Sabtu, 06 Februari 2021

[Video] TNI AU dan AL Laksanakan Operasi Gabungan di ALKI II

Garda Samudera 21 Sukhoi Terbang Rendah Di Atas KRI Badau-841

S
uasana wilayah di perairan wilayah ALKI II pada hari Rabu siang, (03/02/2021) tampak tidak seperti biasanya. Tampak dua pesawat tempur jenis Sukhoi sedang terbang rendah di atas Kapal perang TNI AL yang sedang melaksanakan pelayaran di wilayah ALKI II ini.

Atraksi tersebut merupakan pelaksanaan dari latihan operasi gabungan Garda Samudera-21 (Pam ALKI II) dengan melibatkan KRI Badau-841 sebagai unsur Satuan Tugas Laut (Satgasla) bersama unsur Satuan Tugas Udara (Satgasud) yaitu pesawat Sukhoi bertempat di sekitar perairan wilayah ALKI II.

Kapal Republik Indonesia (KRI) Badau – 841 merupakan jenis Kapal patroli dan telah resmi memperkuat satuan patroli di jajaran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI (Lantamal VI) Makassar pada hari Rabu tanggal 30 September 2020 yang lalu.

Menurut Komandan KRI Badau – 841 Letkol Laut (P) M. Homsin S.E, M.Tr Opsla., latihan yang dilaksanakan ini bertujuan untuk melatih ketangkasan antara unsur laut dan udara untuk bersiaga di wilayah ALKI II dari ancaman musuh.

Dalam pelaksanaan latihan operasi gabungan ini, KRI Badau-841 selaku Satgasla melaksanakan Komunikasi dengan 2 unsur Satgasud yaitu pesawat Sukhoi 27 Single yang dipiloti Kolonel Pnb David Ali serta Sukhoi 30 Tandem yang dipiloti oleh Kapten Pnb Wachiel dan Lettu Pnb Andi Hafid pada Sektor Patroli”, ujarnya.

Kedua Sukhoi tersebut juga melaksanakan Flyingpass sebanyak 3 kali sortie dengan jaran 5 Nm dan ketinggian 1000 ft, pelaksanaan komunikasi pun antara KRI Badau-841 dengan unsur Satgasud Sukhoi 27 dan 30 berjalan dengan baik, Terang dan Jelas. Latihan operasi gabungan Garda Samudera-21 (Pam ALKI II) ini pun berlangsung selama 5 menit”, tambahnya.

Latihan operasi gabungan ini juga merupakan perintah dari bapak Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., agar setiap unsur di jajaran TNI AL agar meningkatkan kesiap dan kesiapsiagaan sistem senjata armada terpadu yang memiliki daya gerak dan daya gempur yang tinggi serta tangguh menghadapi segala ancaman”, ungkap Komandan KRI Badau-841.


  Berita Satu  

[Dunia] Turki Sukses Uji coba Rudal Anti Kapal ATMACA


Rudal anti-kapal skimming laut dengan jangkauan 220 kmUjicoba rudal Atmaca [SSB]

Rudal anti-kapal ATMACA Turki berhasil diujicobakan dua kali dari korvet Ada-class pekan ini. Momen ini menandai tonggak penting untuk program tersebut karena mencapai kemampuan operasional awal (IOC).

Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB) membagikan video salah satu peluncuran tersebut. Kedua peluncuran berlangsung dari korvet Ada-class Angkatan Laut Turki (Türk Deniz Kuvvetleri) TCG Kınalıada.

Menurut informasi dikutip dari Navalnews, tes pertama dilakukan pada 3 Februari 2021. Uji coba ini terdiri dari tes telemetri, tanpa hulu ledak. Sehari berikutnya, ATMACA dengan hulu ledak hidup diuji. Kedua tes tersebut berhasil, artinya rudal tersebut sekarang telah mencapai IOC dengan Angkatan Laut Turki.

Tembakan uji coba disaksikan oleh Komandan Angkatan Laut Laksamana Adnan Ozbal. "Rudal buatan dalam negeri kami Atmaca akan memberikan kepercayaan kepada teman dan ketakutan kepada musuh," ujar Laksamana Ozbal.

Sebagai catatan, tes di laut pertama ATMACA dilakukan pada November 2019 dari korvet yang sama. TCG Kınalıada saat ini adalah satu-satunya korvet kelas Ada yang dilengkapi dengan peluncur ATMACA, sehingga digunakan untuk pengembangan misil.

Korvet Ada class ujicoba rudal Atmaca [Presidency of Turkish Defence Industry​]

ATMACA diresmikan untuk pertama kalinya oleh perusahaan sistem rudal Turki Roketsan selama pameran pertahanan IDEF 2019 di Istanbul. Laporan turkishnavy.net, pengembangannya dimulai sekitar 10 tahun yang lalu.

Sejak 2009, Undersecreteriat For Defense Industries (UDI) menandatangani kontrak untuk tahap R&D dengan Roketsan sebagai kontraktor utama. Latihan langsung Atmaca dimulai dari 2016. Kontrak produksi serial rudal anti-kapal ATMACA ditandatangani antara Presidency of Defense Industries (SSB) dan Roketsan pada 2 November 2018.

Menurut Roketsan, ATMACA adalah subsonik, rudal anti-kapal skimming laut dengan jangkauan lebih dari 220 km yang menampilkan hulu ledak fragmentasi eksplosif kelas 250 kg. Ini fitur ketahanan tinggi untuk penanggulangan, kemampuan semua cuaca, pembaruan target / fasilitas penghentian misi dan sistem perencanaan misi yang komprehensif dengan perutean 3D. Rudal tersebut efektif terhadap target laut di perairan terbuka atau pesisir, serta terhadap target berbasis pantai.

