Sabtu, 09 Agustus 2025

Flying Inflatable Boat (FIB) Marinir

Flying Inflatable Boat (FIB) Marinir

Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) dari Pasmar 1 unjuk kebolehan mengoperasikan Flying Inflatable Boat (FIB) dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus, Batujajar, Jumat (8/8/2025).

Aksi ini menjadi salah satu atraksi yang menyita perhatian dalam rangkaian kegiatan yang dihadiri langsung Presiden RI H. Prabowo Subianto.

FIB, yang kerap dijuluki "perahu karet terbang" merupakan teknologi langka di Indonesia. Kendaraan ini dirancang untuk lepas landas dan mendarat di permukaan air, bahkan di laut dengan kedalaman hingga tiga kaki. Diciptakan oleh Polaris Motor Italia pada 1987, FIB memiliki peran strategis dalam berbagai misi.

Dalam konteks sipil, FIB dapat digunakan untuk operasi penyelamatan di wilayah banjir atau daerah dengan akses sulit, serta mendukung penelitian lingkungan dan survei perairan. Sementara di bidang militer, alat ini efektif untuk operasi amfibi, muara, dan perairan terpencil.

Komandan Pasmar 1, Brigjen TNI (Mar) Ena Sulaksana, S.E., memberikan pesan khusus kepada prajurit yang menjadi pilot FIB untuk tampil maksimal. “Tunjukkan kemampuan terbaik saat Flying Pass di depan podium kehormatan. Ini akan menjadi kebanggaan, apalagi disaksikan langsung oleh Presiden dan para tamu undangan,” ujarnya.

Demonstrasi FIB ini tidak hanya menjadi pertunjukan teknologi, tetapi juga menunjukkan kesiapan dan kemampuan prajurit Marinir dalam mengoperasikan peralatan canggih untuk berbagai skenario, baik kemanusiaan maupun operasi militer.

  🪂 
Aksara  

Alasan Sebenarnya Indonesia Memilih KAAN Turkiye

  Bukan Hanya Soal Jet KAAN dipilih karena klausul ToT dan produksi bersama. (TAI)

Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan kontrak pengadaan 48 pesawat tempur generasi kelima (FGFA) TAI KAAN dengan pemerintah Turki dan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU).

Hal ini menandai keberhasilan ekspor perdana platform generasi terbaru ini dan kelanjutan misi Jakarta untuk memodernisasi angkatan udaranya.

Penuntasan kesepakatan senilai lebih dari USD 10 miliar pada 28 Juli 2025 telah dikonfirmasi oleh pejabat tinggi kedua negara dan merupakan pendalaman signifikan hubungan pertahanan dan industri antara Jakarta dan Ankara.

Kontrak tersebut, yang juga mencakup klausul transfer teknologi dan produksi bersama yang penting, menawarkan Indonesia untuk bergabung dengan beberapa negara Asia Tenggara (terutama Singapura dan Australia) dalam menginduksi FGFA di tahun-tahun mendatang.

  Spesifikasi KAAN Turkish Aerospace 
KAAN adalah program unggulan TAI, yang mencerminkan ambisi Ankara untuk bergabung dengan klub elit negara-negara yang mampu memproduksi pesawat tempur siluman.

 ✈ Panjang: 20,3 m (66 kaki)
 ✈ Tinggi: 5 m (16 kaki)
 ✈ Bentang Sayap: 13,4 m (44 kaki)
 ✈ Luas Sayap: 71,6 m² (771 kaki²)
 ✈ Berat Lepas Landas Maksimum (MTOW): 34.750 kg (76.500 lb)
 ✈ Daya Dorong: 2 x 13.150 kgf (2 x 29.000 lbf)
 ✈ Kecepatan Maksimum: Mach 1,8
 ✈ Langit Tertinggi Layanan: 16.764 m (55.000 kaki)
 ✈ Batas G: +9 / -3,5 G
 ✈ Kemampuan Utama: Desainnya memiliki kemampuan supercruise, kemampuan manuver yang tinggi, dan radius tempur yang luas

KAAN adalah pesawat tempur siluman kelas berat bermesin ganda, yang, dengan panjang 20,3 meter dan lebar sayap 13,4 meter, ukurannya lebih mendekati F-15 Eagle daripada kebanyakan pesawat tempur siluman non-nuklir lainnya, seperti KF-21 Korea Selatan atau J-35AE Tiongkok. Rangka pesawat yang lebih besar dan bobot lepas landas maksimum yang tinggi menunjukkan bahwa KAAN memiliki kapasitas dasar untuk peran serangan mendalam, yang analog dengan F-35, sebuah karakteristik unik di antara banyak platform generasi kelima yang sedang berkembang.

