Pistol G2 Premium PT Pindad
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa senjata ringan untuk prajurit hingga jenderal yang terbaik adalah buatan PT Pindad.
"Senjata tembak saya ini adalah alutsista (alat utama sistem persenjataan) buatan Pindad juga, jadi bukan saya yang bagus (dalam menembak), tapi senjatanya yang memang bagus," ujarnya di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan hal itu saat didampingi Dankormar Mayjen TNI (Mar) RM Trusono dalam lomba menembak pistol eksekutif di Lapangan Tembak Lettu Anumerta FX Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.
"Lomba tembak di TNI itu tradisi," katanya tentang lomba menembak yang diikuti sekitar 200 prajurit TNI dan Perwira Tinggi TNI dalam rangkaian acara menyemarakkan HUT ke-71 TNI itu.
Menurut dia, tradisi lomba tembak itu berawal dari lomba perorangan, lalu lomba tingkat satuan, angkatan, hingga antar-angkatan.
"Tujuannya ada tim pencari bakat. Kalau ada yang juara atau berbakat akan diambil untuk dilatih khusus guna menghadapi lomba tembak skala internasional," katanya.
Hal itu, katanya, akan menjadikan "performance" TNI di dunia semakin baik, bahkan beberapa kali diantaranya mampu menjadi juara dunia.
"Kalau saya ikut lomba ini, karena ingin memotivasi prajurit. Kalau jenderal bisa mendapat nilai 8 ke atas, tentu prajurit akan malu," katanya.
Sementara itu, KRI Sultan Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol Laut (P) Sandharianto melaksanakan latihan penembakan dengan meriam 76 mm di Perairan Australia sejak tanggal 15 September hingga 23 September 2016.
Latihan dalam Group Red Force bersama HMAS Newcastle FFG 06 Australia, JDS Fuyuzuki DD 118 Jepang, USS Hopper 70 Amerika, dan KD JEBAT 29 Malaysia itu juga melaksanakan serial 16070- GUNNEX 604 dengan alokasi AMO sebanyak 20 butir.
Unsur-unsur yang tergabung dalam Kakadu Exercise 2016 menembak dengan sasaran target yaitu towing vessel dengan panjang 6,0 meter, tinggi 3,1 meter panjang towing 1200 yds dengan jarak tembak 9000 yard dari kapal penembak.
KRI Sultan Hasanuddin-366 yang merupakan jajaran Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim pada peran tempur menembak dengan meriam 76 mm sebelum melaksanakan penembakan melaporkan kepada kapal towing target bahwa di jarak 3 nm dari target aman dari sasaran.
Selanjutnya, meyakinkan bahwa kapal penarik dan sasaran tertangkap di radar dengan baik, memastikan posisi kapal penarik dan sasaran positif melalui identifikasi visual. Selain itu, penembakan dilaksanakan setelah konfirmasi dari ocs.
Daftar latihan tersebut juga dilaksanakan ADEX pertahanan udara, OTHT EXERCISE deteksi jarak jauh, NSIC publikasi malam, GUNNEX penembakan bahaya udara dan permukaan dan BOAT TRANSFER pertukaran personel, serta CASEX yaitu deteksi kapal selam dan diakhiri dengan PHOTOEX poto dari pesawat udara serta ENCOUNTEREX yaitu Gunnex bahaya udara dan bahaya permukaan.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa senjata ringan untuk prajurit hingga jenderal yang terbaik adalah buatan PT Pindad.
"Senjata tembak saya ini adalah alutsista (alat utama sistem persenjataan) buatan Pindad juga, jadi bukan saya yang bagus (dalam menembak), tapi senjatanya yang memang bagus," ujarnya di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan hal itu saat didampingi Dankormar Mayjen TNI (Mar) RM Trusono dalam lomba menembak pistol eksekutif di Lapangan Tembak Lettu Anumerta FX Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.
"Lomba tembak di TNI itu tradisi," katanya tentang lomba menembak yang diikuti sekitar 200 prajurit TNI dan Perwira Tinggi TNI dalam rangkaian acara menyemarakkan HUT ke-71 TNI itu.
Menurut dia, tradisi lomba tembak itu berawal dari lomba perorangan, lalu lomba tingkat satuan, angkatan, hingga antar-angkatan.
"Tujuannya ada tim pencari bakat. Kalau ada yang juara atau berbakat akan diambil untuk dilatih khusus guna menghadapi lomba tembak skala internasional," katanya.
Hal itu, katanya, akan menjadikan "performance" TNI di dunia semakin baik, bahkan beberapa kali diantaranya mampu menjadi juara dunia.
"Kalau saya ikut lomba ini, karena ingin memotivasi prajurit. Kalau jenderal bisa mendapat nilai 8 ke atas, tentu prajurit akan malu," katanya.
Sementara itu, KRI Sultan Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol Laut (P) Sandharianto melaksanakan latihan penembakan dengan meriam 76 mm di Perairan Australia sejak tanggal 15 September hingga 23 September 2016.
Latihan dalam Group Red Force bersama HMAS Newcastle FFG 06 Australia, JDS Fuyuzuki DD 118 Jepang, USS Hopper 70 Amerika, dan KD JEBAT 29 Malaysia itu juga melaksanakan serial 16070- GUNNEX 604 dengan alokasi AMO sebanyak 20 butir.
Unsur-unsur yang tergabung dalam Kakadu Exercise 2016 menembak dengan sasaran target yaitu towing vessel dengan panjang 6,0 meter, tinggi 3,1 meter panjang towing 1200 yds dengan jarak tembak 9000 yard dari kapal penembak.
KRI Sultan Hasanuddin-366 yang merupakan jajaran Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim pada peran tempur menembak dengan meriam 76 mm sebelum melaksanakan penembakan melaporkan kepada kapal towing target bahwa di jarak 3 nm dari target aman dari sasaran.
Selanjutnya, meyakinkan bahwa kapal penarik dan sasaran tertangkap di radar dengan baik, memastikan posisi kapal penarik dan sasaran positif melalui identifikasi visual. Selain itu, penembakan dilaksanakan setelah konfirmasi dari ocs.
Daftar latihan tersebut juga dilaksanakan ADEX pertahanan udara, OTHT EXERCISE deteksi jarak jauh, NSIC publikasi malam, GUNNEX penembakan bahaya udara dan permukaan dan BOAT TRANSFER pertukaran personel, serta CASEX yaitu deteksi kapal selam dan diakhiri dengan PHOTOEX poto dari pesawat udara serta ENCOUNTEREX yaitu Gunnex bahaya udara dan bahaya permukaan.
♖ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.