Sabtu, 24 November 2012

Puncak Prestasi Prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 Dalam Misi UNIFIL 2012

Beirut - Diakhir penugasannya sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366 mendapat penghargaan berupa UN Medale In The Service of Peace dari PBB. Prosesi penyematan medali dilaksanakan dalam upacara militer dengan Inspektur Upacara MTF Commander Rear Admiral Wagnen  Lopes  de  Moraes  ZAMITH  di Geladak Hely KRI Sultan Hasanuddin 366, Senin (19/11). Medali disematkan langsung oleh MTF Commander kepada Komandan KRI Sultan Hasanuddin 366 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dan Pilot Helikopter BO 105 Kapten Laut (P) Oscar Johanes  yang mewakili Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL.

Upacara penyematan medali ini disaksikan oleh para undangan yang hadir, antara lain Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Lebanon Bpk. Dimas Samodra Rum, Pejabat Staf Operasi LAF Navy Colonel Joseph Wakim, Staf MTF, Komandan Unsur-unsur MTF, Komandan Sempu XXV-D/UNIFIL Letkol CPM Ida Bagus Rahwandiputra, S.H. dan Wadan Satgas Indobat Letkol Marinir FJH. Pardosi.

UN Medale ini merupakan achievement yang diraih oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366 selama enam bulan bertugas sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operations (AMO) Lebanon yang bergabung dalam Maritime Task Force/United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL). Prestasi tersebut dapat dilihat selama melaksanakan Maritime Interdiction Operatios (MIO) di AMO,  KRI Sultan Hasanuddin 366 telah berhasil melaksanakan hailing sebanyak 662 kontak kapal permukaan dan melaksanakan monitor military air activity sebanyak 124 kontak pesawat militer serta bertindak sebagai MIO Commander sebanyak 13 kali, sebagai Anti Air Warefare Coordinator sebanyak 19 kali dan sebagai Hello Element Control sebanyak 16 kali. Selain itu, dalam setiap pelaksanaan latihan bersama dengan unsur-unsur MTF, KRI Sultan Hasanuddin 366 selalu mendapat apresiasi yang tinggi dari para komandan unsur maupun dari pejabat MTF. 

Hal ini menunjukkan bahwa naluri tempur dan tingkat profesionalitas prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366 patut dibanggakan. Begitupula dalam hal pemberian berbagai materi pelatihan kepada para Kadet dan personel LAF Navy, skill dari prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366  mendapat kesan tersendiri dari personel maupun dari pejabat LAF Navy. Tiga tugas pokok tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik oleh KRI Sultan Hasanuddin 366  sesuai yang diamanatkan oleh United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701 tahun 2006. 

Dalam amanatnya, Inspektur Upacara menyampaikan bahwa prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366 berhak dan layak mendapatkan UN Medal In Service of Peace ini serta mengucapkan selamat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366 selama bergabung dengan MTF telah memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan tugas-tugas MTF serta membantu menjaga perdamaian dan stabilitas maritim (Maritim Stability) di Lebanon.

Upacara Medale Parade Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari Dubes LBBP dan MTF Commander serta diikuti oleh para undangan kepada personel Satgas. Seluruh undangan menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas pengabdian yang telah diberikan oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin 366/ Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 selama berada di Lebanon.

© Koarmatim

☆ Letkol CPL PURN HMA SYAMSUDDIN - Lima Tahun Jadi Ajudan Qahhar Mudzakkar

Veteran Makasar pada suatu acara
Umurnya memang sudah menginjak 80 tahun,namun semangatnya tidak pernah luntur untuk terus memperjuangkan kehidupan yang layak bagi para veteran dan keluarga veteran perang kemerdekaan.

Dia adalah Letnan Kolonel Purn HMA Syamsuddin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Legiun Veteran RI Sulselbar. Saat ditemui SINDO, suaranya masih terdengar lantang khas tentara dan pendengarannya masih bagus. Dia sangat lancar merunut satu-persatu kisah perjuangannya melawan pejajah hingga mengurus ratusan ribu veteran perang di wilayah Sulselbar. Pria kelahiran Bone 6 Juli 1926 ini sudah 10 tahun mengurus para veteran perang. Tapi dia lebih bersemangat menceritakan pengalamannya menjadi ajudan dan orang kepercayaan tokoh pejuang Sulsel, Qahhar Mudzakkar.

Selama lima tahun,(1945-1950) dia menjadi orang kepercayaan Qahhar selama perang kemerdekaan di Jawa. “Saya oleh pak Qahhar sudah dianggap seperti keluarga. Saya lima tahun tinggal dengan dia di rumahnya. Kalau dia tidak ada, semua urusan keluarganya saya yang tangani,” ujarnya saat SINDO menyambangi kediamannya di Jalan Manuruki Raya nomor 75 Makassar. Kecintaan dan penghargaanya kepada Qahhar banyak yang dia dedikasikan dalam gambar.

Di rumahnya, tepat di samping pintu masuk,dalam sebuah bingkai, beberapa foto tokoh pejuang terpajang. Paling atas, terdapat foto Qahhar dan dibawahnya ada foto Mayor Jenderal (Purn) Andi Mattalatta dan Jenderal TNI (Purn) M Yusuf. “Di Jawa dulu, hanya ada dua barisan pasukan berani mati yakni barisan berani mati Bung Tomo dan barisan berani mati Qahhar Mudzakkar. Yang berhasil menyerang PKI di Madiun pasukannya Pak Qahhar. Saat keluar tidak pernah pakai senjata,” ungkapnya.

Pria peraih 20 penghargaan tanda jasa kepahlawanan dari negara ini menyebut, saat pergolakan Madiun, pasukan Qahhar di bawah Divisi Hasanuddin pernah melucuti senjata pasukan Bung Tomo. “Karena semua pasukan mau terkenal dalam revolusi setelah proklamasi kemerdekaan,” ucapnya. Pria yang telah dikarunia delapan anak ini bertemu dengan Qahhar pada 1945. Saat itu, dia menyelinap ikut rombongan pekerja romusha yang dipulangkan ke Jawa. Sebelum ke Jawa, Syamsuddin dua kali ditangkap oleh pemerintah Belanda.

