Sabtu, 20 Oktober 2012

Panglima TNI Buka Latgab di Surabaya

latgab-subSurabaya – Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012), bertindak selaku Komandan Upacara Panglima Divisi (Pangdif) 2  Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, dan dihadiri oleh para Kepala Staf Angkatan, pejabat TNI dan Polri serta pejabat Sipil setempat.

Tujuan Latgab TNI adalah untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.

Latihan Posko dilaksanakan di Komando Latihan Armada Timur (Kolat Armatim) mulai tanggal 20-25 Oktober 2012, dengan melibatkan 931 personel terdiri dari 240 personel sebagai penyelenggara dan 691 sebagai pelaku. Sedangkan Latihan Lapangan akan dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan Amphibi di pantai Sangata Kalimantan Timur, melibatkan 11.693 personel terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 sebagai pelaku.

Adapun peralatan yang dilibatkan adalah kendaraan tempur 

TNI AD : 
6 Tank Scorpion, 2 Stormer APC, 1 Stormer Commando, 2 Kendaraan Timhar, 1 RVC, 10 FRS, 9 Panser Anoa, 1 Radar Giraffe, 1 Ambulan dan 1 Kendaraan Recovery serta 44 Kendaraan Angkut Personel. 

TNI AL :
35 KRI, 1 Cassa, 2 Heli Bell, 34 Truk, 5 Tank, 5 BVP, 4 Kapa, 20 Ranfib, 3 Howitzer dan 2 RM-70 Grad.

TNI AU : 
4 Pesawat Tempur  SU-27/30,  6  Hawk SPO,  8  Pesawat  Angkut  C-130 HS/H/B, 1 Pesawat Angkut C-130 BT, 2 Pesawat Intai Udara B-737, 3 Pesawat Intai Udara C-212, 4 Heli Super Puma NAS-332/ SA-330, 5 Heli Colibri EC-120b, 1 Radar Smart Hunter, 1 Kendaraan Angkut Rudal dan 3 Container Rudal QW 3.

Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, sejarah yang menjadi dasar dalam merumuskan Doktrin Pertahanan Kepulauan, Doktrin TNI dan Strategi Militer Nasional. Penetapan Doktrin Pertahanan Kepulauan dan Doktrin Militer Nasional yang komprehensif, cepat dan tepat menjadi bagian terpenting dalam penetapan Strategi Militer Nasional dan Perumusan Pembangunan Kekuatan, demi tercapainya Postur TNI, serta memastikan tercapainya prioritas, kebutuhan keunggulan, spesifikasi, serta kebutuhan kemandirian.

Dalam konteks konsep Minimum Essential Forces (MEF), maka konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan Komando Gabungan yang memiliki Inter-Operability tinggi, serta pemilihan Alutsista  yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pada konteks Doktrin Operasi Militer Modern,  terdapat unsur-unsur penting yang menjadi perhatian, antara lain : 

- Pertama, strategi militer atau doktrin pelaksanaan sebagai metode. ini adalah Doktrin Militer Nasional dengan  turunannya sebagai Field Manual untuk setiap unit TNI.

- Kedua, Markas Komando yang memberikan tujuan, pengawasan, evaluasi dan otorisasi aset kepada rantai komando, dimana tujuan harus terkait dengan doktrin dan strategi militer.

- Ketiga, Pusat Komando dan kendali sebagai pengelola aset dan penentu metode. Hal ini terkait erat dengan Doktrin Operasi Gabungan yang harus diintegrasikan dalam konsep K4IPPMP, yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, Pengintaian dan Manajemen Pertempuran.

- Keempat, unit militer sebagai aset operasional dan aset tempur, baik tingkat Divisi, Brigade, Resimen, Batalyon, Detasemen, Kompi dan tingkat tim, sampai dengan tingkat perorangan yang melaksanakan operasi intelijen khusus, merupakan unsur kekuatan yang harus dikembangkan dan diintegrasikan secara bulat.


Pelaksanaan Latgab TNI tahun 2012 ini, memiliki dimensi Taktis dan Strategis, serta dimensi Politis dalam konteks pertahanan dan keamanan negara. Dalam dimensi Taktis dan Strategis, Latihan Gabungan ini  diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan operasi militer modern. Sedangkan dimensi politis, latihan ini sebagai bentuk kontinuitas dan Deterrence Effect dalam penyelenggaraan keamanan negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

Dansatgaspen Latgab TNI 2012
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si

TNI AU Gelar Latihan Angkasa Yudha di Tanjung Pandan

mabesau-subJakarta – Latihan manouver lapangan (Manlap) TNI AU Angkasa Yudha tahun 2012 di gelar di Air Weapon Range (AWR) Buding Lanud H. AS Hanandjoeddin Tanjung Pandan, P. Belitung pada Selasa (23/10/2012), diawali dengan Latihan Pos Komando (Latposko) selama tiga hari dari tanggal 10-12 Oktober di Seskoau Lembang. Bandung.

Dalam Latposko melibatkan unsur Komando Pengendali (Kodal), Pengawas Pengendali (Wasdal), unsur pelaku serta melibatkan Satuan Tugas Informasi (Satgas Info).

Sedang dalam manlap Angkasa Yudha 2012 melibatkan beberapa unsur satuan TNI AU, baik unsur pesawat tempur, angkut, helikopter dan pasukan, seperti Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang mengerahkan pesawat F-16 Fighting Falcon, Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dengan pesawat SU-27/30 Sukhoi.

Pesawat angkut melibatkan Skadron Udara 2 dan 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Skadron Udara 4 dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang, unsur intai Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin serta serta unsur SAR dari Skadron Udara 7 Lanud Atang Sendjaja, Bogor.

Sedangkan pasukan yang terlibat terdiri dari satu tim Pengendali Tempur (Dalpur) Paskhas, Detasemen Bravo, Satuan Tempur (Satpur), Pengendali Pangkalan (Dalan) serta SAR Tempur (Sarpur).

Disimulasikan, bahwa AWR Buding dikuasai oleh musuh yang akan merebut NKRI, dengan segala kekuatan udaranya TNI AU melaksanakan operasi udara yang melibatkan satuan-satuan udara untuk merebut kembali AWR Buding, diawali dengan pengintaian oleh pesawat boeing pada sasaran yang disusul serangan udara langsung pesawat-pesawat tempur pada sasaran.

Setelah penggempuran, dilaksanakan pembersihan sisa-sisa musuh oleh Paskhas yang diterjunkan oleh pesawat angkut C-130 Hercules, dan setelah berhasil dikuasai dilakukan penerjunan Pengendali Pangkalan untuk mengoperasikan kembali AWR Buding.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara
Azman Yunus
Marsekal Pertama TNI


Teks Gbr- SAR Tempur Paskhas saat mengevakuasai korban dengan tehnik slink dari pesawat helikopter.
© Poskota

Hubungan Militer Indonesia dengan China Makin Matang

Beijing - Duta besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan menegaskan hubungan militer dan pertahanan Indonesia dengan China semakin matang.

"Relatif intensifnya saling kunjung antara pejabat militer Indonesia dan China, pertukaran perwira siswa, latihan bersama dan pembelian sejumlah alat utama sistem senjata oleh TNI dari China menunjukkan makin matangnya hubungan militer kedua negara," katanya saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-67 TNI di Kedutaan Besar RI Beijing, Jumat.

Dubes Imron mengatakan dari waktu ke waktu TNI semakin tumbuh dan berkembang sebagai alat pertahanan negara yang makin profesional serta tangguh untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peningkatan profesionalisme dan ketangguhan TNI untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak terlepas dari reformasi internal yang telah dijalaninya hampir lebih dari satu dekade, ujarnya.

Meningkatnya profesionalisme TNI antara lain juga didukung melalui kerjasama dan diplomasi yang dijalinnya dengan sejumlah negara termasuk China, ungkap Imron.

