Sabtu, 11 Agustus 2012

Peralatan Kontingen Garuda Sudah Tua

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/10/1840299p.JPGPersonel TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo mengikuti upacara Hari Pahlawan di Camp Dungu-Kongo, Kamis (10/11/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com -- Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden sebagai Perwakilan Tetap RI di Dewan Keamanan PBB, New York, memuji personel Kontingen Garuda XX-I/MONUSCO atau Indonesian Engineering Company, yang tetap bersemangat dan berpestasi dalam tugas mereka di Kongo, Afrika, walaupun peralatan mereka dalam mendukung tugas-tugasnya sudah tua.

Pujian itu disampaikan dalam pengarahannya saat berkunjung ke camp Kontingen Garuda di Bumi Nusantara Camp Dungu Kongo, Jumat pekan lalu, sebagaimana dilaporkan Pusat Penerangan TNI, Sabtu (11/8/2012).

Dalam pengarahannya kepada personel Konga XX-I, ia menyampaikan terima kasih atas segala perjuangan dan kerja keras prajurit, rela jauh dari keluarga demi mengemban amanah negara dan panji Merah Putih.

Menurut Budihardja, perjalanan mereka masih panjang, namun harus tetap semangat, memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Selain itu, mereka juga harus tetap menjaga hubungan komunikasi dengan keluarga di Indonesia.

"Jangan jadikan hambatan alat-alat yang sudah cukup tua, tetapi jadikan tantangan yang harus mampu dihadapi dengan bekerja keras. Karena, Indonesian Engineering Company mendapatkan tempat yang tinggi di PBB bukan hanya di dalam MONUSCO. Sekaligus menjadi contoh dari seluruh Kontingen Kompi Zeni yang berada di bawah MONUSCO," tegasnya.

Budihardja mengungkapan, kalau tidak ada halangan dan disetujui pimpinan, akhir tahun ini Satgas Helly TNI sudah bisa diberangkatkan ke Kongo. Satgas Helly TNI ini akan menggantikan negara India yang ditarik pulang, karena misinya di MONUSCO sudah tuntas.
(Kompas)

Rizki Gunawan, Hacker Jaringan Terorisme Segera Disidang

 Menghacking situs MLM untuk mencari dana operasi teror

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/11082012144953.jpgRizki Gunawan, tersangka teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror  Mabes Polri di Jakarta Mei lalu, akan segera maju ke meja hijau.

Berkas perkara milik jagoan hacking (meretas) itu dinyatakan lengkap oleh  jaksa.

”Berkasnya dinyatakan lengkap dan sudah dilakukan penyerahan tahap ke dua, atau P-21 pekan lalu,” kata sumber penyidik di Densus/88 Antiteror, yang meminta tak disebutkan namanya saat dihubungi Sabtu (11/8).

Yang dimaksud dengan tahap kedua, adalah penyerahan tersangka berikut barang buktinya ke pihak jaksa penuntut.

Langkah berikutnya adalah mempersiapkan persidangan.

”Kita harapkan bisa segera maju ke sidang. Rencananya sidang akan digelar di Pengadilan  Negeri Jakarta Barat,” imbuh sumber tersebut.

Hingga kini, sumber  itu melanjutkan, jika berkas Rizki yang dinyatakan lengkap untuk  sementara ini, hanya terkait unsur pendanaan teror.

Sedangkan soal jaringan masih banyak yang harus didalami. Itu termasuk dari segi tempat  pelatihan para militer di Poso dan juga anggota selnya.

”Masih kita gali terus. Sumbernya di Santoso, yang telah kita jadikan buronan. Santoso adalah sel teroris aktif yang paling kita cari saat ini. Namanya selalu muncul di beberapa aksi teror belakangan ini,” imbuhnya.

Seperti diberitakan, Rizki, sarjana muda akutansi ini berhasil membobol sebuah situs multi level marketing (MLM), dan mendapatkan dana haram senilai  Rp5,937 miliar.

Uang miliaran rupiah itu digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan aksi terorisme, setelah sebelumya 'dicuci' dengan cara dibelikan beberapa benda di Medan yang telah disita Juni kemarin.

Aset-aset itu diantaranya adalah ruko tiga lantai di Azam Square, satu unit rumah beralamat di jalan Karya Kasih, satu unit rumah di Jalan Ekawarni no 4, dan satu ruko di Jalan Jenderal Sudirman.

Selain itu, satu mobil Daihatsu, satu Toyota Avanza, satu pickup Mitsubishi, satu motor Kawasaki Ninja, satu motor Yamaha Jupiter, satu Yamaha Vega,  satu Honda Supra, dan dua Honda Vario.

Juga ada perlatanan elektronik senilai Rp36 juta yang dibeli dari Hongkong melalui website.

Dengan dana itu Rizki memberi dukungan pelatihan para militer di Poso senilai Rp667 juta bersama tersangka lain, Cahya Fitrianta yang telah ditangkap Mei lalu.

 Latar Belakang

Rizki Gunawan alias Rizki alias Roni alias Umar alias Udin alias Ronny Setiawan adalah lulusan komputer akutansi.

Diberitakan Beritasatu.com sebelumnya, seorang penyidik di lingkungan Densus  88/Mabes Polri mengatakan, jika Rizki juga terlibat dalam pendanaan pengeboman Gereja Kepunton, Solo pada 25 September 2011.

Sumber itu juga menceritakan, Rizki ikut latihan militer pada Januari-Februari 2011 dibawah pimpinan Santoso di Sulawesi Tengah.

Rizki memiliki keahlian merakit bom dan  senjata api.

Sementara Santoso adalah buron kasus penyerangan dan perampokan bersenjata di Bank Central Asia (BCA) Palu, tanggal 25 Mei 2011 yang menewaskan dua anggota Polri dan  seorang lagi luka berat.

Santoso juga Komandan Tim Asykari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Wilayah Poso dan Palu, meski selalu  dibantah pengurus JAT.

Santoso diketahui telah enam kali mengadakan Latihan para militer.

Situs yang dihack (diretas) oleh Rizki mempunyai server di Malaysia.

Kini situs itu sudah down dan tak bisa  diakses lagi. Alamatnya di speedcashXXXXXX.XXX.

Rizki menghacking situs MLM untuk mencari dana operasi teror bersama Dedy Irawan (yang juga disiapkan sebagai pelaku bom bunuh diri PN Medan), dan  Andri Kurniawan alias Hendrik. Keduanya juga telah ditangkap Mei lalu.
(Berita Satu)

Kaskostrad Tinjau Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/kaskostrad09.jpgKaskostrad Mayjen TNI Harry Purdianto, S.Ip, M.Sc, pimpin penyelenggaraan tinjau medan latihan Pasukan Pemukul Reaksi cepat (PPRC) Kostrad tahun 2012, di Natuna, Kepulauan Riau.(Foto IST)

Kaskostrad Mayjen TNI Harry Purdianto, S.Ip, M.Sc, pimpin penyelenggaraan tinjau medan latihan Pasukan Pemukul Reaksi cepat (PPRC) Kostrad tahun 2012, di Natuna, Kepulauan Riau. Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, Jumat (10/8/2012).

Tinjau medan tempat latihan PPRC tersebut dilaksanakan selama 4 hari mulai dr tanggal 6 - 9 Agustus 2012. yang diikuti oleh Asren Kostrad, Asops Kaskostrad, Asintel Kaskostrad, Staf Ahli Kostrad Bidang Linud dan Bidang latgab PPRC, Dandenma Kostrad, serta para unsur yang terlibat dalam PPRC 2012.

Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Kostrad merupakan Komando tugas gabungan TNI yang dibentuk khusus dan berada di bawah Panglima TNI dengan tugas pokok melaksanakan tindakan cepat terhadap ancaman nyata di wilayah darat tertentu dalam rangka menangkal, menyanggah awal dan menghancurkan musuh atau lawan yang mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan RepubliK Indonesia (NKRI). Dalam mengemban tugas pokoknya PPRC TNI memproyeksikan kekuatan ke wilayah darat tertentu untuk melaksanakan operasi berdiri sendiri atau membantu operasi yang dilaksanakan oleh komando operasi TNI lainnya.

PPRC bertugas melaksananan tindakan reaksi cepat terhadap berbagai ancaman yang terjadi, yakni menangkal, menyanggah awal dan menghancurkan musuh yang mengganggu kedaulatan Republik Indonesia,"

Direncanakan kegiatan penyelenggaraan latihan PPRC Kostrad tahun 2012 akan digelar pada bulan September di Natuna dan akan dihadiri oleh Panglima TNI, Kasad, Kasal, Kasau, Pangkostrad, Asrenum Panglima TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Aslog Panglima TNI, Askomlek Panglima TNI, Aster Panglima TNI serta para pejabat di lingkungan TNI.
(Tribunnews)

TNI bangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqx2DauDBno_nH2lSyhjSkCQJomuuTrioB65UVhY9dLFMUxoGgPRVfHHqnrqS0po92itOQO3mhbxSVI2KSpPoPr2NloskoB8b5hhgVVO7ZC6ElZjy0GfqNd58TdHi7zV2Q3xoKjpK9dF_r/s280/401_cakra_1.jpgKapal selam Cakra 401 di perairan Indonesia (Foto kaskus)

Palu (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut sedang membangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut Palu Kolonel (P) Laut Boedi Oetomo pada tarwih bersama warga di KRI Makassar - 509, Jumat malam mengatakan, saat ini sudah tersedia lahan seluas 13 hektare.

