Jumat, 13 April 2012

Operasi sergap persembunyian teroris di Jatiasih, Bekasi

Selain di Temanggung satu lagi lokasi persembunyian jaringan teroris pelaku peledakan bom disergap polisi dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di perumahan Puri Nusaphala Blok D-12, Jatiasih Bekasi, Jawa Barat, Sabtu dinihari.

Dalam penyergapan tersebut polisi berhasil menembak dua anggota jaringan teroris bernama Air Setiawan dan Eko Sujono alias Gepeng yang baru tiba di depan rumah tersebut, Sabtu sekitar pukul 01.00, menggunakan mobil Daihatsu Xenia dengan plat nomor Surakarta.


Kedua anggota jaringan teroris tersebut terpaksa ditembak, karena ketika disergap berusaha melawan petugas, kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono ketika mengunjungi lokasi persembunyian anggota teroris, Sabtu pagi.


Jenazah keduanya segera dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Sukanto di Kramatjati Jakarta Timur.


Sebelum polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah yang dikontrak anggota teroris sejak 15 Juli lalu, warga di sekitar rumah tersebut diungsikan lebih dulu ke lokasi yang lebih jauh guna menghindari kemungkinan yang tidak diharapkan.


"Karena bom dan bahan peledak itu mudah meledak, maka warga sekitar diungsikan dulu sebelum dilakukan olah TKP," kata Wahyono.


Polisi meminta bantuan ketua RT setempat, Sundoyo, untuk membangunkan warga sekitar secara perlahan-lahan dan memintanya mengungsi menjauh dari rumah kontrakan yang menjadi target polisi.


"Saya dibangunkan sekitar pukul 01.30 dan diminta mengungsi, karena polisi akan menggerebek rumah di sebelah rumah saya," kata Ny Sri Aman Indrati yang tinggal di Blok D-11.


Sri dan sejumlah warga yang tinggal di sisi kanan dan sisi kiri rumah blok D-12 itu pun mengungsi. Demikian juga beberapa warga yang tinggal di Blok C yakni di bagian belakang rumah blok D-12 juga mengungsi.


Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kemudian menyergap rumah kontrakan anggota teroris. Setelah memastikan tidak ada orang di dalam rumah, maka polisi memasuki rumah tersebut dengan cara seperti yang dilakukan si pengontrak yakni melalui jendela yang engselnya telah dicopot.


Dari hasil olah TKP, polisi berhasil menemukan empat unit bom pipa yakni bom rakitan yang menggunakan pipa paralon serta sejumlah peluru senapan laras panjang dari mobil minibus milik anggota teroris.


Sedangkan dari dalam rumah kontrakan polisi menemukan beberapa bahan peledak yang beratnya sekitar 100 kg dan alat perakit bom. Di rumah tipe 36 itu juga polisi mendapati mobil Mithsubishi pick-up warna merah yang disiapkan untuk melakukan peledakan bom mobil.
 

Bahan peledak dan alat perakit bom yang ditemukan di rumah tersebut sama persis dengan bom yang meledak di dua hotel di kawasan Mega Kuningan Jakarta, kata Wahyono. Ini menunjukkan bahwa anggota jaringan teroris yang disergap di Bekasi berhubungan erat dengan pelaku peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta, 17 Juli lalu.

Polisi tidak hanya melakukan olah TKP di rumah Blok D-12 juga melakukan penyisiran di rumah-rumah lainnya di sekitar rumah Blok D-12.

Kapolda Metro Jaya juga mengakui, rumah di perumahan Puri Nusaphala sudah diintai anggota Densus 88 sejak 10 hari lalu. Dugaan polisi makin kuat bahwa di rumah kontrakan tersebut anggota jaringan teroris sedang menyiapkan pengeboman lagi berdasarkan pengembangan dari salah seorang anggota jaringan teroris bernama Amir Ibrahim yang tertangkap di Jakarta Utara, Kamis (6/8).