"Kerja sama dan diplomasi sudah lama dijalankan TNI, salah satunya dengan bergabunhg sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian PBB atau Peace keeping Operation/PKO), yang juga mendapat apresiasi positif dari dunia internasional," tukasnya.

Terkait perkembangan lingkungan strategis yang dinamis, menuntut kerja sama dan diplomasi yang baik antara TNI dengan mitranya dari sejumlah negara, termasuk China dan Mongolia untuk menjaga stabilitas kawasan.

"Stabilitas kawasan yang terjaga, dan situasi keamanan kawasan yang kondusif mau tidak mau akan sangat mendukung pembangunan nasional dan kawasan," tutur Dubes Imron.

Dubes mengatakan hubungan militer dan pertahanan RI-China yang semakin kokoh akan memperkokoh hubungan bilateral kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang disepakati pada April 2005.
© Antara

Jatuhnya Hawk dan Tindakan Pemukulan

Pesawat Hawk 200 TNI AU jatuh di Riau
(foto kompas)
BERITA hangat minggu ini adalah berita tentang jatuhnya pesawat terbang tempur Hawk di Pekanbaru. Beruntung, sang Pilot dapat menyelamatkan diri dengan menggunakan kursilontar (ejection seat). Kali ini yang menjadi sangat berbeda adalah bukan tentang jatuhnya pesawat yang mencuat jadi berita utama, melainkan justru pemukulan yang menjadi top issue.

Menyimak berita yang beredar, sangat dapat dimengerti kemarahan banyak pihak yang muncul sebagai reaksi dari peristiwa tersebut. Kemarahan ini menjadi sangat besar skalanya karena melibatkan seorang personel Angkatan Udara berseragam dinas yang terlihat “menganiaya” seorang berpakaian sipil yang berprofesi sebagai wartawan. Solidaritas korps tentu saja menambah runyam masalah bagi Angkatan Udara dengan derasnya peredaran berita tersebut. Terlepas dari itu semua, peristiwa ini patut disesalkan sampai terjadi. Sangat dapat dipahami bila kemudian banyak tuntutan yang dialamatkan kepada pimpinan TNI Angkatan Udara berkait peristiwa yang memalukan tersebut.

Menarik sekali untuk membahas tentang hal ini. Tindakan pemukulan apa pun alasannya dalam konteks kejadian tersebut sekali lagi patut sangat disesalkan. Namun, apa pun yang menjadi penyebab harus dipahami bahwa peristiwa pemukulan, sekali lagi apa pun alasannya, pasti terjadi sebagai akibat dari satu proses interaksi dari dua pihak yang bertemu.  Siapa yang bersalah dan siapa yang memulai kelak akan dapat diketahui dengan jernih. Khusus tentang peristiwa jatuhnya pesawat tempur Hawk yang terjadi tidak berapa lama setelah take off. Tidak banyak diketahui bahwa ketika sebuah pesawat tempur jatuh sesaat setelah take off, bahaya yang sangat besar akan sangat mengancam daerah sekitar jatuhnya pesawat tersebut.

Pesawat tempur adalah pesawat yang relatif kecil dari segi ukuran dibanding dengan pesawat terbang penumpang, dan hanya akan berisi sebuah atau dua buah mesin, tangki bahan bakar yang besar, serta persenjataan yang berupa “bahan” yang mudah meledak seperti bom, roket, peluru dan lainnya, serta kokpit yang hanya berisi satu atau dua pilot. Itu sebabnya, begitu pesawat jatuh, terutama sesaat setelah take off, kemungkinan pesawat akan meledak sangat besar sekali. Itu pula sebabnya tindakan pengamanan saat pesawat terbang tempur jatuh harus segera ditangani dengan cepat oleh satu regu pengamanan yang menguasai teknik pesawat, sistem senjata, dan prosedur pengamanan amunisi.

Pesawat yang tengah mengalami musibah itu tengah latihan sehingga belum tentu membawa banyak bahan yang mudah meledak seperti bom, roket, peluru, dan amunisi atau hanya membawa senjata yang berupa “dummy” tidaklah berpengaruh terhadap tindakan penyelamatan dan atau pengamanan dari prosedur penanganan kecelakaan pesawat tempur yang terjadi terutama di daerah populasi penduduk. Itu sebabnya penanganan terhadap pesawat Hawk terjadi seperti itu. Lebih jauh lagi, bagaimana menyikapi pengambilan gambar dari pesawat tempur yang tengah mengalami kecelakaan.

Apa sebenarnya yang menyebabkan pengambilan gambar kemudian menjadi sesuatu yang kesannya “dilarang”? Tidak mudah memang untuk dapat menjelaskannya dengan baik. Salah satu yang bisa dijelaskan di sini bahwa sebenarnya tidak atau bukan sekadar kerahasiaan belaka. Semua peralatan senjata yang dimiliki satu negara, ada saat-saat yang khusus diperuntukkan bagi keperluan publikasi atau pameran, dan ada pula saatnya tidak atau merupakan momen yang tidak lazim dibuka untuk umum dalam wujud materi publikasi.  Salah satunya adalah di waktu sebuah pesawat tempur mengalami kecelakaan.

Di kalangan dunia intelijen, pengumpulan data tertutup dari sistem senjata yang dimiliki oleh suatu angkatan perang kerap dilakukan. Kegiatan yang sangat kritikal adalah saat satu sistem senjata tengah berada dalam ruang dan waktu yang tidak disiapkan untuk dipamerkan. Saat pesawat terbang tempur mengalami kecelakaan dalam penerbangan latihan adalah merupakan salah satu dari momen yang dimaksud.

Kembali kepada peristiwa di Pekanbaru, informasi yang seperti ini seyogianya sudah harus dapat dikomunikasikan dengan baik oleh pihak angkatan perang kepada media massa dan masyarakat luas. Ini akan menjadi salah satu cara yang dapat dipastikan tidak akan mendorong kejadian yang sama-sama tidak kita inginkan tersebut. Apa pun yang menjadi pangkal penyebabnya, kejadian telah telanjur terjadi di Pekanbaru. Ke depan kiranya semua pihak terkait dengan tindakan penyelamatan terhadap kecelakaan pesawat terbang, terutama pesawat terbang tempur yang merupakan bagian dari sistem persenjataan, dapat sama-sama memahaminya. Memahami dalam konteks dapat mengerti apa yang kiranya boleh dan tidak boleh dilakukan dalam momen yang sangat kritikal pada kecelakaan pesawat terbang tempur, terutama di daerah permukiman penduduk.

Angkatan Udara harus lebih profesional dalam menjalankan prosedur tetapnya, demikian pula media massa dapat memahami tentang apa yang harus dilakukan, dan masyarakat luas hendaknya dapat pula memperoleh informasi yang cukup mengenai hal tersebut. Hanya dengan hubungan yang saling mengerti, saling menghormati, dan saling membantu, kita dapat mencegah terulangnya kembali peristiwa Pekanbaru yang sama-sama tidak kita inginkan.●

CHAPPY HAKIM
Chairman CSE Aviation
© Chappy Hakim

Jumat, 19 Oktober 2012

Tim Kesehatan Indobatt Terima Sertifikat Penghargaan UNIFIL

kes-sub
Lebanon – Kepala Medis atau Chief Medical Officer (CMO) UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), Mr. Florin Paul MD, PhD, MPH mengunjungi Markas Indonesian Batallion (Indobatt) Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL, di UN Posn 7-1, Adshid al Qusayr, Lebanon Selatan, Kamis (18/10/2012).

Kunjungan tersebut dalam rangka melihat kesiapan dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki Tim Kesehatan Indobatt serta kebersihan lingkungan Markas Indobatt.