TAI membangun kemampuan KAAN berdasarkan profil multiperan untuk misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat. Desainnya dilengkapi ruang senjata internal untuk mempertahankan profil silumannya dan memungkinkan penggunaan rudal dalam jangkauan visual maupun di luar jangkauan visual. Hal ini memungkinkan fleksibilitas muatan yang berfokus pada superioritas udara atau serangan presisi. Untuk misi yang tidak memerlukan siluman, KAAN menyediakan titik keras eksternal, yang secara signifikan memperluas muatannya.

  Bagaimana KAAN Membentuk Kekuatan Udara Indonesia 
Ukuran KAAN yang besar menjadikannya platform yang sangat sesuai untuk lingkungan geo-keamanan Indonesia, yang mencakup pengamanan kepentingan maritim Indonesia sekaligus integritas teritorialnya. Bahkan, TNI-AU dapat memanfaatkan KAAN untuk berbagai peran, mulai dari operasi jangka panjang di laut hingga, berpotensi, memproyeksikan kekuatan melalui peran serangan jarak jauh. Untuk peran serangan jarak jauh, TNI-AU dapat menggunakan KAAN untuk menjaga target bernilai tinggi tetap berisiko dari jarak jauh, sebuah keuntungan signifikan yang sebagian besar terbatas pada platform seperti F-35.

TAI juga merancang KAAN untuk mendukung konsep peperangan udara generasi mendatang, seperti kerja sama berawak dan tak berawak (MUM-T). Dengan MUM-T, satu KAAN dapat mengarahkan sekelompok sistem tak berawak untuk misi pengintaian atau serangan, yang secara dramatis memperluas kesadaran situasional dan jangkauan tempurnya di seluruh kepulauan Indonesia yang luas.

Secara keseluruhan, akuisisi 48 pesawat tempur TAI KAAN beserta 42 Rafale merupakan modernisasi TNI-AU yang paling signifikan dalam sejarahnya. Kekuatan masa depan ini akan menjadi penangkal tangguh bagi meningkatnya kemampuan aktor-aktor regional seperti Singapura dan Australia, yang keduanya merupakan operator F-35A.

Jika dibandingkan dengan armada TNI-AU saat ini, penambahan hampir 100 pesawat tempur generasi ke-4,5 dan ke-5 merupakan transformasi yang radikal.

Dalam hal KAAN, 48 unit tersebut memungkinkan TNI-AU untuk memiliki tiga hingga empat skuadron penuh yang masing-masing terdiri dari 12-16 pesawat, sehingga menyediakan armada yang memadai untuk operasi yang bermakna. Ini bukanlah pembelian simbolis, melainkan investasi armada yang serius, dengan produksi lokal melalui PT Dirgantara Indonesia yang sangat penting bagi keberlanjutan jangka panjang.

Peta jalan pengadaan ini perlu dikontekstualisasikan dengan tolok ukur pengadaan Indonesia sebelumnya. Akuisisi Indonesia seringkali lebih kecil dan lebih terfragmentasi. Sebaliknya, pesanan gabungan untuk Rafale dan KAAN menunjukkan perubahan penting dari pendekatan sepotong-sepotong ini menuju rekapitalisasi armada tempur yang lebih disengaja dan berskala besar.

  Dibangun dengan Membangun Kemitraan dengan Pelanggan 
Dalam sebuah tonggak penting, seorang pilot uji Angkatan Udara Indonesia berhasil menerbangkan prototipe KF-21 di Korea Selatan pada akhir Juni 2025, menunjukkan kerja sama yang berkelanjutan, meskipun dengan perubahan. Ini adalah pertama kalinya seorang pilot Indonesia duduk di kursi depan selama uji terbang.

Kemitraan ini juga berhasil melewati insiden diplomatik di mana para insinyur Indonesia dituduh mencoba mencuri data teknis KF-21.