Polisi kemudian makin mengintensifkan pengintaian dan penjagaan di sekitar rumah kontrakan di perumahan Puri Nusaphala tersebut, hingga dilakukan penyergapan pada Sabtu dini hari.

 Warga Kaget

Meskipun Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah mengintai rumah di Blok D-12 perumahan Puri Nusaphala sejak 10 hari lalu dan mengintensifkan pengintaiannya sejak Kamis (6/8), tapi warga perumahan tersebut belum tahu. 

Warga perumahan tersebut kaget ketika keluar rumah pada Sabtu subuh dan pagi melihat melihat banyak polisi berada di blok D, C, dan sekitarnya.

Ny Tini, yang tingal di Blok K-2 mengatakan, ketika ia keluar rumah pukul 05.00, ia melihat banyak sekali polisi berada di Blok D dan C.


"Setelah saya tanya-tanya pada orang-orang yang ada di situ ternyata ada rumah di Blok D yang ditempati anggota jaringan teroris," katanya.


Beberapa warga lainnya yang tinggal di sekitar rumah Blok D-12 juga menyatakan tidak tahu kalau pengontrak rumah tersebut adalah anggota jaringan teroris. Bahkan, Aji Priwardoyo yang tinggal di Blok D-5 yakni persis di belakang rumah Blok D-12, juga menyatakan tidak tahu dan tidak menyangka kalau pengontrak rumah di Blok D-12 adalah anggota jaringan teroris. Padahal, pengontrak rumah tersebut beberapa kali masuk ke rumah yang dikontraknya melalui rumah Aji dengan alasan kunci pintu depan yang dikontraknya hilang.


Sedangkan, tetangga di sisi kanan dan sisi kiri rumah Blok B-12 merasa agak curiga kepada si pengontrak, karena tidak bergaul dengan tetangga dan perilakunya aneh, yakni keluar dan masuk melalui jendela. Menurut dia, si pengontrak sering pergi dan datang menggunakan mobil Daihatsu Xenia atau sepeda motor. Kalau pakai sepeda motor, saat keluar dari rumah sudah memakai jaket hitam dan hel "full face" serta membawa tas punggung.


Sri juga menuturkan, ia pernah berbicara sebentar dengan si pengontrak ketika pria menanyakan saluran air dari kamar mandinya mampet. Dari berbicara langsung itu, Sri mengetahui ciri-cirinya yakni bertubuh agak gemuk, rambut pendek, dan berkulit putih. Pakaiannya juga khas, yakni selalu menggunakan celana longgar dan hanya sampai betis.


"Wajahnya mirip dengan Noor Din M Top yang berwajah polos," kata Sri.


Karena curiga, Sri Aman Indrati yang tinggal di Blok D-11 melaporkan perilaku aneh si pengontrak kepada ketua RT setempat, Sundoyo, yang tinggal di Blok C-14.

Sundoyo kemudian mendatangi rumah di Blok D-12 dan menanyakan identitas penghuni rumah. Pria tersebut mengaku bernama Ahmad Feri dan menunjukkan foto kopi KTP dengan alamat di Bekasi Utara.


Pria tersebut juga mengaku mengontrak rumah tersebut hanya beberapa bulan saja, karena rumahnya di Bekasi sedang diperbaiki.


"Saya baru tahu kalau ada warga baru di rumah Blok D-12 itu setelah menerima laporan dari tetangganya, setelah menempati rumah tersebut selama seminggu," kata Sundoyo.


Menurut dia, setiap warga yang baru pindah hendaknya melaporkan kepindahannya kepada ketua RT.


Satpam perumahan tersebut, Kardi menuturkan, pada pertengahan Juli lalu, ada seorang pria yang mencari rumah kontrakan dan bertanya kepadanya. Ia pun menunjukkan rumah di Blok D-12 dan memberitahu kepada orang yang dipercayakan pemilik rumah.


"Saat itu, saya tidak sempat bertanya siapa namanya," kata Kardi.