"Tiga hektare diantaranya merupakan hibah dari pemerintah provinsi," kata Boedi Utomo.

Dia mengatakan, saat ini sedang dalam proses tahapan pembangunan.

Boedi Oetomo mengatakan, salah satu alasan Teluk Palu dijadikan lokasi pangkalan kapal selam karena teluk ini cukup strategis di nusantara.

Dia mengatakan, Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer.

"Kedalaman teluk ini mencapai 400 meter. Sangat strategis. Ini teluk paling dalam diantara teluk yang ada. Kapal induk saja bisa berlabuh. Di Singapura saja itu hanya 25 meter, tidak bisa dilewati kapal induk," katanya.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, masyarakat sekitar lokasi pembangunan pangkalan selam di Watusampu kiranya mendukung rencana tersebut.

"Semua ini untuk kita di Sulawesi Tengah. Sekarang kita sudah rasakan bagaimana KRI Makassar bisa berlabuh di sini sehingga kita bisa melihat langsung dan naik di atas kapal," kata Longki.

Jumat malam ratusan masyarakat mengikuti shalat tarwih bersama di atas kapal sepanjang 122 meter tersebut.

Menurut rencana KRI Makassar yang berkapasitas muatan 22 tank dan tiga helikopter serta 700 personil tersebut akan bertolak ke Bitung pada Sabtu siang

Hadir dalam tarwih tersebut Komandan KRI Makassar-590 Letkol Laut Fadelan, SE. Komandan Lanal Palu Kolonel Budi Oetomo,

Wakil Gugus Tempur Latihan Lanal Palu (Guspur Latim) Kol Laut Semi Joni dan sejumlah pejabat di daerah ini.

Tarwih di atas KRI tersebut juga menghadirkan penceramah Ramadan, Dr Hilal Malarangeng, M.Ag. (A055)
(Antara)

Menangkal ‘Hit and Run’ ala GAM

 Setelah pertempuran di Bukit Sudan, TNI menyusun siasat baru. Mengapa GAM susah ditekuk?

PETANG menyapu perbukitan Sudan, Matang Kumbang, Bireuen, Senin pekan lalu. Angin laut menusuk sumsum, awan di bukit kian tebal. Dari balik pohon pinang, lamat-lamat terdengar suara rintihan. Letnan Dua Karno kontan bergerak mendekati arah suara. Ia terperanjat bukan kepalang melihat seorang anak buahnya tersungkur bersimbah darah. Tergesa-gesa Karno membopong tubuh besar bawahannya itu.

Tak disangka, di dekat tubuh sang prajurit itu bersembunyi seorang tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang tiba-tiba melepas tembakan beruntun. Tretetet.., braak, Karno langsung roboh. Ia tewas seketika. Rupanya serdadu GAM itu terjebak di arena pertempuran dan gagal menyelamatkan diri. Ia lalu bersembunyi di sebuah lubang kecil, dekat tentara Indonesia yang tersungkur. Si GAM juga kemudian mati dihantam pelor tentara Republik lainnya.

Di sisi selatan bukit yang terletak di belahan utara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam itu, pertempuran lebih sengit. Puluhan pasukan Indonesia berusaha merangsek ke jantung musuh. Langkah ini tergolong nekat. Sebab, di keremangan petang itu jarak pandang cuma dalam hitungan meter. Dan benar saja, rentetan tembakan menyalak dari atas bukit. Tiga tentara Indonesia tersambar peluru. Maut langsung menjemput. Perang ini baru berhenti tengah malam.

Esoknya, Selasa dini hari pekan lalu, pasukan TNI menyapu kawasan perbukitan itu. Sebagaimana luas diberitakan, lima orang GAM ditemukan tewas, termasuk seorang serdadu wanita, disebut Inong Balee dalam struktur militer GAM. Di pihak TNI sendiri tercatat tujuh tentara yang tewas dan tujuh orang lainnya luka parah (lihat boks Inong Balee, Dibakar Dendam).

Inilah pertempuran yang paling berdarah-darah. “Paling heroik dan bernilai tinggi selama perang ini,” kata Brigadir Jenderal Bambang Dharmono, Panglima Komando Operasi Militer TNI, kepada wartawan sesaat setelah evakuasi mayat pasukannya dari bukit jahanam itu. Sebuah pernyataan yang jujur sekaligus menjadi bukti bahwa militer GAM ternyata tak gampang ditekuk. Sejak berlakunya darurat militer 19 Mei lalu, pertempuran di Bukit Sudan, Bireuen, itu memang yang terbesar. Tujuh tentara yang tewas itu adalah korban terbesar di pihak Indonesia selama perang ini.

Bagi GAM, inilah keberhasilan pertama mereka, setelah sebelumnya terus-terusan dihajar TNI. Ketika dihubungi TEMPO Jumat pekan lalu, Sofyan Daud, juru bicara GAM, mengumbar kata. “Perang di Bukit Sudan itu adalah bukti bahwa di bukit-bukit dan di gunung-gunung, kami lebih unggul,” tuturnya melalui sambungan telepon satelit. Ia pun mengancam bahwa pertempuran berikutnya akan lebih dahsyat. “Catat itu,” sergahnya dengan nada garang.

Sejak awal perang ini meletus, para petinggi gerakan itu telah sesumbar bahwa satuan elite dalam tubuh GAM yang akan mendikte ihwal di mana dan kapan perang akan berlangsung. Sofyan Daud menyebut bahwa petinggi GAM telah memerintahkan satuan-satuan khusus militer gerakan itu untuk mencegat tentara Indonesia di wilayah pegunungan, bukit, dan daerah rawan lainnya.

Satuan khusus GAM? Yang habis-habisan bertempur melawan TNI di Bukit Sudan itu adalah Pasukan Singa Mate, satuan elite Angkatan Darat GAM, pimpinan Darwis Jeneib. Menurut Sofyan, Darwis adalah panglima regional–semacam Pangdam–untuk daerah Bireuen. “Darwis luput dari baku tembak itu, dan kini siap melanjutkan pertempuran,” kata Sofyan.

Dalam strukturnya, GAM memang memiliki sejumlah satuan khusus. Satuan elite angkatan darat bernama Singa Mate itu, misalnya, juga kerap disebut pasukan baret hijau, karena menggunakan topi berwarna hijau sebagai baret kesatuannya. Di angkatan laut mereka memiliki satuan khusus bernama Singa Metareng, yang juga disebut pasukan baret merah.

Para pentolan pasukan khusus itu mendapat pendidikan istimewa. Mereka lama digembleng di Tanjura, Libya. Di Negeri Muammar Qadhafi inilah ratusan pemuda Aceh pernah dilatih secara militer. Kepada TEMPO yang menemuinya di Stockholm, Swedia, beberapa waktu lalu, Hasan Tiro–Presiden GAM–dengan bangga memperdengarkan rekaman pidatonya di hadapan pasukan GAM di Tripoli, Libya, pada 1985.

Pidato Hasan disampaikan dalam bahasa Arab, Prancis, Inggris, dan Aceh. Isinya heroik dan penuh gelegar. Di situ jelas terdengar bahwa Tiro lebih menaruh harapan pada para serdadu itu untuk memerdekakan Aceh, ketimbang menuainya dari jalur diplomasi. Meski terbelah dalam pelbagai faksi, kubu Hasan Tirolah yang sangat berpengaruh bagi para serdadu dan anggota GAM.

Para serdadu itu, terutama pasukan elitenya, hampir semuanya bersenjata lengkap. Selain menenteng AK-47, mereka punya pelontar granat, juga handy talkie sebagai alat berkomunikasi. Pertempuran di Bukit Sudan, Senin pekan lalu itu, dibuka dengan gelegar serangan pelontar granat dari atas bukit ke arah truk-truk militer Indonesia yang sedang berpatroli. Begitu tentara Indonesia terumpan ke atas bukit, salakan Kalashnikov dari atas bukit langsung menyambut.

Di tengah serunya baku tembak itu, sistem komunikasi TNI berhasil menyadap lalu lintas pembicaraan para petinggi GAM. Di situ terdengar, mereka meminta bantuan pasukan dari beberapa wilayah terdekat. Pada akhir pertempuran itu, pasukan mereka terdesak lalu mengambil langkah seribu ke balik bukit yang dirimbuni belukar. Selamat.

Memasuki pekan keempat dalam perang ini, boleh dibilang pasukan Indonesia berada di atas angin. Data yang dilansir TNI menyebutkan, hingga pekan lalu, 172 GAM tewas ditembak, 111 ditangkap, dan 144 menyerah. Walau petinggi GAM mengklaim bahwa korban umumnya warga sipil, fakta di lapangan terlihat bahwa tentara mereka terdesak hampir di semua wilayah. Satuan-satuan elite GAM itu kini menyingkir ke perbukitan, ke gunung, juga ke rawa-rawa.