Pertama di Bone dan kedua di Makassar. Syamsuddin ke Jawa bermodal surat dari teman Qahhar, Suaib Pasang yang juga mantan Bupati Takalar. Syamsuddin berpisah dengan Qahhar tahun 1950 saat dia memutuskan kembali ke Makassar dan bergabung dengan Andi Mattalatta dan Jenderal Yusuf. Kembali ke kampung halamannya, setelah menjadi bagian dari pasukan Qahhar dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta yang dikuasai Belanda saat itu. Setelah perang kemerdekaan usai, Syamsuddin dipercaya pada Divisi Peralatan Markas Besar TNI AD di Taman Roya, Jakarta.

Dia banyak bertanggungjawab atas pengadaan alat-alat sistem pertahanan ABRI. Setelah pensiun dari ABRI dia langsung bergabung dengan Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri) Sulsel saat itu. Di Pepabri Sulsel, Syamsuddin delapan tahun menjadi Wakil Ketua dibawa Andi Mattalatta yang menjabat sebagai ketua. Pada dinding sebelah selatan dan barat ruang tamu rumahnya, puluhan foto-foto penting Syamsuddin terpajang. Terdapat foto saat dia menerima penghargaan dari Presiden Soeharto, Abdurrahman Wahid (Gusdur),dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

● SUPYAN UMAR
Makassar

© Sindo

Nexter Caesar, Meriam Kelas Berat Penggempur Sasaran Jauh

Tahun 2012 ini cukup banyak persenjataan baru yang mulai berdatangan memperkuat jajaran TNI. Salah satu di antaranya adalah meriam jarak jauh atau howitzer kelas berat berkaliber 155 mm, Nexter Caesar.

Seperti diberitakan antara lain di jurnal pertahanan Jane’s Defense Weekly, Indonesia bakal secara total membeli 37 unit howitzer swagerak ini, yang akan dikirim pada 2013-2014 mendatang. Dengan pengadaan ini, Indonesia akan menjadi negara keempat di dunia yang menggunakan senjata andalan AD Prancis ini.

Selain Prancis sendiri selaku pembuatnya, Caesar juga sudah digunakan Arab Saudi dan negeri tetangga sesama anggota ASEAN, Thailand. Negeri lain yang tengah pikir-pikir untuk membeli adalah Denmark.

Howitzer swagerak Nexter Caesar yang baru didatangkan untuk TNI AD saat dipamerkan di SIlang Monas, Jakarta dalam peringatan Hari TNI 5 Oktober 2012 lalu. Total TNI akan mendatangkan hingga 37 unit meriam jarak jauh ini.(foto Defense-studies)

Sesuai jenisnya yaitu howitzer swagerak, meriam supergede ini memang bisa “jalan-jalan” sendiri karena terpasang secara integral dengan truk Renault Sherpa berpenggerak enam roda dengan kecepatan maksimal 100 km per jam dan jarak jelajah hingga 600 km tanpa mengisi ulang bahan bakar.

Lain halnya dengan howitzer konvensional yang harus ditarik truk dengan gandengan untuk mobilitas. Pilihan lain kendaraan platformnya adalah Mercedes Benz Unimog, seperti yang dipakai untuk Caesar pesanan Arab Saudi.

Menurut Army-Technology.com, Caesar mulai dirintis tahun 2003 saat AD Prancis memesan lima unit untuk uji coba sebagai pengganti howitzer tarik TRF1. Kontrak pengadaan akhirnya diteken pada 2004 untuk pembelian 72 unit howitzer swagerak ini, dan produksinya pun dimulai pada Juni 2006.

Dilihat dari sistem meriamnya, sebenarnya Caesar masih mengadopsi sistem lama yang sebelumnya terpasang di howitzer swagerak yang menggunakan platform tank AMX-13. Meski begitu, sejumlah rancangan baru membuat meriam ini makin ampuh dan yang paling penting, praktis digunakan.

Misalnya saja, semua sistem persenjataan dan awak bisa dibawa oleh satu unit Caesar. Enam awak per unit bisa dibawa di dalam kabin truk pembawa dengan perlindungan cukup. Selain itu truk pembawa juga sudah bisa membopong 16 peluru yang tersimpan di rak-rak yang terpasang di bawah meriam. Semua sistem navigasi, pengintaian dan pengendalian tembakan juga sudah terpasang di truk itu. Jadi, setiap unit Caesar bisa beroperasi secara mandiri.

Sistem pengintaian sasaran dan pengendalian tembakan menggunakan FAST-Hit, sistem terkomputerisasi yang dikembangkan Nexter dan EADS Defense Electronics. Sistem ini dipadukan dengan radar Intertechnique ROB4 dan sistem navigasi SAGEM Sigma 30 plus GPS. Dengan semua sistem ini, kru meriam tak lagi butuh panduan dari tim lain. Penyetelan sudut tembakan dan kebutuhan lainnya dikendalikan dengan menggunakan komputer berlayar sentuh yang terpasang kokoh dalam lindungan kotak baja di dekat meriam.

Dengan bobotnya yang lebih ringan ketimbang artileri swagerak lain yang biasanya berbasis tank, Nexter Caesar bisa dibawa dengan pesawat angkut militer C-130 Hercules untuk misi jarak jauh.(nexter)

Sistem penembakannya juga semi otomatis, sehingga meriam ini bisa menembakkan hingga enam proyektil dalam semenit, sementara penyiapan semua sistemnya mulai dari persiapan fisik senjata, pengintaian dan pembidikan sasaran hingga penembakan pertama bisa dilakukan dalam waktu kurang dari semenit.

Kalau Anda perhatikan dalam video peragaan penembakan, tak terlihat ada selongsong peluru yang keluar setiap kali salvo tembakan dilakukan. Ini lantaran Caesar sudah menerapkan penggunaan peluru jenis tanpa selongsong atau caseless. Hal ini menguntungkan karena bobot peluru jadi lebih ringan dan tak meninggalkan limbah selongsong.

