Sabtu, 26 Mei 2018

Kasau Terima Kunjungan Kehormatan Dubes Belarus

✈️ Belarus Tawarkan Pemeliharaan Berat dan Rudal Pesawat Sukhoi✈️ Berbagai persenjataan Sukhoi TNI AU

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Belarus untuk Indonesia H.E. Mr. Valery Kolesnik di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (25/5/2018).

Kasau sangat mengapresiasi kunjungan Dubes Belarus untuk Indonesia yang dimaksudkan untuk mempererat hubungan kedua negara yang telah terjalin baik selama ini dan menyampaikan ucapan terima kasih karena Belarus telah ikut ambil bagian dalam perawatan pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU.

Belarus merupakan negara sahabat yang juga sekaligus sebagai mitra TNI AU di bidang pertahanan, seperti pemeliharaan tingkat berat dan system upgrade pesawat tempur Sukhoi di fasilitas 558 Aviation Repair Plant,” kata Kasau.

Pada tahun 2017 telah dilaksanakan pemeliharaan 2 unit pesawat Sukhoi, dan saat ini sedang dilaksanakan pemeliharaan 2 unit pesawat Sukhoi Su-30MK yang akan selesai pada bulan September 2018.

Sementara itu, Dubes Kolesnik mengatakan, hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarus semakin erat khususnya di bidang pertahanan yang dibuktikan dengan adanya kerja sama di bidang pemeliharaan pesawat tempur Sukhoi TNI AU di Belarus. Ia juga menawarkan kerja sama di bidang pertukaran Taruna/Cadet Akademi Angkatan Udara kedua negara.

Saat ini Belarus memiliki kemampuan yang luas di bidang industri pertahanan, bukan hanya di bidang pemeliharaan pesawat namun juga sudah mampu memproduksi berbagai alutsista diantaranya peluru kendali dari udara ke udara jarak menengah serta teknologi optik untuk penginderaan pasukan khusus,” ujar Dubes Kolesnik.

Menanggapi hal tersebut, Kasau menyambut baik tawaran pertukaran Taruna AAU dengan Taruna Akademi Angkatan Udara Belarus dan akan mengkaji lebih lanjut metode pertukaran yang akan digunakan.

Terkait produk peluru kendali udara ke udara jarak menengah di atas 20 km buatan Belarus, Kasau menyampaikan bahwa TNI AU saat ini dalam tahap pengembangan kekuatan dan perlu memiliki peluru kendali jarak menengah, khususnya untuk pesawat tempur Sukhoi.

Pada kesempatan tersebut, Kasau didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Dwi Fajariyanto, Aslog Kasau Marsda TNI Eko Supriyanto, S.E., M.M., dan Kadispenau Marsma TNI Ir. Novyan Samyoga, M.M., Sedangkan Dubes Belarus didampingi staf Kedubes Belarus Mr. Glen Krykanov.

  ✈️ Bisnis Metro  

Jumat, 25 Mei 2018

KRI Sultan Thaha Syaifudin-376 Ikuti Patkor Indindo 31

KRI Sultan Thaha Syaifudin-376 (Very Wahyudi)

Unsur Koarmada I yang terdiri dari KRI Sultan Thaha Syaifudin-376 Satkor Koarmada I dan Pesawat udara TNI Angkatan Laut P-8304 dimana kedua unsur tersebut BKO Guskamla Koarmada I mengikuti kegiatan Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indindo 31 Tahun 2018 di perairan perbatasan Indonesia dan India.

Kegiatan Patkor yang dilaksanakan setiap tahunnya tersebut bertujuan untuk menciptakan opini positif dalam upaya mewujudkan keamanan di laut, sehingga memberikan rasa aman bagi pengguna laut terutama bagi kapal-kapal yang akan memasuki perairan Selat Malaka.

Dalam kegiatan Patkor yang ke-31, KRI STS-376 melaksanakan berbagai persiapan di Sabang, diantaranya bekal ulang logistik, pemantapan kondisi teknis dan pesawat pendukung serta melaksanakan dril-dril latihan para prajurit yang akan dilaksanakan selama Patkor.

Pada hari Selasa 22 Mei 2018 KRI STS-376 bertolak dari Sabang menuju Port Blair India. Dalam kegiatan Patkor Indindo ke-31 tersebut, sebagai Senior Officer dari TNI AL adalah Danguskamlaarmada I Laksamana Pertama TNI Dafit Santoso dengan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kolonel Laut (P) Edi Haryanto yang kesehariannya menjabat sebagai Danlanal Sabang.

Selama melaksanakan Patkor di laut, direncanakan KRI STS-376 akan menggelar latihan bersama dengan Kapal Perang India Navy diantaranya Passing Exercise (Passex), latihan Manuver Taktis (Mantak), latihan Replenishment At Sea (RAS) serta latihan Visit Board Search and Seizure (VBSS). Sementara selama di pangkalan Port Blair India, akan diisi berbagai kegiatan olahraga bersama, malam seni budaya dan culture programme.
 