Selain di kawasan Bukit Sudan, pasukan GAM juga menyingkir ke kawasan Gunung Leuser dan di belantara Mampree, Gunung Patisah, Kabupaten Pidie. Hutan Mampree itu menyimpan heroisme dalam sejarah perjuangan gerakan ini. Di situlah, dulu, akhir tahun 1970-an, Hasan Tiro, sang Wali Nanggroe, yang kini menetap dan menjadi warga negara Swedia, bergerilya sebelum akhirnya hengkang ke negeri seberang.

Selain ke gunung-gunung, tentara GAM juga menyingkir ke sejumlah daerah rawa-rawa jika dijepit musuh. Juru bicara GAM, Sofyan Daud, misalnya, diduga berada di daerah Jambo Aye, Panton Labu, Aceh Utara. Kawasan ini disebut-sebut amat dicintai oleh pasukan Sofyan. Sebab, jika terdesak musuh, mereka bisa menyelinap ke rawa-rawa yang cukup luas (lihat Jalur Maut GAM).

Tak mengherankan jika konsentrasi TNI mengarah ke kawasan rawan itu. Dua pekan lalu, Pasukan Cakra dan Satgas Mobil Satu dari TNI mengurung ketat selama tiga hari. Salakan peluru bersahut-sahutan. Panglima Komando Operasi Militer, Brigadir Jenderal Bambang Dharmono, yang ikut mengawasi jalannya pengepungan itu, bilang, “Kami mengintensifkan operasi ini sampai titik di mana konsentrasi mereka berada. Kami datang, lalu kami hancurkan.”

Tapi hingga akhir pengepungan itu, Sofyan seperti raib. Loloskah juru propaganda yang juga Panglima GAM Wilayah Pase ini? Sofyan mengaku bahwa jaringan intel mereka sudah mencium adanya persiapan besar-besaran untuk mengurung kawasan ini. Itu sebabnya, “Saya sudah meloloskan diri ke daerah rawa-rawa sesaat sebelum dikepung,” katanya sembari tertawa.

Daerah rawa-rawa memang menjadi kawasan paling nyaman bagi tentara GAM untuk kabur. Di Aceh Timur, misalnya, kawasan rawa-rawa Matang Ibong, Peurlak, adalah surga bagi anggota GAM untuk menyelamatkan diri. Di sini tentara mereka gemar menggunakan siasat hit and run. Melesat keluar menyerang lawan, menyelinap ke rawa-rawa jika musuh balik merangsek, lalu menyerang lagi kalau musuh sedang lengah, dan begitu seterusnya.

Siasat itulah yang mereka lakukan ketika anggota TNI dari Detasemen Pemukul Baladika, pimpinan Kapten Riyanto, melintas di Peurlak, dua pekan lalu. Mereka mendadak diberondong oleh puluhan tentara GAM. Desingan peluru bersahut-sahutan memecah keheningan kampung kecil itu. Tiga GAM tewas di situ. Merasa dijepit kiri-kanan, puluhan gerakan separatis bersenjata lainnya kabur ke rawa-rawa. Sisanya ngacir menggunakan speedboat lewat sungai. “Mereka tak terkejar dan lolos,” kata Riyanto.

Rute lolos lainnya juga disiapkan. Mereka kabur ke kota-kota lain di kawasan Sumatera dalam tiga pekan terakhir ini. Aparat kepolisian di Aceh sudah mencium adanya rencana melarikan diri itu. Dan itu sebabnya, kepolisian menem-patkan sejumlah personel di sejumlah pelabuhan laut dan jalur-jalur keluar di seantero Aceh. Tugas para polisi adalah memelototi setiap orang yang keluar melewati pelabuhan. Bila mencurigakan, tangkap.

Di samping menjaga pelabuhan, aparat kepolisian juga melakukan razia KTP di jalan-jalan. Memang, hingga sekarang pihak kepolisian Aceh belum menangkap seorang pun selama pemeriksaan di jalan-jalan itu. “Tapi paling tidak kita sudah menutup jalur-jalur keluar itu,” kata Ajun Komisaris Besar Polisi Sayed Husaini, juru bicara Polda Aceh. “Jika tidak disisir sekarang, setelah enam bulan masa darurat militer ini, mereka bisa eksis lagi,” kata Bambang Dharmono.

Dengan pengawalan ketat seperti itu, diharapkan GAM akan terkurung terus di Aceh, hingga bisa ditekuk oleh tentara Indonesia. Tapi sejumlah anggota GAM lolos juga ke luar Aceh. Kamis pekan lalu, misalnya, polisi Riau menangkap tujuh anggota yang kabur ke wilayah itu. Ketujuh orang itu, kata polisi, adalah tentara aktif GAM di wilayah Pidie. Mereka juga terciduk di Pekanbaru. Di Medan, dua pekan lalu, polisi sukses mencokok Mustafa Ibrahim, Panglima Sagoe–setingkat Komandan Rayon Militer dalam TNI–GAM Wilayah Panggoi, Aceh Utara.

Bagaimana mereka bisa lolos dari intaian aparat di Aceh? Menurut Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar, pasukan GAM yang kabur itu tidak melewati jalur-jalur umum sebagaimana masyarakat biasa, tetapi melalui “jalan tikus”. Dengan cara inilah mereka menyusup keluar perbatasan Aceh dan menetap di sejumlah kota kecil di kawasan Sumatera–setelah menukar identitasnya.

Siasat ganti identitas itu juga dilakukan di sejumlah kabupaten di Aceh. Jika posisi mereka kian terjepit, para gerilyawan yang juga mengenakan seragam loreng mirip tentara Indonesia itu akan segera melepas busana perang itu dan berganti pakaian biasa. Mereka lalu hidup normal dan luwes membaur di tengah masyarakat. Senjata-senjata dikuburkan di tanah, untuk sewaktu-waktu digunakan lagi.

Taktik GAM itu cukup menyulitkan tentara Indonesia. Sebab, bila para pemuda yang menyaru itu ditembak, GAM dengan enteng mengklaim bahwa pasukan Indonesia salah sasar, warga sipil ditembak mati. “Padahal,” kata sumber yang merupakan petinggi TNI ini, “para penyamar itu amat berbahaya, karena mereka sendiri memiliki senjata.”

Sebab itu, belakangan ini TNI di Aceh aktif menyisir sejumlah kawasan yang diduga sebagai tempat penguburan senjata. Lokasinya diduga ada di rawa-rawa dan wilayah perbukitan. Lubang kecil, tempat Letnan Dua Karno tertembak di Bukit Sudan itu, termasuk dicurigai sebagai tempat penguburan sejumlah senjata milik GAM. Lubang seperti itu banyak ditemukan di lereng bukit tersebut.

Setelah pertempuran itu, pekan-pekan ini para petinggi sibuk mengubah taktik perang. “Kalau musuh mengubah-ubah strategi, kita pun harus menangkalnya dengan bermacam-macam strategi,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Ryamizard Ryacudu, kepada wartawan di Lhokseumawe, Aceh, Rabu pekan lalu. Tapi Sofyan Daud tak mau kalah. “Kami akan menyajikan banyak kejutan dalam perang ini.”

Saling gertak, saling ancam, lalu korban berjatuhan di seantero negeri, juga di Bukit Sudan. Kepedihan ini akan terpendam sepanjang hayat.

Wenselaus Manggut, Abdul Manan, Yuswardi ( Banda Aceh) Zainal Bakri (Lhokseumawe)

TEMPO Edisi 030622-016/Hal. 26 Rubrik Laporan Utama

Jumat, 10 Agustus 2012

Alutsista TNI masih jauh dari MEF

Komisi I Membenarkan Rendahnya Alutsista Milik TNI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNT1OfA3Iz7syobek5Zi-F74Q3c1PX9U7P2rcidDF7uVm2oTOjCDE3m7iYnEpYakTalPzAmXKS3O1fBFa6Ar43yF-84yFguISvYCRxrzWtM6nmscMX9JWa-jCY8oaAWx4pExap4rltT-QY/s280/1.jpgWakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin membenarkan pernyataan Presiden SBY bahwa kualitas militer Indonesia di bawah standar. "Benar pernyataan itu," kata Hasanuddin kepada Republika, Kamis (9/8).

Hasannudin mengatakan persoalan terbesar militer Indonesia ada pada kualitas alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Dia mengungkapkan sampai saat ini masih ada kesatuan militer yang menggunakan senjata peninggalan perang kemerdekaan. "Senjata tahun 1943 masih digunakan," ujar Hasanuddin.

Rendahnya kualitas alutsista militer Indonesia menurut Hasannudin tak lepas dari keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Saat ini anggaran pertahanan hanya sebesar Rp 70 triliun. Padahal idealnya, anggaran militer berkisar di angka Rp 300 triliun. Namun demikian Hasanuddin mengakui bila anggaran militer Indonesia mengalami peningkatan tiga kali lipat dibandingkan tahun 2004.