ATMACA diatur untuk menjadi senjata Anti-Surface Warfare (ASuW) pilihan di atas kapal kombatan permukaan modern Angkatan Laut Turki. Senjata ini akan dipasang di atas korvet Ada-class, fregat kelas Istanbul masa depan dan perang anti-udara kelas TF2000 di masa depan.

Evolusi rudal di masa depan termasuk penggantian mesin yang dipasok oleh Microturbo dari Prancis menjadi mesin turbojet lokal yang saat ini sedang dikembangkan di Turki. Peningkatan besar lainnya di mana Roketsan bekerja adalah pencari Imaging Infra Red serta sistem panduan hybrid.

   Republika  

Silang Kepentingan China dan Negara Tetangga di LCS

Sengketa Laut China Selatan melibatkan China dan lima negara tetanggaPesawat F16 CD TNI AU patroli diatas kapal perang China di Natuna {Skud 16/Lembaga Keris]

Sengketa Laut China Selatan hingga saat ini menjadi topik hangat di kawasan Asia Pasifik. Sengketa ini melibatkan setidaknya enam negara yakni China, Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia hingga menyangkut Amerika Serikat.

Baru-baru ini LCS kembali memanas setelah Amerika serikat mengerahkan kapal perang dan kapal induk di perairan dekat Taiwan.

Armada kapal induk USS Theodore Roosevelt minggu lalu berlayar di LCS untuk menggelar latihan militer sebagai bagian dari operasi kebebasan bernavigasi.

Namun China menganggap hal itu sebagai upaya unjuk kekuatan dan tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

Tak hanya itu, AS juga mengirim kapal perang USS John S McCain berlayar dan transit di selat Taiwan yang merupakan wilayah sensitif bagi Beijing dan Taipei.

Di sisi lain gejolak antara China, Filipina dan Vietnam belakangan ini telah mereda. Bahkan ketika China meningkatkan aktivitas militernya di Laut China Selatan pada Maret dan April 2018.

China terus membangun pos-pos militer dan industri di pulau-pulau buatan yang telah dibangun di perairan yang disengketakan.

Klaim China atas kedaulatan LCS yang memiliki 11 miliar barel minyak dan belum dimanfaatkan, serta 190 triliun kaki kubik gas alam membuat marah pihak yang bersaing. Di antaranya Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Mengutip CFR, sejak tahun 1970, negara-negara tersebut mengklaim pulau dan berbagai zona di kawasan Laut China selatan. Salah satunya di Kepulauan Spratly yang kaya sumber daya alam dan menjadi daerah penangkapan ikan.

Pada Juli 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag mengeluarkan putusan klaim yang diajukan China oleh Filipina di bawah Konvensi Hukum Laut PBB.Namun China menolak putusan otoritaas pengadilan.

China telah membangun pelabuhan, instalasi militer dan lapangan terbang di kepulauan Paracel dan Sparatly. Masing-masing memiliki 20 dan tujuh pos.

China juga telah memilterisasi Pulau Woody dengan mengerahkan jet tempur, rudal jelajah, dan sistem radar. Padahal secara geografis, Pulau Woody berada di perbatasan antara Taiwan dan Vietnam.

Sementara AS, untuk melindungi kepentingan politik, keamanan dan ekonomi di LCS, menantang klaim teritorial China yang tegas dan upaya reklamasi lahan dengan melakukan operasi kebebasan navigasi dan memperkuat dukungan pada mitra Asia Tenggara.

Sebagai tanggapan atas kehadiran China di wilayah yang disengketakan, Jepang menjual kapal dan peralatan militer ke Filipina dan Vietnam. Selain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keamanan maritim kedua negara, transaksi Jepang juga dilakukan untuk mencegah agresi China.

Amerika Serikat berperan mencegah terjadinya eskalasi militer akibat sengketa wilayah. Perjanjian pertahanan Washington dengan Manilla dapat menarik Amerika Serikat ke dalam potensi konflik CHina-Filipna atas simpanan gas alam yang substansial atau penangkapan ikan di wilayah yang disengketakan.

Sedangkan Indonesia, meski Jakarta tak memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan, Beijing kerap mengirim kapal-kapal ikan miliknya ke perairan dekat Natuna, yang masih berada dalam zona eksklusif ekonomi (ZEE). (isa/evn)
 

  CNN  

Jumat, 05 Februari 2021

Kehebatan Senjata SS2 Terbaru PT Pindad

 SS2 V5 A1 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitXhv8z9XDlfYTiywGKBN_aryW0CUdWvhc7H_POdQ1o0l9ED3ecBD1ibCGl7jBvUljFqSb1n7CLiW7gT3-4rQnSg_Jv7XP_cX8BDjKoCOHpa09TmL23ymLRGdbSwgl1Ab6gngFiRyHYfk/w320-h400/infografis_kehebatan_senjata_ss2_terbaru_pindad.jpegInfografis SS2 terbaru PT Pindad

L
atihan tembak Detasemen Kawal Khusus Kementerian Pertahanan RI di Pusat Pendidikan dan Latihan Kopassus, Batujajar menggunakan senjata produksi PT Pindad keluaran terbaru SS2-V5 A1.

Senjata versi paling canggih kelas SS2 ini mampu memuntahkan hingga 700 peluru per menit dan kecepatan peluru dapat mencapai hingga 720 meter per detik.