Untuk jenis pelurunya, Caesar bisa menggunakan berbagai jenis sesuai kebutuhan. Salah satu tipe yang diunggulkan adalah tipe Ogre. Meski jenisnya konvensional alias tidak menggunakan sistem kendali canggih seperti jenis peluru lain, Ogre tetap sangat berbahaya karena dalam setiap proyektilnya terdapat 63 set peledak atau bomblet, yang akan memecah keluar dan meledak dalam pola menyebar di atas sasarannya. Penembakan berturutan enam proyektil Ogre bisa menyapu wilayah sasaran seluas 3 hektare, pada jarak jangkau tembakan hingga 35 km. Meriam Caesar sendiri bisa menembakkan proyektil hingga jarak maksimal 42 km.

Jumat, 23 November 2012

Indonesia beli peluncur roket Rp 3,8 triliun

MLRS Astros II (Foto Jojocircus)
TNI akan membeli sistem peluncur roket paling mutakhir dari produsen senjata Avibras yang bermarkas di Sao Jose dos Campos, terletak di negara bagian Sao Paulo Brazil, untuk mempersenjatai salah satu batalion khususnya.

Kesepakatan pembelian ini diteken dua pekan lalu di Jakarta berisi nota jual-beli alat utama sistem senjata bernilai antara US$400-800 juta (Rp 3,8 sampai 7,6 triliun) yang diduga meliputi sekitar empat puluh unit kendaraan peluncur roket canggih. 

Seperti ditulis koran O Estado de Sao Paulo, peluncur roket dengan Sistem Roket Saturasi Artileri (Artillery Saturation Rocket System) ini diklaim sebagai buatan Avibras yang paling canggih, sementara yang akan dikirim ke Indonesia nantinya adalah jenis Astros II.

Dengan angka pembelian yang demikian besar, belanja alutsista ini akan meliputi pula pembelian baterai Astros: mesin peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca bergerak.

Namun rincian alat tak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan. Tipe amunisi juga tak disebutkan meski dengan sistem ini dikabarkan roket mampu mencapai sasaran antara 9 hingga 100 kilometer.

Peluncur roket versi Astros yang akan dipakai TNI ini akan dikirim dalam kondisi lengkap termasuk dengan peralatan elektroik yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi cerdas, seperti rudal, namun kini masih menunggu proses sertifikasi. 

'Kompetisi sengit'

Super Tucano TNI AU
Menteri Pertahanan Brazil celso Amorim menyatakan transaksi ini mengharuskan Brazil "bekerja dengan mitra dan pemain internasional baru."

Sementara menurut Amorim, "Indonesia adalah pemain besar dunia internasional dan juga telah membeli pesawat Super Tucano dari Embraer (Brazilian Aeronautics Company)," tambahnya.

Untuk TNI Angkatan Udara, pemerintah Indonesia berbelanja 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat.

Untuk memenuhi kontraknya, Avibras akan membuka sebuah kantor di Jakarta segera. Kantor ini akan menjadi perwakilan keduanya di kawasan Asia, setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010. 

Transaksi dengan Indonesia ini, menurut Presiden Avibras Sami Hassuani, "dicapai di tengah kompetisi sengit."

Negosiasi sudah dimulai sejak 2008 dan "memaksa perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya."

Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari setelah kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam tiga tahun, tetapi dia juga yakin "hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun." 

Kesepakatan pembelian ini diteken oleh Ediwan Prabowo, Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan dan Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu.

Dua hari sesudahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna TNI yang mengangkut empat SS-80 roket.

© BBC

★ PAL INDONESIA Produksi Kapal Perusak Januari 2013

Gambar PKR 105 PAL
PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.

“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.


Maket PKR PAL pada IndoDefence 2012 (Foto defense Studies)
Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.


Gambar KCR 60 M PAL
Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.


© Bisnis

Enam Sukhoi tambah kekuatan TNI AU

Su30 Mk2 TNI AU
TNI AU tak lama lagi bakal menambah pesawat tempur jenis Sukhoi. Penambahan pesawat tempur tidak hanya pada jenis sukhoi, namun ada beberapa pesawat lain didatangkan ke Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

Penambahan pesawat berbagai jenis dikemukakan Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai melantik 150 perwira baru lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) TNI AU angkatan ke-15 tahun 2012, di Lanud Adi Soemarmo, Jumat (23/11).

Menurut KSAU, ada enam pesawat Sukhoi dalam setahun atau 1,5 tahun ke depan datang ke Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara. "Satu hingga 1,5 tahun lagi semua bisa datang. Sesuai rencana, ada percepatan kedatangan pesawat-pesawat seperti target hingga 2014," tegas Jenderal bintang empat itu.

Selain Sukhoi, lanjut dia, pesawat jenis T-50 juga akan memperkuat TNI AU. Dia menjelaskan sementara ini telah datang tambahan alutsista berupa pesawat jenis Super Tucano dan C-295.

Imam juga menyinggung penambahan empat radar dalam pengadaan terakhir. Atas penambahan tersebut, sekarang ini TNI AU memiliki 20 radar. Pada 2024, ditargetkan Indonesia mempunyai 32 radar. Tingkat kebutuhan radar sebanyak itu sangat ideal bagi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan.

Terkait personel dari kalangan perwira, Imam Sufaat menjelaskan, saat ini perwira TNI AU baru 60 persen dari jumlah ideal. Meskipun demikian, dia mengatakan presiden mengambil kebijakan tidak menambah jumlah personel hingga tahun 2014.

"Pembentukan perwira baru sekarang ini, lanjut dia, dimaksudkan untuk mengisi atau mengganti perwira yang telah purna tugas atau meninggal dunia."

Era Kebangkitan Industri Pertahanan

Memiliki pertahanan yang tangguh adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa

Rantis Komodo (Foto Defense Studies)
Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun kepentingan nasional.

Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan.

Setelah Presiden SBY memberikan arahan revitalisasi industri pertahanan di Kementerian Pertahanan tahun 2004, sejak saat itu mesin dari semua pemangku kepentingan segera bekerja. Kementerian Pertahanan sebagai pembuat regulasi dan kebijaksanaan pembinaan industri pertahanan, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai produsen dalam negeri menyatu dalam target merevitalisasi industri pertahanan untuk membangkitkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri.

