Dari Indonesian Military Airworthiness Authority Penyerahan Sertifikat tipe Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung oleh Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kepada PTDI dalam acara penyerahan Type Certificate pada 26 April 2016 di Gedung Pusat Manajemen PT Dirgantara Indonesia (Persero), Jalan Pajajaran No. 154 Bandung. ★
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikat tipe (Type Certificate) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Dengan dikeluarkannya sertifikat tipe ini, maka proses rancang bangun dan spesifikasi teknis serta batasan operasi pesawat yang tercantum dalam data sheet sertifikat tipe telah memenuhi ketentuan atau aturan kelaikan udara.
Sertifikat tipe Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung diserahkan oleh Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kepada PTDI dalam acara penyerahan Type Certificate pada 26 April 2016 di Gedung Pusat Manajemen PT Dirgantara Indonesia (Persero), Jalan Pajajaran No. 154 Bandung.
Sertifikat tipe (Type Certificate) adalah tanda bukti terpenuhinya persyaratan kelaikudaraan sesuai peraturan keselamatan penerbangan sipil dalam hal rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara dan baling-baling pesawat udara.
PTTA Wulung dirancang sebagai sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan autopilot, menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas dan perakitan yang cepat dan mudah.
PTTA Wulung mempunyai bobot maksimal 125 kg, kapasitas tangki bahan bakar 35 liter, menggunakan single piston engine tipe pusher bertenaga 22 Horsepower (Hp). Dengan sistem autopilot yang terintegrasi dipesawat, PTTA Wulung dapat melakukan misi secara automatis.
Uji terbang pertama dilakukan pada tanggal 9 Mei 2015 di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat. PTTA Wulung telah melakukan 13 kali uji terbang sertifikasi.
Uji terbang ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan terbang, kemampuan mission payload yaitu kamera FLIR (Forward Looking Infrared), dan memastikan bahwa seluruh komponen dan peralatan Ground Control Station PTTA Wulung berjalan dengan baik.
Dengan didapatkannya Type Certificate PTTA Wulung dari Indonesian MilitaryAirworthiness Authority (IMAA), PTTA Wulung telah memenuhi regulasi dan siap untuk diproduksi.
Salah satu keunggulan Wulung ini yakni mampu terbang hingga radius 100 kilometer (km) dari pusat pengendali, hingga 3 jam. Pesawat tanpa awak ini juga mampu terbang dengan ketinggian jelajah maksimal 5.500 kaki (feet).
Siap Produksi Massal
Sementara itu, untuk pembangunan satu unit PTTA Wulung siap terbang dibutuhkan waktu enam minggu, dengan estimasi tiga minggu untuk produksi struktur, satu minggu untuk integrasi dan dua minggu untuk testing seperti ground test, kalibrasi, dan berbagai macam pengujian lainnya.
Tahap produksi massal untuk PTTA Wulung akan dimulai pada awal Mei 2016. Dan diharapkan sesuai rencana, tiga unit PTTA Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikat tipe (Type Certificate) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Dengan dikeluarkannya sertifikat tipe ini, maka proses rancang bangun dan spesifikasi teknis serta batasan operasi pesawat yang tercantum dalam data sheet sertifikat tipe telah memenuhi ketentuan atau aturan kelaikan udara.
Sertifikat tipe Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung diserahkan oleh Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kepada PTDI dalam acara penyerahan Type Certificate pada 26 April 2016 di Gedung Pusat Manajemen PT Dirgantara Indonesia (Persero), Jalan Pajajaran No. 154 Bandung.
Sertifikat tipe (Type Certificate) adalah tanda bukti terpenuhinya persyaratan kelaikudaraan sesuai peraturan keselamatan penerbangan sipil dalam hal rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara dan baling-baling pesawat udara.
PTTA Wulung dirancang sebagai sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan autopilot, menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas dan perakitan yang cepat dan mudah.
PTTA Wulung mempunyai bobot maksimal 125 kg, kapasitas tangki bahan bakar 35 liter, menggunakan single piston engine tipe pusher bertenaga 22 Horsepower (Hp). Dengan sistem autopilot yang terintegrasi dipesawat, PTTA Wulung dapat melakukan misi secara automatis.
Uji terbang pertama dilakukan pada tanggal 9 Mei 2015 di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat. PTTA Wulung telah melakukan 13 kali uji terbang sertifikasi.
Uji terbang ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan terbang, kemampuan mission payload yaitu kamera FLIR (Forward Looking Infrared), dan memastikan bahwa seluruh komponen dan peralatan Ground Control Station PTTA Wulung berjalan dengan baik.
Dengan didapatkannya Type Certificate PTTA Wulung dari Indonesian MilitaryAirworthiness Authority (IMAA), PTTA Wulung telah memenuhi regulasi dan siap untuk diproduksi.
Salah satu keunggulan Wulung ini yakni mampu terbang hingga radius 100 kilometer (km) dari pusat pengendali, hingga 3 jam. Pesawat tanpa awak ini juga mampu terbang dengan ketinggian jelajah maksimal 5.500 kaki (feet).
Siap Produksi Massal
Sementara itu, untuk pembangunan satu unit PTTA Wulung siap terbang dibutuhkan waktu enam minggu, dengan estimasi tiga minggu untuk produksi struktur, satu minggu untuk integrasi dan dua minggu untuk testing seperti ground test, kalibrasi, dan berbagai macam pengujian lainnya.
Tahap produksi massal untuk PTTA Wulung akan dimulai pada awal Mei 2016. Dan diharapkan sesuai rencana, tiga unit PTTA Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
♞ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.