Akhir 2019Ruang Udara Batam dan Natuna
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan Flight Information Region (FIR) sektor A yang mencakup Batam dan Natuna akan diambil alih Indonesia dari Singapura pada akhir 2019 mendatang.
Saat ini, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah membentuk tiga tim, terdiri dari Tim Teknis yang mencakup airnav, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), yang menyiapkan sarana dan prasarana untuk pengambilalihan ini. Kemudian, Tim Regulasi yang menyiapkan peraturan dan Tim Diplomasi untuk berunding dengan Singapura dan Malaysia.
"Insyaallah akhir tahun 2019 sudah diambil alih Indonesia," tegas Budi Karya kepada kumparan, Jumat (7/12).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti, menambahkan saat ini proses yang berjalan dalam tahap melakukan melobi negara Singapura.
"Saat ini tahapnya itu tim kita sedang lobi Singapura agar semuanya dipercepat. Insyaallah akhir tahun 2019 selesai," tambahnya.
♖ Kumparan
Latihan Praktek Simulator AAW/ ASUW
Kapal perang Republik Indonesia atau KRI menjadi obyek latihan prajurit Koarmada II yang sedang mengikuti Latihan Kesiapsiagaan KRI Koarmada II TA 2018, bertempat di ASTT, Kamis (06/12/2018).
Sebanyak 12 prajurit Koarmada II yang berasal dari beberapa satuan kapal maupun satuan kerja di jajaran Koarmada II, melaksanakan latihan praktek simulator tentang Dual Threat Anti Air Warfare (AAW)/ Peperangan Anti Udara dan Anti Surface Warfare (ASUW)/ Peperangan Anti Permukaan.
Sementara saat manuver lapangan nanti, para prajurit tersebut mempraktekkan materi yang sudah diberikan secara nyata, tiga unsur KRI akan mendukung kegiatan tersebut yakni KRI R. E. Martadinata- 331, KRI Sultan Iskandar Muda- 367, KRI Nagapasa- 403 dan Heli Phanter P-8301.
Adapun tujuan dari latihan kesiapsiagaan ini adalah untuk melatih keterampilan para siswa agar dapat memutuskan bagaimana memanagemen pertempuran, memberikan gambaran picture compilation secara baik, melatih kepercayaan diri dalam melaporkan kontak-kontak, menganalisa, mengidentifikasi, dan memberi aksi dari gambaran picture compilation tersebut.
♖ Koarmada II
Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., memberi apresiasi pelaksanaan latihan posko (Latposko) Angkasa Yudha 2018 (AYU’18). Latihan yang berlangsung selama sepekan ini, telah menorehkan sejarah baru, dengan melatihkan dua pihak dikendalikan serta pertama kalinya menggunakan aplikasi Soyus (sistem olah yudha Seskoau) sebagai visualisasi komputer terhadap skenario pertempuran udara yang telah direncanakan oleh kedua belah pihak (wargaming).
“Hasil visualisasi sistem Soyus menggambarkan betapa pentingnya sebuah perencanaan, taktik dan strategi perang udara,” kata Kasau.
Kasau mengatakan hal tersebut dalam sambutannya saat menutup Latposko AYU’18 di Kesatrian Seskoau Lembang Bandung, Jumat (7/12/2018).
Kasau menambahkan, doktrin perang udara selain harus dievaluasi, juga perlu diuji dengan sistem Soyus untuk menerjemahkan skenario latihan.
Kasau berharap Soyus tidak hanya digunakan pada latihan puncak Angkasa Yudha, namun hendaknya dapat digunakan untuk seluruh latihan/geladi posko yang ada di TNI Angkatan Udara, termasuk diaplikasikan pada olah yudha perwira siswa Seskoau.
Meskipun latihan ini tidak menerapkan manuver lapangan, namun pelaksanaan metode geladi posko dan Tactical Air Maneuvre Game (TAMG) tetap dapat dilaksanakan dengan maksimal, khususnya dalam kemampuan penentuan cara bertindak terbaik.
Sebelum menutup latihan, Kasau menyaksikan war gaming yang menggunakan aplikasi Soyus.