Berbagai langkah, strategi, dan regulasi segera diambil. Pemerintah yang diperankan oleh Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan bersama TNI dan Polri serta instansi pemerintah lain sebagai pengguna, segera menerjemahkannya.

Presiden pada 2010 telah membentuk suatu badan kebijakan nasional industri pertahanan yang disebut Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Tugas yang diemban oleh KKIP adalah mengembangkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, baik alutsista maupun non-alutsista.

Sejak saat itu Indonesia sebenarnya telah memiliki visi, misi, dan strategi dasar pembangunan industri pertahanan. Apalagi pemerintah dan DPR pada 2012 menetapkan Undang-Undang Nomor 16 tentang Industri Pertahanan Negara sebagai legalisasi dan legitimasi menghidupkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.

Industri pertahanan 


Kapal BCM DKB (Foto Defense Studies)
Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

Presiden melihat kebangkitan industri pertahanan dalam negeri dan untuk semakin mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri, presiden bahkan menggariskan beberapa kebijakan teknis.

Pertama mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan non-alutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.

Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi. Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan ofset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri.

Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.

Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.

Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI.

Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya.

Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.

Saat membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak ada klausul transfer teknologi. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, artinya kita akan mendapat kesempatan melakukan didampingi pihak produsen.

Untuk alutsista udara, PT Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan kerja sama produksi dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan, seperti C-212, CN 235, dan CN 295, yang bermuatan 50 penerjun.

Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.

Di sisi alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT PAL diandalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar, seperti class korvet dan kapal selam. PT PAL juga didorong untuk membuat kapal perang untuk tanker.


Kapal LCU 1000 DWT TNI AD Produk DKB
Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang.

Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah. Bila berkualitas, peluang yang sama juga diberikan kepada beberapa galangan swasta lain di dalam negeri. Alokasi anggaran kepada industri pertahanan cukup besar dalam rencana strategis 2010– 2014, minimal Rp 5,4 triliun.

Peluang ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas manajemen agar mampu memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna.

Saat ini industri pertahanan PT PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18–20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam, yang diharapkan bisa kita lakukan tahun 2020.

Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran ”broker” yang berdampak pada penggelembungan biaya.

Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberikan peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara paling tepat untuk efisiensi dan manfaat.

Bila kita mau, Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri.


© Kompas

Latma Elang Brunesia 05/2012 Digelar

TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Brunei (TUDB) mengadakan Latihan Bersama (Latma) dengan sandi “Elang Brunesia 05/2012” yang berlangsung selama tiga hari di kawasan FFA Padang Tembak Binturan, Penanjong Garison Brunei Darussalam belum lama ini.

Latihan Bersama yang melibatkan pesawat helikopter Super Puma dari TNI AU dan dari TUDB helicopter jenis Bell 312 tersebut, bertujuan untuk meningkatkan  kerjasama dalam melaksanakan pencarian dan penyelamatan korban secara gabungan.

Selain itu juga untuk meningkatkan terhadap Inter-Operability dan kesiapsiagaan diantara kedua angkatan udara terutama dalam bidang profesionalisme, peralatan, prosedur dan dukungan logistik.

Latihan Bersama yang berlangsung dengan lancar dan sukses itu, ditutup oleh Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito dari TNI AU dan dari TUDB diwakili Brigjen Haji Jofri bin Haji Abdullah di Pangkalan Rimba TUDB.

Pada kesempatan itu Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito melepas tanda peserta latihan dari TUDB yang diwakili Mayor Muhammad Amirudin, sedang Brigjen Haji Jofri bin Haji Abdullah melepas tanda peserta latihan dari TNI AU yang diwakili Letkol Pnb Jumanto.

Seusai penutupan, seluruh peserta latihan bersama Elang Brunesia 05/2012 baik dari TNI AU maupun TUDB melaksanakan foto bersama.

Keterangan gambar: Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito melepas tanda peserta latihan perwakilan dari TUDB pada penutupan Latma Elang Brunesia, (dispenau).

© Majalah Potret Indonesia

Tim SAR Paskhas Terus Lakukan Pencarian Korban Tanah Longsor

TIM Sar Paskhas sebanyak 20 personil sampai dengan hari ini memasuki hari kelima pencarian korban jiwa yang tertimbun tanah longsor yang terjadi tepatnya di Jln. Soreang - Ciwidey Km 21 Kampung Sungapan, Desa Sadu Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Sejak hari pertama sampai dengan  hari ketiga titik pencarian lebih diarahkan pada timbunan tanah longsor yang dibantu dengan alat berat Eskalator bantuan dari pemerintah daerah, mahasiswa pencinta alam (Wali) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Memasuki Hari keempat dan kelima pencarian korban dua warga masyarakat yang terkena tanah longsor Menurut keterangan Dantim SAR Paskhas Lettu Psk Basuki sesuai permintaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diarahkan pada sungai Ciwidey, sampai dengan hari kelima belum ada tanda-tanda namun pencarian akan terus dilakukan.

Dengan derasnya arus air, tim SAR dari Paskhas sangat kesulitan dalam melakukan pencarian, karena terdapat batu-batu besar dan tajam, Perahu Karet (LSR) Milik Paskhas robek karena tergores dan gesekkan batu-batu cadas yang terdapat dalam sungai. Tutur Lettu Psk Basuki.

Keterangan gambar: Tim SAR Paskhas sedang melakukan pencarian korban jiwa akibat tanah longsor di sungai dekat terjadinya tanah longsor tepatnya Jln. Soreang - Ciwidey Km 21 Kampung Sungapan, Desa Sadu Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (23/11). (Mayor Sus Rifaid)

© Majalah Potret Indonesia

Latgab TNI 2012: Pasukan Marinir Kuasai Wilayah Cipta Graha

PASUKAN TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 3 Brigif I Marinir Surabaya di bawah pimpinan Letkol Mar M. Reza yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Darat (Kogasgabrat) Kampanye Militer Latihan Gabungan TNI 2012, berhasil merebut dan menguasai wilayah Cipta Graha Kaubun Komplek yang telah dikuasai oleh satu batalyon minus diperkuat Aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka, Kaubun Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jum’at (23/11/2012).