Kedatangan Kepala Medis UNIFIL beserta rombongan yang berjumlah 4 orang ini disambut oleh Wakil Komandan Satgas Indobatt Letkol Mar FJH. Pardosi didampingi Dokter Satgas Lettu Kes dr. Iwan dan Lettu Kes dr. Tego.

Usai istirahat sejenak diruang tamu, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan sanitasi dan kesehatan lingkungan sekitar Markas UNP-71 serta meninjau kesiapan perlengkapan yang dimiliki Rumah Sakit Level 1 Husada.

Dalam kegiatan ramah-tamah usai peninjauan, CMO UNIFIL memberikan beberapa masukan terkait dengan bidang kesehatan pada umumnya, seperti sosialisasi SOP (Standar Operasional Prosedur) terkait evakuasi korban (Casevac) anggota militer UN, dan peningkatan hygiene lingkungan markas.

Pada kesempatan ini pula Chief Medis UNIFIL yang juga mantan tentara ini, mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan tugas medis yang telah dilakukan Tim Kesehatan Indobatt, dan ia menyampaikan rasa bahagianya dapat mengunjugi markas Kontingen Garuda.

Sebelum meninggalkan Markas Indobatt,  Chief Medical Officer UNIFIL asal Rumania ini memberikan Sertifikat Penghargaan kepada seluruh anggota Tim Kesehatan Indobatt, karena dinilai atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam melaksanakan tugas medis bergabung bersama UNIFIL.

Penyerahan sertifikat secara simbolis diterima oleh Wakil Komandan Satgas Indobatt Letkol Mar FJH. Pardosi. Hadir pada kesempatan ini Kasum Satgas Mayor Mar Agustinus Purba.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL
Lettu Inf Suwandi
© Poskota

Lantamal III Laksanakan Sea Trial Patkamla Sepa dan Wanara

lantamal-subJakarta – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut III Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin AS menyaksikan secara langsung pelaksanaan Sea trial Patkamla Sepa dan Wanara yang merupakan unsur jajaran Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal III di perairan Teluk Jakarta, Jumat (19/10/2012).

Sea Trial ini  dalam rangka ujicoba setelah 2 Patkamla tersebut selesai dalam  perbaikan baik mesin maupun body kapal. Pelaksanaan Sea trial yang dihadiri personel dari Dinas kelaikan material Angkatan Laut (Dislaikmatal) ini berjalan cukup baik. Selama sea trial Komandan Lantamal III yang semula berada di Kal kalagian untuk melihat maneuver kapal, kemudian pindah ke Patkamla Sepa yang diujicoba.

Selanjutnya Komandan merasakan sendiri Patkamla milik Lantamal III dalam acara Sea Trial dengan mengemudi  sendiri Patkamla Sepa sampai dengan kecepatan sampai 25 knot.
Ikut serta dalam acara Sea Trial  Patkamla ini antara lain Wadan lantamal III Kolonel laut (P) Muchammad Richad serta  para asisten Danlantamal III.

Kabagpen Lantamal  III
Agus Susilo Kaeri, S.S., MSi
Mayor Laut (KH) NRP 12996

Teks Gbr- Danlantamal III Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin AS dan Wadan Lantamal III Kolonel Laut (P) Muchammad Richad menyaksikan pelaksanaan Sea Trial Patkamla Sepa dan Wanara yang dihadiri personel Dislaikmatal (Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut,  Jumat (19/10).
© Poskota

Satu Flight Sukhoi Tiba di Lanud Halim

sukhoi-subJakarta - Satu Flight Pesawat tempur TNI Angkatan Udara jenis Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makasar yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Untung Suropati tepat pukul 9.30 WIB, Jumat (19/10) mendarat dengan mulus di Landasan pacu Lanud  Halim Perdanakusuma.

Kedatangan pesawat Tempur Sukhoi disambut langsung oleh Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A. Adang Supriyadi, SE bersama Kepala Dinas Operasi Letkol Pnb Aditya Permana.

Menurut Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Untung setelah mendarat satu Flight Sukhoi akan berada di Halim Perdanakusuma selama satu pekan dalam rangka mengikuti Latihan Puncak TNI Angkatan Udara Tahun 2012 dengan sandi Angkasa Yudha.

(pentak lanud halim/sir)

Teks Gbr-Komandan Lanud Halim Marsma TNI A. Adang Supriyadi, SE saat foto bersama dengan para penerbang pesawat tempur Sukhoi. (pentak Lanud Halim)

The 22nd AARM 2012

Yang Mulia, Brigadier General Dato Seri Pahlawan Haji Yussof bin Haji Abd Rahman, the Commander of Royal Brunei Land Forces (RBLF) and also as the Guest of Honour (GOH), has officially closed the 22nd AARM. Upon his arrival, the GOH was welcomed by Yang Mulia Lieutenant Colonel Mohammad Shafiee bin Haji Duraman, the Chairman of the 22nd AARM 2012.

Witnessing the 22nd Closing Ceremony were the other 9 ASEAN Chiefs of Army, who were the invited guests, ASEAN Defence Attachés/Advisers to Brunei Darussalam, as well as Royal Brunei Armed Forces’ Senior Officers. The closing ceremony took place at Gallery 1, Binturan Shooting Range, Penanjong Garrison.

Prior to the closing ceremony, the GOH and all distinguish guests were then taken to participate in the ASEAN Chiefs of Army Pistol and Carbine Novelty Shoot Competition for falling plates from a distance of 25 meters and 50 meters respectively, at Gallery 1. Six teams had participated during the match in which Team C emerged as the winner, consisting of Lieutenant Colonel Meas Sophearith (the Royal Cambodian Army); Major General Dedi Kusnadi (Indonesian Army); Brigadier General Dato’ Abd Samad bin Haji Yaakob (Malaysian Army); Colonel Steven Seng (Singapore Army) and Lieutenant General Narin Luckana (the Royal Thai Army).


The GOH together with the invited guests had also witnessed the Rifle Falling Plate Competition Final between the Indonesian Army and the Royal Thai Army. During the match, the Indonesian Army secured the first position with 21.30 seconds, while 1st runner up goes to the Royal Thai Army with 21.44 seconds.

Later on, the GOH and his ASEAN Chiefs of Army counterparts were invited to the grand stand to receive the general salute led by Yang Mulia Lieutenant Colonel Tarip bin Haji Karia, Parade Commander for the 22nd AARM.


The Indonesian Army, once again seized the 22nd AARM 2012 by winning most of the medals and trophies based on match categories, who also previously won the last AARM in Jakarta, Republic of Indonesia.

The results of the overall matches are as follow:

• Carbine Overall Individual Championship - Sertu Habdi (Indonesian Army);
• Machine Gun Overall Individual Championship - Serda Akbar (Indonesian Army);
• Machine Gun Overall Team Championship - Indonesian Army;
• Carbine Overall Team Championship - Indonesian Army;
• Rifle Overall Individual Championship - Corporal Rodney Rizano (Philippine Army);
• Rifle Overall Team Championship - Philippine Army;
• Pistol Men and Ladies Overall Team Championship – Royal Thai Army;
• Overall Individual Championship (Pistol Ladies) - MSG Rachel/Tzer Chin (Singapore Army);
• Overall Individual Championship (Pistol Men) - 2WO Shaw Ming (Singapore Army)

The highlight of the closing ceremony was the Closing Declaration of the 22nd AARM by the GOH and lowering of AARM flag and followed by handing over of AARM flag from the Commander of RBLF to Commander-in-Chief of Myanmar Army, Lieutenant General Soe Win, who will be hosting the 23rd AARM 2013 in Myanmar.

To bless the ceremony, Doa was read by Yang Mulia Lieutenant Mohd Hishamuddin bin Haji Marzoki, the representative officer from the Royal Brunei Armed Forces Religious Department (JAMAAT RBAF).