Plt Sekretaris Perusahaan PT Pindad Krisna Cahyadianus menyebutkan, senjata buatan Pindad yang digunakan dalam program pelatihan merupakan SS2-V5 A1 dan pistol G2 Combat. Senjata ini akan digunakan selama 40 hari, sejak 27 Januari 2021 lalu.

Senjata SS2-V5 A1 menjadi salah satu varian SS2 terbaru, memiliki desain yang ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi. Kemudian, memiliki beban yang lebih ringan dan dapat menambah kenyamanan pengguna.

SS2-V5 A1 ini merupakan versi terbaru dari SS2-V5. Desainnya yang paling kontras terdapat pada popor lipat SS2-V5 yang diganti menjadi popor dengan model teleskopik.

Senjata SS2-V5 A1 dibuat untuk memenuhi kebutuhan operasi pada aspek kecepatan tembakan dan bidikan. Senjata ini dilengkapi dengan fasilitas picatinny rail baik pada bagian samping maupun atas. Fungsinya untuk lasser point maupun senter yang efektif pada pertempuran dalam ruangan yang minim cahaya.

  ★ INews  

Satgas Pamtas Yonif 122 dan Yonmek 611 Tiba di Meraule

Disambut Danrem Meraukehttps://tni.mil.id/mod/news/images/normal/9ab2af124eee4840be19358c1a317bea.jpg[TNI]

Danrem Merauke Brigjen TNI Bangun Nawoko selaku Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) Korem 174 Merauke, memimpin langsung upacara kedatangan pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG di Dermaga Pelabuhan Laut Yos Sudarso Merauke, Kel. Maro, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Selasa (2/2/2021).

Upacara penyambutan Satgas Pamtas RI-PNG yang baru dari Batalyon Infanteri (Yonif) 122/Tombak Sakti dan Batalyon Infanteri Mekanis (Yonmek) 611/Awang Long dilaksanakan hanya melibatkan beberapa perwakilan personel dari masing-masing anggota Satgas dengan tetap mematuhi protokol Covid-19.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono dalam amanatnya yang dibacakan Danrem Brigjen TNI Bangun Nawoko mengucapkan selamat datang kepada prajurit Yonif 122/Tombak Sakti dan Yonmek 611/Awang Long yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG di bumi Animha.

Dalam kesempatan tersebut, Danrem juga menyampaikan bahwa selaku Dankolakops bersama para pejabat dan masyarakat akan memberikan yang terbaik kepada Satgas Pamtas RI-PNG. Hal ini telah diwujudkan berupa penyiapan akomodasi dan sarana berupa wisma atlet untuk anggota yang mengalami dampak virus Covid-19.

Danrem berharap pasukan Satgas Pamtas yang akan bertugas di wilayah Kolakops Korem 174 Merauke paling lama 9 bulan, mempunyai tujuan untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjaga Merah Putih.

Selain itu, saat menginjakan kaki di bumi Animha ini harus mempunyai satu syarat yaitu harus berani untuk menghormati, menghargai, membela dan melindungi serta menjaga harkat dan martabat Orang Asli Papua (OAP), hal ini harus masuk dalam hati, perbuatan dan ucapan seluruh prajurit,” kata Danrem.

Danrem juga menyampaikan bahwa usai pelaksanaan upacara penerimaan pasukan, selanjutnya akan dilaksanakan pergeseran pasukan menuju pos masing-masing di wilayah Kolakops Korem 174 Merauke dan Marshalling Area Makorem 174/ATW.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Danlantamal-XI Merauke, Danlanud J.A. Dimara Merauke, Bupati Merauke, Ketua DPRD Merauke, Jhon Gluba Gebze selaku tokoh masyarakat, Kasrem 174 Merauke, Para Kasi Korem, para Dandim jajaran Korem 174 Merauke, Kapolres Merauke, para Dansat/Balakdisjan jajaran Korem serta para Dansatgas Pamtas RI-PNG.(fri/jpnn)

 ♖ JPNN  

Peneliti LIPI Pesimistis Komcad Bisa Hadapi Perang Masa Depan

...https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2021/01/18/infografis-komcad-pasukan-bela-negara-baru-indonesia.jpeg?w=960Infografis Komcad [CNN]

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra Mengko tak yakin dengan pembentukan Komponen Cadangan (Komcad) yang bisa dimobilisasi presiden jika sewaktu-waktu terjadi peperangan.

Pelatihan Komcad memang saat ini tengah digodok di Kementerian Pertahanan dan rencananya sebanyak 25 ribu warga dibidik untuk ikut pelatihan di bawah komando militer ini.

Diandra mengaku sanksi, pembentukan Komcad yang rencananya mulai dibuka tahun ini bisa efektif untuk menghadapi perang yang bisa saja terjadi di masa depan.

"Saya juga enggak yakin komponen cadangan bisa efektif," kata Diandra saat menjadi pembicara dalam diskusi Imparsial yang digelar secara daring bertajuk 'Kritik Pembentukan Komponen Cadangan', Rabu (3/2).

Dia beralasan mengenai prediksi ketidakefektifan itu karena hingga saat ini pemerintah pun ini belum bisa memproyeksikan perang jenis apa yang bisa terjadi di masa depan.

Padahal, kata dia, proyeksi jenis perang itu penting dalam perencanaan pembentukan Komcad. Hal tersebut, kata dia, akan berkaitan dengan jenis pelatihan yang bisa diberikan. Diandra sendiri ragu, di masa depan perang yang terjadi masih berkutat pada perang-perang konvensional atau terbuka.

"Apa iya di masa depan akan muncul peperangan konvensional yang membutuhkan komponen cadangan. Saya enggak kebayang bagaimana seorang komponen cadangan bisa membantu serangan siber misalnya," kata Diandra.

