⚓️ Di Lanud Tarakan Kebedaraan Pangkalan Udara (Lanud) Tarakan sangat penting artinya dalam menjaga wilayah Indonesia di perbatasan dari ancaman provokasi negara tetangga. Karena itu, berbagai fasilitas dibangun dengan harapan ke depan Lanud Tarakan bisa menjadi salah satu pangkalan penting TNI AU.
Rencananya, awal Februari mendatang Lanud Tarakan bakal menggelar alat utama sistem senjata (alutsista). Disamping itu, juga akan dilaksanakan patroli pengamanan perbatasan di wilayah Kaltara.
Terkait rencana tersebut, Komandan Lanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman mengungkapkan pihaknya masih menunggu izin dari Panglima TNI. Ia berharap mendapat restu agar bisa menunjukkan kekuatan alutsista yang dimiliki Indonesia.
“Kalau kami di AU tentunya akan menonjolkan pesawat tempur yang cangih seperti Sukhoi dan F-16,” ujarnya, Kamis (19/1).
Menurutnya, kegiatan tersebut sekaligus sebagai upaya mengantisipasi proxy war yang merupakan perang tanpa menggunakan senjata. Perang seperti ini cukup mengancam kedaulatan negara karena merupakan bentuk penjajahan, selain perang fisik.
“Kita harus mewaspadai proxy war, dimana ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia. Peredaran narkoba saja, itu sebagai salah satu proxy war,” bebernya.
Disinggung mengenai alutsista seperti apa saja yang akan dipamerkan, Umar mengaku belum menerima arahan secara pasti. Tetapi yang tidak ketinggalan adalah pesawat tempur, yang baru bisa diidentifikasi baru ada empat Sukhoi yang akan datang ke Tarakan mengikuti gelar alutsista nantinya.
Rencananya, awal Februari mendatang Lanud Tarakan bakal menggelar alat utama sistem senjata (alutsista). Disamping itu, juga akan dilaksanakan patroli pengamanan perbatasan di wilayah Kaltara.
Terkait rencana tersebut, Komandan Lanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman mengungkapkan pihaknya masih menunggu izin dari Panglima TNI. Ia berharap mendapat restu agar bisa menunjukkan kekuatan alutsista yang dimiliki Indonesia.
“Kalau kami di AU tentunya akan menonjolkan pesawat tempur yang cangih seperti Sukhoi dan F-16,” ujarnya, Kamis (19/1).
Menurutnya, kegiatan tersebut sekaligus sebagai upaya mengantisipasi proxy war yang merupakan perang tanpa menggunakan senjata. Perang seperti ini cukup mengancam kedaulatan negara karena merupakan bentuk penjajahan, selain perang fisik.
“Kita harus mewaspadai proxy war, dimana ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia. Peredaran narkoba saja, itu sebagai salah satu proxy war,” bebernya.
Disinggung mengenai alutsista seperti apa saja yang akan dipamerkan, Umar mengaku belum menerima arahan secara pasti. Tetapi yang tidak ketinggalan adalah pesawat tempur, yang baru bisa diidentifikasi baru ada empat Sukhoi yang akan datang ke Tarakan mengikuti gelar alutsista nantinya.