Before leaving the GOH presented prizes to the winners in the ASEAN Chiefs of Army Pistol and Carbine Novelty Shoot Competition followed by a lunch session with all invited guests at the Gallery 1 Range Officer’s Mess.

Alhamdulillah, both 13th ASEAN Chiefs of Army Multilateral Meeting (13th ACAAM) and 2nd ASEAN Sergeant Major Annual Meeting (2nd ASMAM) also ended successfully yesterday, 15 October 2012 in the Sultanate.

The Republic of the Union of Myanmar Army will host the next AARM, ACAAM and ASMAM in 2013.
© Mindef

Persiapan Latgab TNI 2012

 Pasmar-1 Gelar Kesiapan Pasukan Latgab TNI 2012

Marinir
(Foto Kuwadi Kuat)
Surabaya - Pasmar-1 melaksanakan gelar kesiapan personel dan material dari Pasukan Pendarat yang akan dilibatkan dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 di Sangatta, Kalimantan Timur.

Gelar kesiapan itu disidak Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) R. Gatot Suprapto di Kesatrian Marinir Supraptono, Semarung, Surabaya, Kamis.

Kegiatan yang dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Dedi Suhendar itu bertujuan mengecek kesiapan personel maupun material yang akan mengikuti Latgab TNI 2012 .

Dalam Latgab TNI 2012 itu, Pasmar-1 melibatkan 880 prajurit dan sejumlah material tempur Korps Marinir.

Material tempur yang disiapkan, yakni lima unit Tank Amfibi, 20 unit BTR 50, empat unit KAPA, empat unit BVP-2, dua unit Roket Multi Laras RM 70 Grad, dan tiga pucuk Howitzer 105 Mm.

Sebelumnya (15/10), Wakil Direktur Latihan (Wadirlat) Marsekal Pertama TNI Anang Murdianto mewakili Direktur Latihan Mayor Jenderal TNI Djumadi membuka Penataran Wasdal Latihan Posko Latgab TNI 2012 di Mako Kolat Armatim Surabaya.

Dalam Latihan Posko yang diikuti 120 orang dari Mabes TNI dan Angkatan itu, Direktur Latihan dalam sambutan tertulis mengatakan TNI sebagai komponen utama yang bertugas menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, telah menggelar kekuatan sesuai kebutuhan pengamanan dan pertahanan wilayah nasional.

Kegiatan gelar kekuatan itu juga sebagai upaya deteksi dini dan kesiapsiagaan dalam rangka menindak serta menggagalkan setiap bentuk ancaman kekuatan asing yang berada di wilayah Indonesia.

Menurut dia, tugas pengamanan dan pertahanan tersebut menuntut kemampuan dan kesiapsiagaan serta Sistem Pertahanan Nasional yang memadukan kekuatan dan kemampuan unsur Darat, Laut dan Udara dalam rangka menghadapi kontijensi yang mungkin timbul di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itu diperlukan penyelenggaraan latihan untuk menguji Rencana Operasi dan Doktrin-Doktrin Pertahanan masing-masing matra dalam rangka mengukur kesiapsiagaan operasional baik aspek personel, materil, perangkat lunak serta alutsista yang siap sewaktu-waktu digunakan menghadapi berbagai ancaman.

Setelah pembukaan itu, Brigadir Jenderal TNI Hinsa Siburian selaku Deputy Olah Yudha memberikan pembekalan terkait materi Latgab TNI 2012, Pengertian-pengertian, Operasi Gabungan TNI Matra Terpadu, Konsep Kampanye Militer, Dasar Penyelenggaraan Latihan dan Materi Latihan yang dikembangkan. (*)

 Tim Mabes TNI tinjau lokasi Latgab di Sekerat

Sangatta - Tim peninjau dari Markas Besar (Mabes) TNI, Jakarta, yang berjumlah 90 orang, melakukan peninjauan ke Sekerat, Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang akan dijadikan arena Latihan Gabungan (Latgab) Brigade 2012.

Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) Mabes TNI Mayor Jenderal TNI Djumadi, Selasa (25/9), mengatakan, Latihan Gabungan (Latgab) Brigade TNI 2012 di Kecamatan Kaliorang itu dijadwalkan akan diikuti 12.000 personel TNI.

"Latgab TNI 2012 dipusatkan di Sekerat, Kutai Timur, dan akan melibatkan 12.000 personel TNI, namun belum dapat dipastikan waktu pelaksanaannya," kata Dankodiklat Mabes TNI Mayjen TNI Djumadi.

Didampingi Komandan Kodim 0909 Sangatta, Letkol Inf Husni Mubarak, Mayjen TNI Djumadi mengatakan, Mabes TNI belum dapat memastikan kapan pelaksanaan karena masih dalam rumusan masing-masing angkatan. 

"Peninjauan lapangan hari ini, merupakan salah satu pertimbangan kapan dilakukan latihan gabungan itu, namun dari segi kesiapan semua angkatan sudah siap termasuk prajurit yang dilibatkan," katanya.

Mayjen TNI Djumadi menambahkan, Latgab yang merupakan lanjutan Latgab TNI 2008 dan 2011 ini, bertujuan meningkatkan kemampuan prajurit dalam pengenalan medan serta alat utama sistem pertahanan (Alutista) TNI yang terus dikembangkan. 

"Latgab ini sangat penting, karenanya nanti sejumlah Alutista dikerahkan termasuk pesawat tempur Sukhoi yang baru," ujar Mayjen TNI Djumadi.

Dipilihnya kawasan Sekerat, Kutai Timur, menurut Mayjend Djumadi, karena arealnya sangat mendukung untuk penggemblengan bagi prajurit TNI. 

"Kawasan Sekarat cocok untuk latihan gabungan baik Angkatan Udara, Laut maupun Darat," katanya.(KR-ADI/A041)

© Antara

Kapal Perang AS Tiba di Bali

http://static.inilah.com/data/berita/medium/1917731.jpgDenpasar - Kapal USS Green Bay (LPD-20) milik Angkatan Laut Amerika Serikat bersandar di Bali. Kapal berbobot 28 ribu ton dengan panjang 208,5 meter itu awalnya berlayar mulai dari pangkalan AL di California menuju Pearl Habour ke Timor Leste sebelum akhirnya tiba Bali.

Menurut Danlanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya menyatakan kapal AS ini sangat bagus karena didukung dengan peralatan canggih. "Kapal ini sangat bagus. Kita harapkan ke depan Indonesia bisa membeli kapal seperti ini. Selama berada di Bali TNI AL kita dan AS akan ada banyak kerja sama," ujar Suarjaya, Jumat (19/10/2012).

Sementara itu, Commanding Officer UUS Green Bay (LPD-20) Putn AM Browne menegaskan kapal yang dibuat pada tahun 2005 dan dioperasikan tahun 2009 itu tak diperuntukkan di zona perang. "Kapal ini hanya kapal pendukung bagi perang. Kapal ini untuk kapal latih," ungkap Browne, di Pelabuhan Benoa, Bali.

Browne mengaku pasukan AL AS yang membawa pasukan hingga seribu prajurit dan berada di Bali hingga hari Minggu lusa ini akan berlatih bersama dan TNI AL. "Hari Minggu kami berangkat. Kami sendiri belum tahu tujuan kami selanjutnya setelah dari Bali. Nanti kami akan menerima perintah pada hari Minggu itu. Kapal ini tidak terlibat perang, hanya berlatih. Kapal ini setting terlibat dalam misi kemanusiaan," imbuh Browne, didampingi Danlanal Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya.