Di bandingkan kualitas alutsista, jumlah personil militer (infantri) Indonesia tidaklah terlalu memprihatinkan. Hasanuddin mengatakan kuota personil tentara Indonesia saat ini relatif cukup untuk menjaga keamanan Indonesia.

Hasanuddin berharap pemerintah bisa memenuhi program Minimum Esensial Force. Program ini merupakan upaya meningkatkan standar kualitas militer Indonesia. Tanpa ini, Hasanuddin menyakini militer Indonesia akan kewalahan menjaga kedaulatan NKRI dari serangan asing. Pasalnya meskipun militer Indonesia menang jumlah personil tapi secara kecanggihan alat perang Indonesia masih di bawah standar.

"Kalau perang person to person mungkin kita menang. Tapikan sekarang semua sudah pakai teknologi," ujar Hasanuddin.

Kemhan : Kami Akui Alutsista Indonesia Lemah

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengakui bahwa keberadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia masih rendah dan lemah. Hal ini sesuai seperti yang dinyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkunjung ke Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/8).

Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik) Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin, menjelaskan hal tersebut terjadi, karena Indonesia sebelum tahun 2010 belum mulai membangun alutsita. Menurut dia, baru pada rencana strategis (renstra) 2010-2014, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan mulai membangun dan memodernisasi alutsita.

"Memang masih lemah karena belum mulai membangun. Tapi sejak 2010 kita sudah mulai membangun," ungkap Hartind, Kamis (9/8). Tak main-main, dalam penganggaran yang dilakukan, pelaksanaan pembangunan sistem persenjataan itu menelan biaya yang tidak sedikit, yakni berjumlah Rp 156 triliun.

Hingga saat ini, ungkap Hartind, belum banyak alutsita yang sudah bisa ditunjukkan ke masyarakat. Tapi memasuki akhir 2012, sejumlah alutsita sudah mulai berdatangan, seperti pesawat militer CN-295. Pesawat yang dibeli dari Airbus Military itu menelan anggaran sebesar 325 juta US Dolar.

Nantinya, pesawat yang dalam kontraknya juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan itu akan dioperasikan oleh TNI AUA untuk kepentingan militer, logistik, kemanusiaan, maupun misi evakuasi medis. "2013 ada F-16. Kapal selam kita baru masuk 2015," ungkap Hartind.

(Republika)

Helikopter TNI AD Ditembak GPK di Puncak Jaya Papua

http://adiewicaksono.files.wordpress.com/2009/01/mi-17-1.jpg?w=584
MI 17 V5 TNI AD
Helikopter TNI AD jenis MI-17 ditembak oleh GPK bersenjata Papua di wilayah Distrik Mewuluk Kabupaten Puncak Jaya, Selasa, (7/8). Pesawat yang diawaki Mayor Penerbad Yekti ditembak saat menjemput anggota pengamanan (TNI-Polri) dan anggota PPD Pemilukada ulang Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya usai melaksanakan tugas di Distrik Mewuluk.

Tembakan GPK tersebut mengenai bagian ekor sebelah kanan pesawat hingga tembus pada bagian kiri. Anggota Yonif 753/AVT yang saat itu melaksanakan pengamanan pendaratan pesawat, langsung melakukan tembakan balasan ke arah GPK sehingga anggota GPK melarikan diri masuk ke hutan.

Kelompok yang menembak, diindikasikan sebagai kelompok GPK Wilayah Yambi, yang sering melakukan tindakan pengacau keamanan di Distrik Mewuluk. Insiden ini mengakibatkan  kerusakan ringan pada bagian ekor pesawat dan tidak ada korban jiwa atau luka.

Helikopter ini melakukan perjalanan pulang pergi dari Bandara Mulia menuju Distrik Mewuluk Kab Puncak Jaya selama 3 kali. Penerbangan pertama  pada pukul 09.00 mengangkut personel pengamanan beserta anggota PPD (Panitia Pemilihan Daerah)  sebanyak 20 orang terdiri dari 14 orang anggota Polres, 4 orang anggota KPUD dan  2 orang anggota Satgasban Polres Puncak Jaya. Kemudian kedua kembali menuju Distrik Mewuluk mengangkut 14 orang anggota Brimob Detasemen C Sorong dan 3 orang anggota Panwaslu. Dalam perjalanan tersebut tidak mengalami gangguan.

Pada penerbangan ketiga Helikopter kembali ke Distrik Mewuluk menjemput 10 orang anggota Yonif 751/Raider dan 9 orang Brimob beserta 2 orang anggota Deninteldam  XVII/Cenderawasih. Saat itulah Helly MI-17 mendapat tembakan dari GPK Papua bersenjata sebanyak 1 kali dari arah ketinggian di Distrik Mewuluk.

Adapun kronologis kejadian penembakan Pesawat Helly TNI AD jenis MI-17, adalah sebagai berikut :

1) Pada pukul 09.00 WIT, Pesawat Helly MI-17 berangkat dari Bandara Mulia menuju Distrik Mewuluk Kab. Puncak Jaya untuk mengangkut personel pengamanan beserta anggota PPD sebanyak 14 orang, terdiri dari 14 orang anggota Polres Puncak Jaya, 4 orang anggota KPUD Puncak Jaya dan 2 orang anggota Satgasban.

2) Pada pukul 09.20 WIT, flight kedua Helly MI 17 menuju Distrik Mewuluk menjemput 14 orang anggota Brimob Detasemen C Sorong Brimobda Papua dan 3 orang anggota Panwaslu.

3) Pada pukul 09.40 WIT, flight ketiga Helly MI 17 kembali menuju Distrik Mewuluk untuk menjemput 10 orang anggota Yonif 751/Raider dan 9 orang Brimob beserta 2 orang anggota Deninteldam XVII/Cenderawasih. Saat itulah Helly MI-17 mendapat tembakan dari GPK Papua bersenjata sebanyak 1 kali dari arah medan ketinggian di Distrik Mewuluk, dan mengenai bagian ekor sebelah kanan pesawat hingga tembus pada bagian kiri. Anggota Yonif 753/AVT yang saat itu melaksanakan pengamanan pendaratan pesawat, langsung melakukan tembakan balasan ke arah GPK sehingga anggota GPK melarikan diri masuk ke hutan.

4) Pada pukul 10.45 WIT, Pesawat Helly TNI AD jenis MI-17 selanjutnya terbang ke Jayapura untuk dilakukan perbaikan pada bagian ekor pesawat.

Kelompok GPK bersenjata yang melakukan penembakan terhadap Pesawat Helly TNI AD jenis MI-17 tersebut diindikasikan dilakukan oleh kelompok GPK Wilayah Yambi, yang sering melakukan tindakan pengacauan di Distrik Mewuluk. Penembakan Pesawat Helly TNI AD jenis MI-17 ini tidak mengakibatkan korban luka atau jiwa, tapi hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada bagian ekor, sehingga pesawat masih bisa terbang kembali ke Jayapura.

Autenthikasi :
Kadispenad Brigadir Jenderal TNI Sisriadi
(TNI AD)

Yonif 112/DJ Jadi Batalyon Raider

http://www.analisadaily.com/im4g3sf1l3/yonif_112_dj_jadi_batalyon_raider_365.gif(Analisa/istimewa) Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melakukan pemeriksaan pasukan dalam upacara likuidasi Yonif 112/DJ menjadi Yonif Raider di lapangan Batalyon Raider Japakeh, Aceh Besar, Rabu (8/8).

Banda Aceh, (Analisa) Batalyon Infantri (Yonif) 112/Dharma Jaya (DJ) resmi dilikuidasi menjadi Batalyon Raider Kodam Iskandar Muda (IM). Likuidasi itu dipimpin Pangdam IM, Mayjen TNI Zahari Siregar di lapangan Batalyon Raider Japakeh, Aceh Besar, Rabu (8/8).
Pangdam IM dalam amanatnya menyampaikan, upacara ini merupakan peristiwa penting dan catatan tersendiri dalam sejarah perkembangan organisasi Kodam IM, mengingat Yonif 112/DJ resmi dilikuidasi menjadi Yonif 112/Raider Kodam IM.

Peresmian satuan Raider ini telah melalui kajian dan evaluasi dari berbagai aspek, mengingat kondisi geografis wilayah Kodam IM yang sangat luas, memiliki lautan luas dan terbuka, dan berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia, dan terdapat pulau-pulau kecil yang satu sama lain tersebar dalam jarak yang sangat jauh.

Batalyon Raider sebagai satuan pemukul Kodam IM mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas tempur ataupun non tempur, mengingat satuan Raider memiliki kemampuan melaksanakan operasi mobil udara. Kemampuan itu untuk menjawab tantangan kondisi geografis Aceh yang sedemikian luas.

Selanjutnya, Pangdam IM berharap kepada seluruh prajurit Raider agar memiliki kepekaan tinggi terhadap arah perkembangan situasi lingkungan, sesuai semboyan Raider "Cepat Senyap Tepat" yang memiliki mobilitas tinggi serta bergerak, bertindak dan cepat merebut sasaran.