“Saya sangat mengapresiasi dan bangga kepada seluruh pelaku latihan beserta wasit dan pengendali, meskipun dihadapkan dengan sistem baru tetapi mampu menggunakannya dengan baik,” tambah Kasau.
Hadir pada acara tersebut para Asisten Kasau, para Panglima Kotama TNI AU, Dankorpaskhasau, Dankoharmatau, Danseskoau dan para pejabat TNI AU lainnya.
♖ TNI AU
Menghancurkan target pada jarak 280 kilometer. Uji coba sistem pertahanan rudal S-125 Ukraina di Odesa Oblast, Rabu (5/12/2018). (Kementerian Pertahanan Ukraina)
Produsen pertahanan Ukraina menguji coba rudal jelajah anti-kapal Neptun terbaru dan sistem rudal S-125 yang dimodernisasi. Senjata-senjata Kiev itu diuji coba di Odesa Oblast pada Rabu kemarin.
Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Olexandr Turchynov, mengklaim tes sistem pertahanan rudal serta rudal jelajah anti-kapal berlangsung sukses. Tes senjata ini berlangsung di saat ketegangan antara Ukraina dan Rusia sedang memanas usai bentrok kapal militer kedua negara di Selat Kerch pekan lalu.
“Tugas yang ditetapkan hari ini untuk rudal jelajah adalah untuk menunjukkan jangkauan efektif mereka dan kedekatan mereka dalam melibatkan target di atas air,” katanya, saat briefing pers setelah uji coba.
Menurutnya, misil Neptun (atau Neptune) berhasil menghancurkan target pada jarak 280 kilometer.
Meskipun kualifikasinya sebagai sistem pertahanan udara, S-125 juga terlibat melawan target permukaan di Laut Hitam.
“S-125 yang dimodernisasi telah membuktikan keefektifannya,” kata Turchynov, yang dikutip dari Kyiv Post, Kamis (6/12/2018).
“Ada 8 peluncuran, di mana 8 target di atas air dihantam. Ini adalah hasil yang sangat baik yang menunjukkan bahwa kompleks (senjata) modern ini mampu memastikan perlindungan yang kuat dari agresi baik dari udara dan laut, dan bahwa mereka akan sangat memperkuat pertahanan pesisir garis pantai (Laut) Hitam dan Azov,” paparnya.
UkrOboronProm, produsen misil Neptun mengatakan senjata tersebut adalah rudal jelajah subsonik yang berbasis pada proyek Kh-35. Kh-35 adalah rudal anti-kapal yang dirancang Soviet yang belum selesai, yang kemudian digunakan di Rusia pada tahun 2003.
Neptun, dirancang oleh biro Luch dan diproduksi oleh Artem Plant di Kyiv, dilaporkan mampu menenggelamkan kapal perang dengan bobot hingga 5.000 ton, yang akan mencakup semua kapal permukaan Rusia dan fregat yang saat ini beroperasi.
Rudal itu melakukan penerbangan perdananya pada akhir Maret 2016, dan peluncuran uji coba lainnya yang sukses pada akhir Januari 2018.
Sedangkan Sistem S-125 buatan Soviet yang dioperasikan sejak awal 1960-an secara luas dikenal karena memastikan perlindungan yang sangat mobile terhadap target udara bergerak pada kecepatan hingga 1.500 kilometer per jam. Misil dari sistem pertahanan ini mampu menghantam target dalam jarak hingga 12 kilometer, dan pada ketinggian antara 100 hingga 5.000 meter.
KF-X/ IF-X Ilustrasi KFX/IFX
Korea Selatan (Korsel) menggandeng Republik Indonesia (RI) dalam pengembangan pesawat tempur generasi 4.5, Korean Fighter Xperiment/ Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) sejak 2011.
Tujuh tahun berlalu, progres proyek kerja sama G to G itu sudah sampai tahap tinjauan desain awal (preliminary design review) guna memastikan konfigurasi pesawat tempur KFX/IFX sesuai persyaratan operasional dari TNI AU dan Republic of Korea Air Force (ROKAF).
