Kamis, 19 April 2012

Mengenal Awak Kapal Selam


Surabaya, 18 April 2012

Kapal selam merupakan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang memiliki Utility (kegunaan) yang sangat strategis  dalam berbagai hal. Seperti ketangguhan dan kepahlawanan dari kapal selam sudah tidak diragukan. Banyak peristiwa heroik yang terukir dalam sejarah pertempuran laut, nama kapal selam selalu menorehkan tinta emas dalam mengemban tugas dan pengabdian  yang diembannya, tak heran jika kapal selam hingga saat ini masih menjadi  momok yang menakutkan bagi kapal-kapal atas air, sesama kapal selam dan bahkan lawan yang lagi mengudara diatasnya. 

Nama besar  yang disandang oleh kapal selam itu, tidak terlepas dari kegigihan, disiplin dan keuletan serta profesionalisme  yang didukung keberanian para awak kapal selam itu sendiri. Pertanyaanya adalah, mengapa kapal selam itu menjadi sosok yang disegani lawan maupun kawan? Mungkinkah rekruitmen yang selektif dan kompetitif itu menjadi jawabannya.

Ada sekelumit gambaran yang cukup baik untuk menarik sebuah kesimpulan,  antara lain, menggambarkan bagaimana cara memperoleh atau mendapatkan sosok atau figur yang tepat sebagai seorang pengawak kapal selam. Seperti kita ketahui bahwa kapal selam merupakan kapal perang yang secara otomatis pengawaknya adalah seorang tentara bukan masyarakat sipil, tentara yang masih dipilih lagi dengan ketentuan dan prasyarat tertentu yang harus dipenuhi bagi seorang calon awak kapal selam.

Sejenak kita menengok kebelakang perjalanan perekrutan awak kapal selam. Awalnya adalah seorang prajurit Angkatan Laut, yang kemudian masuk dalam proses uji pemilihan yang meliputi beberapa aspek hingga dinyatakan lulus dan masuk Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakasel). Usai mengikuti pendidikan itu tidak sertamerta bisa langsung masuk ke satuan kapal selam melainkan masih harus mengikuti pembekalan terlebih dulu, baru menjadi awak kapal selam yang sesungguhnya.

Salah satu contoh gambaran nyata, pembekalan seperti  yang dilaksanakan oleh Satuan Kapal Selam Koarmatim (Satsel Koarmatim) yang dipimpin langsung oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffri. S Sanggel, SH. Kegaiatan pekan lalu itu, menggambarkan bahwa kapal selam sedang menerima tugas untuk masuk kedaerah musuh untuk mencari data-data intelijen. Ketika sedang melaksankan tugas di daerah musuh itu, kapal selam mengalami kedaruratan karena tidak dapat diatasi kapal dalam keadaan bahaya udara beracun, akhirnya Komandan kapal memerintahkan untuk melaksanakan peran peninggalan kapal, seluruh awak mempersiapkan diri untuk melaksanakan Sea And Jungle Survival sampai datang nya balabantuan. Ditengah sulitnya menempuh medan berat  itu mereka semua tertangkap oleh musuh dan ditahan disuatu tempat.

Di tahanan itu para awak diinterogasi oleh lawan disiksa dan dipaksa untuk mengaku dan membuka rahasia tugas, namun mereka tetap setia dan tidak membocorkan rahasia dan dengan ketangkasan yang dimiliki awak itu, disuatu malam yang gelap  berhasil mengelabuhi musuh, lalu meloloskan diri, sehingga terjadi pengejaran dan pendeteksian pada awak kapal yang melarikan diri itu.
Sea and Jungle Survival
merupakan bekal tambahan yang tidak kalah penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh setiap personel dari Korps Hiu Kencana. Tak heran bila semangat kepahlawanan yang ditorehkan dalam sejarah korps ini merupakan kebanggaan bagi setiap individu dan kelompok didalamnya, bahkan menjadi kebanggaan kita semua. Dari berbagai tahapan serta gambaran yang sedemikian itu, menunjukan tidaklah mudah untuk masuk dan menjadi komunitas dengan semboyan Tabah Sampai akhir itu. Semoga saja Korps Hiu Kencana selalu setia dan hadir dengan sikap kepahlawanan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia.

- Dispenarmatim -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.