Para insinyur tersebut akhirnya dibebaskan, yang membantu meredakan ketegangan dan memungkinkan perjanjian pendanaan yang direvisi untuk diselesaikan. (Bilal Khan)

  💥 
Quwa  

Antara Jet Tempur KAAN Turkiye & Rafale Prancis

 Pesawat yang diborong RI
Pesawat tempur Rafale (Dispenau)

Indonesia resmi memperkuat kekuatan pertahanan udara dengan memborong dua jenis jet tempur canggih dari dua negara berbeda: KAAN buatan Turki dan Rafale asal Prancis.

Langkah ini menjadi bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, sekaligus strategi memperluas kerja sama pertahanan dengan berbagai mitra internasional.

Kontrak pembelian 48 unit jet tempur KAAN ditandatangani pada akhir Juli lalu di pameran pertahanan internasional IDEF 2025 di Istanbul.

Penandatanganan disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, menandai babak baru kerja sama strategis Indonesia-Turki di bidang pertahanan.

Sementara itu, Indonesia juga tengah menunggu kedatangan enam unit pertama Rafale yang dijadwalkan mulai tiba pada semester pertama 2026.

Rafale merupakan bagian dari kontrak besar dengan Prancis untuk 42 unit pesawat tempur, yang dilakukan dalam tiga tahap pembelian sejak 2022.

Lantas, bagaimana spesifikasi KAAN dan Rafale yang akan segera memperkuat TNI AU?

  KAAN: Jet tempur generasi kelima dari Turkiye 
Infografis pesawat KAAN Turkiye (Katadata)

KAAN dikembangkan Turkish Aerospace Industries sebagai pesawat tempur generasi kelima dengan teknologi siluman (stealth).

Jet multiperan ini dirancang untuk berbagai misi, mulai dari superioritas udara, serangan presisi, penindasan pertahanan udara musuh (SEAD), hingga peperangan elektronik.

Fitur unggulannya mencakup supercruise, sensor fusion, dan network-enabled operations, yang memungkinkannya beroperasi di wilayah dengan ancaman tinggi tanpa mudah terdeteksi radar.

KAAN juga kompatibel dengan seluruh rudal dan munisi buatan dalam negeri Turki, memberi fleksibilitas tinggi dalam pertempuran.

Dari sisi performa, KAAN mampu terbang hingga kecepatan Mach 1,8 (sekitar 2.200 km/jam) dan ketinggian maksimal 55 ribu kaki, dengan batas manuver +9g/-3,5g.

Program ini dimulai sejak 2010 dan dijadwalkan mencapai 20 unit operasional penuh di Turki pada 2028.

  Rafale: andalan Prancis dengan beban senjata besar  
Infografis Pesawat Rafale (antara)

Rafale jet tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation yang menjadi tulang punggung Angkatan Udara Prancis, kini dipilih Indonesia sebagai bagian dari diversifikasi alutsista.

Jet ini memiliki jangkauan operasional hingga 3.700 km dan kecepatan maksimum Mach 1,6.

Rafale mampu membawa beban hingga sembilan ton senjata di 14 titik gantung, termasuk rudal udara ke udara MICA dan METEOR, rudal jelajah SCALP, rudal anti-kapal Exocet, dan bom pintar AASM.

Varian yang akan diterima Indonesia meliputi Rafale C (satu kursi) dan Rafale B (dua kursi), dengan konfigurasi F3R atau F4.

Keenam unit pertama Rafale akan menggantikan armada Hawk 100/200 yang menua, dan akan memperkuat pangkalan udara di Pekanbaru dan Pontianak.

  Strategi pertahanan udara RI 
Pesawat tempur KAAN (TAI)

Kehadiran KAAN dan Rafale akan memberikan kombinasi kekuatan udara yang berbeda.

KAAN menawarkan teknologi generasi kelima dengan kemampuan siluman dan integrasi penuh dengan persenjataan buatan Turki, sementara Rafale membawa kapasitas angkut senjata besar dan fleksibilitas misi jarak jauh.

Selain memperkuat pertahanan udara nasional, kedua akuisisi ini membuka peluang alih teknologi dan memperdalam hubungan strategis Indonesia dengan Turki dan Prancis.