Diawali dengan alih kodal dari Panglima Komando Tugas Amfhibi (Pangkogasfib) ke Panglima Komando Tugas Gabungan Darat (Pangkogasgabrat) dengan di BKO-kannya satu Batalyon Marinir untuk memperkuat dalam rangka operasi darat gabungan di wilayah yang telah dikuasai pemberontak.

Operasi yang dilaksanakan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh pemberontak, dengan melakukan manuver serangan oleh Yonif 509 Kostrad di sektor kiri, Yonif 514 Raider Kostrad di sektor tengah dan Yonif 3 Marinir di sektor kanan.

Menurut Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 3 Marinir, Letkol Mar M. Reza, pasukan yang bergerak menuju sasaran banyak menerima hadangan-hadangan di kantong-kantong pertahanan musuh, sehingga pertempuran tak terelakan lagi. Dengan sistem hit and run pasukan pemberontak menyerang pergerakan pasukan Marinir, dan pertempuran sengit terjadi di Kawasan Gunung Pocong yang merupakan kantong pertahanan pemberontak.

Dalam serangan itu, kata Letkol Mar Reza, pasukan Marinir melaksanakan gerakan dengan formasi 1 Kompi depan yang mengeluarkan ton kawal depan diperkuat 2 Tank BMP 3F, 1 Kompi Dankotis sebagai induk pasukan, dan 1 Kompi bergerak dibelakang dengan mengeluarkan ton kawal diperkuat 2 Tank BMP 3F, serta mengeluarkan pengamanan lambung kanan dan lambung kiri poros, berhasil menembak mati 22 orang pemberontak, menangkap 2 orang, dan mendapatkan 18 pucuk senjata serta sejumlah dokumen penting.

Kemudian  pasukan Marinir melanjutkan pergerakan untuk menyerang GT 1 di wilayah Komplek Cipta Graha, dan di sektor ini pun pertempuran sengit terjadi, pemberontak yang diperkuat 1 Ton Tank dapat dilumpuhkan. Selanjutnya, melaksanakan operasi pembersihan kampung dan berhasil melumpuhkan pemberontak yang tersisa, sehingga pada saat itu sasaran telah dinyatakan terebut dan di kuasai pasukan Batalyon Infanteri 3 Marinir, yang selanjutnya melaksanakan penyekatan terhadap pelarian pemberontak dari Kaubun yang di gempur pasukan kawan Yonif 509 dan Yonif 514 Raider.

Dansatgaspen Latgab TNI 2012
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si

© Majalah Potret Indonesia

Pemekaran Korps Marinir

Korps Marinir (Foto Kuwadi Kuat)
 Jakarta  - TNI Angkatan Laut melakukan pemekaran pasukan Korps Marinir di sejumlah lokasi strategis perbatasan untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Pembangunan kekuatan itu dilakukan di Kep Riau dan Papua.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, presiden telah memerintahkan secara langsung agar ditambah dan dibangun satu batalyon infanteri-10 di Pulau Setoko, Batam.


"Ini adalah salah satu contoh dari wujud kepercayaan pemimpin negara ini kepada Marinir," katanya dalam upacara peringatan HUT ke-67 Korps Marinir di Jakarta, kemarin.


Batalyon tersebut sekarang ini dalam proses penyiapan. Diharapkan tahun depan sudah berdiri dan difungsikan.


Soeparno mengingatkan, kepercayaan ini mahal harganya sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Sebab, sekali Korps Marinir kehilangan kepercayaan terhadap tugas yang diberikan, maka kepercayaan itu tidak akan pernah didapatkan kembali.


Selain di Batam, gelar pasukan juga dilakukan di Sorong, Papua. Di sana, kata dia, dibangun satu divisi baru Korps Marinir. "Pemekaran Marinir di Sorong tetap ada brigif. Satu divisi di Sorong," tuturnya.


Untuk memerkuat Korps Marinir, berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) akan didatangkan searah dengan program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF). Selain itu, alutsista lama juga bakal diremajakan. "Akan datang lagi 34 unit tank BMP 3F dalam waktu dekat ini," bebernya.


Sementara itu, terkait HUT Korps Marinir, Soeparno berpesan agar prajurit Marinir terus mengasah naluri tempur. "Pelihara jati diri Korps Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi," sebutnya.


Dalam peringatan HUT Korps Marinir, ditampilkan berbagai kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL serta berbagai atraksi prajurit. Diantara atraksi prajurit adalah unjuk kemampuan sniper, beladiri militer, serta terjun payung.


Dipertontonkan juga simulasi peperangan dengan menembakkan meriam Howitzer 105 mm. Kemampuan penerbang Angkatan Laut juga diperlihatkan lewat terbang lintas dalam ketinggian yang cukup rendah.


Menurut Kepala Dispen Korps Marinir Letkol Mar Sumarto, dalam upacara itu juga dilaksanakan penyematan Satya Lencana Kesetiaan 24, 16, 8 tahun kepada tiga personel Marinir serta dilaksanakan penyerahan Bendera Unggul Jaya kepada Yonif-1 Mar sebagai Batalyon Infanteri Marinir terunggul tahuq 2012 yang diterima oleh Danyonif-1 Mar Mayor (Mar) Teddy Basuki Bakri.


Adapun alutsista yang dipamerkan antara lain, tank BMP 3F, BVP-2, Meriam RM 70 Grad, Meriam PT 76 M, Meriam Howitzer 105 dan 122, tank LVT 7, dan kendaraan tempur BTR 50 P. "Akhir November (25/11) akan digelar pertandingan tinju amatir Dankormar Cup dan tinju profesional di balai prajurit Cilandak," imbuhnya.



© Suara Karya

Indonesia siap kirim pasukan penjaga perdamaian ke Suriah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Indonesia siap mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Suriah.