Robinson menegaskan kapal ini diperuntukkan membawa pasukan ke pantai dalam rangka pengamanan. Kapal ini sering dipergunakan untuk misi kemanusiaan. Indonesia menjadi negara tujuan pelabuhan kapalnya oleh karena kedua negara memiliki hubungan yang sangat baik.[rok]
© Inilah

Pengadaan Senjata PSU Kekuatan Korpaskhas

Oerlikon Skyguard system
Soreang - Pengadaan Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) jenis yang dilengkapi radar dan rudal jarak pendek, akan menambah kemampuan dan kekuatan Korpaskhas. Secara bertahap kedatangannya mulai pada tahun 2013 – 2014 sehingga Korpaskhas akan mengirimkan perwakilan perwira, bintara dan tamtama untuk mendapatkan dan melaksanakan pelatihan teknik operasi senjata yang dilaksanakan di pabrik pembuat senjata PSU di negara Swiss.

"Dalam membangun kemampuan dan profesionalisme prajurit Paskhas, akan terwujud bila adanya konsistensi dan kesinambungan upaya pembinaan yang terus dilakukan secara terarah, terprogram dan berkelanjutan baik dari aspek moralitas yang tercermin dalam disiplin, jiwa korsa dan semangat juang yang tinggi maupun aspek olah keprajuritan yang dapat diandalkan," kata KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam rilis yang dikirimkan ke "PRLM", Kamis (18/10).

Keberhasilan prajurit Paskhas dalam mengemban berbagai penugasan baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ditunjukkannya merupakan refleksi dari betapa pentingnya militansi dan profesionalisme bagi seorang prajurit. "Kita tidak boleh terlena dengan keberhasilan yang telah diperoleh, melainkan harus menjadi pemicu semangat untuk segera mewujudkan kesiapan dan kesiagaan dalam menyongsong tugas ke depan karena tantangan tugas yang dihadapi juga semakin tidak ringan," katanya.

Kasau mengharapkan, kedepan, militansi, semangat, motivasi, dedikasi, dan profesionalisme prajurit Paskhas tetap eksis sebagai salah satu Satuan Tempur Darat Angkatan Udara, sebagaimana eksisnya satuan tempur udara dalam mengawal, menegakkan serta mengamankan keutuhan wilayah NKRI di udara.

Sebagai kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik bagi negara dan bangsa, peringatan ulang tahun ke-65 Korpaskas yang jatuh pada Rabu kemarin (17/10) ini bertema ”Dengan Profesionalisme dan Dedikasi yang Tinggi, Korpaskhas Siap Menyongsong Modernisasi Alutsista dan Memberikan yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. "Tema tersebut harus menjadi acuan setiap prajurit Korpaskhas dalam melaksanakan tugasnya. Dua makna yang harus dipahami dari tema tersebut yaitu pembinaan kualitas diri dan aktualisasi pengabdian," katanya.(A-71/A-147)***

 TNI Pesan Meriam Penangkis Swiss

Triple Gun (googles)
Jakarta - Pasukan Khas TNI Angkatan Udara telah memesan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) terbaru jenis Oerlikon Contraves 35 mm buatan Swiss. Alat ini untuk memaksimalkan pengamanan pangkalan udara.

"Senjata ini untuk menggantikan PSU Triple Gun buatan 1950 yang telah lama digunakan TNI Angkatan Udara dan sebagian sudah disisihkan secara bertahap sejak 1990," kata Komandan Korps Paskhas TNI AU Marsekal Pertama TNI Harry Budiono di Jakarta, Rabu (16/9).

Ia menambahkan, PSU Oerlikon Contraves 35 mm telah digunakan di 40 negara tersebar di Asia dan Eropa. "Jika Indonesia serius berniat membelinya dan telah tandatangan kontrak, maka mereka baru akan membuatnya. Jadi, nanti kita mendapat barang baru," ujar Harry.

Selain PSU dari Swiss, Paskhas TNI AU juga akan meneruskan pengadaan radar rudal antipesawat QW-3 buatan China. "Kontrak sudah ada di Departemen Pertahanan. Kita akan beli tiga unit dan akan ditempatkan di Madiun dan Jakarta," imbuhnya.

Harry mengatakan, pengadaan sejumlah peralatan itu merupakan bagian dari Program Pengembangan Kekuatan (Propangkuat) TNI AU 2005-2009 yang karena keterbatasan anggaran maka baru dilanjutkan prosesnya pada Probangkuat 2009-2014.

Untuk persenjataan personel dan kendaraan tempur lainnya, Paskhas TNI AU menggunakan standar yang digunakan TNI. "Seperti untuk persenjataan personel individu kita menggunakan senjata SS-1 V1 PT Pindad dan lainnya," tuturnya. [*/sss]

★ Pistol G2, Senjata Anyar Pindad Peraih Medali Emas

 Peralatan militer Indonesia kian berkibar di kancah dunia.

Pistol G2 buatan PT Pindad
Senjata buatan PT Pindad terus menorehkan prestasi di sejumlah lomba militer internasional. Selain Senapan Serbu (SS) 2, pistol G2 yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 juga berhasil menyabet medali emas dalam ajang internasional.

"Tahun 2012 digunakan di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) dan memenangkan medali emas," kata Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, di Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Pistol G2 ini memiliki dua tipe, yakni Elite kaliber 9x19 mm dan Combat kaliber 9x19 mm. Kedua senjata ini bisa diisi dengan 15 peluru. Jangkauan tembaknya pun juga tak kalah dari pistol buatan negara lain. "Kedua pistol G2 ini bisa efektif menembak hingga jarak 25 meter," kata Iwan.

Sejak 2001, Iwan menambahkan, pistol G2 ini sudah diproduksi sebanyak 5.000 unit. Namun demikian, saat ini belum banyak yang memesan pistol jenis ini. Pistol ini belum banyak dikenal. "Baru dari TNI AD saja yang memesan," ujarnya.

Sebelumnya, Senjata Serbu 2 (SS2) buatan PT Pindad juga telah sukses mengantar TNI beberapa kali juara lomba menembak tingkat Asia-Pasifik. Bahkan anggota TNI berhasil mengalahkan jago-jago tembak dari berbagai negara dalam ajang AASAM 2012 di Australia itu.
© VIVA.co

2 Polisi Tewas di Poso, JAT Terlibat?

 "Daerah itu memang dikenal sebagai daerah pelatihan teroris."

Penangkapan Teroris Melawi
Dua petugas polisi, Brigadir Kepala Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa, ditemukan tewas di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka gugur saat menyelidiki area pelatihan teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Sebelum meregang nyawa, keduanya dicegat sekelompok orang yang mengendarai tiga sepeda motor. Polisi belum dapat memastikan identitas mereka.

"Dua senjata revolver dan sepeda motor mereka hilang. Dugaan sementara, mereka dihadang di jalan yang tidak terlalu besar, tanah, tapi bisa dilalui sepeda motor," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol. Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 18 Oktober 2012.


Bripka Anumerta Sudirman lahir pada 1 Juli 1981. Almarhum meninggalkan seorang istri serta dua anak, masing-masing baru berumur empat dan enam tahun. Rekannya, Brigadir Satu Andi Sappa, lahir pada 2 Maret 1981. Pria asal Palopo ini meninggalkan seorang istri dan dua anak yang juga masih kecil, berumur tujuh tahun dan adiknya bayi dua tahun.

Boy menyatakan sampai saat ini pihaknya masih terus menelusuri siapa pelaku pembunuhan itu. Dia mengatakan belum dapat menjelaskan secara mendetail langkah-langkah penyelidikan yang sedang dilakukan.

"Dalam catatan kami, ini memang terkait kegiatan-kegiatan pelatihan teror. Ini masih kami dalami. Lokasinya ada yang kami curigai sebagai tempat pelatihan. Kita tunggu perkembangan lebih lanjut soal siapa pelakunya," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BIN Letnan Jenderal Marciano Norman malah langsung menyatakan ada keterlibatan anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dalam kasus ini. "Mereka ini memang diduga JAT. Beri kesempatan kepada kami untuk melakukan pendalaman," kata Marciano, Rabu kemarin.

