Surabaya – Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.
secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012, di
Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/10/2012),
bertindak selaku Komandan Upacara Panglima Divisi (Pangdif) 2 Kostrad
Mayjen TNI Setyo Sularso, dan dihadiri oleh para Kepala Staf Angkatan,
pejabat TNI dan Polri serta pejabat Sipil setempat.
Tujuan Latgab TNI adalah untuk meningkatkan dan menguji kemampuan
prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta
mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan TNI secara tepat guna dan
berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang
diperkirakan akan terjadi.
Latihan Posko dilaksanakan di Komando Latihan Armada Timur (Kolat
Armatim) mulai tanggal 20-25 Oktober 2012, dengan melibatkan 931
personel terdiri dari 240 personel sebagai penyelenggara dan 691 sebagai
pelaku. Sedangkan Latihan Lapangan akan dilaksanakan mulai 26 Oktober
sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan
Amphibi di pantai Sangata Kalimantan Timur, melibatkan 11.693 personel
terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 sebagai
pelaku.
Adapun peralatan yang dilibatkan adalah kendaraan tempur
TNI AD :
6 Tank
Scorpion, 2 Stormer APC, 1 Stormer Commando, 2 Kendaraan Timhar, 1 RVC, 10
FRS, 9 Panser Anoa, 1 Radar Giraffe, 1 Ambulan dan 1 Kendaraan Recovery
serta 44 Kendaraan Angkut Personel.
TNI AL :
35 KRI, 1 Cassa, 2 Heli
Bell, 34 Truk, 5 Tank, 5 BVP, 4 Kapa, 20 Ranfib, 3 Howitzer dan 2 RM-70
Grad.
TNI AU :
4 Pesawat Tempur SU-27/30, 6 Hawk SPO, 8 Pesawat
Angkut C-130 HS/H/B, 1 Pesawat Angkut C-130 BT, 2 Pesawat Intai Udara
B-737, 3 Pesawat Intai Udara C-212, 4 Heli Super Puma NAS-332/ SA-330, 5
Heli Colibri EC-120b, 1 Radar Smart Hunter, 1 Kendaraan Angkut Rudal
dan 3 Container Rudal QW 3.
Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, sejarah yang menjadi dasar
dalam merumuskan Doktrin Pertahanan Kepulauan, Doktrin TNI dan Strategi
Militer Nasional. Penetapan Doktrin Pertahanan Kepulauan dan Doktrin
Militer Nasional yang komprehensif, cepat dan tepat menjadi bagian
terpenting dalam penetapan Strategi Militer Nasional dan Perumusan
Pembangunan Kekuatan, demi tercapainya Postur TNI, serta memastikan
tercapainya prioritas, kebutuhan keunggulan, spesifikasi, serta
kebutuhan kemandirian.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Forces (MEF), maka konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan Komando Gabungan yang memiliki Inter-Operability tinggi, serta pemilihan Alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Dalam konteks konsep Minimum Essential Forces (MEF), maka konsep gelar militer pertahanan kewilayahan dan penyiapan Komando Gabungan yang memiliki Inter-Operability tinggi, serta pemilihan Alutsista yang tepat dan cepat, merupakan kata kunci keberhasilan tugas TNI dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pada konteks Doktrin Operasi
Militer Modern, terdapat unsur-unsur penting yang menjadi perhatian,
antara lain :
- Pertama, strategi militer atau doktrin pelaksanaan sebagai metode. ini adalah Doktrin Militer Nasional dengan turunannya sebagai Field Manual untuk setiap unit TNI.- Kedua, Markas Komando yang memberikan tujuan, pengawasan, evaluasi dan otorisasi aset kepada rantai komando, dimana tujuan harus terkait dengan doktrin dan strategi militer.- Ketiga, Pusat Komando dan kendali sebagai pengelola aset dan penentu metode. Hal ini terkait erat dengan Doktrin Operasi Gabungan yang harus diintegrasikan dalam konsep K4IPPMP, yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, Pengintaian dan Manajemen Pertempuran.- Keempat, unit militer sebagai aset operasional dan aset tempur, baik tingkat Divisi, Brigade, Resimen, Batalyon, Detasemen, Kompi dan tingkat tim, sampai dengan tingkat perorangan yang melaksanakan operasi intelijen khusus, merupakan unsur kekuatan yang harus dikembangkan dan diintegrasikan secara bulat.
Pelaksanaan Latgab TNI tahun 2012 ini, memiliki dimensi Taktis dan
Strategis, serta dimensi Politis dalam konteks pertahanan dan keamanan
negara. Dalam dimensi Taktis dan Strategis, Latihan Gabungan ini
diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta
aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan
operasi militer modern. Sedangkan dimensi politis, latihan ini sebagai
bentuk kontinuitas dan Deterrence Effect dalam penyelenggaraan keamanan
negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga
aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
Dansatgaspen Latgab TNI 2012
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si
© Poskota