"Kalau terjadi gencatan senjata, kita akan kirim pasukan perdamaian. Ini sama ketika kita kirim pasukan untuk menjaga perdamaian ke Lebanon," katanya setelah menghadiri pertemuan dengan pemimpin Kelompok-8 Negara Berkembang (D-8) di Islamabad, Pakistan, Kamis malam.

Sebelum bertolak ke Tanah Air pada pukul 23.00 waktu setempat, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa selama lima jam dia bersama para pemimpin negara anggota D-8 membahas upaya untuk menghentikan kekerasan yang terus berlangsung di Suriah dan Jalur Gaza.


Kepala Negara membicarakan solusi untuk mengatasi masalah di negara Timur Tengah tersebut dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Perdana Menteri Turki Recep Tayip Erdogan, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari, Wakil Presiden Mesir Mahmud Makki.

Para pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim itu menyepakati tiga hal. Pertama, kekerasan dan pertumpahan darah harus dihentikan dan dilakukan gencatan senjata. Kedua, menyalurkan bantuan kemanusiaan.

"Ketiga, mesti ada transisi kekuasaan, transisi politik ke arah pemerintahan baru," kata Presiden serta menambahkan transisi harus dilakukan secara damai supaya konflik berkepanjangan tidak lagi terjadi.

© Antara

☆ Bob Freeberg, pilot Amerika pahlawan Indonesia

Robert Earl Freeberg, adalah salah satu orang yang berjasa di awal kemerdekaan Indonesia. Pilot bayaran berkebangsaan Amerika Serikat ini gagah berani terbang menembus blokade udara Belanda. Bob belasan kali menjalankan operasi 'black flight' atau penerbangan gelap menyelundupkan candu dan berbagai hasil alam Indonesia untuk ditukar senjata atau uang di luar negeri. Hasil penyelundupan itu digunakan pemerintah Soekarno untuk membiayai negara di masa sulit awal kemerdekaan.

Di mata Presiden Soekarno, Bob adalah orang yang idealis. Dia ditakdirkan datang untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia.

"Seorang pemuda pada suatu hari muncul entah darimana dan memperkenalkan dirinya. Namaku Bob Freeberg. Aku orang Amerika. Aku seorang pilot dan menaruh simpati pada perjuangan anda. Bantuan apa yang dapat kuberikan?" demikian Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.

Bob adalah mantan penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat saat perang dunia ke II. Setelah perang berakhir, pria asal Kansas ini menjadi pilot carter CALI (Commercial Air Lines Incorporated) Filipina. Dia bertemu Opsir Udara III Petit Muharto Kartodirdjo di Singapura dan segera menyatakan kesediaannya untuk melakukan penerbangan untuk membantu Indonesia.

Bob kemudian menabung dan membeli sebuah pesawat angkut DC-3 Dakota. Dia memberi nama pesawat itu RI-002. Kenapa bukan RI-001? Bob berpendapat nama RI-001 selayaknya diberikan untuk nama kehormatan pesawat pertama yang dimiliki Indonesia. Ketika Bob disewa, Indonesia tak punya satu pun pesawat angkut.

Bob membantu menyelundupkan emas, candu, perak, kina dan karet dari Indonesia ke luar negeri. Lalu dia membawa senjata, pakaian dan obat-obatan dari luar negeri ke Indonesia. Kisah petualangan Bob seru seperti di film action saja.

Bob juga banyak membantu TNI untuk melakukan operasi militer. Dialah pilot operasi penerjunan pertama yang dilakukan Angkatan Udara Republik Indonesia. Pada 17 Oktober 1947, Bob menerbangkan RI-002 dari Bandara Maguwo ke Kotawaringin, Kalimantan Tengah. TNI menerjunkan 12 prajurit AURI untuk menembus blokade Belanda dan mengobarkan perlawanan di sana.

Bob pula yang mengantar Soekarno berkeliling Sumatera guna meminta sumbangan rakyat untuk membantu perjuangan RI. Rakyat Aceh kemudian menyumbang 20 Kg emas yang kemudian dibelikan pesawat Dakota dengan nama seulawah atau gunung emas. Pesawat ini yang kemudian diberi nomor registrasi RI-001.

Bob memang seorang pilot bayaran. Tapi dia terlibat secara emosional dalam perjuangan bangsa Indonesia. Bob tak bisa menerima perlakuan sewenang-wenang Belanda terhadap rakyat Indonesia. Dalam surat-surat yang dikirimkan ke keluarganya di AS, Bob selalu menggambarkan penghormatannya untuk rakyat Indonesia.

"Sangat menakjubkan melihat rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan mereka," kata Bob seperti dikutip dari smithsonianmag.com.

Sayangnya nasib Bob berakhir tragis. Pesawatnya jatuh saat mengirim emas 20 kilogram ke Palembang. Tanggal 29 September 1948, pesawat Dakota milik Bob jatuh di belantara hutan. Diduga pesawat itu ditembak jatuh pesawat pemburu Belanda.

"Dia mengalami kecelakaan saat aku mengirimnya ke Palembang untuk membawa uang untuk membantu gerilya di Sumatera. Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg," kata Soekarno.(mdk/hhw)

© Merdeka

All About Javelin Missile

FGM-148 Javelin merupakan rudal antitank berpemandu sekali pakai pertama yang diterima oleh 75th Ranger Regiment, US Special Forces, dan kesatuan khusus Tier 1 didalam USSOCOM. Dengan sifatnya yang unik, Javelin merupakan penambahan dan bukannya penggantian terhadap roket antitank seperti RAWS.

Rudal yang dikembangkan dalam proyek AAWS-M (Andvanced Anti-Tank Weapon System-Medium) pada tahun 1986 ini mengantarkan militer AS kedalam generasi ketiga rudal antitank yang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti TOW maupun M47 Dragon. Satu fitur yang bermanfaat adalah fitur soft launch, dimana rudal akan meluncur keluar tabung hanya dengan propelan pendorong, dan baru menyalakan motor roketnya pada jarak 1 meter dari titik luncur, sehingga Javelin bisa ditembakkan dengan aman dari dalam bangunan.

