Sabtu, 01 Desember 2012

Tujuh Penyerang Polsek Ditangkap

 HUT OPM, Polri Tambah Pasukan di Papua

http://www.seputar-indonesia.com/publics/imagecache/detail/10/images/news/01%20December%202012/20121201%20nusantara.jpg Personel TNI AD bersenjata lengkap berjaga di kawasan Bandara Moses Kilangin, Cek Point Mile 28, Timika, Papua, kemarin. Sekitar 700 personel TNI/Polri disiagakan untuk mengantisipasi peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember di Timika. 

Jakarta – Tim gabungan Polri dan TNI menangkap tujuh orang yang diduga bagian dari kelompok penyerang Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Selasa (27/11) lalu. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto memaparkan, beberapa jam setelah penyerangan polsek, tim menangkap seorang berinisial WW. 

Dia ditangkap saat tim melakukan penyisiran di sekitaran polsek yang diserang dan dibakar sehingga mengakibatkan tiga polisi tewas. Salah satu korbannya Kapolsek Pirime Ipda Rolvi Takubesi. Saat melakukan penyisiran, aparat melihat WW tengah membawa parang. Tim menangkap, lalu memeriksanya. “Saat ditangkap, yang bersangkutan melawan dengan berusaha menyerang petugas. Akhirnya petugas melumpuhkannya dengan menembak kaki kirinya,” ucap Agus di Mabes Polri, Jakarta,kemarin. 

Dari pengembangan, pada Kamis (29/11) lalu,tim kembali menangkap enam orang di Desa Muara Game, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya. Dari enam orang ini disita barang bukti sebuah laptop, senjata tajam, dan beberapa bendera, yang di antaranya bendera organisasi separatis. “Tujuh orang ini masih kita periksa intensif. 

Mereka diduga terlibat penyerangan Polsek Pirime,” ungkapnya. Terkait pengamanan menjelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember (hari ini), Agus mengatakan bahwa tim dari Polri ataupun TNI sudah bersiaga mengamankan wilayah Papua. Bahkan, kata dia, Kapolda Papua sudah menyiapkan strategi pengamanan. “Itu kita sesuaikan dengan situasi. Yang pasti, perkuatan Mabes Polri juga di sana,”tandasnya. 

Sebelumnya diberitakan, rombongan Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian baku tembak dengan sekelompok orang tak dikenal pada Selasa (28/11). Peristiwa yang terjadi sehari setelah penembakan dan pembakaran Polsek Pirime itu berlangsung hingga dua jam. Rombongan akhirnya berhasil memukul mundur kelompok bersenjata tersebut dan memaksa mereka lari ke hutan di sekitar lokasi. 

Namun, tim memutuskan tidak melakukan pengejaran dengan pertimbangan situasi beranjak gelap dan kubu musuh lebih mengenal medan. Dikhawatirkan, jika pengejaran berlanjut, jatuh korban di kubu aparat. Hingga kemarin belum ada kelanjutan terkait dengan pengejaran. 

 Gejolak karena HUT OPM  

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, gejolak yang terjadi di Papua belakangan terakhir karena OPM akan berulang tahun pada 1 Desember. Mereka berupaya menunjukkan eksistensinya. “Menjelang HUT OPM, ada upaya atau langkah-langkah untuk menunjukkan eksistensi mereka (OPM),” ujar Marciano di Jakarta kemarin. 

Untuk mengantisipasi hal itu, seluruh aparat di daerah sudah diterjunkan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Selain itu, kata dia, para kapolda dan gubernur diminta melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi dan mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Ada penambahan kekuatan di semua wilayah,” ujarnya. 

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan bahwa Polri telah menambah jumlah personelnya di Papua. “Sudah ada penambahan personel dan terdistribusi di semua wilayah,” katanya di Jakarta. Menurut dia, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran aparat kepolisian di Papua untuk mengantisipasi dan melakukan upaya pencegahan atas peringatan HUT OPM besok (hari ini). 

Sebelumnya, pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan bahwa kepolisian harus menggelar operasi khusus untuk mengungkap berbagai aksi penembakan di Papua. Menurut dia, aksi kekerasan itu sengaja ditimbulkan pihak-pihak tertentu agar mencitrakan Papua sebagai kawasan yang tak aman. Mereka juga membutuhkan publikasi untuk menjadi konsumsi internasional. “Ketidak berhasilan polisi untuk mengungkap menjadikan mereka semakin percaya diri dalam melakukan aksinya. Harus ada langkah nyata dari kepolisian dan pemerintah,” kata dia.[krisiandi sacawisastra]

© Sindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.