aibon Kogila dan Pasukan Tengkorak Kostrad terlarut dalam suasana indah itu.
Tak ada kata terlena. Sebab, Raja Aibon Kogila sangat menyadari betul, bahwa di segala sisi Intan Jaya belum tentu bisa bersahabat. KST OPM selalu mengincar kelengahan Pasukan Tengkorak. Mereka mengintip dari segala tempat untuk melancarkan serangan gangguan keamanan.
"Saat masyarakat Intan Jaya terlelap dalam keheningan malam, sebagian prajurit Kostrad dari Karawang, dengan senjata siap tembak, bergerak meninggalkan pos-pos mereka. Kapten Inf Suryo, Panglima Perang Tengkorak menyebar pasukannya di banyak lokasi Distrik Sugapa untuk menjaga ketenangan Intan Jaya, sekaligus menyambut kedatangan sang Bapak (Mayjen TNI Bobby-red)," tulis Raja Aibon Kogila.
Perlu diketahui, kehadiran Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Intan Jaya, telah membuat banyak perubahan yang berarti di wilayah itu.
Gangguan keamanan yang tadinya intens berlangsung hingga membuat kehidupan masyarakat mati suri, kini secara perlahan berhasil diredam. Malahan sejumlah tokoh penting KST OPM mulai merapatkan barisan mendukung perjuangan Pasukan Tengkorak untuk membangun kehidupan Intan Jaya.
Saat ini hanya tersisa satu kelompok KST yang masih membandel, yaitu KST pimpinan Undius Kogoya. Sejauh ini Undius sendiri mengaku sudah tak berdaya dengan kehadiran Pasukan Tengkorak.
Begitu juga dengan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, perlahan mulai bisa dinormalkan lagi melalui berbagai program teritorial yang dijalankan para Ksatria Tengkorak.
Komandan Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila dengan pasukannya menyambut langsung kedatangan Mayjen TNI Bobby di Bilorai.
Satu persatu pos-pos Pasukan Tengkorak yang ada di Intan Jaya disambangi Mayjen TNI Bobby. Di pos-pos tersebut, ia tak cuma bercengkrama dengan para prajurit TNI tapi juga meninjau langsung sejumlah fasilitas umum yang telah dibangun Pasukan Tengkorak selama beberapa bulan di Intan Jaya.
Memang, tak begitu lama perwira tinggi TNI Angkatan Darat itu berada di Intan Jaya. Meski begitu, dengan nyali besar beliau menyempatkan diri untuk jalan kaki berpatroli bersama Pasukan Tengkorak.
Tak ada gangguan keamanan apapun yang terjadi selama Mayjen TNI Bobby bersama Pasukan Tengkorak hingga ia kembali terbang. Padahal, beberapa hari sebelumnya Intan Jaya cukup meriah dengan letusan senjata api yang dilepaskan KST OPM pimpinan Undius Kogoya dari hutan dan gunung.
Namun, di balik kedatangan Pangdivif I Kostrad ke Intan Jaya itu. Ada cerita menarik yang diungkapkan Raja Aibon Kogila dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer.
Jadi menurut Raja Aibon Kogila, beberapa jam sebelum kedatangan Mayjen TNI Bobby, tepatnya Selasa malam. Kondisi alam di Intan Jaya sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad di Intanjaya.
Malam itu rembulan bersinar dengan indahnya menerangi Intan Jaya di tengah gulitanya belantara Papua.
"Tuhan nampaknya memerintahkan alam Papua menyambut kedatangan sang Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun. Kabut dan hujan, yang biasanya tak pernah absen setiap hari, kali ini tak menampakkan diri," tulis lulusan Akmil 2004, ARUPADATU itu.
Walau alam sepertinya menyambut dengan bahagia kedatangan sang jenderal. Bukan berarti Raja Aibon Kogila dan Pasukan Tengkorak Kostrad terlarut dalam suasana indah itu.
Tak ada kata terlena. Sebab, Raja Aibon Kogila sangat menyadari betul, bahwa di segala sisi Intan Jaya belum tentu bisa bersahabat. KST OPM selalu mengincar kelengahan Pasukan Tengkorak. Mereka mengintip dari segala tempat untuk melancarkan serangan gangguan keamanan.
"Saat masyarakat Intan Jaya terlelap dalam keheningan malam, sebagian prajurit Kostrad dari Karawang, dengan senjata siap tembak, bergerak meninggalkan pos-pos mereka. Kapten Inf Suryo, Panglima Perang Tengkorak menyebar pasukannya di banyak lokasi Distrik Sugapa untuk menjaga ketenangan Intan Jaya, sekaligus menyambut kedatangan sang Bapak (Mayjen TNI Bobby-red)," tulis Raja Aibon Kogila.
Perlu diketahui, kehadiran Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Intan Jaya, telah membuat banyak perubahan yang berarti di wilayah itu.
Gangguan keamanan yang tadinya intens berlangsung hingga membuat kehidupan masyarakat mati suri, kini secara perlahan berhasil diredam. Malahan sejumlah tokoh penting KST OPM mulai merapatkan barisan mendukung perjuangan Pasukan Tengkorak untuk membangun kehidupan Intan Jaya.
Saat ini hanya tersisa satu kelompok KST yang masih membandel, yaitu KST pimpinan Undius Kogoya. Sejauh ini Undius sendiri mengaku sudah tak berdaya dengan kehadiran Pasukan Tengkorak.
Begitu juga dengan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, perlahan mulai bisa dinormalkan lagi melalui berbagai program teritorial yang dijalankan para Ksatria Tengkorak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.