“Hari ini kami sosialisasi kepada semua stakeholders termasuk Kementerian Pertahanan, Kemenkopolhukam lihat sejauh mana proges setelah yang dilakukan engineer Korsel-Indonesia selama fase Engineering Manufacturing Development (EMD),” ujar Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Gita Amperiawan di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Gita melanjutkan, hingga saat ini proses pengembangan sudah mencapai 20 persen. Ada tiga tahap yang perlu dilalui, yaitu pengembangan teknologi, EMD, kemudian protoyping.
Usai preliminary design review rampung, kedua negara ini akan mengembangkan prototipe pesawat tempur.
Pesawat-pesawat tempur ini ditargetkan baru bisa diproduksi massal pada 2026 usai uji coba dan sertifikasi.
“Kami sudah lalui fase pengembangan teknologi dan EMP. Setahun detil desain itu selesai kira-kira Juli/ Agustus 2019, kita mulai prototypingkemudian pengujian dan sertifikasi,” paparnya.
“RI bersama Korsel akomodasi common requirement, nanti dari hasil prototyping harus make sure ini mengakomodasi kepentingan TNI AU, tahap ketiga fase produksi dan marketing,” sambungnya.
Sementara jumlah pesawat yang akan diproduksi mencapai 168, dengan rincian Korsel akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat.
“Kita berkontribusi sesuai kesepakatan 20 persen dalam semua hal per fase. Project agreement-nya itu per fase,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pesawat tempur KFX/IFX adalah pesawat semi-siluman multirole generasi 4.5 yang dikembangkan Korsel dan RI. Pesawat tempur ini dirancang untuk menggantikan armada ROFKA dan TNI AU.
Beberapa keunggulan yang dimiliki pesawat tempur KFX/IFX di antaranya semi-stealth, semi conformal missile launcher, advanced avionics dan air refueling.
Dalam MOU, Indonesia menanggung biaya program pengembangan pesawat tempur itu sebesar 20 persen, sementara Korea Selatan 80 persen. Dalam 10 tahun pengembangan yang akan dilakukan hingga 2026, total biaya yang ditanggung Indonesia mencapai Rp 21,6 triliun.
Satgas pemburu berangkat ke Nduga usai insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan. [antara] ★
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan pihaknya bersama Polri telah menerjunkan Satgas Penegakan Hukum untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang ditengarai menjadi dalang pembunuhan pekerja proyek di Nduga, Papua.
Ia menegaskan operasi 'pemburuan' KKB Egianus saat ini sudah dilakukan oleh Satgas Gakkum yang merupakan personel gabungan TNI-Polri tersebut.
"Sejauh ini sudah berjalan operasi penegakan hukum," kata Aidi saat dihubungi, Rabu (5/12).
Satgas Gakkum ini dibentuk sekitar dua bulan lalu, ketika rentetan peristiwa teror dan serangan dilakukan oleh KKB. Satgas ini diisi oleh kekuatan gabungan dari personel Polda Papua dan Kodam Cendrawasih.
"Sudah berjalan sejak rentetan kejadian pembantaian yang dilakukan oleh KKSB itu kita sudah membentuk Satgas Penegakan Hukum. Nah itu sedang berlangsung sampai sekarang," kata dia.
"Sejak peristiwa pembantaian warga sipil di Nduga, ada warga sipil dibantai termasuk anaknya, ada pesawat Trigana Air ditembaki, lalu menyusul ada kejadian di Mapenduma, nah di situlah kita bentuk Satgas Gakkum," kata Aidi.
Dikonfirmasi terpisah, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyebut Egianus Kogoya saat ini masih bertahan di Kabupaten Nduga.
Hal ini sesuai dengan tanggung jawab militer Egianus selaku panglima daerah TPNPB untuk wilayah Nduga.
"Egianus di Mbua, Yigi, itu di Kabupaten Nduga," ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom via telepon kepada CNNIndonesia.com.
KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat 'gelap' di Papua. Dari catatan yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.
Sepanjang 2018 ini, sebelum pembantaian para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, setidaknya sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober.