Apa indikasi keterlibatan JAT?


"Ada beberapa fakta yang memperkuat, tapi itu harus didalami dulu," Marciano menambahkan.

Atas tudingan gawat itu, JAT menegaskan sama sekali tidak terlibat. Sekretaris Pusat JAT, Abdurochman, bahkan balik menuduh bahwa itu fitnah untuk mengalihkan berbagai isu yang belakangan sedang kencang mendera lembaga penegak hukum di Indonesia dewasa ini.

"Itu fitnah, karena tanpa disertai bukti-bukti. Karena ada kasus yang membelit lembaga hukum, maka dicarikan pengalihan isu. Bahkan, kami dengar tahun ini juga akan muncul tersangka baru dalam kasus Bank Century," ujar Abdurochman kepada wartawan, Kamis.

Juru Bicara JAT lainnya, Sonhadi, menjelaskan bahwa lokasi ditemukannya jasad dua polisi itu bukanlah basis aktivitas organisasinya. "Kami tidak ada kegiatan di Tamanjeka. Lokasi aktivitas kami ada di Labuan," kata Sonhadi, sembari menyanggah bahwa JAT memiliki kamp pelatihan militer. Menurut Sonhadi, dalam struktur organisasi JAT tidak ada divisi militer.


"Aktivitas kami hanya di Labuan. Kami tidak punya laskar militer. Kegiatan di Labuan hanya berupa pengajian, taklim, dan belajar. Itupun hanya sekitar 10 orang saja," dia menjelaskan.

Sonhadi menjelaskan beberapa warga di Labuan juga belum resmi menjadi anggota JAT. Meski sebagian warga di situ sudah menandatangani formulir pendaftaran, tapi kantor pusat JAT di Jakarta belum menerima berkas anggota dari Poso. "Tidak semua orang bisa kami terima. Harus ada verifikasi terlebih dahulu," kata Sonhadi.


Kronologi

Bripka Sudirman dan Briptu Andi Sapa ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah hilang delapan hari. Kedua jenazah ditemukan di satu lubang yang dalamnya hanya sekitar satu meter.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Pol. Agus Rianto mengatakan jasad ditemukan pada Selasa 16 Oktober 2012 sekitar pukul 17.10 WITA di tengah hutan di luar perkampungan Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso.

Awalnya, sebanyak satu peleton anggota TNI Yonif 714/SM sedang dalam perjalanan kembali usai mengambil logistik makanan. Di tengah perjalanan, Praka Dance M. ditemani Pratu Ilham buang air di sungai.

Sekitar pukul 11.30 Wita, Praka Dance berjalan ke arah Lembah Kampung Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso, Pesisir Kabupaten Poso. Dance dan Ilham kemudian melihat helm berwarna hitam.

Di bawah helm itu, mereka melihat sebuah gundukan berikut tumpukan kayu. Dance lalu melaporkan temuan itu. Komandan Dance datang memeriksa. Lokasi itu dikerubungi lalat. Berjarak sekitar lima meter dari situ, anggota TNI yang lain melihat ada galian baru. Di situlah, tangan salah satu korban terlihat menyembul.

Saat disisir, pasukan TNI itu banyak menemukan titik-titik persembunyian yang disamarkan ilalang. Termasuk di pinggir jalan Tamanjeka-Masani, ditemukan ada lima titik persembunyian. Jarak antara satu titik persembunyian dengan yang berikutnya terpaut sekitar lima meter. Tempat persembunyian dibuat sangat tersamar dan bisa ditempati oleh lebih dari tiga orang. Di lokasi juga ditemukan satu butir peluru; kalibernya belum diketahui.


Dari hasil pengamatan pasukan TNI di lapangan, ini tampak seperti penghadangan yang matang dipersiapkan.

"Daerah itu memang dikenal sebagai daerah pelatihan teroris," kata Wakil Kapolres Poso, Komisaris Pol. Eko Yudhi Karyanto, kepada VIVAnews. 

Pada pukul 16.30 Wita aparat kepolisian tiba di lokasi. Lubang pun digali. Di dalam satu lubang ditemukan dua mayat sekaligus--satu dengan posisi kepala menghadap ke utara, dan kepala yang lain menghadap ke barat.


Di sekujur tubuh mereka ditemukan luka memar. Begitu pula ada luka di leher. Kedua jenazah dibawa ke RSUD Poso untuk diautopsi.(kd)

 Aparat Buru Pembunuh 2 Polisi di Poso

Brigadir Kepala Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa ditemukan tewas.


Polisi menyisiri lokasi penemuan dua jenazah di Poso
Sejumlah petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan dua jenazah anggota polisi di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Polisi menemukan sejumlah titik persembunyian pelaku.

Tim polisi turun dengan menyertakan seekor anjing pelacak di sekitar lokasi penemuan jasad Brigadir Kepala Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa. Dalam olah TKP, polisi menemukan sejumlah titik yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku.

Polisi pun sempat menghentikan dan memeriksa pengendara sepeda motor yang melintas areal olah TKP. Dua orang tersebut kemudian dibiarkan berlalu setelah polisi yakin keduanya tidak bermasalah.

Klik videonya di tautan ini.

Tim polisi lainnya juga menyisir Pegunungan Tamanjeka. Dalam penyisiran tersebut, polisi menemukan rompi hitam. Hingga kini, belum diketahui pemilik rompi tersebut.


Sementara, jenazah Sudirman tiba di kampung halamannya Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 9.45 Wita. Jenazah disambut duka keluarga yang kehilangan orang yang tercinta.

Usai disemayamkan, keluarga kemudian menyerahkan jenazah Sudirman kepada polisi untuk kemudian dimakamkan.

Diberitakan sebelumnya, dua anggota polisi itu ditemukan tewas dalam satu lubang setelah hilang delapan hari. Sebelum hilang, kedua polisi ini menyelidiki pelatihan teroris.


 2 Polisi Poso Tewas, Revolver Belum Ditemukan

Polisi belum dapat memastikan identitas para pelaku.


Lokasi temuan mayat merupakan tempat latihan teroris
Dua anggota polisi, Bripka Anumerta Sudirman dan Brigadir Anumerta Andi Sapa, sebelum tewas diduga sempat dicegat sekelompok orang yang mengendarai tiga sepeda motor. Namun polisi belum dapat memastikan identitas para pelaku.

"Dua senjata revolver dan sepeda motornya hilang. Dugaan sementara korban dihadang. Jalannya tidak terlalu besar, jalan tanah. Tapi bisa dilalui sepeda motor," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 18 Oktober 2012.

Boy menyatakan sampai saat ini, polisi masih terus menelusuri para pelaku pembunuhan dua anggotanya itu. Dia mengaku belum dapat menjelaskan secara detail langkah penyelidikan yang akan mereka lakukan.

"Dalam catatan kami memang terkait kegiatan-kegiatan pelatihan teror. Ini masih didalami. Lokasinya ada yang masih kami curigai sebagai tempat pelatihan. Kami tunggu perkembangan lanjut terkait siapa pelakunya," ujarnya.

Terkait informasi yang disampaikan Badan Intelejen Negara (BIN) yang menyebutkan bahwa Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) berada di balik pembunuhan ini, polisi akan mendalaminya. Pendalaman juga akan dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang selama ini mereka curigai.

"Di sana juga ada kawasan yang sulit dijangkau masih hutan lindung, berjam-jam untuk jalan kaki," terangnya.

Dari lokasi penemuan jenazah di dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso, Sulawesi Tengah, polisi juga menemukan selongsong peluru. Tetapi polisi belum dapat memastikan apakah sempat terjadi baku tembak sebelum keduanya tewas.

