Rabu, 25 April 2012

Amplop Kedubes Perancis

 Amplop yang dikirim negatif Antrax.

Jurnas.com | KEPOLISIAN memastikan paket yang dikirim orang tak dikenal ke kantor Duta Besar tidak mengandung virus Antrax.

Kepastian ini didapat setelah tim Gegana Kelapa Dua Bagian Kimia Biologi dan Radiasi Mabes Polri melakukan uji laboratorium.

"Gegana menerangkan bahwa terhadap dua lembar yang diduga mengandung Antrax di Kedubes Perancis menunjukkan hasil negatif," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto.

Lebih lanjut, Kombes Rikwanto, mengatakan mendapatkan informasi dari salah seorang staf Kedubes Perancis untuk Indonesia, Anto, yang menyebutkan kedua staf Kedubes Perancis, Fabien dan Ghillain yang menerima amplop diduga mengandung Antrax sudah dipulangkan dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Soeroso, Jakarta Utara, usai menjalani perawatan isolasi.

Mabes Polri juga menerima informasi kedua staf Kedubes Perancis tetap berada di Indonesia, berdasarkan saran dari atase Kedubes Perancis bernama Alexis yang sudah berkoordinasi dengan pejabat pemerintah Perancis.

Kedua staf Kedubes Perancis untuk Indonesia itu meninggalkan rumah sakit, usai pihak kedubes menerima informasi surat yang diduga mengandung Antraks dinyatakan negatif.
 Cuma Berisi Tepung

Jurnas.com | AMPLOP yang dikirim ke Kedutaan Besar Perancis ternyata hanya berisi zat sejenis tepung. Hasil pemeriksaan laboratorium menyimpulkan zat tersebut negatif mengandung virus antrax.

Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, Rabu (25/4), setelah menerima laporan dari staf Kedutaan Besar Perancis, Selasa (24/4), petugas langsung menyelidiki bungkusan tersebut.

Tim Gegana, Bagian Nuklir, Biologi, dan Kimia (Nubika), dan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokes) Polri langsung diturunkan. "Tim bekerja sama dengan Laboratorium IPB (Institut Pertanian Bogor)," kata Boy di Mabes Polri.

Hasil pemeriksaan laboratorium Selasa malam menyimpulkan, zat yang ada di dalam amplop tidak mengandung virus antrax yang dikhawatirkan.

Zat sejenis tepung tersebut menurut Boy tidak berbahaya. Meski dinyatakan tidak berbahaya, namun Polri akan terus melakukan upaya penyelidikan.

Terutama menyangkut proses pengiriman dan asal paket yang dikirim melalui jasa kurir tersebut. Dengan begitu akan diketahui motif pengiriman oleh pelaku tersebut.

Selain memeriksa kandungan zat tepung, penyidik menurut Boy juga memeriksa saksi dari staf kedutaan yang mengetahui atau menerima paket tersebut.

Paket dalam amplop tersebut dikirim pada hari Senin (23/4) lalu. Dari cap pos yang tertera di amplop, paket berasal dari Amerika Serikat.
 Kronologi

SEBELUMNYA, Jumat sore, staf Kedubes Perancis menerima surat dalam amplop putih. Namun, surat itu baru dibuka Senin, 23 April 2012. Amplop itu dibuka oleh petugas penerima surat-surat di kedutaan, Madam PE.

Saat membuka surat itu, ternyata ada dua lapis amplop. Ada amplop di dalam amplop. Ketika dia membuka amplop kedua, ternyata ada kertas bertulis ANTHRAX.


Pihak kedutaan, lalu menghubungi Tim Kimia, Biologi, dan Radiasi (KBR) pukul 19.15 WIB. Pukul 19.45 WIB tim KBR tiba di tempat kejadian perkara dengan kekuatan 30 personil.


Tim mengecek amplop itu di ruangan isolasi sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 20.15 WIB. Selanjutnya, petugas mengamankan amplop tersebut untuk diperiksa secara laboratoris.

- Jurnas -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.