Jumat, 14 Agustus 2020

Teknologi Kapal Selam Yang Diincar Menhan Indonesia

Teknologi Air Independent Propulsion (AIP) MESMA AIP technology [mer et marine] ★

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto mengincar sejumlah kapal selam canggih macam Scorpene Prancis, A26 Swedia hingga KSS-III Korea Selatan (Korsel) demi memenuhi akan hadirnya unsur penggebuk bawah laut negeri ini.

Seperti dikutip dari Sosok.id, Kamis (13/8/2020), selain membeli dalam UU Pertahanan, Indonesia wajib menerima Transfer of Technology (ToT) dari negara penjual agar kemandirian alutsista dalam negeri segera tercapai.

Progress kemandirian itu sudah terlihat sekarang meski belum sepenuhnya maksimal.

Misal joint production kapal selam Chang Bogo class Indonesia-Korsel, pembangunan Light Fregate Martadinata class, Proyek jet tempur KFX/IFX, medium tank Harimau Pindad, hingga masih banyak lagi yang sedang on progress.

Terkhusus kapal selam Indonesia amat getol membangun siluman bawah air ini karena inilah alutsista paling strategis untuk menjaga luasnya laut Ibu Pertiwi.

Maka Indonesia menjalin kerjasama dengan berbagai negara dan mengincar tiga jenis kapal selam diatas agar mendapatkan teknologi apa itu yang namanya Air Independent Propulsion (AIP).

Maka diciptakanlah AIP tadi, jika baterai habis kapal selam tak perlu muncul ke permukaan untuk mengisi daya baterainya.

Cukup nyalakan AIP maka baterai akan terisi kembali dan kapal selam bisa lebih lama menyelam tanpa takut ketahuan musuh.

 Lantas bagaimana cara kerja AIP? 


Stirling AIP technology [SAAB] ★

Sebelumnya ada banyak sistem AIP, jika Indonesia beli Scorpene maka akan mendapatkan sistem AIP Modul d’Energie Sous-Marine Autonome/Autonomous Submarine Energy Module (MESMA).

Jika dari Swedia maka akan mendapatkan Stirling Cycle Engines layaknya Gotland class.

Jika melanjutkan program kapal selam bersama Korsel (dan ini yang paling mungkin) maka Indonesia akan mendapatkan sistem Fuel Cells.

Fuel Cells sendiri merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi kimia menjadi muatan listrik.

Caranya dengan menggunakan bahan bakar dan pengoksidasi dimana hidrogen (fuel) dikonversi bersama oksigen (oksidator) menjadi listrik.

Dua sel elektroda diatas tadi, positif (anoda) dan negatif (kanoda) dipisahkan oleh penghalang elektrolit.

Maka keduanya akan bereaksi menghasilkan arus listrik yang akan digunakan untuk mengisi daya baterai kapal selam.

 Fuel Cells Siemens buatan Jerman 


Siemens Fuel Cells AIP [Siemens] ★

Dengan demikian hanya reaksi kimia saja yang terjadi disini dan tak ada perangkat yang bergerak sehingga tidak menimbulkan kebisingan dan kapal selam jadi lebih senyap.

Jerman-lah yang menemukan dan mengembangkan Fuel Cells ini kemudian melakukan alih teknologi kepada Korsel.

Tanpa menimbulkan gas buang, ramah lingkungan, ringkas dan bisa disesuaikan di berbagai jenis kapal selam, AIP Fuel Cells menjadi pilihan rasional untuk dicangkokkan ke kapal selam TNI AL.

Kelemahannya Fuel Cells hanya satu, harganya tergolong sangat mahal.

  Haluan  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.