Dengan total 48 KAAN dan 42 Rafale, bahkan berpotensi bertambah hingga 58 unit Rafale, Indonesia bersiap menjadi salah satu kekuatan udara terbesar di kawasan, sekaligus menempatkan diri di peta persaingan jet tempur global. (zdm/dna)

  💥 CNN  

Jumat, 08 Agustus 2025

[Global] Spanyol Tunda Rencana Pembelian Jet Tempur F-35 dari AS

Pesawat tempur silluman F-35 mulai banyak yang nolak di akuisisi (ist)

Spanyol telah mengesampingkan rencana untuk membeli jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS), sebut laporan harian Spanyol El Pais pada Rabu, mengutip sumber pemerintah.

Spanyol secara resmi menunda rencana pembelian jet tempur F-35 Lightning II buatan AS untuk angkatan bersenjatanya, kata beberapa sumber pemerintah.

Pembicaraan awal dengan perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin telah ditangguhkan tanpa batas waktu, meskipun ada tanda-tanda minat dan alokasi anggaran sebelumnya.

Pada April, Pemerintah Spanyol menyetujui rencana belanja pertahanan sebesar 12,126 miliar dolar AS dan menegaskan kembali komitmennya untuk mengalokasikan dua persen dari PDB untuk pertahanan dan keamanan.

Namun, keputusan Madrid menyalurkan 85 persen dana ini ke sistem militer buatan Eropa dilaporkan membuat pengadaan pesawat buatan AS "tidak sesuai" dengan prioritas pertahanan nasional.

   👹  antara  

TNI Tambah Enam Kodam Baru

  Dalam rangka validasi organisasi (TNI AD)

Mabes TNI menambah enam kodam baru di tubuh TNI AD dalam rangka penguatan pertahanan wilayah dan validasi organisasi.

Enam kodam baru itu akan diresmikan dalam upacara validasi organisasi yang akan digelar di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Minggu.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, pun membenarkan adanya penambahan enam kodam baru itu.

 Berikut nama kodam baru : 
✯ Riau dan Kepri (KODAM XIX / TUANKU TAMBUSAI)
✯ Padang & Jambi (KODAM XX/TUANKU IMAM BONJOL
✯ Lampung dan Bengkulu (KODAM XXI / RADIN INTEN)
✯ Kalimantan Tengah & Kalimantan Selatan (KODAM XXII / TAMBUN BUNGAI)
✯ Sulawesi Tengah & Sulawesi Barat (KODAM XXIII / PALAKA WIRA
✯ Merauke (KODAM XXIV / MANDALA TRIKORA).

Namun demikian, Kristomei belum bisa memberitahu siapa saja pejabat TNI yang akan didapuk sebagai pangdam di enam tempat itu.

Tidak hanya penambahan kodam, dalam validasi organisasi ini TNI juga akan mengubah beberapa struktur seperti peningkatan 14 Lanal menjadi Kodaeral di tubuh TNI AL dan menghidupkan jabatan baru yakni Wakil Panglima TNI.

Hingga saat ini, Kristomei belum bisa membeberkan siapa yang akan dilantik menjadi wakil panglima TNI.

  ✯ 
antara  

Kamis, 07 Agustus 2025

Rafale B Pertama Pesanan Indonesia Muncul di Prancis

  Siap Dikirim Awal 2026 Indonesia menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang memesan Rafale dengan konfigurasi modern F4.1, yang bisa di-upgrade ke standar F4.2 dan F4.3 tanpa perlu membeli unit baru. (Dassault Aviation)

Jet tempur Rafale B pertama pesanan Indonesia resmi terlihat di fasilitas Dassault Aviation di Bordeaux, Prancis.

Pesawat ini membawa nomor seri T-0301, dan menjadi tanda nyata realisasi kontrak pengadaan jet tempur Rafale Indonesia. Ini adalah bagian dari kontrak awal 24 unit Rafale untuk TNI AU.

Pesawat Rafale B ini terlihat di kawasan Martignas-sur-Jalle, salah satu pusat produksi utama Dassault, pada 30 Juli 2025.

Kabar ini pertama kali dikonfirmasi oleh komunitas pengamat militer dan media penerbangan Eropa.