Alih-alih berkutat pada pembentukan Komponen Cadangan, Diandra menyinggung soal perbaikan dan peningkatan kemampuan di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya akan lebih baik pemerintah terlebih dulu memperbaiki kualitas dan kuantitas prajurit TNI. Misalnya, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) maupun peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) personel TNI.

"Apa iya semua [peningkatan eskalasi geopolotik] mengindikasikan kita butuh tambahan prajurit. Kayaknya enggak ada di antara semua dinamika ancaman, tak ada yang mengindikasikan kita kekurangan prajurit," kata dia.

"Semua itu menunjukkan kita kurang alutsista. Kedua, kurang kemampuan SDM dan peningkatan profesionalitas di tubuh militer itu sendiri," kata dia.

Dalam diskusi yang sama, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin pun menyarankan lebih baik pemerintah memprioritaskan perbaikan dan peningkatan TNI dulu daripada pembentukan Komcad.

"Jadi kalau menurut hemat saya kalau ikuti pada perencanaan dan tahapan Minimum Esensial Force (MEF) menurut hemat saya Komcad itu ya tidak pas," kata Hasanuddin saat mengisi diskusi yang digelar Imparsial secara daring, Rabu (3/2).

"Kita meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pihak tersebut (TNI) dengan alat sistem senjata. Alutsistanya itu," sambung pria yang pernah menjadi Sekretaris Militer di era kepresidenan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Lagi pula Hasanuddin menambahkan, dengan anggaran Kemenhan yang terbatas, pembentukan Komcad dirasa tak terlalu efektif. Dia--yang juga pernah menjadi ajudan Presiden BJ Habibie dan Ajudan Wapres Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno--itu pun mempertanyakan metode pelatihan yang akan dilakukan jika rekrutmen 25 ribu Komcad tetap dilakukan di masa pandemi Covid-19.

"Anggaran terbatas, apalagi kalau kita mau laksanakan latihan secara tertutup, di ruang tertutup, kalau pengerahan 25 ribu Komcad dilaksanakan dalam satu tahun toh sekarang juga masih era Covid-19," papar Hasanuddin.

Diketahui, Kementerian Pertahanan memang mulai menggodok pembentukan Komcad setelah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) resmi diteken Presiden Joko Widodo.

Dalam aturan itu, terdapat tiga matra dalam struktur komponen Cadangan. Matra ini merujuk pada matra TNI, yakni matra darat, laut, dan udara. Untuk pembukaan awal, sebanyak 25 ribu warga negara Indonesia dibidik untuk mengikuti Komcad.

 Penguatan Sistem Pertahanan Tak Bisa Saat Perang 

Sementara itu, dalam waktu terpisah, Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Dahnil Anzar Simanjutak mengatakan alasan pemerintah berencana membentuk Komcad yang proses rekrutmennya dimulai tahun ini.

"Pembangunan kekuatan pertahanan suatu negara akan sulit dilakukan saat perang," kata Dahnil kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (4/2).

Dahnil menerangkan komponen cadangan itu merupakan bagian dari sistem pertahanan untuk menunjang kedaulatan negara. Komponen cadangan itu, sambungnya, nanti pun akan ada di tiga matra seperti TNI yakni laut, udara, dan darat.

Dia mengakui peningkatan kemampuan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) hingga penguatan prajurit TNI memang diperlukan. Namun, itu akan sejalan dengan pembentukan Komcad yang tengah menunggu regulasi berupa Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan).

"Komcad sebagai subsistem pertahanan RI adalah bagian yang integral dalam sistem Pertahanan kita yang perlu diperkuat bersamaan dengan modernisasi alutsista," kata dia.

Dahnil mengatakan setelah PP dan Perpres yang mengatur Komcad diteken Presiden RI Joko Widodo, kementeriannya pun akan segera menerbitkan Permenhan untuk mengaturnya lebih detail. (tst/kid)

 Tingkatkan TNI Dibanding Bentuk Komcad 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiTUPQA12kAXMC7JDV0ssLrwiAnNq1ar6xRhPTinJ82Gi8Tq7jFTlFk_Sh4fx9W_KOss82h3by-HXzglirVsScVU8VJc1ExGGktPfe9iBEoEjHH7lr0pVqBDxLP_HlPw_FF9OhzWr4_158/s1112/OPV+Sigma+BTC+Style.pngDesain OPV 90M Tescomaritim dan PAL Indonesia

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin tidak mempermasalahkan perihal pembentukan Komponen Cadangan (Komcad) yang tengah digodok Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Hanya saja alih-alih membentuk Komcad yang bakal menyedot anggaran hingga miliaran Rupiah, dia menyarankan lebih baik memperbaiki TNI. Baik dari segi kualitas prajurit maupun persenjataan.

"Jadi kalau menurut hemat saya kalau ikuti pada perencanaan dan tahapan Minimum Esensial Force (MEF) menurut hemat saya Komcad itu ya tidak pas," kata Hasanuddin saat mengisi diskusi yang digelar Imparsial secara daring, Rabu (3/2).

"Kita meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pihak tersebut (TNI) dengan alat sistem senjata. Alutsistanya itu," tutur dia lagi.

Lagi pula Hasanuddin menambahkan, dengan anggaran Kemenhan yang terbatas, pembentukan Komcad dirasa tak terlalu efektif.

Ditambah lagi, pelatihan yang digelar pada masa pandemi Covid-19 pun dinilai bakal tak maksimal. Mengingat, kata dia, pelatihan militer harus dilakukan di lapangan, sedangkan selama pandemi ada larangan berkerumun demi memutus penyebaran virus corona yang belum juga terkendali.