  TNI AL  

Helikopter AS565 MBe Panther

AKS Milik TNI ALHelikopter AS565 MBe Panther

TNI AL baru saja menerima dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS). Dirangkum dari berbagai sumber, inilah kecanggihan Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam milik TNI-AL.

 1. Bodi Ringan

Helikopter AS565 sangat ringan karena mempunyai bobot maksimum saat take off hanya 4,3 ton. Bodi helikopter merupakan kombinasi glass fibre yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi berat helikopter.

Nomex juga dikenal sebagai bahan tahan api. Rotorhead dengan empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Posisi pilot juga ditingkatkan keamanannya dengan kursi yang dapat menahan tekanan gravitasi hingga 20 g.

 2. Dapat Terbang dalam Kondisi Cuaca Apapun

AS565 Panther disokong dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian.

Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu.

Panther dapat melakukan hovering hingga ketinggian 2.600 meter, bicara tentang kecepatan, Panther dapat melesat hingga 285 km per jam.

 3. Mendeteksi Keberadaan Musuh Lebih Luas

Panther memiliki daya jangkau deteksi keberadaan kapal selam musuh yang lebih luas. Sebab, helikopter ini memiliki dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS).

HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.

Khususnya dengan perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.

 4. Dilengkapi dengan Dua Torpedo

Sebagai penghancur kapal selam, helikopter ini dilengkapi dengan dua torpedo.

Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dari Amerika Serikat dapat menjadi bagian dari ASROC (Anti-Submarine ROCket) dan ranjau CAPTOR yang menggunakan sensor khusus yang akan melepaskan torpedo ketika mendeteksi musuh dan torpedo jenis A.244.

Helikopter ini juga memiliki stabilitas yang baik untuk mendarat di atas kapal perang.
 

  Merdeka  

KSAL Baru Berharap Kapal Selam Ketiga RI Rampung Tahun 2019

Perakitan kapal selam kerjasama dengan DSME [said didu]

Kepala Staf Angkatan Laut yang baru Laksamana Siwi Sukma Adji akan memperioritaskan penyelesaian pembuatan kapal selam ketiga. Menurut Siwi, seluruh proses pembuatan kapal, dilakukan PT PAL.

"Sekarang kan ada kapal selam yang dibangun di PT Pal itu diprioritaskan. Karena itu dibangun di Indonesia full. Itu yang ketiga. Untuk membangun kapal selam, manusia dan teknologinya itu kan harus disiapkan," katanya seusai dilantik oleh Presiden Jokowi, di komplek Istana Negara, Jakarta (23/5).

Siwi menjanjikan proses pembuatan kapal selam ketiga tersebut pada tahun 2019. Sehingga, sambungnya, dapat mendukung program penguatan alutista Indonesia. "Diharapkan secepatnya, tahun 2019 sudah selesai," katanya.

Menurut Siwi pengadaan kapal selam bertujuan untuk mengamankan laut dan mendukung poros maritim. "Mengamankan jalur distribusi poros maritim itu sendiri. Mengamankan kemananan, nyaman bagi pengguna laut. Situasi kemanan kita ciptakan bahwa semua kapal-kapal di laut, navigasi semua aman," katanya.

Sebelumnya TNI AL telah mendapatkan dua kapal selam baru yaitu KRI Ardadedali 404 pekan lalu dan KRI Nagapasa 403 bulan Agustus tahun lalu. Keduanya merupakan pesanan pemerintah Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) yang diproduksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korsel.
 

  Gatra  

Perpres Pelibatan TNI Tangani Terorisme

Penjelasan PanglimaRevisi UU Antiterorisme yang segera disahkan akan mengakomodasi pelibatan TNI dalam menanggulangi terorisme--yang diatur lebih lanjut melalui peraturan presiden. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan mekanisme pelibatan TNI melalui perpres itu.

Selama ini TNI baru bisa terlibat menangani terorisme jika diminta perbantuan oleh Polri. Dengan UU Antiterorisme yang akan segera disahkan serta perpres yang mendukung, Marsekal Hadi mengatakan, TNI bisa terlibat langsung tanpa diminta perbantuan oleh Polri.

"Tidak, sudah, kalau seperti ini sudah bisa," ujar Hadi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Hadi mengatakan nantinya TNI bisa bergerak sejak tahapan pencegahan. TNI, disebut Hadi, harus melakukan tiga tugas mereka.

"Kita mulai dari pencegahan, kemudian penindakan dan pemulihan. Jadi kita melihat kalau sudah ada tanda-tanda mengarah pada serangan, itu kita sudah mulai bertindak. TNI harus melakukan fungsi itu, penangkal, penindak, dan pemulih," sebut Hadi.

Hadi juga mengomentari soal penghilangan frasa negara dalam definisi terorisme RUU Antiterorisme. Menurut Hadi, itu akan membuat TNI lebih leluasa dalam bergerak.

"(Frasa negara dihilangkan) tapi dalam konsiderannya sudah masuk. Konsiderannya sudah masuk di dalamnya itu adalah untuk keamanan negara, sudah ada. Nanti dalam penjabarannya, di dalam peraturan presiden, akan kita detailkan lagi di sana," ujar Hadi.