Acara dihadiri Kasdam IM, Brigjen TNI Iskandar M Sahil, Irdam IM, Danrem 011/lW, Danrem 012/TU, Para Pa Ahli, para asisten, Danrindam IM, Lo AL dan Lo AU, Kabalak IM, Ketua Persit KCK PD IM dan para pengurus.

 Tinjau Pulau Rondo

Selepas likuidasi, Pangdam IM Zahari Siregar yang didampingi Asintel, Aslog dan Waasops Kasdam IM melaksanakan kunjungan kerja ke Pulau Rondo guna meninjau kesiapan prajurit TNI yang sedang melaksanakan pengamanan.

"Dalam kunjungan itu, Pangdam memberikan bahan pokok dan bingkisan Hariraya Idulfitri sebagai wujud perhatian dan kepedulian terhadap prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas di pulau terluar," ujar Kapendam IM, Kolonel Subagio Irianto, Kamis (9/8).

Jenderal TNI bintang dua juga mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang berbatasan dengan negara-negara tetangga serta memiliki SDA melimpah. Ini berpotensi terjadi permasalahan di antaranya bidang pertahanan, hukum, ekonomi dan sebagainya yang semuanya memerlukan pengamanan secara serius.

Dari latar belakang itulah TNI, khususnya Korps Marinir dan dibantu Yonif 115/ML Kodam IM mengamankan Pulau Rondo yang termasuk pulau strategis dan terluar yang rawan konflik.

Di sela-sela kunjungan, Pangdam IM juga menyempatkan diri menjejaki 400 anak tangga menuju dermaga kilometer 0 RI dan baru kali ini dilakukan Pangdam IM dan belum pernah dilakukan pangdam-pangdam sebelumnya.

Zahari juga berpesan kepada personel agar selalu menjaga kesehatan agar kondisi fisik tetap prima sehingga dapat menjaga keutuhan NKRI. (irn)
(Analisa Daily)

Indonesia Didesak Berperan di Korea Utara

http://image.tempointeraktif.com/?id=120110&width=200Jakarta - Pemerintah Indonesia diminta tidak bersikap netral dalam kasus kejahatan hak asasi di Korea Utara. Sebaliknya, Indonesia diminta mendorong Korea Utara untuk menegakkan hak asasi manusia. Perjalanan sejarah hubungan kedua negara yang akrab dapat digunakan untuk membantu rakyat Korea Utara.

»Kami datang ke Indonesia untuk minta bantuan kepada Indonesia yang memiliki peran penting untuk penegakan hak asasi manusia di Korea Utara,” kata Phill Robertson, Wakil Direktur Human Rights Watch, dalam diskusi bertajuk »North Korea: Modern Outspot of Slavery Meeting with a Political Prison Campo Survivor” di Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2012.

Robertson juga menyinggung penunjukan Marzuki Darusman, seorang politikus senior yang ditunjuk sebagai pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Korea Utara. Namun, suara pemerintah Indonesia masih dinilai lemah untuk mengkritisi pelanggaran HAM di Korea Utara.

Pakar hukum dari Sekolah Hukum Internasional Handong, Jae-chun Won, menjelaskan hal senada dengan Robertson. Indonesia, menurut dia, dapat melakukan pendekatan lunak kepada Korea Utara untuk menyuarakan penegakan dan perlindungan HAM, misalnya dengan mengangkat isu-isu hak perempuan, anak, pengungsi, bantuan pangan, dan kesehatan. »Ini pendekatan yang dapat dimainkan oleh pemerintah Indonesia,” kata Jae-chun Won kepada Tempo seusai diskusi.
(Tempo.Co)

Soal Laut Cina Selatan, RI tak Takut Minta Cina Mundur

http://static.republika.co.id/uploads/images/square/marty-natalegawa-_110620120359-400.jpgREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menegaskan sikap Indonesia terhadap persoalan Laut Cina Selatan, Menurutnya, Indonesia tidak takut untuk meminta Cina mundur dari persoalan Laut Cina Selatan.

"Kenapa takut? Gak ada masalah. Kan memang ini untuk kepentingan tiongkok juga," katanya, Jumat (10/8). Jika jalur diplomasi tersumbat atau terganggu antara ASEAN dan Tiongkok, misalnya soal Laut Cina Selatan itu bisa membawa dampak yang lebih luas terhadap hubungan Tiongkok dan ASEAN.

"Saya kira mereka juga memiliki kepentingan untuk bisa mengelola masalah ini dengan baik," katanya. Menurutnya, road map untuk hal itu sudah jelas dengan adanya kesepakatan bersama para Menlu ASEAN atas persoalan Laut Cina Selatan.

Di dalam kesepakatan para Menlu ASEAN, tercantum Pelaksanaan DOC (declaration of conduct) yang menyusun code of conduct yang sudah disepakati elemen-elemennya dan unsur-unsurnya di Phnom Phenh, Kamboja.

"Indonesia sendiri sedang bekerja untuk menjabarkan elemen-elemen itu untuk menjadi suatu draf yang lebih utuh. Bersama dengan itu komunikasi dengan Tiongkok penting untuk mengetahui pandangan dia. Pembahasan Laut Cina Selatan sebagai bagian dari kerja sama ASEAN-Tiongkok, bagian dari perkembangan di kawasan, masalah kelautan. Semua sangat bisa dipahami," katanya
(Republika)

TNI AD Terima 4 Helikopter Bell dari PT Dirgantara

TNI Angkatan Darat menerima empat helikopter serba guna Bell 412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (Persero). Helikopter Bell berkemampuan teknis di atas jenis seri-seri helikopter terdahulu.

Penyerahan helikopter dilakukan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya di pangkalan Pusat Penerbangan Angkatan Darat di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (10/8).

Budi Santoso berharap, empat helikopter itu akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI Angkatan Darat, dalam menghadapi tugas-tugas yang semakin berat. PT Dirgantara Indonesia menyadari kebutuhan alutsista bagi TNI akan terus meningkat.

"Hal ini tentu sejalan dengan tantangan yang semakin beragam, sehingga upaya antisipasi harus terus dioptimalkan. Kami sebagai salah satu penyedia produk alutsista, tentunya harus terus berupaya untuk dapat memenuhi tuntutan yang diminta," kata Budi Santoso.

Budi Santoso mengatakan, TNI Angkatan Darat merupakan pemakai terbesar helikopter-helikopter produksi PT Dirgantara. Di masa mendatang diharapkan TNI Angkatan Darat tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PTDI.

Bell 412 EP merupakan helikopter serbaguna yang ditenagai sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan empat bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh satu pilot dan satu ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang.

Helikopter Bell 412 EP merupakan Bell 412 generasi baru yang dapat diandalkan. Helikopter ini sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.(Ant/DOR)
(Metrotvnews)

RI set to procure 6 more heavy transport planes from Australia

Australia and Indonesia have almost reached a deal to procure six more refurbished Lockheed Martin C-130H Hercules heavy transport aircraft from the Royal Australian Air Force (RAAF), a defense official has confirmed.

So far, Australia and Indonesia have agreed on the the donation of four aircraft from RAAF to the Indonesian Air Force.

Defense Ministry chief spokesman Brig. Gen. Hartind Asrin said on Thursday talks between officials of the two countries had been underway for weeks and that a deal to procure the six additional aircraft was almost on the table.

“This would be actually a good deal for us. The price is good,” Hartind told The Jakarta Post. “After being overhauled, the planes will be just like new, with their mileage reset to zero.”

Indonesian Defense Minister Purnomo Yusgiantoro and his Australian counterpart Stephen Smith signed agreements on defense cooperation in Darwin, Australia, in July, which included a grant of four refurbished C-130Hs.

The six C-130Hs, refurbished in a similar manner to the four donated aircraft, would cost about US$15 million each, for which the financing would come from the 2013 State Budget, Hartind said.

Australia decided to decommission the C-130H model as the RAAF is currently operating 12 C-130J Super Hercules, latest variant of Hercules. The RAAF has also ordered its sixth much larger Boeing C-17 Globemaster III strategic airlift aircraft and 10 units of the smaller Alenia C-27J Spartan tactical airlift aircraft.

Hartind said the delivery of the four Hercules aircraft would be made as soon as inspections were completed and approval had been acquired from both the Defense Minister and the House of Representatives.

“A team of our officials who checked the conditions of the four Hercules aircraft has just returned home. They are now working on a final report to be presented to the minister,” Hartind said.(nvn)
(The Jakarta Post)

Enam "Komodo" Pindad dipesan TNI dan Polri

http://img.antaranews.com/new/2012/08/thumb/20120805TRUKKOMODO2.jpgBandung (ANTARA News) - PT Pindad sedang memproduksi enam unit Komodo, suatu kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat baik, pesanan Kopassus, TNI AD dan Brimob.

