Senin, 22 Juni 2015

[World] WikiLeaks bocorkan Dokumen Arab Saudi

Sekutu Top AS, Saudi Jadi Adidaya Timur Tengah Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks membocorkan 500 ribu dokumen rahasia Saudi, yang salah satunya soal perannya sebagai sekutu AS dan sebagai adidaya di Timur Tengah. (Ilustrasi/Huffington Post)

Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks menerbitkan sekitar 500 ribu dokumen rahasia yang mengungkap “borok” Kerajaan Arab Saudi. Dokumen bernama “Saudi Cable’s” itu salah satunya membongkar predikat Saudi sebagai sekutu top Amerika Serikat (AS) dan posisinya sebagai negara adidaya Timur Tengah dengan dukungan senjata AS.

Dokumen rahasia yang dibongkar WikiLeaks meliputi bocoran komunikasi dari Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen dan Kementerian Dalam Negeri Saudi.

Pada Jumat kemarin, situs whistleblowing itu merilis bocoran tahap pertama sebanyak sekitar 70 ribu dokumen. “Saudi Cable’s memberikan wawasan ke dalam kebijakan interior dan asing Kerajaan (Arab Saudi) yang menjelaskan bagaimana telah berhasil membentuk sekutu dan mengkonsolidasikan posisinya sebagai negara adidaya di wilayah Timur Tengah, termasuk melalui cara menyuap dan mengkooptasi tokoh kunci individu dan lembaga,” bunyi pernyataan WikiLeaks yang dirilis semalam.

Bocoran dokumen ini juga menggambarkan struktur birokrasi yang sangat terpusat, bahkan masalah sederhana pun ditangani oleh pejabat paling senior,” lanjut pernyataan WikiLeaks.

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, ikut mengomentari bocoran dokumen rahasia itu. ”Dokumen itu telah mengangkat tutup kediktatoran yang semakin tidak menentu dan rahasia yang tidak hanya ‘merayakan’ pemancungan 100 orang pada tahun ini, tetapi (Saud) juga menjadi ancaman bagi tetangganya dan dirinya sendiri,” kata Assange yang sampai saat ini bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di Inggris.

Masih menurut WikiLeaks, Saudi, yang menjadi produsen minyak terbesar kedua di dunia dan eksportir terbesar telah menjadi pemain utama dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang mengontrol produksi dan harga minyak di pasar global.

Kerajaan Arab Saudi adalah kediktatoran turun-temurun yang berbatasan dengan Teluk Persia. Meskipun catatan (buruk) HAM membuat kerajaan ini terkenal, Arab Saudi tetap menjadi sekutu top dari Amerika Serikat dan Inggris di Timur Tengah, hal itu karena karena cadangan minyaknya yang tak tertandingi,” lanjut pernyataan WikiLeaks.

Kerajaan ini sering jadi puncak daftar negara-negara penghasil minyak, yang telah memberikan pengaruh yang tidak proporsional dalam urusan internasional. Setiap tahun (Saudi) mendorong uang miliaran dolar dari hasil minyak ke kantong bank Inggris dan perusahaan senjata AS,” imbuh WikiLeaks.
WikiLeaks Panen Dokumen Saudi Diduga dari Hacker Yaman Salah satu tampilan dokumen rahasia Saudi yang dirilis WikiLeaks. (Twitter)

Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks menerbitkan sekitar 500 ribu dokumen rahasia yang mengungkap “borok” Kerajaan Arab Saudi. Dokumen rahasia sebanyak itu diduga “dipanen” WikiLeaks dari kelompok hacker Yaman.

Dugaan ini muncul setelah sebelumnya ada laporan bahwa kelompok hacker Yaman meretas jaringan sekitar 3 ribu komputer Pemerintah Saudi.

Dokumen rahasia bernama “Saudi Cable’s” itu salah satunya membongkar predikat Saudi sebagai sekutu top Amerika Serikat (AS) dan posisinya sebagai negara adidaya Timur Tengah dengan dukungan senjata AS. Bocoran dokumen itu sinkron dengan kebijakan AS yang selama ini mendukung agresi Saudi terhadap kelompok Houthi di Yaman.

Meski AS tak ikut melakukan agresi secara langsung bersama Saudi, namun negeri Paman Sam itu rajin menyediakan data intelijen, bantuan penasihat militer, hingga bantuan logistik untuk kepentingan agresi Saudi terhadap wilayah Yaman.

Kelompok hacker yang diduga memberikan dokumen rahasia Saudi kepada WikiLeaks menamakan dirinya sebagai “Yemeni CyberArmy”. Kelompok hacker ini pada Mei 2015 lalu meretas jaringan sekitar 3 ribu komputer dan server milik Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan Saudi.

Sebelumnya juga ada laporan bahwa kelompok hacker untuk pertama kalinya menyerang situs berita pro-Arab Saudi, AlHayat, pada bulan April 2015. Serangan cyber itu untuk memprotes agresi Saudi terhadap wilayah Yaman.