Menurut Sundoyo, rumah di Blok D-12 tersebut milik Suparno, pegawai sebuah perusahaan swasta. Karena ia tinggal di Jakarta, rumah tersebut dipercayakan pada temannya, Yusrin Nur, yang tinggal di Blok N kalau ada yang mencari kontrakan.


Hingga Sabtu sore, rumah di Blok D-12 masih dijaga ketat oleh polisi dan jalan menuju ke rumah tersebut masih dipasangan garis polisi.


 Rumah SBY jadi sasaran teroris

Kapolri Jend. Pol. Bambang Hendarso Danuri menyatakan rumah kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi sasaran teroris untuk diledakkan.

"Sasaran memang rumah Presiden dan ini sebuah fakta yuridis. Mohon di pantau nanti di persidangan, silakan untuk diikuti," kata Kapolri di Mabes Polri, Sabtu sore, dalam jumpa persnya.


Ia mengatakan hal itu terkait dengan penemuan rumah di Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, yang dijadikan tempat persembunyian jaringan teroris maupun tempat penyimpanan bahan peledak.


Menurut dia, sasaran rumah Presiden itu diperoleh berdasarkan keterangan para tersangka yang ditangkap sebelumnya maupun bukti-bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.


"Lokasi itu hanya 12 menit dari Cikeas dan rencananya aksi terorisme akan dilaksanakan dua minggu sejak tanggal 1 Agustus 2009," katanya.


Ia menambahkan, seorang tersangka bernama Amir Ibrahim telah memberikan pengakuan secara yuridis tentang rencana itu.


"Pengakuan itu bisa didengarkan nanti di persidangan Amir Ibrahim.


Kapolri berpendapat pihaknya dapat menggagalkan rencana itu karena adanya upaya keras dari anggota yang bertugas di lapangan sehingga rencana itu tidak jadi dilaksanakan.

"Sebagai bangsa yang besar tentunya hal itu tidak boleh terjadi, kita bisa mencegah dan menindak mereka yang menciderai rasa kebangsaan. Polri ketika menggerebek rumah itu Sabtu pagi terpaksa menembak mati dua tersangka yakni Air Setiawan dan Eko Joko karena hendak melempar bom ke arah petugas," katanya.


Di lokasi itu, Polisi menemukan bahan peledak dan satu mobil yang telah diisi dengan bom rakitan siap ledak. Mobil itu ternyata didatangkan dari Solo, Jawa tengah, dan telah dirancang sebagai sarana bom bunuh diri. Namun sayangnya para tersangka yang berada di Solo telah lebih dahulu kabur sebelum polisi menangkapnya setelah mendengar penyergapan tersangka lain di Temanggung dan Bekasi.


Pada kesempatan tersebut Kapolri juga menjelaskan bahwa kediaman SBY menjadi sasaran karena SBY mengambil keputusan untuk mengeksekusi tiga terpidana mati bom bali I yakni Amrozi, Imam Samudera dan Muklas.


Padahal, Presiden hanya melaksanakan keputusan pengadilan.


Pada bagian lain, Kapolri merasa bangga kepada anak buahnya yang telah bekerja tanpa kenal lelah hingga dapat mengungkap kasus terorisme itu termasuk mencegah serangan berikutnya. "Mereka telah bekerja dari tadi malam dan hingga kini tidak juga pulang karena masih melanjutkan pekerjaan berikutnya," katanya.


Kapolri juga menyebut ada seorang Kombes yang nekad keluar dari rumah sakit di Pondok Indah karena panggilan tugas untuk memburu tersangka terorisme padahal sang Kombes masuk rumah sakit karena operasi. Namun pada masa penyembuhan ia mencabut infus sendiri lalu berangkat ikut bergabung bersama anggota di lapangan.


Selain itu seorang perwira berpangkat Kompol telah dibawa ke rumah sakit di Solo karena jatuh sakit akibat kecapaian namun setelah dinyatakan pulih, ia segera keluar dari rumah sakit dan ikut bergabung dengan anggota polisi lain.


Penggerebekan di Bekasi, 2 Orang Tewas Tertembak (Video)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.