Rabu, 25 November 2015

[World] Rusia Tetap Lanjutkan Serangan Udara di Perbatasan Turki-Suriah

Pasca Turki Tembak Jatuh Sukhoihttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255800/rusia-tetap-lanjutkan-serangan-udara-di-perbatasan-turki-suriah-aqu2RnirSY.jpgJuru bicara Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan negaranya akan tetap melancarkan serangan udara di wilayah perbatasan Turki-Suriah (Kyivpost) 

Meski Angkatan Udara (AU) Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia pada Selasa 24 November 2015, Pemerintah Rusia menyatakan akan tetap melanjutkan serangan udara. Target mereka kali ini adalah militan ISIS yang berada di perbatasan Turki-Suriah. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kantor Kepresidenan Rusia.

Kami mau para teroris dan militan menjauh dari perbatasan Turki. Sayangnya, mereka bermarkas di wilayah Suriah yang sangat dekat dengan perbatasan Turki,” ujar Dmitry Peskov, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (25/11/2015).

Serangan akan tetap kami lakukan tanpa ragu,” lanjut pria 48 tahun itu.

Sebelumnya diberitakan AU Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia karena dianggap melanggar kedaulatan wilayah udara. Rusia menolak klaim tersebut dengan mengatakan lokasi penembakan terjadi di wilayah Suriah. (dka)
Tiga Respons Rusiahttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255374/tiga-respons-rusia-pasca-turki-tembak-jatuh-sukhoi-9uUFV5pkLL.jpgKapal Moskva yang akan menembak apapun ancaman yang mendekati pesawat milik Rusia (RT) 

Pemerintah Rusia memberikan respons setelah pesawat tempur bomber Sukhoi-nya ditembak jatuh oleh pihak militer Turki. Respons itu menghasilkan tiga langkah yang diumumkan oleh pejabat Rusia.

Berikut ini adalah tiga langkah yang diambil oleh Rusia tersebut;

Setiap serangan udara atau operasi penyerangan harus didampingi oleh pesawat tempur jet.
Pertahanan udara akan ditingkatkan di wilayah udara Suriah dengan dikirimkannya kapal Moskva yang dipersenjatai misil di perairan Latakia untuk menghancurkan target yang akan membahayakan pesawat Rusia.
Seluruh kontak militer dengan negara Turki akan dihentikan sementara.

Sergey Rudskoy, pejabat senior Rusia mengutuk serangan terhadap pesawat bomber Rusia. Hingga kini, pesawat tersebut berada di wilayah udara Suriah, bukan Turki. Ia mengatakan, “Hal ini jelas sebuah pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” sebagaimana dilansir dari RT, Rabu (25/11/2015).

Rudskoy dikabarkan sangat emosional ketika mengatakan bahwa pesawat Su-24 itu ditembak jatuh di wilayah Suriah. Bahkan, ia juga menyampaikan bahwa jatuhnya pesawat tersebut berjarak empat kilometer dari perbatasan negara Turki. Pesawat jet tempur Turki tidak mencoba untuk mengontak pilot dari bomber Rusia, sebelum ditembak jatuh.

Ini sangat berbeda dengan apa yang disampaikan pihak Turki, yang mengatakan sudah berkali-kali memberikan peringatan kepada pilot dari pesawat bomber Rusia, bahwa mereka melanggar wilayah udara Turki. Di mana, akhirnya berakhir dengan insiden ditembak jatuhnya pesawat Su-24 tersebut.

Hingga kini, kedua negara menjustifikasi tindakannya masing-masing, namun yang pasti adalah insiden ini dapat makin menegangkan situasi di Suriah dan dapat memperluas konflik yang saat ini sedang terjadi. (ful)
Australia Coba Tengahi Pertikaian Turki-Rusiahttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255397/pesawat-ditembak-jatuh-australia-coba-tengahi-pertikaian-turki-rusia-ctGBZiHmYM.jpgPutin mengatakan penembakan pesawat Sukhoi, seperti ditusuk dari belakang oleh Turki. (Russian News Agency) 

Mengetahui insiden pesawat bomber Su-24 milik Rusia telah ditembak jatuh jet F-16 milik Angkatan Udara (AU) Turki karena melanggar kedaulatan wilayah udara, Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull coba untuk menengahi pertikaian antara Rusia-Turki itu.