"Lebih leluasa, iya, di dalam drafnya kita masukkan semuanya," imbuhnya.

Dalam RUU Antiterorisme, BNPT disebut jadi leading sector penanggulangan terorisme. Hadi mengatakan TNI tetap akan melakukan operasi sendiri.

"Itu nanti ya, tapi yang jelas nanti kita akan bikin operasi tersendiri," ucap Hadi.

 Perpres RUU Antiterorisme Tak Perlu Persetujuan DPR 

Setelah RUU Antiterorisme disahkan besok, Jumat (25/5), tim pemerintah segera mendorong Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan perpres pelibatan TNI dalam RUU Antiterorisme. Menkum HAM Yasonna Laoly menyebut perpres yang diterbitkan Jokowi tak memerlukan persetujuan DPR.

"Kan pembuatan itu kan harus presiden dan presiden tidak perlu persetujuan DPR," ujar Yasonna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/4/2018).

Andai ada rapat konsultasi dengan DPR, hasil keputusan rapat itu sifatnya tidak mengikat. Sebab, perpres merupakan keputusan penuh presiden.

"Bahwa kita nanti bicara secara informal, itu boleh saja. Karena perpres keputusan presiden," tutur Yasonna.

Pemerintah dan DPR malam ini telah menyepakati revisi atas UU No 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. RUU Antiterorisme akan disahkan lewat sidang paripurna DPR pada Jumat (25/5).

Rumusan 23 Mei 2018 Alternatif II:

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas internasional dengan motif politik, ideologi, atau gangguan keamanan. (rvk/rvk)

   detik  

Kamis, 24 Mei 2018

F-16 TNI AU Sedang Menjalani Perawatan di Skatek 042

Proyek Falcon StarPanglima Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II Marsekal Muda TNI Fadjar Prasetyo, S.E.,M.P.P., bersama Ketua PIA Daerah II Koopsau II Ny. Inong Fadjar Prasetyo, mengadakan kunjungan kerja di Lanud Iswahjudi.

Kedatangan orang nomor satu dijajaran Koopsau II beserta rombongan disambut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal, S.I.P.,MTr (Han), beserta ibu dan segenap pejabat Lanud Iswahjudi, di main apron Lanud Iwj, Selasa (22/ 05).

Selanjutnya Pangkoopsau II beserta rombongan menerima paparan komando dari Danlanud Iswahjudi di ruang briefing Tedy Kustari. Pada kesempatan tersebut Pangkoopsau Marsda TNI Fadjar Prasetyo mengucapkan terima kasih dan merasa bangga terhadap personel Lanud Iswahjudi.

Lanjutkan kebangaan saya terhadap kalian, meskipun banyak keterbatasan tapi Lanud Iswahjudi tetap dapat menampilkan yang terbaik,” ungkap Fadjar.

Dalam Paparan komandonya, Danlanud Iwj menyampaikan rencana program yang telah dan akan dilaksanakan termasuk didalamnya kesiapan kedatangan pesawat Sukhoi 35 dan kedatangan PSU (penangkis serangan udara).

Termasuk Rencana pembangunan yang ada dilanud Iswahjudi.

Kunjungan kerja ke Lanud Iswahjudi ini untuk pertama kalinya Marsda TNI Fadjar Prasetyo semenjak menjabat sebagai Pangkoopsau II. Dalam kunjunganya Marsda TNI Fadjar Prasetyo, meninjau kesiapan Skadron Udara 14, Skadron Teknik 042 dan Marshalling Area.

Ketika melihat pesawat F-16 yang sedang menjalani perawatan (Proyek Falcon Star) di Skatek 042, Pangkoopsau II kagum dengan kemampuan para teknisinya, dimana semuanya dikerjakan oleh prajurit TNI AU sendiri

   TNI AU  

Terima Kasih Laksamana TNI Ade Supandi

... Dalam masa damai seperti sekarang kami tetap terlatih agar selalu siap saat menghadapi perang...Laksamana TNI Ade Supandi. Kepala staf TNI AL periode 31 Desember 2014-23 Mei 2018. (RMOL)

Hari itu, Jumat 26 Januari 2018, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, menyampaikan kepada pers hasil Rapat Pimpinan TNI AL Tahun 2018 di Markas Besar TNI AL, di Cilangkap, Jakarta Timur. Selain menyampaikan hasil-hasil rapim dan menyebut rapim kali itu merupakan forum terakhir baginya selaku pemegang nakhoda TNI AL, pejabat ke-25 di pimpinan puncak TNI AL itu menghadirkan lima perwira tinggi AL yang disebut sebagai calon penggantinya.

Kelima calon pengantinya itu adalah Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan Ashaf, Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Letnan Jenderal TNI (Marinir) RM Trusono, dan Komandan Jenderal Akademi TNI Laksamana Madya TNI Siwi Sukma Adji.