"Sekarang  kami produksi keenamnya dan ditargetkan 5 Oktober sudah selesai," kata Manajer Pengembangan Produk PT Pindad Sena Maulana yang memajang desain buatannya di RITech Expo 2012 di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Kamis.

Prototipe Komodo dipajang bersama berbagai armada lainnya seperti panser Anoa seri terbaru Pindad, roket RX-550 buatan Lapan, beberapa mobil listrik dan lain-lain di halaman gedung Sabuga.

Enam unit pesanan itu yakni, dua Komodo varian pendobrak untuk 10 personil pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluru) Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personil dan satu versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD.

Komodo, ujar Sena, berfungsi mengintai kondisi jalan dan alam sekitar, kondisi penduduk setempat, kondisi cuaca, atau kekuatan musuh dengan kondisi medan berat seperti jalan berlumpur, berpasir, serta bergunung-gunung, dan mampu menerjang tanjakan 31 derajat dan kemiringan sisi 17 derajat.

Komodo seberat 4 ton dan berdaya jelajah 450 km ini ujarnya, selain engine, seluruhnya buatan Pindad yang selesai prototipenya sejak Maret 2012 dan bisa dipesan dan dimodifikasi sesuai keinginan.

Selain Komodo, Pindad juga mengeluarkan versi terbaru dari Anoa, suatu panser 6x6 APC, yang sebelumnya sudah selesai diproduksi sebanyak 150 unit untuk TNI, yang 13 di antaranya dipesan untuk Lebanon.
(D009)

http://img846.imageshack.us/img846/3264/024copyd.jpg


http://img140.imageshack.us/img140/7984/028copy.jpg

http://img404.imageshack.us/img404/4889/023copy.jpg
Komodo (Foto Audryliahepburn)
(Antara)

Sepenggal Cerita Seorang Prajurit di Medan Laga

Oleh: Wahyu Hutomo

Ilustrasi
Sebenarnya ini cerita yang saya tuliskan dari seorang anggota TNI sebut saja (But) yang  mana bisa dikatakan beliau adalah merupakan tetangga saya. Memang lebih tepatnya cerita ini hanya sekedar cerita ringan yang mana terkadang menjadi selingan di tengah-tengah obrolan bersama. Apabila hanya sekedar mendengar ataupun sekedar mengetahui cerita-cerita dari seorang prajurit, aparat ataupun siapapun yang berhubungan dengan tugas utamanya, memang terkadang terkesan biasa-biasa saja, apalagi apabila ceritanya hanya monoton dan terkesan didramatisir. Namun entah bakat terpendam , terpencar ataupun terkubur, di dalam menceritakan pengalaman-pengalamannya, bapak But memang sangat lihai dalam melihat pangsa pasar, terutama kaum muda yang terkadang kurang tertarik dengan hal-hal semacam itu.

Semua di awali dari pak But yang ditugaskan ke tempat konflik pada kurang lebih 11 atau 10 tahun lalu. “ya, namanya juga manusia, pasti ada rasa cemas, takut, was-was di sana, apalagi keluarga di rumah”  ujar ringan pak But. Sesampainya di tempat konflik tersebut, para prajurit yang diberangkatkan dari markas masing-masingpun lantas diberi penugasan masing-masing, termasuk juga kopral But. Hingga pada suatu hari datanglah saat dimana menjadi salah satu bagian momen yang sangat mengujinya. Singkat cerita, pada saat itu, kopral But sedang makan siang dengan salah seorang rekannya. Tidak beberapa lama, datanglah sekelompok orang yang mereka duga sebagai bagian dari orang yang seharusnya mereka cari. Karena kalah jumlah, serta persenjataan, entah mengapa tiba-tiba rekan kopral But tadi seperti hilang di telan Bumi. Yang mana setelah ditemui kembali oleh kopral But, rekannya tadi mengaku bahwa ia ingin ke kamar kecil, “tapi kok cepet banget (batin)” kata kopral But.

Namun dengan santainya kopral But yang dikenal gagah berani serta lumayan perkasa ini tetap melanjutkan makan siangnya dengan nyaman. “Memang saat itu di luar tugas sih, tapi kalau kamu pasti sudah kejang-kejang ketakutan” celetuk kopral santai. Untung seribu untung, sang kopral pun selamat dari kontak senjata. Ia pun selamat di minggu pertama dalam penugasannya tersebut. Di hari lainya, ternyata sang komandan memberikan penugasan kepada beberapa prajurit untuk melakukan penyerbuan, yang mana kopral But pun turut serta di dalamnnya. Saat penyerbuan terjadi, tiba-tiba “dhoorr” letusan pelor musuh pun meletus. Dan disusul dengan rentetan tembakan lainnya. Tiba-tiba komandan regu yang berada di depan kopral pun tersungkur, satu persatu rekan dan teman karibnya pun jatuh dan bahkan beberapa gugur di medan pertempuran.

Hingga pada suatu hari Ia berhasil menyelamatkan diri dan berlari ke suatu tempat. Berada pada keadan yang sangat mendesak dan tidak serta merta dapat kembali ke pos dan menghindari jangkauan musuh, kopral But pikir ini yang mengharuskannya bertahan dengan keadaan yang ada. Dan sampailah Ia di sebuah Puskesmas, dalam penyamarannya, Ia meminta 5 botol Infus kepada perawat. Apa yang dilakukannya?, ternyata sang kopral meminum cairan infus tadi untuk sekedar melepas dahaga. Dan tidak disadarinya, ternyata cairan Infus tadi bisa menahannya bahkan untuk tidak makan selama tiga hari. Dan untunglah keadaan berangsur-angsur aman, sehingga Ia pun dapat kembali ke pos dalam keadaan selamat. Namun kopral But tidak menyangka bahwa temannya satu markas terkaget-kaget saat melihat sosoknya. Ternyata di pos sendiri, sebenarnya kopral But sudah dikabarkan hilang kontak dan bahkan sudah dikabarkan tewas. Dengan perasaan yang senang namun jengkel dan sedikit galau itu, akhirnya sang kopral pun kembali disambut dengan gembira pula oleh rekan-rekan.

Itulah salah satu bagian dari cerita-cerita panjang kopral But. Singkat cerita, kopral But dapat dengan selamat  menjalani penugasan-penugasannya di daerah-daerah atau yang biasa Ia sebut titik rawan itu. Dan selamat pula kembali ke markas hinnga sekarang, dan sampai cerita ini saya tuliskan, masih terdapat beberapa sisa-sisa perang yang membekas pada Kopral But, yang Ia tidak mau menjelaskan secara detail sebabnya. Dan sekali lagi Ia sangat bersyukur atas keselamatan yang masih membawanya hingga sekarang
(Kompasiana)

VIDEO: Foto Eksekusi Mati Pribumi Indonesia Gegerkan Belanda

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/08082012172613.jpgFoto eksekusi pribumi Indonesia yang dimuat oleh koran Belanda.

Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.

Surat kabar terbesar Belanda, De Volkskrant, memuat foto eksekusi oleh tentara Belanda, saat aksi polisionil di Indonesia, sekitar 1947-1949 silam.

Sungguh miris. Dalam foto, tampak tiga warga Indonesia yang akan dieksekusi. Juga gambar jejeran jenazah di dalam parit.

Foto tersebut, pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja di dalam tempat sampah di Kota Enschede.

Tapi belakangan, Pemerintah Belanda akhirnya mengetahui pemilik asli foto tersebut. Yaitu Jacobus R, mantan prajurit yang kini sudah meninggal.

Diketahui pula bahwa Jacobus pernah dikirim sebagai tentara wajib militer pada 1947. Kala itu, Belanda tengah melancarkan agresi pertamanya ke Indonesia.

Di Indonesia, Jacobus bertugas di Battalion Artileri hingga 1950.

Sepanjang sejarah, batalion tersebut tidak pernah menuliskan tentang eksekusi. Namun pasukan artileri kemungkinan mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus eksekusi.

Di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi polisionil tidak diajarkan secara mendetil. Pemerintah Belanda seolah ingin menghilangkan aksi pelanggaran HAM yang pernah dibuatnya.

Kini, munculnya foto eksekusi tersebut menimbulkan pro dan kontra di Negeri Kincir Angin tersebut.

 Download Video :
http://www.beritasatu.com/media/video/08082012172532.flv
(Berita Satu)

Kamis, 09 Agustus 2012

SBY: Jangan Kuliahi Indonesia soal HAM

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/29/1150288p.jpg
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(Foto KOMPAS/RIZA FATHONI)
JAKARTA, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia tidak akan membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari negara produsen yang menerapkan berbagai persyaratan, terlebih yang bersifat politik. Indonesia berkomitmen untuk tidak tergantung dengan negara asing terkait alutsista.

Kepala Negara mencontohkan, ada negara yang membatalkan pesanan alutsista Indonesia. Indonesia sempat dinilai tidak menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.

"Jangan menguliahi Indonesia tentang HAM. Di era penjajahan, itulah puncak pelanggaran HAM. Jangan ada anasir-anasir di negara mana pun," kata Presiden seusai memimpin rapat koordinasi bidang pertahanan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Kepala Negara kembali menegaskan, kerja sama di bidang militer perlu dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Indonesia dan negara mitra perlu melakukan joint production dan alih teknologi.