Menurut PM Turnbull, pertikaian akibat insiden itu dapat mengancam keselamatan pilot-pilot jet tempur Australia yang sedang menjalankan misi di Suriah bersama koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS).

Insiden ini tentu saja menyebabkan keprihatinan yang sangat besar. Kami terang-terangan memanggil kedua pihak untuk saling menahan diri terkait insiden ini,” tegas PM Turnbull kepada wartawan setempat, seperti diberitakan Washington Post, Rabu (25/11/2015).

Kami tentu saja juga khawatir pertikaian ini akan mengancam pilot-pilot jet tempur F/A-18A Hornet kami yang sedang menjalankan misi di Suriah,” sambungnya.

PM Australia suksesor Tony Abbott itu menambahkan, signifikannya dampak pertikaian antara Turki-Rusia atas insiden tersebut sangat tergantung dari bagaimana kedua belah pihak melakukan reaksinya.

Menahan diri itu penting untuk semua pihak dalam konflik yang semakin kompleks agar memiliki kesadaran tingkat tinggi di mana aset militer masing-masing dan juga negara lain sedang dikerahkan dan dipertaruhkan,” tegas Turnbull.

Sebagaimana diberitakan pada Selasa 24 November, jet tempur milik AU Turki telah menembak jatuh jet tempur Su-24 yang terlihat telah melewati batas wilayah udara dan mengabaikan peringatan otoritas Turki.

Menurut Presiden Turki Recep Erdogan, otoritas telah memperingatkan sebanyak 10 kali. Namun, jet tempur Rusia tersebut tetap ngeyel dan menerobos kedaulatan wilayah udara Turki. (hmr)
Pilot Pesawat Tempur Rusia Diselamatkan Tentara Suriahhttps://cdn.rt.com/files/2015.11/original/56558754c4618834678b4575.jpgSalah satu pilot pesawat Su-24 berhasil diselamatkan oleh tentara Suriah (Russia Today) 

Salah satu pilot pesawat Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh Angkatan Udara (AU) Turki berhasil diselamatkan tentara Suriah. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Prancis, Aleksandr Orlov, dalam sebuah wawancara dengan radio Paris.

Satu orang pilot ditembak oleh militan saat terbang menggunakan parasut setelah keluar dari pesawat dengan kursi pelontar. Seorang lagi berhasil melarikan diri dan diselamatkan tentara Suriah,” ujar Aleksandr Orlov, seperti diberitakan Reuters, Rabu (25/11/2015).

Seharusnya saat ini pilot tersebut sedang dalam perjalanan kembali ke Pangkalan Udara Rusia di Suriah,” lanjut pria yang sudah tinggal di Prancis selama tujuh tahun itu. (dka)
Turki Lakukan Balas Dendam?http://cdn-2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/rusia-terus-menyerang-isis-di-suriah_20151123_211637.jpgRusia Hancurkan 1.000 Tanker Minyak Milik ISIS [RT] 

Ditembak jatuhnya pesawat bomber Su-24 Rusia oleh jet tempur F-16 Turki menimbulkan spekulasi dari beberapa pihak yang menduga peristiwa itu merupakan aksi balas dendam.

Turki yang dituduh mendapatkan keuntungan dari perdagangan minyak mentah dengan kelompok militan ISIS merasa dirugikan dengan aksi Rusia yang menghancurkan lebih dari 1.000 tanker penyimpanan minyak ISIS di Suriah. Hal itu tersirat dalam pernyataan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev yang disampaikan hari ini (25/11/2015).

Ankara melindungi ISIS karena perdagangan minyak ilegal yang didapatkan pejabat Turki dari bisnis itu,” kata Medvedev sebagaimana dilansir Russia Today, Rabu (25/11/2015). Mantan Presiden Rusia itu mengatakan pihaknya memiliki data-data yang membuktikan adanya keuntungan finansial yang didapat pejabat Turki dari perdagangan minyak tersebut.

Tindakan sembrono dan kriminal dari otoritas Turki telah menyebabkan peningkatan ketegangan hubungan yang berbahaya antara Rusia dan NATO, yang tidak bisa dibenarkan dengan kepentingan apa pun termasuk perlindungan perbatasan,” kata Medvedev.

Medvedev menambahkan, Pemerintah Rusia mempertimbangkan untuk membatalkan beberapa proyek dengan Turki dan melarang perusahaan Turki untuk masuk ke pasar Rusia.