Didesain dengan hululedak tandem HEAT, Javelin didesain untuk mampu mengalahkan MBT, bahkan yang dilengkapi dengan lapisan ERA generasi pertama sekalipun. Javelin memiliki kemampuan untuk melakukan serangan top attack, dimana rudal akan menanjak terlebih dahulu sampai ke ketinggian 160 meter, terbang mendatar, lalu menukik tepat keatas sasaran.

Profil terbang misil ini dikendalikan secara autopilot dimana misil menyesuaikan jarak, arah, kecepatan dan simpangan angin berkat keempat sirip yang bisa diatur sudut-sudut kemiringannya. Serangan top attack memiliki probabilita tinggi untuk melumpuhkan MBT karena bagian atas MBT biasanya memiliki proteksi yang lebih tipis dibandingkan dengan bagian frontal atau samping. Apabila diinginkan, Javelin juga bisa diluncurkan dalam moda direct attack, dimana rudal akan menanjak sedikit lalu meluncur langsung ke sasarannya, cocok untuk menghajar fortifikasi atau ranpur yang berada pada jarak dekat. 

Kemampuan Javelin untuk meluncur secara pintar ini adalah berkat sistem pemandu pintar yang tersimpan pada modul CLU (Command Launch Unit) yang bisa dilepaskan dari tabung peluncurnya. CLU yang merupakan passive infra red sight memiliki tiga macam magnifikasi yaitu Day Field of View (4x), Wide Field of Fiew (thermal, 4x), Narrow Field of View (9x), dan akhirnya Seeker Field of View (9x). 

Saat memasuki mode SFV, secara otomatis CLU mengirimkan input data jarak pada misil ke Launch Tube Assembly yang menjadi rumah bagi misil sehingga sasaran sudah mulai bisa dikunci, rudal ditembakkan dan penembak segera beralih begitu rudal meluncur keluar karena Javelin menganut sistem fire and forget

Satu hal yang menjadi keunggulan Javelin adalah CLU yang memiliki fitur setingan kontras dan kecerlangan sehingga nyaman digunakan, masih ditambah lagi dengan unit pendingin yang mendinginkan sensor sehingga pengenalan termal pada objek sasaran dapat dilakukan CLU secara lebih baik dibandingkan dengan optik NOD monocular yang menjadi standar pasukan AS.

CLU pun hanya ditenagai dengan satu baterai litium BA-5590U yang juga sekali pakai sehingga terhindar dari problem baterai drop. Banyak personil yang melepas CLU dan menggunakannya sebagai teropong observasi, sehingga boleh dibilang CLU saat ini adalah teropong malam infantri terbaik dalam AD AS.

75th Ranger sebagai kesatuan pertama dalam AD AS menerima Javelin mulai 1996 dan mengalokasikannya ke 3rd Battalion/75th Ranger Regiment. 

Rudal ini terbukti mampu memberikan daya tembak berlipat ganda yang memberikan kemenangan menentukan bagi pasukan yang kekuatannya lebih kecil. 

Dalam salah satu kontak tembak dalam operasi Iraqi Freedom, Satu tim Ranger yang melaksanakan misi patrol pengintaian dengan Humvee di sebelah barat Irak melihat dua buah tank, kemungkinan T-55, yang bersembunyi dalam posisi dug-up (dilindungi bunker pasir sehingga hanya kubah yang nampak). Posisi Ranger lebih unggul karena mereka ada diatas bukit, dan pasukan Irak belum mengetahui keberadaan mereka.

Tim tersebut, yang beranggotakan Sgt. Jason Witmer, Cpl. Jeremy Mumma, Spc. Matthew Pickell, dan Spc. Michael Kithcart memutuskan bahwa mereka mengambil kesempatan dengan mencoba menghancurkan tank tersebut dengan Javelin yang mereka bawa. Dari jarak 1.800 meter, Cpl. Mumma yang menjadi penembak mengunci salah satu tank dengan Javelinnya, meluncurkan rudal, dan segera berganti ke tabung kedua bahkan sebelum rudal menghantam sasarannya. Tank kedua juga dikunci, dan tidak punya kesempatan bereaksi dan meledak tak lama setelah tank pertama dihancurkan.

Pada tahun 2003, dalam pertempuran Debecka Pass ODA (Operational Detachment Alpha/ A-Team) 391 dan 392 bertahan dari serangan Divisi ke-34 Irak yang dilengkapi dengan T-55 dan ranpur MT-LB dengan mengandalkan Javelin. Dengan menembakkan selusin Javelin, ODA 391 dan 392 mampu bertahan dan bahkan menghancurkan sejumlah tank dan ranpur dengan hit ratio diatas 80%. 

Dengan keputusan TNI untuk mempertimbangkan pembelian FGM-148 Javelin yang kita harapkan akan terwujud, maka TNI-AD akan menjadi salah satu negara yang mengoperasikan rudal berpemandu terbaik yang ada saat ini, dipadukan dengan sistem roket pintar NLAW yang dibuat oleh Thales Defense.

FGM-148 Javelin
 
Pabrikan         : Texas Instrument/ Raytheon/ Lockheed Martin
Desain            : Juni 1989
Bobot              : 22,3 kg (misil 11,8kg)
Panjang          : 1,2m
Jarak efektif    : 75-500m
Hululedak        : HEAT (High Explosive Anti Tank)

© ARC

Kamis, 22 November 2012

TNI AD Siap Operasionalkan Sepeda Motor Kawal 1300 cc

TNI Angkatan Darat siap operasionalkan Sepeda Motor Kawal Jenis Yamaha FJR 1300 cc untuk digunakan dalam pengawalan Kepala Negara dan tamu-tamu negara setingkat Kepala Negara.Hal tersebut ditegaskan Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo ketika meninjau 20 unit Sepeda Motor Kawal Yamaha FJR 1300 cc yang baru dimiliki oleh TNI Angkatan Darat di Mabesad, Jakarta, Kamis (22/11). “Sepeda motor ini merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan di lapangan. Rencananya unit-unit motor baru ini akan diprioritaskan di Kodam IX/Udayana, karena Bali banyak menerima kunjungan kepala negara asing, disamping kondisi riil dimana motor kawal yang ada disana sudah terlalu tua,” jelas Kasad.