Jauh sebelumnya kelompok Egianus juga ditengarai menjadi otak penyerangan terhadap pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi pada 12 Desember 2017.
Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh tewas dan anggota Denzipur 10/KYD Prada Didimus Abidondifu yang berjaga di situs proyek luka berat akibat serangan tersebut.
Kekuatan Satgas
Ilustrasi pasukan gabungan TNI-Polri buru KKB di Papua. (ANYONG / AFP).
Lebih jauh Aidi menerangkan Satgas Gakkum ini berfungsi untuk mempercepat penangkapan dan memberikan penegakan hukum bagi KKB yang berkeliaran di Papua.
"Khusus karena ini kejadian besar, maka dibentuklah satgas untuk penegakan hukum agar lebih berjalan signifikan," kata dia.
"Sebelum ada satgas ini juga proses penegakan hukum tetap berlangsung, negara kita ini kan negara hukum dan berdaulat," tambahnya.
Meski demikian, Aidi enggan membeberkan berapa jumlah personel Satgas Gakkum yang dikerahkan untuk memburu dan menangkap kelompok Egianus.
Ia menyatakan pihaknya tetap mengedepankan tindakan hukum ketimbang melalui cara militeristik yang represif dalam memburu kelompok Egianus.
"Walaupun kegiatannya di lapangan ya kita lihat sendiri bahwa di Papua ada tindakan separatisme. Kalau sudah separatisme sebenarnya logikanya sudah menjadi ranah TNI. Tapi karena kondisi keamanan di Papua masih tertib sipil, maka mau tak mau kita dibatasi dengan aturan," kata dia
Diketahui, penembakan yang dilakukan oleh KKB terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT. Penembakan tersebut terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
TPNPB pimpinan Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama, Egianus Kogoya sebelumnya sudah menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aura serta penyerangan ke Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua.
Juru bicara TPNPB Sebby Sambon menyebut penyerangan dilakukan untuk mengusir proyek pembangunan infratsruktur di Papua. Mereka menganggap segala macam pembangunan merupakan bentuk lain penjajahan. (osc)
Kita Bersihkan Mereka
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa aparat keamanan terus mengejar dan menangkap Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang membunuh 19 pekerja proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.
"Ya akan terus kita kejar, kita kejar mereka, kita bersihkan mereka, kita tangkap mereka," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (5/12).
Mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) itu mengatakan pihak kepolisian maupun TNI dapat turut serta mengejar pelaku penembakan tersebut.
Sebab, kata dia, para pelaku itu sudah termasuk dalam kategori Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang berpotensi mengganggu kedaulatan NKRI.
"Namanya gerakan kriminal separatisme bersenjata, polisi maupun militer boleh ngejar," kata dia.
Selain itu, Wiranto tak menampik apabila kejadian penembakan itu berkaitan dengan hari peringatan KKSB yang jatuh pada 1 Desember kemarin.
Oleh karenanya, ia sudah menginstruksikan TNI dan Polri untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
"Karena mereka ada satu kegiatan 1 Desember itu, ada bakar batu, tapi ternyata ada satu rencana brutal seperti ini. Ya kita kejar," kata dia.
Diketahui, pihak TNI menduga Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya menjadi dalang aksi penembakan puluhan pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun proyek jembatan Trans Papua.
Kelompok Egianus sendiri dikenal kerap melakukan serangkaian serangan penembakan di wilayah Papua.
"Iya [Egianus] kita identifikasi seperti itu dari kelompok yang sama, kita identifikasi dari Mapenduma," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, di Jakarta, Selasa (4/12)
Sebelumnya, Wiranto turut memastikan bahwa terdapat 19 orang yang tewas dalam insiden tersebut.
"Sehingga sekarang ini korban yang mereka tembak dan meninggal jelas itu 19 ya," kata Wiranto.
Sampai saat ini, kepolisian bersama dengan TNI masih melakukan proses evakuasi para korban yang tewas di lokasi tersebut. (DAL)
♞ CNN
Saat Evakuasi Jenazah di Papua Satgas TNI menuju Nduga [antara] ★
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaki tiga helikopter TNI yang tengah melakukan pengisian bahan bakar dan mengevakuasi jenazah anggota Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Sersan Dua (Serda) Handoko di Puncak Kabo, Distrik Yigi. Baku tembak antara personel TNI dan Polri dengan KKB pun tak terhindarkan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Martuani Sormin membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, insiden tersebut mengakibatkan baling-baling satu unit helikopter TNI terkena tembakan.