Ini merupakan hal yang baru tatkala seorang petinggi militer yang akan berakhir masa jabatannya, memperkenalkan sejumlah calon penggantinya. "Calon pengganti saya ada di belakang saya, bintang tiga," kata Supandi, yang dikenal memang suka bercanda walau juga sanggup menjadi sangat serius itu. Kelima perwira tinggi di belakang dia --saat itu-- diam-diam saja, tidak menunjukkan ekspresi yang cukup berbeda ketimbang sebelum kalimat itu dia ucapkan.

Sebelumnya, hal yang baru juga terjadi pada Rabu, 6 Desember 2017. Bertempat di Gedung Parlemen, Jakarta, Panglima TNI kala itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama KSAL Ade Supandi, KSAD Jenderal Mulyono, beserta sejumlah pimpinan TNI lainnya, beberapa saat mengantarkan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto sebelum KSAU menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon tunggal panglima TNI di depan Komisi I DPR.

Sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Desember 2014, atau sekitar dua bulan sejak pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla resmi memimpin Indonesia pada 20 Oktober 2014, Supandi membawa hal-hal baru yang terjadi di lingkungan TNI AL.

Dalam 2014, dia menjabat tiga jabatan penting, yakni asisten perencanaan dan anggara kepala staf TNI AL (sejak 2012 hingga Mei 2014), kepala staf umum panglima TNI (Mei-Desember 2014), dan kepala staf TNI AL (sejak 31 Desember 2014, menggantikan Laksamana TNI Marsetio) hingga 23 Mei 2018. Tentang ini, Marsetio, beberapa bulan sebelumnya juga tidak pernah menyatakan secara persis siapa perwira tinggi calon penggantinya. Supandi akan memasuki masa pensiun pada Juni mendatang.

Nakhoda TNI AL kini dikendalikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, salah satu dari lima orang yang diperkenalkan Supandi sebagai calon penggantinya.

 Poros Maritim hingga Kapal Selam 


Supandi yang merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 28/1983, menjabat di pucuk pimpinan TNI AL menggantikan Marsetio, yang sukses dalam pengendalian operasi lapangan di medan penugasan Ambalat, Kalimantan Timur. Upacara serah terima jabatan itu berlangsung di Dermaga Madura, Komando Armada Indonesia Kawasan Barat (kini Komando Armada I), Ujung, Surabaya, pada 6 Januari 2015.

Panglima TNI (saat itu), Jenderal TNI Moeldoko, menilai TNI AL sangat menentukan pengembangan Indonesia sebagai poros maritim dunia, yang dicanangkan pemerintahan Jokowi-Kalla. Kepemimpinan Supandi saat itu diharapkan membangun kekuatan TNI AL yang hebat, untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, apalagi industri dalam negeri, sebagaimana dimiliki PT PAL, sangat mendukung hal itu.

Kepemimpinan Marsetio sebelumnya telah membawa TNI AL sebagai World Class Navy atau angkatan laut berkelas dunia. Visinya ini dia terjemahkan sedemikian rupa, mulai dari menggelar simposium kemaritiman berskala dunia, latihan bersama juga dalam skala global, hingga menyekolahkan banyak perwira TNI AL ke manca negara.

Sebagaimana diarahkan Moeldoko saat itu, Supandi diminta melakukan percepatan dan pengembangan kemampuan sistem kesenjataan dan arsenal TNI AL. Terbukti, Supandi yang menjalani amanah sebagai kepala staf TNI AL dalam kepemimpinan tiga panglima TNI, dari era Moeldoko, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mampu melakukan percepatan pengembangan sistem kesenjataan dan arsenal TNI AL.

Istilah alat utama sistem kesenjataan (alutsista) yang sering disebut dan dikenal hanyalah satu pranata dari sekian banyak subsistem kesenjataan dan arsenal yang diperlukan militer dalam melaksanakan tugasnya. Khusus untuk TNI AL, doktrin pembinaan dan penggelaran-proyeksi kekuatan mereka adalah Sistem Senjata Armada Terpadu yang terus dipermodern dan diperkuat.

Supandi diganti secara resmi dari jabatan kepala staf TNI AL, pada tiga hari sebelum tepat berusia 58 tahun. Pria kelahiran Batujajar, Bandung, pada 26 Mei 1960, ini merupakan kepala staf TNI AL kedua yang berasal dari tatar Sunda setelah Laksamana TNI RE Martadinata. Sementara Adji yang lahir di Kota Cimahi, 14 Mei 1962, menjadi orang ketiga asal Jawa Barat di posisi itu. Entah kebetulan atau tidak, Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman, juga berasal dari Jawa Barat, yaitu Sukabumi, dan sama-sama alumnus angkatan 30/1985 di Akademi TNI AL.

Sejak lulus dari SDN Galanggang III pada 1972, SMP Negeri Batujajar (1975), dan SMA Negeri Cimahi (1979), kecintaannya pada TNI AL telah mengarahkan Supandi hingga berhasil lulus dari Akademi TNI AL di Bumimoro, Surabaya, pada 1983.