Alhasil, Hasanuddin memperkirakan, jika toh Komcad tetap berjalan maka pelatihannya dipastikan akan dilakukan dengan sistem daring.

"Anggaran terbatas, apalagi kalau kita mau laksanakan latihan secara tertutup, di ruang tertutup, kalau pengerahan 25 ribu Komcad dilaksanakan dalam satu tahun toh sekarang juga masih era Covid-19," papar Hasanuddin.

"Pelatihan-pelatihan yang ada dilakukan secara virtual, sehingga kalau mau lakukan pelatihan Komcad dengan biaya misal Rp 1 triliun, menurut hemat saya prioritasnya pun tidak jadi prioritas," sambungnya.

Itu sebab daripada memaksakan pembentukan Komcad, Hasanuddin mendorong perbaikan kualitas hidup untuk para perwira TNI. Tak hanya berkaitan dengan persenjataan, tempat tinggal para prajurit pun mesti mulai diperhatikan.

Hasanuddin bahkan menyinggung senjata tua yang masih dipakai oleh anggota TNI. Saat ini kata dia, masih ada senjata dari era 1960-an yang digunakan para prajurit.

"Kita masih memiliki senjata tahun 60an, saya belum lahir pun sudah ada senjata ini dan masih dipakai oleh prajurit-prajurit TNI. Ini kan tidak lagi visible untuk dihadapkan kepada ancaman yang sifatnya teknologi," ungkap dia.

Untuk itu, Hasanuddin mendorong dana yang semula digelontorkan untuk pelatihan Komcad, terlebih dulu digunakan untuk kesejahteraan prajurit TNI.

Lagi pula menurut dia, hingga saat ini belum ada urgensi untuk mengerahkan Komcad.

"Toh dalam waktu dekat tak ada ancaman. Memang ancaman itu hanya prediksi situasi LCS seperti ini dan sebagainya," kata dia. (tst/nma)

 ♖
CNN  

Kamis, 04 Februari 2021

PT Palindo Luncurkan 2 Kapal Pengawas KKP

Dengan panjang 32 meterPeluncuran dua kapal pesanan KKP di dermaga PT Palindo Marine Batam, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Batam, Senin (01/02). Foto: Rega/kepripedia.com

PT Palindo Marine Batam akhirnya menyelesaikan pengerjaan pembuatan dua kapal pengawas kelas C yakni KP HIU 16 dan KP HIU 17. Dua kapal tersebut merupakan pesanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Peluncuran dua kapal pengawas kelas C itu dihadiri langsung oleh Sekretaris Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan, sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar, Direktur Pemantauan dan Operasi Armada KKP Pung Nugroho Saksono, Kepala Pangkalan PSDKP Batam Salman Mokoginta di dermaga PT Palindo Marine Batam, Kelurahan Seipelenggut, Kecamatan Sagulung, pada Senin (1/2/2021).

Dua kapal itu direncanakan akan dioperasikan di wilayah Selat Malaka untuk KP. HIU 16 dibawah PSDKP Belawan dan KP.HIU 17 akan dioperasikan di wilayah laut Natuna di bawah PSDKP Batam.

Direktur PT Palindo Marine, Charles Wirawan dalam kata sambutannya mengatakan dihadapkan Plt Sekretaris Jenderal KKP ada dua unit kapal pengawas dengan panjang kapal 32 meter, lebar 5,8 meter. Kapal ini dibangun PT Palindo Marine dengan diawasi oleh konsultan pengawas.

"Terimakasih yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk membuat dua unit kapal pengawas kelas C," ujar Charles.

Sementara itu, Plt Sekretaris Jenderal KKP Antam NovambarAntam mengatakan kehadiran dua kapal ini sangat dinanti-nanti oleh KKP, walaupun ada keterbatasan. Kalau di laut lepas dua kapal ini tidak sesuai, karena ukuran yang sangat kecil. Tapi ia berharap kemampuan negara dalam membangun kapal kedepan lebih baik, lebih besar, cepat dan canggih.

"Pelaku tindak pinada perikanan dilapangan ini lebih kasar. Kerugian dialami Indonesia untuk pencurian ikan triliunan. Tapi Harga kapal ini Rp 39 miliar sangat murah. Kita berharap penambahan dua kapal ini dapat meringankan kinerja PSDKP Belawan dan Batam," ujarnya.

Dengan penambahan dua unit kapal pengawas, KKP memiliki 30 unit kapal pengawas di Indonesia. Ia berharap pelaku ilegal Fishing di laut Indonesia bisa ditangani dengan baik adanya dua kapal pengawas kelas C.

"Karena kondisi pendemi peluncuran dua unit kapal ini sedikit terganggu. Mudah-murahan masa vinising 1 bulan kedepan dapat digunakan. Maret dua kapal pengawas yang baru duluan curian ini dapat dioprasikan dilaut Natuna dan Selat Malaka," pungkasnya.
 

  Batam Today  

Baku Tembak TNI di Intan Jaya Papua

Anggota kelompok kriminal bersenjata tewashttps://akcdn.detik.net.id/visual/2018/12/06/71c85ad9-ee46-4525-9692-b3737846799a_169.jpeg?w=650Prajurit TNI di wilayah Papua. (Antara Foto/Iwan Adisaputra)

Satu anggota kelompok bersenjata di Papua atau biasa disebut aparat sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tewas usai kontak tembak dengan anggota TNI di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Kamis (4/2).

Hal ini dibenarkan Komandan Korem 173 PBB Brigjen TNI Iwan Setiawan.