"Benar, yang terkena baling-baling satu unit," ucap Martuani lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/12).
Dia menjelaskan kejadian bermula saat tiga unit helikopter dengan Tim Nanggala berangkat dari Kabupaten Mimika menuju lokasi pembantaian pegawai PT Istaka Karya di Puncak Kabo sekitar pukul 10.00 WIT.
Menurutnya, saat berada di lokasi, helikopter yang tengah melakukan pengisian bahan bakar dan mengevakuasi jenazah Serda Handoko mendapat tembakan dari arah puncak, sehingga Tim Nanggala melepaskan tembakan balasan.
Namun demikian, upaya evakuasi jenazah Serda Handoko berhasil dilakukan.
"Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun insiden ini juga mengakibatkan satu anggota TNI yang tergabung di Tim Belukar terkena tembakan di bagian tangan. Saat ini, anggota TNI itu telah dievakuasi ke Pos TNI di Mbua, yang jaraknya sekitar dua jam dengan berjalan kaki dari Puncak Kabo.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyebut jumlah korban tewas dalam pembantaian oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di proyek jembatan jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga, Papua, berjumlah 19 orang.
Tragedi ini terjadi pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 WIT dan diduga didalangi KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menduga dalang pembunuhan para pekerja PT Istaka Karya di Nduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pengakuan ini disampaikan oleh juru bicara TPNPB Sebby Sambom.
"Betul itu," ujar Sebby singkat kepada CNNIndonesia.com yang dihubungi melalui telepon, Rabu (5/12).
Sebby juga membenarkan serangan di Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga dilakukan oleh kelompok Egianus. (mts/pmg)
Kelompok Egianus Kogoya Akui Dalangi Pembantaian di Nduga
Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pengakuan ini diklarifikasi langsung oleh juru bicara TPNPB Sebby Sambom.
"Betul itu," ujar Sebby singkat kepada CNNIndonesia.com yang dihubungi melalui telepon, Rabu (5/12).
Sebby juga membenarkan bahwa serangan yang terjadi di Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga dilakukan oleh kelompok Egianus.
Sebby menjelaskan sedari awal kelompok mereka memang menyasar proyek jembatan tersebut. Setidaknya sudah tiga bulan kelompok Egianus memantau pekerja di proyek tersebut.
"Betul, semua kami yang lakukan," ujar Sebby.
Insiden di Kali Yigi terjadi pada Minggu (2/12) lalu. Aparat keamanan sebelumnya sudah menduga bahwa serangan ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Humas Polda Papua menyebut korban yang jatuh di proyek jembatan itu adalah pekerja PT Istaka Karya (Persero). Sementara serangan di pos militer di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, berujung pada tewasnya seorang anggota TNI Yonif 755/Yalet.
Sebby menjelaskan bahwa serangan itu untuk mengusir pembangunan yang sedang berlangsung. Ia berkata segala macam pembangunan infrastruktur di tanah Papua merupakan bentuk lain penjajahan.
"Kami menolak kebijakan pembangunan jalan, jembatan, atau apapun. Kami hanya menuntut hak kemerdekaan," tegas Sebby.
TPNPB atau KKB pimpinan Egianus Kogoya selama ini punya riwayat 'gelap' di Papua. Dari catatan yang ada, kelompok ini selalu melancarkan aksinya di wilayah Nduga.
Sepanjang 2018 ini, sebelum pembantaian para pekerja proyek jembatan di Distrik Yigi dan serangan ke Pos Yonif 755/Yalet, setidaknya sudah ada beberapa serangan lain yang mereka lancarkan. Di antaranya penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma, Nduga pada 3-17 Oktober. (osc/gil)
♞ CNN
TNI-Polri sudah bergerak untuk mengejar pelaku penembakan Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu, 5 Desember 2018. Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 19 pekerja PT Istaka Karya dan satu anggota TNI. [ANTARA/Iwan Adisaputra] ★
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi menuturkan, hingga saat ini personel gabungan TNI-Polri telah menemukan 15 orang korban penembakan kelompok bersenjata di Nduga Papua, dalam keadaan meninggal.
