Rabu, 30 Desember 2015

Satu Prototype Pesawat KFX Dibawa ke Indonesia

Pesawat KFX / IFX

Lembaga pengadaan senjata Korea Selatan, pada Senin, 29/12/2015 menandatangani kesepakatan formal dengan Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), untuk melakukan proyek ambisius membangun jet tempur buatan dalam negeri.

Dengan penandatanganan kontrak dengan KAI, maka Lembaga Program Akusisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA) secara resmi akan menjalankan proyek pengembangan jet tempur,” kata perwakilan DAPA. Ini artinya anggaran untuk pembuatan pesawat, akan dikucurkanke KAI.

Proyek ini akan memakan waktu 10 tahun untuk tahap perkembangan hingga awal tahun 2026 dan masuk masa memproduksi batch awal pada tahun 2028.

Proyek ini sempat terkendala, karena empat teknologi kunci tidak diizinkan AS untuk ditransfer ke Korea Selatan. DAPA kemudian memutuskan untuk mengganti empat teknologi yang ditolak AS –Radar AESA, infrared search-and-rescue system, electro-optical targeting pod dan radio frequency jammer– dengan teknologi yang diperoleh secara lokal.

Korea Selatan juga telah mengamankan kemitraan Indonesia dalam proyek ini, di mana Indonesia akan memikul 20 persen dari biaya pengembangan.

Dalam kesepakatan Senin, 29/12/2015 DAPA akan membiayai 60 persen dari 8 triliun won (US $ 6,9 milyar) biaya yang dibutuhkan dalam tahap pengembangan, dan KAI untuk membayar 20 persen.

Sebanyak delapan pesawat uji akan diproduksi di awal, dengan enam pesawat untuk pengujian penerbangan dan dua pesawat lain untuk pengujian di darat. Indonesia akan membawa pulang salah satu dari pesawat prototype KFX, bersama dengan teknologi penerbangan yang ditransfer ke negara Indonesia.

Proyek pengembangan ini bertujuan memperoleh jet tempur kelas menengah, melalui investasi bersama dari pemerintah Korea Selatan, Indonesia dan perusahaan asing dan lokal, sehingga Korea Selatan dapat memenuhi permintaan kekuatan udara Angkatan Udara pasca-tahun 2020 dan juga memasarkan jet tempur modern ke pasar global,” kata Perwakilan DAPA.

Badan pengadaan pertahanan Korea Selatan mengatakan proyek ini akan memiliki efek “spill-over” untuk membawa industri penerbangan Korsel, satu langkah lebih maju.

DAPA akan memanfaatkan teknologi industri penerbangan lokal dan tenaga kerja yang telah terakumulasi selama 30 tahun terakhir dan akan melakukan usaha terbaik untuk mendapatkan jet tempur yang dibutuhkan pada tepat waktu,” kata Menteri DAPA, Chang Myoung-jin. [Koreaherald]

  Jakarta Greater  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.