"Hasil visum luka irisan benda tajam," kata Boy. Kemungkinan tembak-menembak dengan pihak tertentu belum dapat dipastikan kebenarannya. Namun demikian, polisi akan mendalami selongsong peluru yang ditemukan.

"Itu jenis laras pendek, kami dalami barang-barang yang ditemukan. Sementara yang ditemukan baru terkait peluru, helm korban," ujarnya.


JAT sendiri sudah membantah keras terlibat dalam kasus ini. Sekretaris Pusat JAT, Abdurochman menilai, tudingan yang dialamatkan kepada organisasinya merupakan fitnah untuk pengalihan isu yang sedang mendera lembaga penegakan hukum di Indonesia dewasa ini.

"Karena ada kasus yang membelit di lembaga hukum, maka dicarikan pengalihan isu perhatian. Bahkan, kami dengar tahun ini juga akan muncul tersangka baru dalam kasus Century," ujar Abdurochman kepada wartawan, Kamis, 18 Oktober 2012.

 JAT: Tuduhan Terhadap Kami Bentuk Pengalihan Isu

"Itu fitnah, karena tanpa disertai bukti-bukti."


Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) membantah tudingan terlibat dalam kasus pembunuhan dua polisi di Poso, Sulawesi Tengah.

Sekretaris Pusat JAT, Abdurochman menilai, tudingan yang dialamatkan kepada organisasinya merupakan fitnah untuk pengalihan isu yang sedang mendera lembaga penegakan hukum di Indonesia dewasa ini.

"Karena ada kasus yang membelit di lembaga hukum, maka dicarikan pengalihan isu perhatian. Bahkan, kami dengar tahun ini juga akan muncul tersangka baru dalam kasus Century," ujar Abdurochman kepada wartawan, Kamis, 18 Oktober 2012.

Tudingan keterlibatan JAT dalam kasus pembunuhan dua anggota Polisi di Poso diungkapkan oleh Kepala BIN, Marciano Norman.

Atas tudingan tersebut, Abdurochman pun menegaskan bahwa yang disampaikan oleh Marciano sebagai fitnah. "Itu fintah, karena tanpa disertai bukti-bukti," dia menegaskan.

Dugaan keterlibatan JAT diucapkan Kepala BIN Letnan Jenderal Marciano Norman. "Mereka ini memang diduga JAT. Sementara dugaan seperti itu. Beri kesempatan kepada kami untuk melakukan pendalaman," kata Marciano Norman, Rabu 17 Oktober 2012.

Lalu, apa indikasi keterlibatan JAT di balik aksi pembunuhan anggota Polres Poso, Brigadir Sudirman dan anggota Polsek Pesisir di bawah Polres Poso, Briptu Andi Sapa itu? "Ada beberapa fakta yang memperkuat. Tapi itu harus didalami dulu," jelas Marciano. (adi)
© VIVA.co

Prajurit TNI Membangun di Haiti

 Satgas TNI di Haiti Bangun Jembatan

PRAJURIT TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XXXII-A/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) dibawah pimpinan Letkol Czi Winarno selaku Komandan Satgas, berhasil menyelesaikan pembuatan jembatan di kawasan kanal, Gonaives-Haiti. Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UN di New York, Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden saat meninjau lokasi, Kamis (11/10/2012) menyampaikan, sangat bangga dengan prestasi yang telah dicapai oleh Satgas Kompi Zeni TNI Konga XXXII-A/Minustah. Dengan terselesaikannya jembatan ini, sangat membantu rakyat setempat dalam hal transportasi sehingga keberadaan Pasukan Garuda di Haiti sangat memberikan arti bagi rakyat Haiti, yang masih traumatik setelah Pasca Gempa 2010.

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/satgas-tni-di-haiti-bangun-jembatan/bangun-jembatan-3.jpg

Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UN di New York, Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden saat meninjau lokasi, Kamis (11/10/2012) menyampaikan, sangat bangga dengan prestasi yang telah dicapai oleh Satgas Kompi Zeni TNI Konga XXXII-A/Minustah.

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/satgas-tni-di-haiti-bangun-jembatan/bangun-jembatan-4.jpg

Dengan terselesaikannya jembatan ini, sangat membantu rakyat setempat dalam hal transportasi sehingga keberadaan Pasukan Garuda di Haiti sangat memberikan arti bagi rakyat Haiti, yang masih traumatik setelah Pasca Gempa 2010

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/satgas-tni-di-haiti-bangun-jembatan/bangun-jembatan-5.jpg

Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UN di New York, Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden saat meninjau lokasi, Kamis (11/10/2012).

 Prajurit TNI Perbaiki Jalan di Haiti

PRAJURIT TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XXXII-A/MINUSTAH atau Indonesian Engineering Company (Indo Eng Coy) yang tengah melaksanakan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Haiti pada misi MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti), kembali mendapat tugas untuk memperbaiki jalan. Komandan Satgas Letkol Czi Winarno saat meninjau lokasi, Senin (15/10/2012) mengatakan, berdasarkan Engineering Tasking Order No. 148.01/MPc/2012, Indo Eng Coy melaksanakan road repair/perbaikan jalan yang terbentang sejauh 27 km yang menghubungkan Gonaives dan Port De Paix. Untuk menyelesaikan perbaikan jalan ini, alat berat Zeni TNI telah dikerahkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan dibawah pimpinan Lettu Czi Shibirin Setio Utomo sebagai Danton alat berat.

Perwira  Penerangan Konga XXXII-A/Minustah Haiti
Lettu Czi Rofki Meristika

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/prajurit-tni-perbaiki-jalan-di-haiti/badarudin-2.jpg

Komandan Satgas Letkol Czi Winarno saat meninjau lokasi, Senin (15/10/2012) mengatakan, berdasarkan Engineering Tasking Order No. 148.01/MPc/2012, Indo Eng Coy melaksanakan road repair/perbaikan jalan yang terbentang sejauh 27 km yang menghubungkan Gonaives dan Port De Paix.

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/prajurit-tni-perbaiki-jalan-di-haiti/badarudin-3.jpg

Untuk menyelesaikan perbaikan jalan ini, alat berat Zeni TNI telah dikerahkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan dibawah pimpinan Lettu Czi Shibirin Setio Utomo sebagai Danton alat berat.

http://m.poskotanews.com/cms/wp-content/gallery/prajurit-tni-perbaiki-jalan-di-haiti/badarudin-4.jpg

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XXXII-A/MINUSTAH mendapat tugas untuk memperbaiki jalan.
© Poskota

★ Mengintip Lingkup Bisnis PT Pindad

 Produsen alat utama sistem persenjataan.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/10/16/175817_produksi-panser-pindad_209_157.jpg
PT Pindad (Persero) merupakan salah satu produsen alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri yang sedang melambung. Pindad yang berdiri sejak 1983 ini memang khusus memproduksi berbagai macam alat, terutama peralatan dan perlengkapan perang.

Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana memamparkan, bisnis lingkup persero terbagi dalam dua bagian. Pertama, produksi alat-alat pertahanan dan keamanan (Hankam). Kedua, produksi manufaktur.

"Produk Hankam itu ada senjata, munisi, dan kendaraan khusus. Kalau produk manufaktur ada handak komersil, penambat rel kereta api, deck machinery, dan special purpose machinery," kata Iwan di Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Iwan menjelaskan, untuk senjata, PT Pindad sudah memproduksi Senapan Serbu, Sniper, Machine Gun, Mortir, AGL, dan 105 Cannon. Sedangkan amunisi yang sudah diproduksi di antaranya, Peluru MKK dan granat.

Untuk kendaraan, produksi yang telah dihasilkan PT Pindad adalah Kendaraan Taktis (Rantis), Kendaraan Tempur (Ranpur) 6x6, Ranpur Kanon, dan Tank Ringan/Medium.