"Kontak tembak di Hitadipa antara anggota Yonif 400/BR di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, menewaskan satu anggota KKB," ucap Iwan dilansir dari Antara.

Belum ada keterangan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut.

Sehari sebelumnya TNI memastikan kabar anggota TNI tewas setelah terlibat baku tembak dengan sejumlah orang KKB di Papua adalah informasi bohong.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI Kolonel CZI Gusti Nyoman Suriastawa menyebut tak ada baku tembak yang terjadi di wilayah Nenas Dobo, Distrik Mapnduma, Kabupaten Ndugama, Papua, Selasa (2/2), dengan Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Sebelumnya beredar pesan berantai yang menyebut KKB di bawah komando Egianus Kogoya menyerang pos TNI yang berlokasi di Distrik Mapnduma.

Dalam pesan tersebut, pihak KKB mengklaim telah menembak mati dua anggota TNI. Mereka juga menyebut sejumlah anggota TNI mengalami luka berat dalam kontak senjata tersebut.

Suriastawa meminta agar pihak KKB yang tergabung dalam TPNPB menghentikan aksi penyebaran berita atau informasi bohong ke publik. Sebab kata dia hal tersebut telah membuat resah masyarakat Papua.

"TPNPB hentikan buat isu-isu yang meresahkan masyarakat, mari kita bersama-sama membangun Papua dan Papua Barat agar tercipta hidup rukun, damai, dan sejahtera," kata dia.

Sementara itu belum ada keterangan resmi dari KKB di bawah pimpinan Kogoya terkait peristiwa tersebut. (Antara/pris)


 Sita Ponsel dan HT Anggota KKB 

Anggota TNI Yonif 400/Banteng Raiders menyita sebuah telepon selular (Ponsel) dan Handy Talky (HT) dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ditembak mati di Kabupaten Intan Jaya.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono mengatakan penembakan anggota KKB terjadi di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, bukan di Titigi pada Rabu (3/2) pukul 05.00 WIT.

"Anggota Yonif juga mengamankan telepon selular dan HT yang diduga digunakan untuk berkomunikasi di antara kelompok tersebut," kata Yogi seperti dikutip Antara.

Meskipun menyita Ponsel dan HT, TNI tak menemukan senjata milik KKB yang tewas karena diduga senjata tersebut dibawa rekan Peria yang kabur.

Kata Yogo, anggota KKB tewas bernama Peria Mirib. "Saat ini, personel TNI masih melaksanakan pembersihan di sekitar TKP," kata Yogo.

Batalyon 400/BR tergabung dalam satuan tugas pengamanan daerah rawan (pamrahwan) . Dari data yang dihimpun, sejak awal Januari 2021 tercatat dua kasus kontak tembak yang menewaskan tiga personel TNI dari Yonif 400/BR yang bertugas di Intan Jaya.

Ketiga prajurit yang gugur yaitu Prada Agus Kurniawan pada 10 Januari dan Pratu Roy Vebriantos erta Prada Agus Kurniawan meninggal dalam kontak tembak 22 Januari.

KKB terus melakukan aksi di Kabupaten Intan Jaya, Papua. KKB juga mengeluarkan ajakan perang terbuka terhadap aparat TNI Polri di wilayah tersebut.

Tantangan perang terbuka itu tak ditanggapi Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI, Kolonel CZI Gusti Nyoman Suriastawa.

Kata dia, tantangan tersebut hanya buang-buang waktu padahal banyak hal yang mesti dilakukan TNI untuk mengamankan wilayah Papua dan Papua Barat.

"Tidak perlu ditanggapi, hanya buang buang waktu saja," kata Suriastawa saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Rabu (3/2). Antara/ugo)

 ♖ CNN  

Satgas Indobatt XXIII-O Laksanakan Familarization Helipatrol

Dengan Helikopter Mi8 [Puspen TNI]

Untuk memantau dan mengantisipasi pelanggaran di area operasi atau batas wilayah udara, Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-O/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon).

Atau Indonesian Battalion (Indobatt) melaksanakan kegiatan Familarization Helipatrol/ Patroli Udara di Area Of Responsibility (AOR) Indobatt, Lebanon Selatan. Sabtu (30/01/2021).

Komandan Kontingen Indonesia UNIFIl 2021/Komandan Satgas Indobatt XXIII-O Kolonel Inf Amril Haris Isya Siregar S.E.M.M, saat melaksanakan Familarization Helipatrol pertama kali di area operasi mengatakan bahwa, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin,dengan melibatkan personel gabungan dari perwira kompi-kompi.

Kegiatan Patroli Udara ini bertujuan untuk mengantisipasi pelanggaran batas wilayah udara, dan juga mengamati dari udara wilayah-wilayah yang rawan terjadinya gesekan antara pihak yang bertikai, yaitu Israel dan Lebanon,” ujarnya.

Sebelum Take Off, kegiatan ini diawali dengan brief tentang basic safety, keselamatan selama penerbangan dan sekaligus menerima penjelasan tentang Area patroli yang akan di tempuh selama melaksanakan Familarization Helipatrol.

Pelaksanaan Familarization Helipatrol ini menggunakan Heli MI8 dan berlangsung kurang lebih satu jam, hingga akhirnya patroli selesai dan proses VTOL (Vertical Take – Off and Landing ) di LZ (Landing Zone) dengan keadaan aman. (PIO/Indobatt XXIII-O)

  ★ Bisnis Metro  

GMF Bidik Pasar Industri Pertahanan

Kemhan berikan sertitikasi AMARSIlustrasi Hercules TNI AU [TNI AU] ✈️

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF secara resmi menerima certificate of Approval Approved Military Repair Station (AMARS) dari Kementerian Pertahanan (Kemhan). Dengan sertifikasi ini, GMF bisa lebih serius menggarap pasar pesawat angkut milik industri pertahanan Indonesia.