Melalui situsnya, WikiLeaks semalam menyatakan bahwa mereka mendapatkan “harta karun” melimpah berisi ribuan dokumen yang dirilis oleh kelompok hackerYemeni Cyber Army” atau Tentara Cyber Yaman. Pemerintah Arab Saudi sampai saat ini belum memberikan konfirmasi soal bocoran dokumen rahasia dari WikiLeaks itu.
Aib Rahasia Dibongkar WikiLeaks, Saudi Berang Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi, Osama Naqli, merespons bocoran dokumen rahasia Saudi yang dirilis WikiLeaks. (Al Arabiya)

Kerajaan Arab Saudi berang setelah situs anti-kerahasiaan WikiLeaks membocorkan ribuan dokumen rahasia yang mengungkap aib negara itu. Pemerintah Kerjaaan Saudi langsung memperingatkan warganya untuk tidak ikut menyebarkan dokumen yang dirilis WikiLeaks.

Situs yang didirikan Julian Assange itu telah memperoleh sekitar 500 ribu dokumen rahasia Saudi yang mereka namakan “Saudi Cable’s”. Pada tahap awal, yakni Jumat pekan lalu, WikiLeaks telah merilis lebih dari 60 ribu dokumen rahasia Saudi. “Saudi Cable’s memberikan wawasan ke dalam kebijakan interior dan asing Kerajaan (Arab Saudi) yang menjelaskan bagaimana telah berhasil membentuk sekutu dan mengkonsolidasikan posisinya sebagai negara adidaya di wilayah Timur Tengah, termasuk melalui cara menyuap dan mengkooptasi tokoh kunci individu dan lembaga,” bunyi pernyataan WikiLeaks yang merilis dokumen rahasia Saudi.

Saudi melalui Kementerian Luar Negeri tidak secara langsung menyangkal keaslian dokumen rahasia itu. Namun, Saudi menyatakan dokumen itu bisa saja dipalsukan.

Negara tidak memungkinkan musuh untuk mencapai niat mereka dalam hal pertukaran (data rahasia) atau penerbitan dokumen apapun,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi, Osama Naqli.

Naqli mengatakan penyelidikan sedang dilakukan. Dia menegaskan, bahwa kementerian terkait akan mengadili mereka yang terlibat dalam pembocoran dokumen rahasia negara.

WikiLeaks sendiri mengklaim ribuan dokumen Saudi mereka peroleh dari komunimasi kedutaan, e-mail antara diplomat dan laporan-laporan lainnya. Dokumen-dokumen WikiLeaks belum bisa diverifikasi keasliannya secara independen.

Sebelum ribuan dokumen rahasia Saudi dibocorkan WikiLeaks, Pemerintah Saudi pada bulan Mei 2015 lalu mengakui bahwa Riyadh sedang terlibat “perang cyber”.

Sebulan kemudian, muncul klaim dari kelompok hacker Yaman yang bernama “Yemeni Cyber Army” telah meretas jaringan sekitar 3 ribu komputer Pemerintah Saudi. WikiLeaks sendiri mengaku kagum dengan bocoran dari kelompok hacker itu. (mas)
Bocoran Dokumen WikiLeaks, Banyak yang 'Mengemis' ke Saudi Arab Saudi disebut melakukan diplomasi buku cek dengan memberikan bantuan ke banyak orang dengan berharap balasan dari penerima. (Ilustrasi/Thinkstock)

Kekayaan Arab Saudi yang berlimpah karena minyak kerap dimanfaatkan banyak orang dari berbagai negara, dan sebaliknya, kemakmuran ini juga dimanfaatkan Saudi untuk menerapkan diplomasi balas budi.

Hal ini terbukti dari berbagai dokumen diplomatik Saudi yang dibocorkan oleh WikiLeaks Jumat lalu. Diberitakan New York Times, Sabtu (20/6), terlihat dalam dokumen beberapa orang "mengemis" meminta bantuan dari Arab Saudi.

Di antaranya adalah permohonan bantuan dari Mohammed Mursi sebelum menjadi presiden Mesir yang meminta dipermudah urusan visanya agar bisa keluarganya bisa umrah.

Ada juga politisi Lebanon yang meminta bantuan uang untuk membayar upah pengawal, terungkap dalam kabel diplomatik antara Saudi dan Lebanon.

Seorang politisi Kristen Lebanon, Samir Geagea, bahkan meminta uang untuk membantu partainya, Lebanese Forces, yang tengah dalam masalah finansial. Dalam suratnya, Geagea terlihat tanpa malu meminta bantuan uang karena selama ini dia selalu mendukung Saudi dalam menentang pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.

Geagea mengaku telah menunjukkan "kesiapannya untuk melakukan apa pun yang diminta Kerajaan (Saudi)." Surat ini belum dikonfirmasi oleh juru bicara Geagea.

Ada lagi permintaan bantuan sebesar US$ 2.000 dari sebuah kantor berita di Guinea untuk "menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi."