Saat ini, enam unit Rafale tengah diproduksi, dan Indonesia telah mengaktifkan opsi pembelian tambahan 18 unit, sehingga total pesanan menjadi 42 unit jet tempur Rafale.

Pengiriman Rafale pertama ke Indonesia dijadwalkan pada awal 2026. Indonesia menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang memesan Rafale dengan konfigurasi modern F4.1, yang bisa di-upgrade ke standar F4.2 dan F4.3 tanpa perlu membeli unit baru.

Versi terbaru F4.3 sendiri baru saja divalidasi oleh otoritas pertahanan Prancis (DGA) pada hari yang sama dengan kemunculan T-0301.

Jet tempur TAF KAAN Gen V buatan Turkiye bisa dipacu hingga maksimal Mach 1.8 (AA)

Di sisi lain, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) juga memperkuat kerja sama strategis dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk program pengembangan dan produksi bersama pesawat tempur generasi 5, KAAN.

Bila rencana ini difinalisasi, Indonesia bisa memperoleh hingga 48 unit KAAN, memperkaya kekuatan udara nasional.

TNI AU juga tengah mempersiapkan dua pangkalan utama, Lanud Supadio di Pontianak dan Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, sebagai basis operasional pesawat Rafale.

Delegasi Dassault dan Thales telah mengunjungi dua lanud tersebut untuk mengecek kesiapan infrastruktur teknis dan logistik penerimaan.

Pihak Dassault Aviation sendiri menargetkan produksi tiga unit Rafale per bulan mulai akhir 2024, untuk mempercepat pengiriman ke Indonesia dan negara pemesan lainnya, termasuk Uni Emirat Arab.

Langkah-langkah ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat sistem pertahanan udara nasional melalui akuisisi dan kerja sama produksi alutsista modern.

Rafale akan menjadi andalan TNI AU bersama dengan proyek ambisius KAAN, menjadikan Indonesia sebagai kekuatan udara yang diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik. (***)

  💥
  Lombok Post  

Menhan Sjafrie Bicara Penjajakan Alutsista Saat Lawatan ke Belarus

Pertemuan delegasi Kemhan RI dan Belarus (Kemhan)

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengaku membahas penjajakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) saat melawat ke Belarus, akhir Juli lalu.

Menhan Sjafrie mengatakan bahwa pemerintah sedang mengobservasi pembelian alutsista dari Belarus.

Biasanya negara-negara yang ada di sekitar konflik itu alutsistanya canggih. Karena mereka juga untuk menjaga kedaulatannya. Kita observasi ke sana,” ujar Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).

Namun, kata Sjafrie, observasi itu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan militer Indonesia, termasuk soal teknologi.

Yang paling penting kita cocokan dengan platform anggaran kita. Jadi masih observasi semua. Kan (kita) negara bebas aktif, boleh kan,” kata Menhan RI.

Diketahui, Sjafrie bertemu dengan Kepala Staf Umum yang juga Wakil Menteri Pertahanan Pertama Republik Belarus atau Chief of the General Staff and First Deputy Minister of Defence of the Republic of Belarus Mayjen Pavel Nikolaevich Muraveyko di Belarusia pada Senin (28/7).

Siaran pers Kemhan RI menyatakan, lawatan Sjafrie itu membahas sejumlah kerja sama pertahanan, khususnya dalam pengembangan industri pertahanan, pendidikan dan pelatihan militer, serta pertukaran teknologi.

Pertemuan sekaligus memperkuat hubungan pertahanan Indonesia–Belarus dan memberikan kontribusi positif bagi kepentingan nasional kedua negara serta perdamaian dan stabilitas kawasan.

  💥 
IDM  

Prajurit KRI Pulau Rengat-711 Latihan Identifikasi Bawah Air Gunakan ROV

Remotely Operated Vehicle (ROV) (Dispenal)

Dalam rangka membina profesionalisme prajurit sebagaimana perintah Pangkoarmada II, prajurit KRI Pulau Rengat-711 yang berada di bawah jajaran Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmada II, melaksanakan latihan bersama Identifikasi Bawah Air menggunakan peralatan Remotely Operated Vehicle (ROV) bertempat di KRI Pulau Fanildo-732, pada Rabu (06/08).