Sejak lulus dari sana, dia menjalani penugasan di berbagai kapal perang di jajaran Komando Armada Indonesia Kawasan Timur hingga 1996.

Suami dari Endah Esti Hartaningsih dan ayah dari dua anak, drg Anindita Rivylarasati dan perwira TNI AL Andaru Dhimas Nugraha Vidianto yang mengikuti jejak sang ayah sebagai perwira TNI AL.

Di Batujajar pula pada 15 Februari lalu Supandi menerima penyematan Brevet Komando Kehormatan Kopassus TNI AD dari Komandan Jenderal Kopassus TNI AD, Mayor Jenderal TNI Madsuni, di Markas Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Kopassus TNI AD, di Batujajar, Bandung.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUQ5Md19DxHmuF9F58ukKHk7MWE7y7c17cGvU7k9EUJTqK3Bq84Blqc6D7HzphSa8o4p5ArQ-BEmTI6QzR98kmOh4BGpYJnZpgbOuv7K9iR749-DnQGTg61eTUtn3GTuL4xA33N0JQicRd/s1600/KRI+628+RAN.jpgSaat dia memimpin TNI AL, Supandi menargetkan TNI AL bisa memiliki 20 kapal cepat berpeluru kendali kelas 60 meter buatan dalam negeri hingga 2024 untuk memperkuat alutsista nasional sesuai target kekuatan pokok minimum. Keberadaan kapal perang di kelas ini dibutuhkan karena memiliki kekuatan tempur yang sesuai dengan karakter perairan Indonesia, yang bertaburan pulau-pulau dengan kedangkalan di tingkat lithoral.

Karakter kapal perang di kelas ini mampu bergerak cepat dan gegas (persiapannya singkat saja sejak perintah diluncurkan), mampu membawa peluru kendali anti kapal perang atau ranjau laut, dan biaya operasi-perawatan relatif tidak tinggi. Dia juga dilengkapi senjata khas kapal perang ringan, kanon 30 milimeter. Dengan ukurannya yang kompak, dia mudah untuk bersembunyi di antara teluk, muara, pulau kecil dan lain sebagainya. Jika dia dimaksudkan untuk mengintersepsi kapal-kapal ikan pencuri ikan ataupun patroli jarak dekat-menengah, dia sangat pas.

Saat meluncurkan kapal cepat berpeluru kendali 60 meter batch 2 di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Surabaya, pada Februari lalu, Supandi mengharapkan setiap tahun, minimal ada tiga kapal baru di kelas ini walau pembiayaan dan keputusan finalnya tetap tergantung dari kebijakan pemerintah. Saat ini terpenuhi empat kapal cepat berpeluru kendali 60 meter buatan PT PAL Indonesia.

Untuk kepentingan kaderisasi dan pendidikan-latihan di TNI AL, Supandi juga mendapat kehormatan menerima penyerahan kapal layar tiang tinggi baru, KRI Bima Suci, dari galangan kapal pembuatnya, Freire di Vigo, Spanyol. KRI Bima Suci menjadi penerus legenda maritim Tanah Air dan dunia, KRI Dewaruci, yang telah dua kali berlayar keliling dunia (1964 dan 2012).

Pada masa Orde Lama, kekuatan laut Indonesia cukup ditakuti di kelas dunia. Pasalnya, ada 12 kapal selam kelas Whiskey yang dimiliki TNI AL. Namun setelah Orde Baru berkuasan, kekuatan bawah air ini pelan-pelan namun pasti, semakin lemah dan akhirnya tinggal dua unit kapal selam saja, yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 buatan Jerman dari kelas Type-209 1400. Pada masa kini, TNI AL juga kini telah memiliki dua kapal selam baru dan satu kapal selam yang sedang dibuat, hasil kerja sama dengan Korea Selatan, suatu program kemandirian persenjataan yang dirintis sejak bertahun lalu.

Dahulu ada lelucon bahwa Indonesia sudah sejak dahulu bisa membuat "kapal selam" dan banyak dibuat di Palembang, Sumatera Selatan.

Kapal selam baru yang Indonesia miliki adalah KRI Ardadedali-404 menjadi bukti betapa anak negeri ini mampu mewujudkan impian besarnya untuk memproduksi kapal, meskipun masih dibantu dari para teknisi dari Daewoo Shipbuilding Marine and Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan. Itulah kapal kedua dari tiga kapal pesanan Indonesia dari Korea Selatan yang dibuat dengan skema alih teknologi. Kapal selam ketiga akan dibangun di Surabaya, di dermaga PT PAL, yang direncanakan akan dinamai KRI Alugoro-405, dan dijadwalkan bisa diserahkan kepada negara pada awal 2019.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEboxPLNO1pyU3Gq9b5rLMeLkA6ZZBZ4OABrnfs2R7eLXoeOI1lY_cKJ5R4xoWm62RxlgyBT3mkHTYfepxeZVC_empE5n0SU1h6UqAKKQE3wf3RiXuP07EY-i_Ay3gWBqUjY-G2RUN5jXY/s1600/Daewoo-Shipbuilding-hands-over-submarine-to-Indonesian-navy.jpgTahun lalu, kapal selam pertama, hasil kerja sama Indonesia dan Korea Selatan, yang diberi nama KRI Nagapasa-403 dengan komandan pertamanya, Letnan Kolonel Pelaut Harry Setyawan, telah tiba di dermaga Komando Armada Indonesia Kawasan Timur, Surabaya, pada 28 Agustus 2017 setelah berlayar selama 16 hari dari demaga galangan kapal DSME.