Diberitakan sebelumnya, politikus Turki Gusel Tekin menuduh keluarga Presiden Recep Tayyip Erdogan melakukan bisnis perdagangan minyak dengan kelompok militan ISIS.

Tekin mengatakan, Pemerintah Turki membeli minyak mentah yang dijarah ISIS dari Irak dan Suriah. Minyak-minyak itu kemudian dijual kembali ke pasar Asia melalui perusahaan transportasi laut BMZ milik putra Erdogan, Bilal.

Presiden Erdogan dan beberapa kerabatnya juga dilaporkan memiliki saham di perusahaan tersebut.

Dalam pidatonya di forum G-20, di Turki, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkap ada 40 negara yang menjadi sumber dana ISIS dan meminta semua pihak untuk memutus sumber dana tersebut dengan menghentikan perdagangan minyak mentah ISIS. Segera setelah itu, Rusia dan Amerika Serikat (AS) mulai membombardir tanker-tanker minyak ISIS dan dilaporkan telah berhasil memusnahkan lebih dari seribu tanker. (dka)
Erdogan Tak Mau Ada Ketegangan dengan Rusiahttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255688/erdogan-tak-mau-ada-ketegangan-dengan-rusia-Cvq0sRPlMx.jpgPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengakui tidak ingin ada ketegangan dengan Rusia (Foto: Reuters) 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tidak ingin ada ketegangan hubungan antara negaranya dengan Rusia. Sebab, sebelumnya Presiden Vladimir Putin sempat mengatakan peristiwa jatuhnya pesawat tempur Rusia mempunyai dampak serius terhadap hubungan kedua negara.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (25/11/2015), Erdogan menyebut tindakan menembak jatuh pesawat Sukhoi Su-24 murni karena Turki ingin melindungi keamanan negara. Pimpinan partai AKP itu juga menyebut Turki ingin melindungi hak-hak saudara mereka di Suriah.

Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan dalam sebuah pergelaran bisnis di Istanbul. Kembali, presiden 61 tahun itu mengatakan lokasi penembakan terjadi di wilayah Turki dan bukan Suriah seperti klaim dari pihak Rusia. Namun, dia mengakui bahwa pesawat jatuh di wilayah Suriah.

Beberapa bagian pesawat juga disebut Erdogan jatuh di wilayah Turki. Bagian pesawat tersebut diketahui melukai sedikitnya dua warga lokal. (dka)
Jatuhnya Pesawat Rusia Persulit Solusi Damai Suriahhttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255711/merkel-jatuhnya-pesawat-rusia-persulit-solusi-damai-suriah-O5cH6nCsfS.jpgKanselir Jerman, Angela Merkel, khawatir jatuhnya pesawat tempur Rusia dapat mempersulit pencarian solusi damai untuk Suriah (Reuters) 

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan jatuhnya pesawat tempur Rusia setelah ditembak Angkatan Udara (AU) Turki dapat mempersulit proses pencarian solusi damai untuk Suriah. Perempuan 61 tahun itu juga ingin semua usaha dilakukan untuk mencegah meningkatnya ketegangan.

Penembakan pesawat tempur Rusia oleh Turki membuat keadaan semakin buruk. Kita harus melakukan segala sesuatu untuk menghindari ketegangan,” ujar Merkel saat berpidato di depan parlemen Jerman di Berlin, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (25/11/2015).

Tentu setiap negara berhak melindungi mereka. Namun di sisi lain, kita harus lihat situasi di sekitar Suriah. Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Turki dan memintanya melakukan usaha terbaik untuk mendinginkan suasana,” ujar perempuan asal Hamburg tersebut.

Jatuhnya pesawat tempur Sukhoi Su-24 itu membuat Presiden Rusia Vladimir Putin merasa seperti ditusuk dari belakang oleh antek-antek teroris. Mantan agen KGB itu menyebut hubungan Rusia dan Turki akan mengalami dampak yang serius akibat insiden tersebut. (dka)
Kedutaan Turki Diserbu Demonstranhttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255730/tembak-pesawat-rusia-kedutaan-turki-diserbu-demonstran-pTJmdFWZDZ.jpgDemonstran Rusia yang melakukan protes di depan Kedutaan Turki di Moskow. (TASS) 

Kedutaan Turki di Moskow, Rusia, diserbu demonstran yang mengungkapkan kemarahan atas insiden ditembak jatuhnya pesawat pengebom Su-24 Rusia oleh jet tempur Turki di langit Suriah.