KRI Pulau Fanildo-732 saat ini tengah bersandar di Dermaga Jepara, Ujung Madura, Surabaya, dan menjadi lokasi pelaksanaan latihan identifikasi bawah permukaan laut. Kegiatan ini melibatkan secara langsung prajurit KRI Pulau Rengat-711 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Indra Julia Purnomo, M.Tr.Opsla.

Latihan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kemampuan teknis prajurit dalam mengoperasikan teknologi bawah laut secara modern dan efisien, terutama untuk mendukung tugas pokok sebagai unsur pengawak Satuan Kapal Ranjau Koarmada II.

Penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) dalam latihan ini memberikan nilai tambah signifikan, karena perangkat tersebut memungkinkan pemantauan dan pengamatan area bawah laut secara akurat dan aman, tanpa perlu keterlibatan langsung penyelam.

Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata komitmen Koarmada II dalam membentuk prajurit yang tangguh, profesional, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi kemiliteran, serta siap menghadapi berbagai dinamika penugasan di laut sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairan Indonesia.

  ⌕ 
Aksara  

PT SAS dan ITB Jalin Kemitraan Strategis Teknologi Pertahanan

  Termasuk “Bajra” ransus peluncur mortir mekatronik “Bajra” kendaraan peluncur mortir mekatronik (indomiliter)

PT SAS Aero Sishan, perusahaan holding industri pertahanan nasional menjalin kemitraan strategis dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengembangan beberapa alpalhankam, antara lain sistem kendaraan pengangkut/peluncur mortir “Bajra”, sistem dukungan tempur berbasis Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang dipersenjatai (weaponized drone, combatan drone), sistem roket kendali (Folded Fin Aerial Rocket) 70 mm dan 122 mm, serta sistem senjata berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligent).

Kemitraan strategis dituangkan lewat MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani di Bandung pada 31 Juli 2025. Dilansir dari laman resmi ITB, Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (DKST-ITB) berkomitmen untuk menjadi pusat pengembangan inovasi yang terintegrasi, memfasilitasi kolaborasi antara peneliti, dan pelaku industri serta tidak hanya fokus pada penelitian, tetapi juga mendorong pemanfaatan hasil penelitian untuk menciptakan solusi yang relevan bagi industri.

Kerja sama ini sudah dirintis sejak 2024 dan selama lima tahun ke depan PT SAS dan ITB berkomitmen mengerahkan segala sumber daya untuk riset dan pengembangan alpalhankam sesuai kesepakatan. Melalui kerja sama ini diharapkan dapat membantu program hilirisasi yang sedang dicanangkan oleh pemerintah.

Kami percaya bahwa kolaborasi dengan institusi akademik seperti ITB adalah langkah strategis untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional, khususnya di sektor strategis. Kemitraan ini bukan hanya soal transfer teknologi, tapi juga tentang membangun kemandirian melalui riset dan pengembangan bersama, serta menyiapkan talenta unggul yang akan menjadi tulang punggung industri pertahanan Indonesia di masa depan,” ujar Rasyid Ridha, Direktur Utama PT SAS Aero Sishan.

PT SAS sebelum ini telah terlibat aktif dalam sejumlah proyek strategis bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan RI, termasuk pengembangan rocket guided launcher 70 mm.

Selain itu, PT SAS juga berkontribusi dalam Konsorsium Roket Nasional untuk pengembangan roket balistik RHan-122B. Keterlibatan ini mencerminkan peran PT SAS sebagai mitra teknologi dalam pengembangan sistem persenjataan dalam negeri, khususnya pada aspek sistem peluncur.

Kerja sama terbaru dengan Institut Teknologi Bandung melalui Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi (DKST-ITB) menjadi langkah lanjutan dalam memperkuat ekosistem inovasi nasional. Dengan rekam jejak DKST-ITB dalam mendorong riset terapan dan hilirisasi teknologi, kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan solusi pertahanan berbasis riset serta memperkuat kemandirian teknologi dalam sektor pertahanan.