Keberadaan kapal selam baru bisa dipahami mengingat KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 hasil pengadaan pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto pada 1981. Sedangkan program pengadaan sistem kesenjataan dan arsenal TNI pada masa kini terjadi secara cukup besar-besaran berdasarkan skema kekuatan pokok minimum I-III (2009-2024) yang dicanangkan pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Yudhoyono.

Kapal selam kelas Changbo-go buatan Korea Selatan termasuk kapal selam berteknologi canggih di kelasnya. Model utama yang dia adopsi adalah Type 209/1400 buatan galangan kapal Howaldtswerke, di Kiel, Jerman, yang dikembangkan sendiri oleh Korea Selatan. Indonesia menjadi pengguna pertama internasional kelas Changbo-go ini, sebagaimana halnya dengan pesawat tempur T50i Golden Eagle dan pesawat latih turboprop KT-1B Wong Bee. Pada sisi lain, "keakraban" personel pengawak dengan sistem dan subsistem di Type 209/1400 (sebagai model asal Changbo-go) sudah terjadi secara alami melalui KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 itu.

Data menyatakan, kapal selam ini memiliki bobot 1.400 ton, panjang 61,3 meter, dengan kecepatan kurang lebih 21 knots di bawah air dan mampu berlayar lebih dari 50 hari, serta menampung 40 awak. Sistem persenjataan terbaru dengan menggunakan torpedo sepanjang 6,3 meter dan diameter 533 mm. Torpedo ini memiliki jarak luncur ideal 50 kilometer dengan kecepatan 50 knots.

Peluru kendali antikapal permukaan turut melengkapi kekuatan kapal selam ini. Torpedo "hiu hitam" buatan Fincantieri, Italia, juga melengkapi sistem persenjataan kapal ini.

Kapal selam yang teknologinya diadopsi dari teknologi Jerman itu, merupakan kapal selam dengan sistem persenjataan terbaru, sistem operasi yang canggih, akomodasi yang nyaman Enhanced Operating System, memiliki radar navigasi non-hull penetrating mast. TNI AL sudah menyiapkan markas untuk kapal bawah air itu di Teluk Palu, Sulawesi.

Pada sisi lain Supandi memastikan seluruh prajurit TNI AL telah dibekali kemampuan untuk melaksanakan peperangan khusus antiteror, evakuasi tempur dan lain sebagainya dalam menghadapi berbagai jenis tantangan yang dapat mengancam wilayah Indonesia.

"Dalam masa damai seperti sekarang kami tetap terlatih agar selalu siap saat menghadapi perang," katanya. Sesuai UU Nomor 34/2004 tentang TNI, pada pasal 9 disebutkan TNI AL bertugas melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Selain itu melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan pemerintah, dan melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Terima kasih Laksamana Ade Supandi, Anda telah menjaga pertahanan dan keamanan laut dan perairan Negara Kesatuan Indonesia. Jalesveva Jayamahe! Justru di laut kita jaya!

   antara  

Rabu, 23 Mei 2018

MoU Pembelian A400M Sudah Diteken

Airbus Tunggu KontrakIlustrasi A400M

Airbus masih menunggu kontrak kesepakatan pembelian dua unit pesawat angkut A400M, dari pemerintah Indonesia. Adapun nota kesepahaman dikatakan sudah ditandatangani.

"MoU-nya sudah ditandatangani, namun kita masih menunggu Indonesia menandatangani kontrak (pembelian)," kata juru bicara Airbus kepada KompasTekno, Senin (21/5/2018) di Jakarta.

"Sebagai wakil dari pemerintah adalah Pelita Air," imbuh juru bicara tersebut.

Untuk diketahui, Memorandum of Understanding (MoU) sifatnya tidak mengikat, hanya menunjukkan niat untuk membeli. Masing-masing pihak masih bisa membatalkan. Berbeda dengan kontrak pembelian yang sifatnya lebih mengikat.

Kabar pembelian 2 unit pesawat angkut berat Airbus A400M sudah berembus sejak Maret 2018 lalu, namun hingga kini belum ada kelanjutannya. Pembelian pesawat akan dilakukan oleh salah satu BUMN, dan pengoperasiannya akan diserahkan kepada TNI AU.

Airbus A400M tersebut kabarnya akan dipakai oleh pemerintah Indonesia, untuk mengangkut logistik dan kebutuhan pokok, ke wilayah Indonesia Timur. Saat ditanya kapan pesawat Airbus A400M tersebut bisa dikirim, perwakilan Airbus mengatakan bisa mengirimkan 2,5 hingga 3 tahun setelah kontrak pembelian resmi ditandatangani.