Pada kesempatan itu, Presiden mengatakan, selalu ada pihak yang tidak puas ketika Indonesia memesan alutsista ke negara tertentu. Menurut Presiden, sepanjang pengadaan alutsista tersebut tidak merusak komitmen ASEAN, hal tersebut sah-sah saja.

 Presiden: 5 Tahun Lagi, Indonesia Macan Asia

http://img521.imageshack.us/img521/7537/0111copy.jpg
Roket LAPAN (Foto Audryliahepburn)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia segera menjadi Macan Asia dalam lima tahun lagi. Selain perekonomian yang terus tumbuh positif di tengah krisis Eropa, Indonesia juga terus aktif melakukan politik luar negeri. Cita-cita dan harapan Bapak Pendiri Bangsa Soekarno agar Indonesia menjadi Macan Asia akan menjadi kenyataan.

"Kita juga terus melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan dan mengembangkan industri pertahanan," kata Presiden seusai memimpin rapat koordinasi bidang pertahanan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Kepala Negara mengatakan, anggaran pertahanan Indonesia terus meningkat. Pada 2004, anggaran pertahanan mencapai Rp 21,07 triliun. Pada 2009 dan 2012 meningkat menjadi Rp 33,67 triliun dan Rp 72,54 triliun. "Insya Allah pada 2013 mencapai sekitar Rp 77 triliun. Ini peningkatan yang sangat signifikan," kata Presiden.

Terkait meningkatnya anggaran pertahanan Indonesia, Kepala Negara meminta pihak-pihak tertentu, termasuk negara tetangga, untuk tidak khawatir. Modernisasi anggaran semata-mata dilakukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan RI. "Indonesia juga telah lama tidak melakukan modernisasi. Indonesia bukan agressor," katanya.

Modernisasi juga dipandang penting mengingat meningkatkan operasi militer selain perang, seperti penanganan bencana dan pemberantasan terorisme.
(Kompas)

Anggaran Pertahanan 2013 Diproyeksikan Rp 77 Tiliun

Pemerintah memproyeksikan anggaran pertahanan untuk 2013 sebesar Rp 77 triliun, meningkat secara signifikan dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 72,54 triliun. Presiden meminta Kementerian Pertahanan untuk membicarakan anggaran ini dengan DPR, termasuk anggaran 2012 yang masih diberi tanda bintang oleh DPR.

"Kalau sudah kita rencanakan, uangnya ada, diperlukan segera, untuk menjaga kedulatan dan keutuhan wilayah tentu pemerintah akan senang kalau implementasinya juga lancar," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain keterangan persnya seusai rapat koordinasi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (9/8) sore.

Pembahasan mengenai anggaran pertahanan ini dibahas secara mendalam dalam rakor yang dimulai pukul 13.30 WIB tadi. Presiden merinci kenaikan anggaran pertahanan ini dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, anggaran pertahanan berjumlah Rp 21,7 triliun, pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp 33,67 triliun. Tahun 2012 mencapai Rp 72,54 triliun dan tahun depan diproyeksikan sekitar Rp 77 triliun.

"Ini peningkatan yang signifikan dan tentu diperlukan," ujar Presiden SBY. "Oleh karena itu saya berpesan agar kelola dengan sebaik-baiknya dan rencanakan dengan baik. Kalau ada perubahan, lakukan sepanjang itu diperlukan dan kalau mengadakan alutsista apapun harus ada kehandalan sistemnya dan keterhubungan operasi," SBY menambahkan.

Pengadaan alutsista, Presiden mengingatkan, dapat dilaksanakan dengan prosedur dan mekanisme yang benar. "Cegah penyimpangan karena kalau terjadi akan menjadi masalah," SBY menegaskan.

"Saya melihat jajaran TNI makin profesional dalam perencanaan dan pelaksanaannya makin baik, sistem makin dijalankan dengan benar sehingga jangan sampai ada masalah apapun dengan yang sudah diraih saat ini," Kepala Negara berpesan.

Terkait dengan pengadaan alutsista secara besar-besaran selama lima tahun ini, Presiden menjelaskan bahwa tidak ada niat Indonesia untuk melakukan agresi atau tindakan yang tidak sesuai dengan semangat ASEAN. Modernisiasi alutsista dilakukan karena selama ini kita sudah lama tidak melakukannya. "Semata-mata kita meningkatkan kemampuan pertahanan ini karena tugas yang harus kami laksanakan," SBY menjelasksan.

Menyangkut sejumlah undang-undang pertahanan dan keamanan, Presiden meminta kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro agar meneruskan pembahasannya dengan DPR. "Jelaskan kepada rakyat mengapa undang-undang itu penting karena itu juga berlaku di negara demokrasi dan berlaku bagi tentara yang profesional," kata Presiden SBY.

Kalau undang-undang tersebut disahkan, TNI dan Polri dapat melaksanakan tugas tanpa ragu karena sudah diakomodir dalam undang-undang. "Inilah contohnya undang-undang yang diperlukan di negeri kita," ujar SBY. (dit)

 Alutsista Diprioritaskan Produk Dalam Negeri

Presiden meminta jajaran Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) memprioritaskan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari dalam negeri. Namun Presiden juga meminta produk alutsista yang dihasilkan tersebut harus berkelas dunia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers seusai rapat koordinasi membahas pembangunan di sektor pertahanan di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/8) sore.

"Kalau tidak bisa diproduksi di dalam negeri, baru kita beli dari negara lain dan itupun masih dalam kerangka kerja sama seperti alih teknologi dan produksi bersama, riset dan pembangunan secara bersama," kata Presiden SBY. Menurut Presiden, sejauh ini produk alutsista dalam negeri tidak kalah mutunya dengan industri pertahanan negara lain.

Dalam mengembangkan industri pertahanan, Presiden meminta dipertimbangkan aspek ekonomi dan bisnis. "Sehingga tidak terjadi karena hanya mengejar produksi tanpa memperhatikan sisi ekonomi dan bisnisnya lantas mengalami masalah. Belajar dari pengalaman masa lalu, kita pastikan semuanya dipertimbangkan dengan seksama," Presiden mengingatkan.

Insutri pertahanan akan berkembang manakala Indonesia membeli barang yang dihasilkan oleh industri dalam negeri. "Jangan sampai kita memproduksi perlengkapan militer dan alutsista, kemudian TNI dan Polri kita membeli dari negara sahabat padahal sama atau barangkali lebih bagus produksi kita," SBY menambahkan.

Dalam rakor tadi, pemerintah juga memberi perhatian khusus terhadap masalah penelitian dan pengembangan industri pertahanan. Sebagai contoh, saat ini tengah dilakukan penelitian dan pengembangan untuk kendaraan tempur dan kendaraan taktis. "Harapan saya bisa diproduksi di dalam negeri sehingga bisa lebih efisien dan bisa mendesain kendaraan tempur dan kendaran taktis yang sesuai dengan geografi, sifat ancaman, dan kekhasan Indonesia," ujar Presiden SBY.

Pada kesempatan ini Presiden juga menjelaskan bahwa pemerintah tengah merancang udang-undang untuk kekuatan non militer yang bisasanya dipergunakan untuk mobilisasi dan konsep tentara cadangan. "Dengan demikian dalam keadaan damai kita cukup memiliki yang disebut dengan minimum essentials force. Tetapi dalam keadaan perang bisa dengan cepat dibesarkan dengan cara mobilisasi," Kepala Negara menjelaskan.

"Konsep bela negara inilah yang ingin kita hadirkan, dengan demikian sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945, harus siap untuk membela negaranya," ujar Presiden SBY.

Sebelumnya, Presiden menjelaskan bahwa Indonesia terus memutahirkan kebijakan dan strategi pertahanan. Pemutakhiran ini disesuaikan dengan perkembangan geopolitik dan perkiraan lingkungan strategis. Kebijakan tersebut nantinya akan diturunkan ke dalam doktrin militer, rencana kampanye, rencana operasi, dan rencana kontigensi. "Nantinya juga akan diwujudkan dalam latihan-latihan gabungan bersekala besar," kata Presiden.

Dalam memberikan keterangan pers, Presiden SBY didampingi Wapres Boediono, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. (dit)

(Presiden RI.go.id).

Indonesia Says ‘No, Thanks’ to More Sukhoi Fighters

Su 27 SKM TNI AU (Foto RAAF)

Indonesia will buy no more Sukhoi fighter jets from Russia, opting instead for U.S. F-16s, Air Marshal Eris Herryanto told Flightglobal aviation news portal on Thursday.

The Indonesian Air Force has 10 Su-30 and Su-27s with six additional fighters on the way.

Money is being made available to accelerate the refurbishment of its existing fleet of 15 Lockheed Martin C-130s, as well as buy four C-130Hs from Australia and upgrade them, and purchase more Indonesia Aerospace CN-295 transports, said Herryanto, who is secretary general of the Indonesian Defense Ministry.