Dari beberapa produk yang disebut dalam kemitraan strategis, salah satunya adalah kendaraan pengangkut mortir “Bajra”, yang sepintas merupakan mortir swagerak (self propelled) yang dipasang pada platform kendaraan 4×4. Kendaraan ini tidak hanya membawa amunisi, melainkan juga dilengkapi peluncur mortir mekatronik kaliber 81 atau 120 mm di bagian belakang. (Haryo Adjie)

 💥 
indomiliter  

Rabu, 06 Agustus 2025

Sekilas Ranpur Rabdan 8x8

Diprediksi akan digunakan MarinirRanpur Rabdan 8x8 dengan kubah meriam BMP3 (Edge)

Pada pameran Indo Defence 2025 lalu, perusahaan yang berbasis di Abu Dhabi, UEA ini membawa berbagai alutsista canggih dari 18 perusahaan yang tergabung dalam portofolio EDGE. Lebih dari 90 solusi dan produk pertahanan canggih.

Dari platform kendaraan kami seperti kendaraan AJBAN 4X4 untuk patroli dan operasi darat hingga kendaraan amfibi 8X8 (Rabdan) dengan kemampuan tempur yang telah terbukti,” beber Miles, Vice Presiden Edge.

Kendaraan tempur (ranpur) Rabdan sendiri sempat mencuri perhatian Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan setelah membuka Indo Defence 2024 pada Rabu (11/6/2025) sempat mengunjungi stan EDGE Group. Kepala negara juga terlihat sempat melihat langsung bagian dalam kendaraan tempur yang bisa memuat 12 personel itu.

Siaran pers Kementerian Luar Negeri RI menulis, Prabowo menyaksikan secara langsung teknologi rudal SkyKnight dan ranpur Rabdan.

Sebagai tindak lanjut dari kerja sama antara Indonesia dan UEA, Duta Besar RI juga mengadakan pertemuan dengan Duta Besar UEA untuk Indonesia serta beberapa mitra strategis dari UEA, termasuk CEO Edge Group.

Setelah menarik perhatian Prabowo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengunjungi paviliun Uni Emirat Arab (UEA) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (13/6).

KSAL Ali yang didampingi Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal) Laksdya Erwin S Aldedharma beserta jajaran terlihat meninjau kendaraan amfibi Rabdan 8×8 buatan Edge Group di paviliun tersebut.

KSAL berserta delegasi berkunjung ke UEA mendengar presentasi ranpur Rabdan 8x8 (IG @Republikorp)

Dalam IG @Republikorp menampilkan kunjungan KSAL ke UEA meninjau dan mendengar presentasi dari Edge Group.

Republikorp diprediksikan akan memjalin kerjasama dengan Edge Group dalam produksi ranpur Rabdan 8x8, bila nantinya jadi di pesan Marinir.

Media X @ KERIS reborn pun mentwit, bahwa marinir tertarik dan menginginkan ratusan ranpur Rabdan dalam beberapa varian seperti IFV dan APC, untuk menggantikan ranpur yang menua seperti PT 76 maupun BTR 50, tentu semua ini nantinya berada di keputusan Kemhan.

 Garuda Militer  

Dana Efisiensii untuk Pembelian 48 Pesawat Tempur KAAN

  Efisiensi bukan berarti tidak belanja sama sekali
Infografis, pesawat tempur KAAN untuk Indonesia (Antara)

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, pembelian 48 unit pesawat tempur KAAN dari Turki bertujuan untuk memperkuat pertahanan.

Sebab, wilayah Indonesia luas dan dihuni oleh lebih dari 300 juta penduduk. Ia menyatakan, pembelian bukan berarti Indonesia ikut andil dalam perang yang berkecamuk di berbagai negara.

"Bukan kita dalam rangka mau berperang, tapi sebagai sebuah negara besar, 300 juta penduduk dengan luas sebesar Eropa, kita harus memiliki pertahanan yang kuat," kata Prasetyo, di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).

Prasetyo pun mengungkapkan alasan pembelian di tengah efisiensi anggaran.

Menurut dia, efisiensi bukan berarti tidak belanja sama sekali. Efisiensi merupakan relokasi untuk belanja hal yang lebih penting.

"Makanya efisiensi, maknanya bisa dibilang ini sesuatu yang lebih baik," ucap Prasetyo.

Salah satu pos pengeluaran yang bisa diefisiensi adalah kegiatan tidak produksi seperti perjalanan dinas ke luar negeri.

Anggaran ini digunakan untuk membeli kebutuhan lain, tidak terkecuali di bidang pertahanan negara.