"Jika kontraknya ditandatangani sekarang, kami bisa mengirimkan dalam waktu 2,5 hingga 3 tahun, namun itu dikembalikan lagi bagaimana permintaan pembeli," ujarnya.

Adapun salah satu permasalahan yang masih menghambat kontrak selesai dibuat adalah skema pembiayaan.

Pembelian 2 unit A400M oleh pemerintah Indonesia ini melibatkan berbagai pihak. Selain Pelita Air, PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) juga disebut terlibat.

"Mereka sedang memikirkan pembiayaannya," kata perwakilan Airbus.

 Penurunan kapasitas produksi tak pengaruhi

Airbus sendiri saat ini telah menurunkan kapasitas produksi A400M di pabriknya di Sevilla, Spanyol mulai Maret 2018 lalu. Hal itu dilakukan karena sejumlah A400M yang telah selesai dirakit, belum dikirim ke negara pemesannya.

Sejumlah pesawat pesanan itu masih membutuhkan perbaikan di gearbox dan bilah baling-baling, setelah ditemukan kelemahan usai diinvestigasi.

Namun penurunan tingkat produksi itu dikatakan perwakilan Airbus, tidak bakal mempengaruhi pesanan pesawat dari Indonesia, jika kontrak telah disepakati.

Penurunan kapasitas itu juga dikatakan demi melengkapi kebutuhan berbagai negara pemesan, daripada mengirim pesawat namun dikirim kembali untuk melakukan upgrade.

"Proyek ini adalah multi-nasional, banyak negara terlibat dengan berbagai kebutuhan berbeda, kami berupaya memenuhi semuanya," ujar juru bicara tersebut.

Pengembangan A400M memang melibatkan sejumlah negara di Eropa, seperti Spanyol, Jerman, dan Perancis.
 

  Kompas  

Laksamana Sukma Adji Jabat KSAL

Lanjutkan Program PendahulunyaKepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Siwi Sukma Adji memastikan, akan meneruskan program pendahulunya Laksamana (Purn) Ade Supandi.

"Kita meneruskan apa yang sudah dirancang oleh Pak Ade ya. Karena program beliau kan untuk lima tahun, sampai 2019, dan yang sudah terencana itu sudah jalan. Maka, kita tinggal meneruskan," ujar Adji usai pelantikan dirinya di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Salah satu program yang akan menjadi prioritasnya, adalah pembangunan Sorong dan Manokwari sebagai Komando Armada TNI Bagian Timur.

"Kita tinggal meneruskan untuk yang di Sorong. Mungkin kita tinggal melengkapinya dengan personel dan menggeser alutsista ke sana," ujar dia.

Selain itu, pihaknya juga sedang fokus membangun wilayah Natuna sebagai pangkalan laut baru bagi kapal selam sebagai bagian dari wilayah Komando Armada TNI Bagian Barat.

"Sebenarnya secara keseluruhan, sudah selesai, tinggal mungkin pemenuhan personel batalion mungkin ditambah untuk Marinir," ujar dia.

Soal pangkalan kapal selam ini, menurut Adjie, terkendala anggaran. Namun, ia yakin program pembangunan pangkalan kapal selam tersebut rampung pada tahun 2019 mendatang.

Adji menambahkan, TNI AL juga berkomitmen melakukan pengamanan jalur perairan distribusi logistik di Indonesia. TNI AL menargetkan, pengguna jalur perairan merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas.

"Situasi keamanan akan kita ciptakan semua di laut. Soal jalur distribusi, kemanan di navigasi, pelayaran umum, saya kira pengamanan itu tugas TNI AL ke depan," lanjut dia.
 

  Kompas  

Latihan Bersama KRI REM – 331 dan USNS Rappahannock – 204

KRI Raden Eddy Martadinata 331 [dvidshub]

Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Komando Armada II, Kolonel Laut (P) Dato Rusman, SN, S.E., meninjau persiapan latihan Rimpac yang diikuti salah satu unsur TNI Angkatan Laut yaitu KRI Raden Eddy Martadinata (REM)-331 yang melaksanakan latihan bersama dengan kapal perang U.S. Navy yaitu USNS Rappahannock-204, bertempat di Laut Natuna, Kepulauan Bintan. Minggu (20/05).

Mengambil tema, “TNI Angkatan Laut melaksanakan Latihan Bersama Multilateral Rimpac 2018 dalam rangka meningkatkan profesionalisme, kemampuan tempur dan kerja sama militer dengan negara-negara sahabat”, KRI REM-331 yang dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Sandharianto selama Linla sejak Jumat, (18/05) melaksanakan serial latihan sampai di laut Natuna. Adapun latihan tersebut adalah latihan penembakan meriam 76 mm sebanyak 15 Amo dan gladi latihan Replenishment at Sea (RAS).