Direktur Utama GMF I Wayan Susena mengatakan, sertifikasi ini merupakan hal penting karena dalam melakukan perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik industri pertahanan, semua perusahaan maintenance, repair, and overhaul (MRO) wajib memiliki sertifikasi dari regulator terkait.

"Sebagai perusahaan MRO untuk pesawat angkut dengan registrasi sipil, GMF telah mengantongi banyak sertifikasi dari badan regulator seperti FAA, EASA, DGCA, CASA, serta lebih dari 25 negara lain di seluruh dunia," jelas Wayan dalam keterangan resmi, Rabu (3/2/2021).

Wayan memaparkan, GMF memperoleh sertifikat ini setelah melalui proses assessment oleh Indonesia Military Airworthiness Authority (IMMA) yang mencakup verifikasi dokumen, pengujian kesesuaian dan fungsi. Adapun sertifikasi ini lebih banyak menitikberatkan pada kriteria pemenuhan qualified personnel, tool equipment, quality system, facility dan existing certification dari badan regulator sipil.

"Dengan sertifikasi ini, GMF bisa memenuhi aspek kelaikan perawatan alutsista khususnya untuk pesawat angkut dengan standarisasi yang baik," paparnya.

Lebih lanjut, Wayan menjelaskan, diversifikasi usaha di bidang industri pertahanan ini merupakan salah satu upaya perseroan bertahan di masa pandemi. Dengan patuh terhadap regulasi yang ditetapkan oleh badan regulator, GMF yakin hal tersebut menjadi bekal berharga untuk memberikan keyakinan agar seluruh pesawat angkut militer yang dilakukan perawatan laik terbang. Selain itu, GMF juga berharap agar dapat menjadi bagian dari modernisasi alutsista milik Industri Pertahanan.

"Kepercayaan yang diberikan menjadi titik awal bagi kami untuk optimis membuka tahun ini dengan baik. Kapabilitas GMF akan terus kami tingkatkan supaya pasar yang belum dapat dimaksimalkan dapat kami serap sebaik mungkin” ujar Wayan.

Sebelumnya, Wayan menjelaskan, GMF berencana mengembangkan bisnis di industri pertahanan dan non aviasi Industrial Gas Turbine and Engine (IGTE), sebagai bentuk antisipasi terhadap wabah virus corona. Perseroan menargetkan kedua bisnis ini bisa berkontribusi hingga 20 persen terhadap pendapatan pada 2021.

Dia menyebutkan, perseroan saat ini sedang memproses beberapa kontrak terkait perawatan pesawat militer. Salah satunya adalah dengan TNI-Angkatan Udara untuk merawat beberapa pesawat militer mulai tahun 2021. "Banyak institusi yang sedang menjajaki kerja sama dengan kami seperti TNI AD, TNI AL dan TNI AU, namun kami fokus ke TNI AU," kata dia.
 

  Berita Satu  

Kopassus Enggak Usah Demo-demo

Nanti Kayak Sirkushttps://3dwarehouse.sketchup.com/warehouse/v1.0/publiccontent/a43e6fc0-5023-48a7-ae9e-1d7c0b56bf54Kopassus

Sebagai salah satu satuan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI), sangat wajar jika rakyat Indonesia berharap banyak kepada Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Oleh sebab itu, prajurit Korps Baret Merah ini harus senantiasa siaga dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejak berdiri pada 16 April 1952, Kopassus sudah menorehkan sejumlah prestasi dalam operasi militer baik di dalam maupun luar negeri. Oleh sebab itu, nama besar Kopassus sangat disegani tak hanya di kawasan Asia. Tetapi juga, diakui oleh banyak pasukan militer negara-negara maju.

Lewat pantauan VIVA Militer dari akun Youtube resmi tvOne, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang kala itu masih menjabat sebagai Panglima TNI, memberian pesan khusus untuk Kopassus.

Ya, saat itu Gatot tengah menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Kopassus ke-64, 17 April 2016, di Markas Komando Pasukan Khusus, CIjantung, Jakarta Timur.

Gatot menegaskan, sederet prestasi yang diketahui oleh masyarakat hanya sebagian kecil saja. Gatot juga memastikan, sebagai satuan elite dengan kualifikasi menjalankan misi secara senyap dan rahasia, maka Kopassus diharapkan tidak terlalu banyak tampil di media.

Lebih lanjut Gatot menyatakan, prajurit Kopassus harus senantiasa berlatih secara maksimal. Hal ini harus dilakukan agar saat mendapatkan tugas menjalankan misi khusus, prajurit Kopassus bisa berhasil.

"Kita sudah tahu prestasi-prestasi Kopassus, tetapi baru sedikit yang diketahui dan ini akan berlangsung terus. Jadi jangan mengharapkan Kopassus muncul di media dan sebagainya," ucap Gatot.

"Karena Kopassus tugasnya adalah berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih, untuk siap melaksanakan tugas-tugas khusus dan tidak boleh gagal," katanya.

Senada dengan Gatot, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkumham), juga menyampaikan pesan yang sangat mendalam.

Seperti yang diketahui, Luhut juga adalah Purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat yang berasal dari satuan elite ini. Luhut bahkan menjadi pendiri dan komandan pertama Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus, yang terbentuk pada 1982.