Iwan menjelaskan, untuk senapan serbu sudah dikembangkan dari SS1 ke SS2. Senjata SS2 sendiri sudah memiliki beberapa varian.

Dengan senjata senapan serbu ini, lanjutnya, TNI sudah beberapa kali memenangkan juara menembak. "Kita juara di Brunei International Skill at Arms Meet, Australian Army Skill at Arms Meeting, dan ASEAN Armies Rifle Meet," ujar Iwan.

Untuk produksi amunisi, lanjut Iwan, PT Pindad juga telah memproduksi berbagai macam, di antaranya peluru MKK, Granat Tangan dan Air Mata, Granat Mortir, Mortir Latih, serta Bom Pesawat.

Selanjutnya untuk produk kendaraan khusus, menurutnya, PT Pindad telah memproduksi Rantis dan Ranpur sejak 1997. Produksi jenis kendaraan khusus ini pun dibagi untuk kepentingan militer dan kepentingan polisi.

Khusus Panser Anoa 6x6 yang banyak dilirik negara-negara luar, Iwan menjelaskan, PT Pindad sudah membuat varian-variannya. Yakni, Panser Anoa Varian Command, Ambulance, Logistik, Mortar 81, APC, dan Recovery. "Karakteristik umum Anoa 6x6 itu high reliability, high mobilitiy, easy operation, dan maintainabilitiy," katanya.

 Panser Anoa, Alat Tempur "Matic" Buatan Pindad

Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-5o5frLpztSXs4890dbIAg5zZ3sfJTna9G8qoB3x13PeBxEz8QsgCVXokUkn_a-eiVEGgf3Il5PG2fc3cUbU_h0eViaT0u8GVAj2D41tbI_o1_0Rr-ypk4KZTGBscT88QK_iJZ8MLgn05/s1600/2012_10_16_06_41_22_zpindad1B.jpg
Proses Produksi Anoa
Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) produksi dalam negeri kini mulai diminati negara-negara luar negeri. Salah satu produsen dalam negeri paling dilirik adalah PT Pindad (Persero).

Menurut Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, PT Pindad memproduksi sejumlah peralatan, di antaranya senjata, munisi, dan panser. Salah satu paling diminati selain senjata, adalah Panser Anoa.

Iwan menjelaskan, Panser Anoa buatan PT Pindad ini dibuat dengan mesin automatic. "Ini sudah matic. Jadi seperti kita mengendarai Honda Jazz atau lainnya posisi di D itu dia sudah jalan sendiri. Mesinnya kita pakai Renault, transmisinya ZR, sehingga bisa dikendarai dengan sistem otomatis," kata Iwan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Cuma bedanya, lanjut Iwan, bagaimana pun juga Panser Anoa merupakan kendaraan tempur, di mana saat melaju di medan-medan yang sangat ekstrem seperti di lumpur atau lainnya, maka tidak direkomendasikan di posisi D. "Kita rekomen posisi 1 atau 2 untuk menyeimbangkan dengan medannya," kata dia.

Iwan menjelaskan, mesin matic Panser Anoa bisa diatur dalam posisi full otomatis atau dibatasi gigi otomatisnya. "Jadi kalau di lokasi ekstrem dia bisa main di posisi 1 atau posisi 2, tidak perlu diatur sampai full otomatis," ujar dia.

Menurutnya, negara-negara luar memang menunjukkan ketertarikannya terhadap Panser Anoa ini. Dan PT Pindad juga akan melakukan kustomisasi sesuai permintaan negara berminat. "Misalnya Filipina, dia minta mesinnya pakai mesin Mercy. Jadi kita sesuaikan permintaan dia," kata dia.

Meski begitu, Iwan mengakui, belum ada satu negara pun yang sudah deal untuk membeli alutsista buatan PT Pindad, khususnya Panser Anoa. Semua masih dalam tahap penjajakan.

"Belum ada deal. Yang sudah ada deal itu cuma dari dalam negeri. Negara luar yang sudah penjajakan, itu Malaysia, kemarin dia minta 31 Panser Anoa. Brunei Darussalam 10 buah. Ada juga dari Irak. Kalau fix, nanti ada kontrak pembelian," ujar Iwan.

Anoa Paling Laris


Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, pembelinya masih dalam negeri, seperti TNI dan Polri. Bahkan, karena Anoa ini, penjualan PT Pindad menjadi melambung. "Secara penjualan sedikit, tapi omzetnya besar. Kita sampai 2008, ada omzet Rp 1,13 triliun. Karena itu penjualan PT Pindad didongkrak oleh penjualan Anoa," ujar Iwan.

"Itu omzet dalam negeri saja. Karena harga untuk luar negeri itu beda," ujarnya.

Pada tahun 2008, dia menambahkan, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC. "Tahun ini pesan 61 unit," kata dia.

"Tipe Anoa itu ada tipe APC, Ambulan, Recovery, Logistik, Amunisi. Itu sudah tersebar di berbagai Kodam. Siliwangi, Makassar, Timika, dan lain-lain," ujarnya.

Iwan menjelaskan, Panser Anoa memang digunakan untuk pengamanan juga. "Biasanya pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau ada kunjungan Presiden keluar kota," ujar Iwan.

 PT Pindad Kembangkan Tank Tempur Medium

Sudah sampai pada tahap desain, yang dibuat bersama Kavaleri TNI AD.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiShVRO0wisXWtGaW9IKW5f8u1DYEILV0WHt1rctTB6h_mUlYrONRtK0ZpkZiqz1MIjGHA2Z090ZM41Ksy529FYPAx5J8NZ-yNAzdcmrtpMWqTeLlOyFeFmulhMGGuO_RFqGdTd-pDKl_GF/s1600/2012_10_16_06_41_13_zpindad2B.jpg
Panser Anoa buatan PT Pindad
PT Pindad (Persero) telah memproduksi tiga jenis peralatan dan perlengkapan perang, yakni senjata, amunisi, dan kendaraan khusus. Untuk kendaraan khusus ini, PT Pindad akan memulai tahapan memproduksi tank medium.

Tank medium dengan bobot sekitar 20 ton itu ditargetkan pada 2014 sudah jadi bentuk dasarnya. Ia menjadi salah satu target pengembangan produksi PT Pindad.

"Ini merupakan produk baru bagi Pindad. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," kata Kepala Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, di Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Oktober 2012.

Iwan menuturkan pengembangan dilakukan tanpa ada proses kerjasama maupun ahli teknologi atau transfer of technology (ToT) dengan perusahaan tank dari luar negeri. Menurutnya, ini murni pengembangan PT Pindad sendiri.

Terkait dengan kebijakan pemerintah yang memborong tank medium Marder dari Jerman, sejauh ini juga belum jelas mengenai alih teknologinya. Bahkan, dalam pengembangan tank, Pindad juga tidak akan meniru tank ini.

Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad Hery Mochtady menambahkan, tank yang sedang dikembangkan Pindad akan mengacu pada kebutuhan dan permintaan TNI. 

"Kami tidak meniru dari mana-mana. Kami desain menyesuaikan dengan requirement (kebutuhan) kavaleri TNI," ucap dia.

Sejauh ini tahapan yang dilalui sudah sampai pada pembuatan desain, yang dirancang dengan melibatkan Kavaleri TNI AD.  

Sejauh ini proses alih teknologi hanya menyangkut panser Cannon 90 mm yang dibeli pemerintah sebanyak 22 unit. Dari jumlah itu, 11 di antaranya dirakit oleh PT Pindad.

Soal Marder, Pindad belum mengetahui seperti apa mekanisme pengadaannya, termasuk keterlibatan Pindad untuk proses alih teknologinya. "Itu kan satu paket dengan Leopard. Kami belum tahu perjanjiannya seperti apa," ucapnya.
© VIVA.co