Dalam salah satu dokumen, Saudi juga pernah memberikan 2.000 visa umrah bagi Ayad Allawi, politisi Irak rival dari Nuri al-Maliki, perdana menteri Irak saat itu. Dalam dokumen itu, Saudi mendukung Allawi yang menentang Nuri, pemimpin Syiah.

 Diplomasi buku cek 

Abdulkhaleq Abdullah, professor ilmu politik di Uni Emirat Arab mengatakan bahwa ini adalah bukti bahwa Saudi menerapkan diplomasi buku cek, atau diplomasi utang budi. Dengan memberikan bantuan, Saudi berharap mendapatkan balasan dari penerima.

Menurut Abdullah, tidak ada yang mengejutkan dari tindakan Saudi ini. Hal serupa, ujar dia, juga dilakukan oleh banyak negara termasuk Amerika Serikat dan China.

Selain itu, lanjut Abdullah yang telah membaca 100 kabel Saudi, tidak ada dokumen tersebut yang membahayakan keamanan negara. "Tidak ada yang mengejutkan sehingga membahayakan keamanan Saudi," ujar Abdulla.

Beberapa dokumen juga menunjukkan upaya Saudi membentuk pemberitaan media, baik dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah desakan pemerintah terhadap penyedia layanan televisi satelit untuk memblokir tayangan dari Iran.

Pada dokumen tahun 2012, Kerajaan Saudi meminta media untuk "tidak mengekspos kepribadian Rusia dan menghindari menyakiti mereka agar tidak merusak kepentingan kerajaan."

Perintah ini disampaikan usai dilakukan pertemuan antara Saudi dan Rusia terkait krisis di Suriah. Rusia saat itu adalah negara utama yang mendukung Assad dan selalu memveto resolusi PBB soal Suriah. (den)
Bocoran WikiLeaks, Putri Saudi Utang Sewa Limosin Rp 21 Miliar Tagihan limosin dan hotel Rp 21 miliar ditujukan untuk Putri Maha Al Ibrahim, istri dari Pangeran Abdul-Rahman bin Abdulaziz al Saud. (Ilustrasi/G20 Australia/Handout)

Dokumen diplomat Arab Saudi yang dibocorkan WikiLeaks tidak melulu terkait hubungan diplomatik dan keamanan, ada juga soal utang piutang. Salah satunya adalah tagihan untuk seorang putri Saudi yang menyewa mobil limosin dan hotel hingga 1,5 juta Swiss franc, atau lebih dari Rp 21,7 miliar, tapi tidak membayarnya.

Diberitakan The Independent, akhir pekan lalu, bon tagihan tahun 2009 itu terdapat dalam satu dari puluhan ribu dokumen Saudi di laman WikiLeaks. Tagihan itu ditujukan untuk Putri Maha Al Ibrahim, istri dari Pangeran Abdul-Rahman bin Abdulaziz al Saud.

Penelusuran media, salah satunya Associated Press, mendapati bahwa tagihan itu datang dari sebuah perusahaan rental limosin, Golden Limousine, di Jenewa, Swiss. Sebuah limo dari perusahaan itu disewa Putri Ibrahim saat mengunjungi negara tersebut.

Salah satu staf perusahaan rental itu, Louis Roulet, mengaku masih ingat betul piutang tersebut. Dia mengatakan bahwa Putri Maha berutang Rp 21 miliar untuk sewa limo dan hotel di Swiss. Saat mengetahui tagihannya membengkak, "dia merasa jumlahnya terlalu besar" dan meminta diplomat untuk melakukan tawar-menawar pembayaran.

Tagihan itu akhirnya dilunasi oleh pemerintah Saudi. Roulet mengatakan, sebenarnya tagihannya jauh lebih besar dari itu. Perusahaannya mengaku kapok berurusan dengan keluarga Kerajaan Saudi.

"Kami tidak akan bekerja dengan keluarga itu lagi, dengan alasan yang jelas," ujar Roulet.

Dia mengatakan, insiden serupa sering dialami perusahaannya jika berurusan dengan keluarga kaya dari Arab. "Kami sudah biasa mengalaminya," ujar Roulet.

WikiLeaks membocorkan lebih dari 600 ribu dokumen diplomatik Arab Saudi dan akan membeberkan setengah juta dokumen lainnya dalam beberapa pekan mendatang.

Dibeberkannya dokumen itu pada Jumat sekaligus menandai tiga tahun pendiri WikiLeaks mendapatkan suaka di Kedutaan Besar Ekuador di London untuk menghindari ekstradisi ke Swedia agar bisa diadili atas tuduhan kejahatan seks.

Pemerintah Arab Saudi langsung bereaksi dengan memperingatkan warganya untuk tidak turut menyebarkan dokumen-dokumen yang menurut mereka "bisa jadi palsu". Bagi warga Saudi yang menyebarkan dokumen WikiLeaks maka akan dikenakan dakwaan kejahatan siber. (den)

  ♔ sindonews | CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.