"We are waiting for 24 F-16s from the USA. With those, we will have enough aircraft in our fighter inventory for the next 20 years. And that means we have enough Sukhoi fighters for now," he said.

"Indonesia has also invested in South Korea's K-FX program, which will produce fighters to replace aircraft like the [Northrop] F-5s and F-16s. We aim to buy enough K-FX fighters for three squadrons of 16-22 aircraft each. That will cover our long-term requirements."

Sukhoi’s press service said they were not aware of Indonesia’s plans.

A source at United Aircraft Corp. (UAC) who spoke on condition of anonymity said he was not surprised by Indonesia’s decision, as there has been no discussion with Jakarta for any more Sukhoi sales.

Indonesia recently bought six Su-30 fighters to be delivered within the next three years (two a year).

The country’s Air Force will thus have a total of 16 Sukhois, which require spare parts, servicing, maintenance, etc, he said.

Any joint aircraft project with South Korea is unlikely to materialize soon, the source said.

http://img706.imageshack.us/img706/374/20120802raaf85269640262.jpg
Su 27 SKM TNI AU (Foto RAAF)

http://img853.imageshack.us/img853/2951/20120731raaf85269640118.jpg
Su 27 SKM TNI AU (Foto RAAF)
(RIANOVOSTI)

SBY Berbicara Mengenai Alutsista TNI

 Presiden SBY: Kekuatan TNI Masih Jauh dari Standard

JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menggelar rapat koordinasi (rakor). Kali ini di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur untuk membahas persoalan ketahanan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kekuatan TNI masih jauh dari standard.


http://indomiliter.files.wordpress.com/2012/06/meriam2rv6.jpg"Kekuatan TNI sekarang ini, terus terang masih jauh di bawah, yang disebut minimum essensial force," katanya saat membuka rakor, Kamis (9/8).

Ia mengatakan Indonesia sudah lama tidak memodernisasi dan menambah alutsista. Bukan hanya pada saat Indonesia mengalami krisis, sebelumnya pun Indonesia tidak menambah alutsista dalam jumlah yang besar.

Padahal, sekarang ini tugas TNI bukan hanya mencakup pertahanan yang disebut operasi militer untuk perang, tetapi juga banyak melaksanakan tugas-tugas operasi militer lain selain perang. Misalnya penanganan bencana, tugas memelihara perdamaian, bahkan dalam pemberantasan korupsi.

Menurutnya, saat ini pemerintah sudah bisa berupaya memenuhi dan memodernisasi alutsista. Tak lain karena ekonomi Indonesia sudah memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.

"Yang lebih penting lagi, kita bisa meningkatkan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista ini karena ekonomi kita tumbuh baik. Anggaran negara agak lebih kuat dan porsi dari anggaran itu, yang tepat kita lakukan untuk membangun TNI kita," katanya.

Ia pun meminta agar sektor pertahanan bisa menggunakan anggaran yang besar itu dengan sebaik-baiknya. "Bukan hanya khas Indonesia, di negara manapun, anggaran pertahanan, defence budget relatif besar. Oleh karena itu, saya meminta agar anggaran ini dikelola dengan baik," katanya.

(Republika)
 SBY: Maaf, Kalau Alutsistanya Lemah Kita Diremehkan

Pemerintah menganggarkan dana Rp 77 trilyun dalam RAPBN 2013 untuk pos pertahanan. Tingginya anggaran tersebut diperlukan buat percepatan program modernisasi dan menambah kekuatan alutsista TNI/Polri agar bisa sejajar dengan negara-negara tetangga.

"Sebab, mohon maaf saja, kalau alutsista kurang kurang, kita juga diremehkan," kata Presiden SBY usai rapat kabinet di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (9/8).

Sebelumnya dipaparkan, anggaran pertahanan pada 2004 besarnya Rp 21,7 trilyun. Jumlahnya lalu terus ditambah seiring dengan bertambahnya pendapatan negara dan yang kemampuan menyisihkan dana untuk modernisasi alutsista yang bahkan sejak sebelum era reformasi tidak dilakukan.

"Pesan saya kenaikan anggaran ini tolong dikelola yang baik. Cegah penyimpangan, jangan nanti malah menjadikan masalah di masa mendatang," wanti SBY.

Lebih lanjut SBY menegaskan, bila kebijakan pengadaan alutsista TNI bukan untuk perlombaan senjata. Melainkan menjaga kedaulan dan keutuhan NKRI yang menjadi hak serta kewajiban negara.

"Antara 5-10 tahun lagi kita akan kembali jadi macan Asia. Kita mau jadi negara yang kuat, tetapi yang teduh dan melindungi," sambung SBY.

(Detik)
 Presiden: Alutsista TNI Perlu Diperkuat

http://www.jurnas.com/fototmp/detail/53374-68496-1444040-0-7ae91a07f569f1740f91dc0072e81002.jpg?1344505656PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang ini, masih berada jauh di bawah standar minimum essential force (MEF). Terlebih, sudah lama tidak ada modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataan di TNI. "Sementara itu, sekarang ini tugas TNI bukan hanya dalam rangka pertahanan, yang disebut dengan operasi militer untuk perang, tetapi juga banyak sekali melaksanakan tugas-tugas operasi militer selain perang, misalnya, penanganan bencana, tugas memelihara perdamaian, bahkan dalam pemberantasan terorisme," kata Presiden saat rakor di Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (9/8).

Oleh karena itu, menurut Presiden, penting untuk bisa meningkatkan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista. Apalagi, ekonomi kita tumbuh baik, dimana pada tahun-tahun terakhir ini, anggaran negara menguat dan sehingga ada ruang untuk porsi anggaran membangun TNI. "Lima tahun ini, 2009-2014, kita memang meningkatkan jumlah anggaran yang signifikan untuk membangun kekuatan dan melakukan modernisasi alutsista TNI, dengan arah, agenda, kualitas yang jelas dan dukungan yang diperlukan. Bukan hanya pada saat Indonesia mengalami krisis, sebelumnya pun kita tidak menambah dalam jumlah yang besar," ucap SBY.

Presiden menambahkan, sektor pertahanan merupakan sektor yang penting. Demikian juga, peran TNI juga penting. Domain utama dari kekuatan pertahanan dan TNI adalah penegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara. Sementara, sektor ini menggunakan anggaran yang cukup besar, seperti yang terjadi dibanyak negara, dimana anggaran pertahanan relatif besar. Oleh karena itu, saya meminta agar anggaran ini dikelola dengan baik," ujar Presiden.

(Jurnas)

Indonesia to rely on upgraded F-16s and K-FX fighters

Su 27 SKM TNI AU ( Foto RAAF)

Indonesia has ruled out further buys of Sukhoi fighter jets from Russia, instead bolstering its fleet with upgraded ex-US Air Force Lockheed Martin F-16s and, in the longer term, aircraft jointly developed with South Korea through the K-FX programme.

The Indonesian air force has 10 Su-30 and Su-27s, with six additional fighters on the way, enough to form one fighter squadron.

But budget constraints mean that Jakarta's priority is its cargo and transport fleets, which have been plagued by fatal accidents in recent years.

Money is being made available to accelerate the refurbishment of some of its existing fleet of 15 Lockheed Martin C-130s, to buy four C-130Hs from Australia and upgrade them, and purchase more Indonesia Aerospace CN-295 transports, says Air Marshal Eris Herryanto, secretary general of the Indonesian defence ministry. According to Flightglobal's MiliCAS database, Indonesia has four active B-model and nine H-model C-130s in its fleet.

"We are waiting for 24 F-16s from the USA. With those, we will have enough aircraft in our fighter inventory for the next 20 years. And that means we have enough Sukhoi fighters for now," he says.

"Indonesia has also invested in South Korea's K-FX programme, which will produce fighters to replace aircraft like the [Northrop] F-5s and F-16s. We aim to buy enough K-FX fighters for three squadrons of 16-22 aircraft each. That will cover our long-term requirements."

Indonesia has also formally received its first four Embraer EMB-314 Super Tucano turboprop aircraft, which it will deploy on counterinsurgency and surveillance and reconnaissance missions. These are the first of two batches of aircraft, for a total of 16, that it has ordered from the Brazilian airframer to replace its North American Rockwell OV-10 Broncos as part of its fleet modernisation programme.

The country is also in the market for more helicopters to replace its Eurocopter AS332 Super Puma fleet, while more manned and unmanned maritime patrol aircraft could be required to keep an eye on the large archipelago.

The armed forces and civil servants are lobbying the government to increase the budget allocated for the purchase of new aircraft in the next five-year plan, which will cover 2015-2019. Jakarta, however, is also planning to introduce a bill that will require around 20% of the value of the new contracts to be pumped back into the country through offsets.

"The policy of the defence ministry is that every procurement must have offsets or joint production. This should also include the support the aircraft will receive after purchase. So while we might get more money for the peaceful refurbishment of our armed forces, it is important both for the military and the country that the new contracts create jobs and train our people," says Herryanto.
(Flightglobal)