Para demonstran menuntut Pemerintah Turki untuk bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan salah seorang pilot pesawat yang jatuh dan seorang marinir yang terlibat dalam upaya evakuasi.

Serangan terhadap pesawat jet militer Rusia membuat saya marah. Saya ingin mengatakan kepada otoritas Turki untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka,” kata seorang demonstran yang berunjuk rasa, sebagaimana dilansir TASS, Rabu (25/11/2015).

Demonstran lainnya menyebut tindakan Turki itu sebagai sebuah agresi dan tindakan provokatif dan mendesak pemerintahnya untuk melakukan pembalasan.

Sementara Pemerintah Rusia merespons jatuhnya pesawat mereka dengan pengiriman kapal perang yang dilengkapi dengan senjata antipesawat udara ke perairan Latakia. Mereka juga memutuskan semua kontak militer dengan Turki, dan merencanakan pembatalan beberapa proyek dan kerjasama.

Situasi ini masih mungkin untuk kembali meningkat menjadi konflik bersenjata. (dka)
Dubes Rusia Kutuk Keras Aksi Turki Tembak Jatuh Sukhoihttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255778/dubes-rusia-kutuk-keras-aksi-turki-tembak-jatuh-sukhoi-fDJp3B4SRS.jpgDuta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin (Okezone) 

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, benar-benar mengutuk keras tindakan Pemerintah Turki, menyusul Angkatan Udara (AU) Turki yang telah menembak jatuh jet tempur Su-24 ketika sedang melancarkan serangan udara ke kelompok ISIS di Suriah.

Menurutnya, tindakan Turki tak bisa dimaafkan, karena sebelumnya Rusia menganggap Turki sebagai rekan yang satu visi dalam permasalahan memerangi terorisme.

"Sebagaimana Anda ketahui, kami dengan Amerika Serikat (AS) beserta sekutu-sekutunya, termasuk Turki, telah sepakat untuk menggabungkan kekuatan dalam memberantas terorisme," tegas Dubes Galuzin, ketika memberikan pernyataan pers di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

"Namun, apa yang kami dapatkan sekarang? Jet tempur kami diledakkan begitu saja," tambahnya.

Sebagaimana diberitakan pada Selasa 24 November, AU Turki menyatakan telah menembak jatuh jet tempur Su-24 milik Rusia.

Hal itu dilakukan karena menurut mereka, jet tempur Rusia telah melanggar kedaulatan wilayah udara Turki.

Otoritas Turki menyatakan bahwa AU nya telah memberikan 10 kali peringatan sebelum menembak jatuh jet tempur Su-24 yang ketika itu sedang melakukan agresi militer di wilayah Suriah. (dka)
Kronologi Ditembak Jatuhnya Sukhoi Versi Dubes Rusiahttp://cdn-2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/jet-rusia-35656_20151124_211201.jpgInfografis [tribunnews] 

Angkatan Udara (AU) Turki pada Selasa 24 November menembak jatuh jet tempur Sukhoi Su-24 milik Rusia karena dinilai kembali melanggar kedaulatan wilayah udara Turki. Namun, Duta Besar (Dubes) Rusia untuk RI, Mikhail Galuzin, mengatakan itu tidak benar.

Ia bahkan menceritakan kronologi jatuhnya salah satu jet tempur negaranya yang dalam misi melancarkan serangan udara ke kelompok militan ISIS di Suriah.

Mereka (otoritas Turki) mengatakan bahwa jet tempur kami melanggar batas wilayah udara mereka. Namun, faktanya jet kami jatuh di teritorial Suriah, bukan Turki,” tegas Galuzin kepada wartawan di kediamannya, di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2015).

Ketika itu jelas-jelas jet tempur kami sedang melakukan misi pemberantasan teroris di wilayah udara Suriah. Sejak awal sampai akhir ditembak jatuh, jet tempur Su-24 kami memang berada di wilayah udara Suriah. Hal itu dibuktikan melalui data-data dari radar maupun satelit yang dimiliki Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan Rusia,” lanjutnya.