Sepeda Motor Kawal Yamaha FJR 1300 cc dipilih Angkatan Darat untuk mengawal tamu-tamu VIP dan VVIP dengan pertimbangan kecanggihan dan akselerasinya yang hebat di lapangan. Spesifikasi motor ini diantaranya torsi yang besar, gesit, lincah dan mudah perawatannya. Mesin 4 silinder 1,298 cc berkonfigurasi inline (segaris), suspensi monoshock dan final drive menggunakan shaft, sistem liquid-cooled, serta electronic fuel injection power 105,5 KW (141.5 hp) per 8.000 rpm.

Saat ini Sepeda Motor Kawal Yamaha FJR 1300 cc ini digunakan di negara-negara seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Kanada. Sementara di Asia, baru Jepang dan Indonesia (TNI AD) yang menggunakannya. Sehingga hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Angkatan Darat.

Sebagai pihak yang akan menggunakan, Kasad berpesan kepada Danpuspom agar motor-motor ini dirawat dengan baik, sehingga memiliki usia pakai yang panjang, perawatannya haruslah berkesinambungan agar anggota yang mengendarainya tidak mengalami kesulitan. Sementara kendaraan serupa yang dimiliki Angkatan Darat yaitu jenis Yamaha 900 cc akan tetap dipergunakan untuk operasional Angkatan Darat sehari-hari.

Dalam peninjauan tersebut, turut hadir Wakasad, para Asisten Kasad, Danpuspom serta Kadispenad. (Dispenad)

© TNI AD

Indonesia & Pakistan perkuat kerja sama militer & ekonomi

Compact_indonesia_pakistanJakarta - Pemerintah Indonesia dan Pakistan meningkatkan kerjasama di bidang militer, pendidikan, dan ekonomi untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Peningkatan kerja sama itu dibahas dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Pakistan Asif Ali Zardari pada Rabu (21/11) malam di Pakistan. 

Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Pakistan, setelah mengikuti KTT Asean di Kamboja. Presiden berkunjung ke Pakistan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-8 dari Kelompok Negara D-8. 

"Pertemuan Rabu malam  membahas tentang peningkatan kerjasama antara Indonesia dan Pakistan di bidang pendidikan, bidang ekonomi, di bidang persenjataan dan militer, karena Pakistan membeli sejumlah pesawat untuk memperkuat militer mereka yaitu pesawat dari PT Dirgantara Indonesia," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmansyah di Media Center KTT D8 di  Islamabad, Kamis (22/11) seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet.

Presiden RI menghadiri KTT D-8 sepanjang Kamis ini yang berlangsung di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr. Pada akhir konferensi,  ditandatangani Deklarasi Islamabad.

Negara D-8 merupakan kelompok negara berkembang dengan mayoritas penduduk beragama muslim, yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama pembangunan. Delapan negara tersebut yaitu Indonesia, Pakistan, Mesir, Nigeria, Bangladesh, Iran, Malaysia, dan Turki. Kelompok D-8 ini terbentuk melalui Deklarasi Istanbul tahun 1997. Gabungan populasi ke delapan negara meliputi 60 persen jumlah warga muslim dunia, atau sekitar 13% dari populasi dunia.

Adapun pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan yang hadir dalam KTT ke-8 dari D-8 yaitu Yudhoyono, tuan rumah Presiden Pakistan Asif Ali Zardari, Presiden Mesir Muhammad Morsi, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, Menlu Bangladesh Dipo Moni, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, PM Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Wakil PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. (faa)

TNI AD dan AD Singapura Latihan Bersama

TNI Angkatan Darat dan AD Singapura (SAF) melaksanakan Latihan Bersama(Latma), dengan nama latihan “Safkar Indopura”, di buka oleh Wakasad Letjen TNI Budiman dan Wakasad Singapura Brigjen Tung Yui Fai, di Cipatat, Rabu (21/11).


Latma Safkar Indopura dilaksanakan dari tanggal 21 sampai tanggal 28 November 2012, dengan lokasi daerah latihan di Cipatat dan Rajamandala Kompleks, Bandung, Jawa Barat.

Latihan Safkar Indopura merupakan Latihan Bersama antara 2 (dua) negara dan merupakan wujud kerjasama internasional, dilaksanakan setiap tahun yang dimulai pada tahun 1989 secara bergantian, bertujuan untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama antara TNI-AD dengan Angkatan Darat Singapura (SAF).

Adapun materi latihan pada Safkar Indopura ke-24 ini antara lain Latihan silang (Cross Training) dalam materi taktik dan menembak, Latihan taktis dengan pasukan Infanteri mekanis dalam OLI (FTX), dan Latihan Posko 1 (CPX) tingkat Brigif dan Batalyon (2 tingkat). Sedangkan pasukan dan personel pendukung yang dilibatkan dalam latihan bersama ini sejumlah 1.150 personel terdiri dari TNI AD 700 personel dan AD Singapura 450 personel.


Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Wakasad Letjen TNI Budiman mengatakan, Latihan Bersama Safkar Indopura ini telah memasuki tahun ke-24, sehingga kedua negara sudah banyak belajar dan mengaplikasikan taktik dan teknik latihan bertempur sesuai pengalaman prajurit masing-masing.

Wakasad mengatakan, melalui latihan bersama Safkar Indopura prajurit kedua negara dapat mengembangkan kemampuan taktik yang dimiliki, dihadapkan dengan medan yang sebenarnya, sehingga dapat menunjang pencapaian keberhasilan Latma Safkar Indopura.

Wakasad berharap peserta latihan dapat meningkatkan persahabatan dan kerja sama serta meningkatkan profesionalitas keprajuritan sehingga tujuan latihan dapat tercapai secara optimal. Disamping itu, Wakasad juga berharap seluruh kegiatan Latihan Bersama dapat berjalan sesuai dengan sasaran yang dikehendaki, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh para Prajurit, satuan dan Angkatan Darat kedua negara.

© TNI