Selasa, 26 April 2016

Terduga Teroris Asal Uighur di Poso Tinggal Satu Orang

Warga membuka laman yang menampilkan Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/4). Polda Sulteng kembali merilis sisa DPO Teroris Poso dari 41 menjadi 29 orang yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Jumlah tersebut berkurang karena 10 di antaranya tewas tertembak dan dua ditangkap hidup-hidup. (Antara/Basri Marzuki) ★

I
dentitas terduga teroris yang terpaksa ditembak anggota Polsek Poso Pesisir Selatan (PPS) di Desa Pantangolemba, Poso pada Minggu (24/4) malam dipastikan sebagai Mus'ab alias Mustafa Genc yang berasal dari suku Uighur, Tiongkok.

Menurut Ketua Satgas Operasi Tinombola Kombes Leo Bona Lubis, dengan tertembaknya Mustafa, maka buron teroris beretnis Uighur tersisa satu orang. "Uighur awalnya ada enam, empat terdahulu (yang sudah tertembak mati) terus yang kemarin (juga tertembak) jadi sekarang tinggal satu orang," kata Leo saat dihubungi, Selasa (26/4).

Menurut Leo, saat itu Mustafa sedang menyelinap bersama empat rekannya. Saat itulah, kelompok ini terpergok polisi dan saat disuruh berhenti, Mustafa menolak. "Dia hendak membacok anggota, ya kita tembak. (Yang empat) kabur ke hutan daerah Poso Pesisir Selatan."

Dia mengatakan, saat keempat orang ini menyelinap, mereka berhasil menghilang ke lokasi yang terjal, dan berbukit-bukit. "Itu kotanya kecil saja, kanan kirinya gunung dan hutan. Jangan dibayangkan Jakarta, ini di pinggir gunung. Pasukan di sana sebenarnya sudah nutup-nutup (pagar betis). Makanya kita susah menjawab pertanyaan wartawan (kok yang empat bisa lolos). Tapi rata-rata, setelah wartawan melihat situasinya, oh pantes lolos," urainya.

Dengan tertembaknya Mustafa, anggota Santoso tinggal 25 orang. Selain Santoso, kelompok ini juga dimotori Basri dan Ali Kalora serta tiga perempuan.

Seperti diberitakan awalnya Brigadir Ardi, anggota intel Polsek PPS melihat orang tak dikenal (OTK) melintas di depan kosnya di Desa Patiwunga lorong gereja. Merasa curiga, Brigadir Ardi mengecek orang itu. Ardi lalu mengajak piket Polsek PPS atas nama Brigadir Warno ikut mengecek OTK tersebut. Pada saat di depan lorong kuburan, Bripda Ardi dan Brigadir Warno melihat OTK sedang berjalan dan bertanya, 'Pak dari mana?'.

Bukannya menjawab, OTK tersebut mencabut parangnya dan berteriak 'Allahu Akbar' dan merogoh tasnya. Mendapat perlawanan, serentak Brigadir Warno memberi peringatan dan menembak OTK hingga mati di tempat. Barang bukti yang disita sebuah bom lontong, parang, dan ransel berisi berbagai bahan untuk tinggal di hutan.

PPS bersama Polsek Poso Pesisir di Kelurahan Mapane dan Polsek Poso Pesisir Utara di Desa Membuke memang masuk zona merah kawasan rawan serangan teroris. Pengamanan ekstra dilakukan dengan menyiapkan anggota bersenjata lengkap, dan berompi anti peluru di ketiga polsek itu.

  Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.