Luhut memang berharap Kopassus akan terus berkembang menuju arah yang semakin baik. Namun demikian, Luhut menegaskan jika sebaiknya para prajurit Kopassus tidak perlu terlalu sering menunjukkan kekuatan dengan cara berdemonstrasi.

Dalam pandangannya, para prajurit Kopassus lebih baik menjaga sikap tenang dan membuktikan kapasitas dengan keberhasilan dalam menjalankan misi. Sebab jika terlalu banyak demonstrasi kekuatan, Luhut takut prajurit Kopassus dianggap sebagai pemain sirkus.

"Ya harapan akan tetap sukses dan tadi Panglima TNI menyampaikan Kopassus jangan banyak demo-demo. Jadi lebih banyak diam-diam, enggak usah demo-demo. Yang penting kalau operasi menang, nanti kayak sirkus lagi," ujar Luhut.

 ♖ Vivanews  

Rabu, 03 Februari 2021

Esemka Siap Kembangkan Mobil Listrik

Gandeng Pindad Mobil Esemka prototipe di pabrik perakitan Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu 7 September 2019.  

Merek mobil lokal Esemka siap mengembangkan mobil listrik. Demikian disampaikan Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), Sabar Boedhi, kepada Tempo, Selasa 2 Februari 2021.

Kami pasti masuk ke segmen mobil listrik karena potensinya sangat besar,” kata Sabar.

Menurutnya, saat ini tim riset dan pengembangan Esemka sedang merancang prototipe mobil listrik di Boyolali. Mobil listrik Esemka nantinya akan dibangun dari basis eksisting yaitu Esemka Bima. “Segmennya bisa mobil listrik untuk penumpang dan kendaraan niaga ringan,” ujarnya.

Sabar menambahkan, industri otomotif perlahan akan bergerak ke arah kendaraan listrik. Apalagi, lanjutnya, Indonesia akan menjadi negara penghasil aki kendaraan listrik di masa depan.

Saat peresmian pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali pada 6 September 2019, Tempo melihat prototipe pikap elektrik Esemka Digdaya. Prototipe dikembangkan bersama PT Pindad. “Kemungkinan juga ada untuk mengarah ke sana (double electric cab). Prototipe sudah ada,” ujarnya.

Namun, Sabar belum bersedia membeberkan kapan target produksi mobil listrik Esemka tersebut.

  Tempo  

450 Prajurit Yonif Para Raider 501/BY Jaga Perbatasan

Gantikan Raider 400/BRhttps://i1.wp.com/jakartagreater.com/wp-content/uploads/2021/02/IMG-20210202-WA0010-e1612247343996.jpg?fit=660%2C320&ssl=1Sebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha (Yonif Para Raider 501/BY) diberangkatkan ke Papua untuk melaksanakan tugas operasi Pengamanan RI-Papua Nugini

Sebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha (Yonif Para Raider 501/BY) diberangkatkan ke Papua untuk melaksanakan tugas operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Papua Nugini selama 9 bulan di wilayah Intan Jaya, Papua menggantikan Yonif Raider 400/BR yang akan berakhir masa tugasnya.

Mereka diberangkatkan dengan menggunakan empat pesawat TNI AU yakni, tiga Hercules C-130 dan satu Boeing B-737, dari Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Selasa (2/2/2021). Rinciannya, Pesawat Boeing 737/AI-7304 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Satu Pesawat Hercules C-130/A-1391 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan Dua pesawat Hercules C-130 A-1303 dan A-1337 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tiopan Aritonang yang memimpin upacara pemberangkatan tersebut mengatakan, dalam melaksanakan tugas pokok Yonif PR 501/BY adalah sebagai kekuatan penangkal setiap bentuk ancaman dalam operasi pengamanaan perbatasan RI-Papua Nugini dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, melindungi keselamatan bangsa dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI di wilayah perbatasan. “Laksanakan tugas secara profesional dengan memahami tugas pokok yang sudah diberikan, dan berpedoman kepada petunjuk maupun protap yang berlaku. Hindari pelanggaran HAM dengan mematuhi Rules of Engagement (ROE) yang berlaku,” tegasnya.

https://i0.wp.com/jakartagreater.com/wp-content/uploads/2021/02/IMG-20210202-WA0014-e1612247311427.jpg?resize=660%2C320&ssl=1Dia juga mengatakan, agar para Prajurit menjaga soliditas baik antar satuan TNI, Polri maupun instansi lain dan senantiasa tingkatkan Interoperability serta koordinasi dengan satuan lain dalam rangka mencapai keberhasilan tugas pokok satuan. “Selain itu, lakukan tugas ini dan tetap memelihara kemampuan tempur dan jasmani serta mempedomani Protokol Kesehatan dalam menghindari penularan Covid-19,” katanya.

Diakhir amanatnya, dia menekankan agar meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; yakinkan pada diri masing-masing bahwa tugas operasi yang sedang dilaksanakan ini adalah tugas mulia; utamakan keselamatan dan keamanaan personel maupun materiil selama operasi tanpa mengorbankan pertimbangan taktis di lapangan; awali dengan perencanaan dan persiapan yang matang; laporkan secara berjenjang dan berikan keputusan yang tepat, cepat serta hindari pelanggaran dan jaga nama baik institusi TNI.

Saya tekankan agar evaluasi Satgas terdahulu dijadikan pelajaran penting untuk tidak terulang lagi kejadian yang merugikan TNI, ini perlu dipahami dengan baik terutama oleh unsur Komandan. Gunakan selalu pertimbangan, utama dalam setiap pelaksanaan tugas,” tambahnya. (cip)

 ♖ Sindonews