Military Sealift Command’s USNS Rappahannock Delivers Fuel to Indonesian Frigate, Helps Increase CapacityTepat di perairan Laut Natuna, KRI REM-331 dari jajaran Satkor Koarmada II dan USNS Rappahannock-204 dari kapal AS dengan type fleet replenisment oiler ini melaksanakan latihan RAS, dalam latihan itu KRI REM-331 melaksanakan pengisian bahan bakar sebanyak 35 ton dengan posisi di lambung kiri dengan menggunakan system nato1 yang berukuran 178 mm dengan jarak 180 sampai 240 feet.

Pelaksanaan latihan berjalan dengan Lancar yang didahului dengan Approach KRI REM- 331 selaku kapal penerima, setelah kapal sejajar dengan halu dilanjutkan dengan rangkain peran RAS atau pembekalan di laut yang didahulukan dengan cepat kapal 14 knot.

  TNI  

Selasa, 22 Mei 2018

KRI Ardadedali 404

KRI Ardadedali 404 [sindo]

Kapal selam terbaru milik TNI Angkatan Laut bernama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Ardadedali - 404.

Pemberian nama Ardadedali memiliki arti. Ardadedali merupakan nama panah milik Arjuna yang dikenal sebagai Penengah Pandawa, yang memiliki paras yang menawan serta lembut budinya.

Kedatangan kapal selam terbaru TNI AL itu disambut secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi didampingi Panglima Komando Armada II (Pangarmada II) Laksamana Muda TNI Didik Setiyono di Dermaga Kapal Selam Koarmada II, Ujung, Surabaya, Kamis (17/5/2018).

KRI Ardadedali – 404 merupakan kapal selam type 209/400 DSME yang memiliki bobot 1.280 ton saat muncul di permukaan dan bobot menjadi 1.400 ton saat menyelam.

Kapal selam ini didukung dengan empat mesin diesel MTU 12V493 dengan jarak jelajah mencapai 18.520 km.

KRI Ardadedali – 404 memiliki panjang 61,3 meter, diameter 6,2 M, dengan draf 5,7 M yang mampu menampung 40 kru kapal. Kapal ini memiliki kecepatan mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan serta mampu berlayar lebih dari 50 hari untuk menunjang fungsi operasinya.

Kepala Dinas Penerangan Armada II, Letkol Laut (KH) Suratno menjelaskan rute kedatangan KRI Ardadedali-404. Menurut Suratno, KRI Ardadedali berangkat dari Korea Selatan menuju Indonesia setelah melaksanakan lintas laut selam selama 17 hari sejak 30 April 2018 lalu.

KRI ini melewati rute Okpo (Korsel) – Selat Korea – Perairan Jepang – Laut Cina Timur – Selat Luzon – Laut Cina Selatan – selat Apo – Selat – Cuyo – Laut Sulu – Selat Sibutu – Laut Sulawesi – Selat Makassar – Laut Jawa – Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) hingga akhirnya merapat di Dermaga Koarmada II Surabaya.

Setelah kapal berada pada posisi, Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu selaku Komandan KRI Ardadedali – 404 menyampaikan laporan dan diterima langsung oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi. Hal tersebut ditandai dengan pengalungan bunga kepada Komandan KRI Ardadedali – 404 dan dilanjutkan peninjauan ke kapal selam tersebut.

Selain itu, Ibu Kasal juga memberikan hand bouqet kepada keluarga awak KRI Ardadedali-404 yang pada saat sang suami bertugas a.n. Mayor Laut (E) Adam dan Koptu Lis Dofirul pengambilan kapal selam di Korsel, berhasil melahirkan putra-putrinya dengan sehat dan selamat.

Kasal dalam amanat singkatnya, menyampaikan KRI Ardadedali – 404 merupakan kapal selam type 209/400 DSME yang diproduksi oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan yang dilengkapi dengan Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation, dan merupakan kapal penyempurnaan dari pendahulunya KRI Nagapasa – 403.

Kepada seluruh pengawak KRI Ardadedali – 404, Kasal berpesan untuk menjaga dan merawat Alutsista terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut ini, agar selalu siap untuk melaksanakan operasi.

Sedangkan kepada seluruh Ibu-ibu Jalasenastri, Orang Nomor Satu di TNI Angkatan Laut mengungkapkan rasa bangganya dan ucapan terima kasih karena dapat menjaga diri, anak-anak, serta keluarga dengan baik selama ditinggal oleh suami untuk melaksanakan tugasnya di Korea Selatan.

Dengan bergabungnya KRI Ardadedali-404 di jajaran Alutsista TNI AL diharapkan akan mampu mendukung lebih terciptanya stabilitas keamanan kawasan dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Hadir pada acara tersebut, Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja, Para Asisten Kasal, Pangkoarmada III, Para Pangkotama Wilayah Surabaya, Para Asisten Pangarmada II, Ketua Daerah Jalasenastri Armada II Ny. Retno Didik Setiyono dan Ibu-ibu Jalasenastri TNI AL, Para Delegasi Korea Selatan serta segenap undangan lainnya.
 

  JPNN