"Misalnya anggaran perjalanan dinas ke luar negeri. Kita merasa perlu untuk dikurangi supaya bisa dibagi untuk apa. Contoh tadi memperkuat pertahanan dengan kita menggunakan alutsista-alutsista yang memang itu kita butuhkan, kita perlukan," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah Indonesia resmi menandatangani kontrak pembelian 48 unit pesawat tempur KAAN dari Turki.

Penandatanganan berlangsung dalam rangkaian pameran pertahanan internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, Sabtu (26/7/2025), dan disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.

"Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Government-to-Government (G2G) yang telah ditandatangani sebelumnya pada 11 Juni 2025," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

Frega menyebutkan, kontrak ini bukan sekadar pengadaan alutsista canggih, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat kapasitas industri pertahanan dalam negeri.

Menurut dia, dengan kontrak ini, Indonesia tidak hanya memperoleh alutsista berteknologi tinggi, tetapi juga berkesempatan besar untuk mengembangkan basis industri pertahanan lokal.

KAAN merupakan jet tempur generasi kelima yang dikembangkan Turki dengan teknologi mutakhir dan kemampuan manuver tinggi.

  ★ Kontan  

PT Republik Technetronic Nusantara dan PAVO Group dari Türkiye Jalin Kemitraan Strategis Pertahanan

  Menyediakan sistem intelijen canggih untuk TNI (Republikorp)

PT Republik Technetronic Nusantara (RTN), sebagai anak perusahaan Republikorp yang bergerak di bidang kesisteman, elektronika, siber dan Artificial Intelligence, menandatangani Framework Agreement on Strategic Partnership dengan PAVO Group, perusahaan teknologi pertahanan terdepan asal Türkiye. Kerja sama ini dirancang untuk mempercepat pengembangan inisiatif strategis guna meningkatkan kapabilitas pertahanan berdaulat Indonesia serta kemandirian teknologi di sektor pertahanan.

Kolaborasi jangka panjang ini akan berfokus pada dukungan terhadap program prioritas Kementerian Pertahanan RI, dengan berfokus pada penguatan kapasitas lokal di bidang integrasi sistem, pelatihan, serta pemeliharaan dan keberlanjutan platform pertahanan strategis.

Sebagai bagian dari kemitraan, PAVO Group akan menyediakan sistem intelijen canggih untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) di berbagai matra, mencakup data fusion, pengawasan, pengamanan komunikasi, dan infrastruktur pendukung pengambilan keputusan. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran situasional dan efektivitas operasional TNI secara signifikan.

Norman Joesoef, selaku Chairman Republikorp menyatakan bahwa kerja sama strategis dengan PAVO ini merupakan tonggak penting dalam misi kami membangun ekosistem pertahanan yang mandiri di Indonesia.

Dengan memadukan keahlian global dan inovasi lokal, kami berkomitmen mendorong kapabilitas berdaulat, memperkuat basis industri pertahanan nasional, serta memastikan ketahanan jangka panjang,” tegasnya.

Berdasarkan perjanjian ini, RTN akan menjadi penghubung utama dengan Kementerian Pertahanan dan memimpin pengembangan ekosistem industri lokal, sumber daya manusia, serta rantai pasok. PAVO akan bertindak sebagai mitra arsitektur teknis dan sistem, memberikan keahlian mendalam serta wawasan strategis selama tahap perencanaan, desain, dan implementasi awal dari program-program mendatang.

Serkan Altınışık, selaku CEO PAVO Group juga menambahkan bahwa mereka bangga dapat bekerja sama dengan RTN dalam inisiatif yang memiliki arti strategis bagi Indonesia.

"Melalui kemitraan ini, kami berkomitmen mendukung visi Indonesia untuk memiliki struktur pertahanan yang tangguh dan mandiri secara teknologi, dengan menyediakan solusi intelijen, komunikasi, dan keamanan siber canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI." ujarnya.

Framework Agreement ini menjadi dasar bagi perjanjian mendatang terkait proyek-proyek modernisasi pertahanan Indonesia, sekaligus menegaskan komitmen kedua pihak terhadap kerja sama jangka panjang yang berlandaskan kepercayaan dan tujuan strategis nasional.

  🖥 
Republikorp