Dubes yang gemar memakai setelan jas itu menambahkan, keterangan dari otoritas Turki jelas tidak bisa dibenarkan. Sebab, mereka mengatakan jet tempur Sukhoi Su-24 melanggar batas wilayah udara Turki.

Namun berdasarkan data-data yang diperoleh Kementerian Pertahanan Rusia, jet tempur Sukhoi Su-24 sejak awal terbang di wilayah udara Suriah, dan ditembak jatuh pun di teritorial Suriah.

Faktanya, jet tempur kami terkena rudal dari jet Turki pada jarak 1 kilometer dari batas wilayah udara Turki, dan jet Su-24 kami tepat jatuh ke tanah pada jarak 4 km dari perbatasan Turki. Artinya, jet tempur kami jatuh masih di wilayah Suriah,” ujar Galuzin.

Sebelumnya, Galuzin menyatakan mengutuk keras aksi AU Turki yang menembak jatuh jet tempur Rusia. Pernyataan itu senada dengan tindakan yang dilakukan Pemerintah Rusia.

Atas insiden kemarin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga telah membatalkan agenda kunjungan ke Istanbul, Turki, yang seharusnya dilakukan hari ini. (dka)
Pesawat Rusia Ditembak Jatuh Turki di Wilayah Suriahhttp://ichef-1.bbci.co.uk/news/ws/660/amz/worldservice/live/assets/images/2014/09/23/140923211815_pesawat_golan_624x351_afp.jpgKetika Su24 Rusia Jatuh [AFP] 

Salah satu pejabat asal Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pesawat bomber Rusia yang ditembak jatuh Angkatan Udara (AU) Turki berada di wilayah udara Suriah.

Sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (25/11/2015), salah satu media asing mengatakan bahwa salah satu pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu percaya pesawat Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh oleh militer Turki pada Selasa 24 November 2015 diserang ketika sudah berada di wilayah udara Suriah.

Pejabat AS tersebut mengungkapkan, pesawat Rusia tersebut memang sempat masuk ke wilayah udara Turki, namun sesaat kemudian sang pilot langsung menghindar ke arah wilayah udara Suriah. Ketika sudah sampai di wilayah udara Suriah, AU Turki tetap menembak pesawat tersebut.

Menurut pemberitaan dari media asing, pejabat AS tersebut mengetahui hal ini dari deteksi jejak panas pesawat jet Turki dan bomber Rusia tersebut.

Hingga kini Rusia dan Turki mempertahankan tindakan mereka bahwa sudah melakukan hal yang benar dan menunjukkan semakin tegangnya hubungan antara kedua negara.

Turki masih tetap memberikan klaim bahwa hampir selama lima menit, pilot dari Sukhoi Su-24 telah diperingati masuk ke wilayah kedaulatan Turki. Namun dari Rusia sendiri memberikan klaim bahwa tidak ada peringatan sama sekali dari pihak Turki mengenai hal tersebut, dan langsung menembak pesawat bomber tersebut. (hmr)
Parlemen Rusia Minta Penerbangan ke Turki Dilaranghttps://img.okezone.com/content/2015/11/25/18/1255623/parlemen-rusia-minta-penerbangan-ke-turki-dilarang-r60d7YmcMK.jpgParlemen Rusia meminta penerbangan ke Turki dilarang untuk sementara waktu (TASS) 

Wakil juru bicara parlemen meminta Agen Penerbangan Sipil Rusia melarang seluruh penerbangan dari negaranya menuju Turki. Permintaan ini disampaikan Nikolay Levichev menyusul ditembak jatuhnya pesawat tempur Su-24.

Saya minta Anda mempertimbangkan matang-matang pemutusan sementara komunikasi udara antara Rusia dan Turki sampai fakta menunjukkan tidak adanya ancaman teroris di bandara-bandara Turki,” ujar Levichev, seperti dilaporkan TASS, Rabu (25/11/2015).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov sudah mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Turki untuk urusan apa pun. Imbauan Lavrov didasarkan pada adanya perkiraan berkembang pesatnya ancaman teroris di negara pimpinan Presiden Erdogan itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga sudah menolak klaim bahwa pesawat Sukhoi Su-24 melanggar kedaulatan wilayah Turki. Putin menyebut pesawat tersebut berada 1 kilometer dari perbatasan Turki-Suriah dan sama sekali tidak melanggar maupun mengancam keamanan Turki. (dka)

  Okezone  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.