"Mereka ditemukan di area Puncak Tabo," ujar Dax melalui pesan singkat, Rabu, 5 Desember 2018. Namun, ke-15 korban meninggal belum teridentifikasi sehingga belum bisa dipastikan apakah keseluruhan korban adalah karyawan PT Istaka Karya.
Sedangkan untuk korban selamat, TNI-Polri telah menemukan 13 orang, yang terdiri dari lima karyawan PT Istaka Karya, enam pekerja bangunan puskesmas Mbua, dan dua pekerja SMP Mbua.
Berbeda dengan TNI, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan berdasarkan informasi sementara yang ia terima, korban tewas akibat penembakan kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, sebanyak 20 orang.
Rinciannya, 19 orang pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan Kali Yigi dan Aurak dan seorang lagi adalah personel TNI.
Dalam insiden yang terjadi pada 2 Desember 2018 ini, dilaporkan puluhan pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua diserang kelompok bersenjata. Belasan orang berhasil menyelamatkan diri, tapi beberapa belum diketahui keberadaannya.
Asal Senjata Milik Kelompok Bersenjata Papua
Anggota TNI dibantu warga mempersiapkan peti jenazah untuk korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Wamena, Papua, Selasa, 4 Desember 2018. Sebanyak 31 karyawan PT Istaka Karya diduga tewas ditembak oleh KKB. [ANTARA/Iwan Adisaputra]
Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeberkan asal senjata milik kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang menyerang pekerja proyek Trans Papua. Ia mengatakan kelompok ini memperoleh senjata dengan cara merampas dari petugas keamanan.
"Pertama, mereka biasanya mendapatkannya dengan merampas dari anggota-anggota yang lengah," kata Tito di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.
Selain itu, menurut mantan Kapolda Papua ini, pihaknya menduga kelompok ini juga mengumpulkan senjata-senjata bekas konflik Ambon. "Dulu banyak senjata beredar di situ. Gudang Brimob saja dijebol," tuturnya.
Tito menuturkan ada pula senjata yang diperoleh dari penyelundup di Papua Nugini dan masuk melalui jalur ilegal. "Saya tidak mengatakan dari pemerintah (Papua Nugini), ya. Tapi dari jalur ilegal oknum-oknum di perbatasan Papua Nugini itu beberapa kali juga kami tangkap," ujarnya.
Tito mengatakan saat ini tim gabungan dari TNI-Polri sudah bergerak untuk mengejar pelaku penembakan. Ia menduga pelaku berasal dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya dan diperkirakan berjumlah 30-50 orang serta memiliki 20 pucuk senjata.
Dengan jumlah KKB seperti itu, Tito yakin pihaknya bisa segera menumpasnya. "Kekuatan yang kami kirim jauh lebih besar. Karena itu yakin kami sebentar lagi bisa kami kendalikan," ucapnya.
Yang menjadi masalah, menurut Tito, medan di sana yang berat. Ia mengatakan hutan di Kabupaten Nduga sangat luas sehingga memudahkan KKB ini berpindah tempat.
♞ Tempo
Meriam 155 mm M109 A4 BE TNI AD [TNI AD] ★
Korps Artileri Medan TNI AD menginjak usia ke-73 tahun pada tanggal 4 Desember 2018 ini. Kegiatan peringatan HUT terpusat dilakukan dengan syukuran di Pusdikarmed Jln. Baros Kota Cimahi dengan mengusung tema “Prajurit Armed Yang Profesional Siap Mendukung Tugas Pokok TNI AD”.
Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Danpussenarmed) TNI AD Brigjen TNI Dwi Jati Utomo, S.I.P., M.Tr (Han)., didampingi Wadan Pussenarmed Kolonel Arm. M. Naudi Nurdika, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han)., Selasa (4/12/2018) mengatakan, kekuatan Alutsista yang dimiliki saat ini terus diupayakan untuk mewujudkan modernisasi Alutsista menuju world class gunner dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
“Pemerintah sangat mendukung modernisasi Alutsista. Hal itu dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan negara,” katanya.
Saat ini Armed TNI AD telah diperkuat roket MLRS Astros MK II buatan Brazil, meriam 155 mm Caesar buatan Perancis, meriam 155 mm KH-179 buatan Korea Selatan dan meriam 155 mm M109 A4 BE buatan USA.
Modernisasi Alutsista tersebut untuk mendukung tugas pokok TNI dan menjaga keutuhan NKRI dari berbagai ancaman.
“Diharapkan dengan adanya Alutsista baru ini Armed TNI AD semakin memperkuat integritas NKRI di mata dunia,” tegasnya.
Roket MLRS Astros MK II dengan daya jangkau hingga 85 km sudah teruji ketangguhannya di berbagai medan pertempuran di berbagai negara. Saat ini roket tersebut sedang dalam pengembangan daya jangkau amunisi hingga 300 km. Sedangkan, meriam Caesar dengan daya jangkau 40 km merupakan meriam swa gerak (self propelled).
Peralatan Satuan Armed masa depan
Di masa depan, Alutsista Armed akan dilengkapi dengan radar anti artileri, pesawat tanpa awak Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Global Positioning System (GPS), alat pengukur jarak otomatis (Laser Range Finder/LRF) dan sistem penemu sasaran untuk mempercepat pencarian koordinat kedudukan sasaran (Inertial Navigation System/INS) sehingga dapat mewujudkan precision attack, joint attack and The Missile’s Role in Suppressing Enemy Strike Capabilities.
Kedatangan Alutsista yang modern, lanjut Danpussenarmed, harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Dibentuk Batalyon khusus untuk mengawaki Alutsista tersebut, para personel diseleksi secara ketat dan diberi pelatihan di negara tempat produksi Alutsista.
Diakuinya, tahap penerapan teknologi Alutsista terbaru membutuhkan proses.
“Tidak mudah untuk alih teknologi dan pengetahuan, namun kita terus berupaya mewujudkannya sebagai prajurit Armed yang modern, cerdas, tangguh serta profesional dan tetap dicintai rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya jajaran Pussenarmed dalam menyambut ulang tahunnya yang ke 73 telah melaksanakan berbagai kegiatan lomba dan kegiatan sosial diantaranya lomba menembak, lomba karya tulis militer (Karmil) yang diikuti perwakilan seluruh satuan jajaran Pussenarmed.
Kegiatan lainnya berupa jalan santai, donor darah, pemberian Sembako kepada masyarakat Batujajar yang merupakan desa binaan Pussenarmed, anjangsana kepada Warakawuri anggota Armed serta yang terakhir melaksanakan ikrar kesetiaan sebagai prajurit Armed.
♞ TNI AD
Infografis [detik]
Kepolisian Daerah (Polda) Papua menemukan dua orang karyawan PT Istaka Karya (Persero) di Distrik Mbuma, Kabupaten Nduga, Papua dengan kondisi mengalami luka tembak.
Dua karyawan PT Istaka Karya bernama Martinus Sampe dan Jefrianto, diduga berhasil melarikan diri dari insiden penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap puluhan pekerja proyek jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga.
Selain dua karyawan PT Istaka Karya itu, Polda Papua juga menemukan dua orang lainnya, yakni seorang karyawan PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) Irawan dan seorang petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesma) John.
"Di Distrik Mbuma tim gabungan TNI dan Polri telah bertemu empat orang pekerja yang berjalan kaki dan berhasil melarikan diri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Komisaris Besar, Ahmad Musthofa Kamal, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (4/12).
Menurutnya empat orang itu sudah dievakuasi ke Wamena, dan telah dijemput oleh tim medis di sekitar Habema.
Dari empat orang tersebut, ia melanjutkan, didapatkan keterangan bahwa Pos TNI yang berada di Distrik Mbuma telah hancur diserang. Hal ini menyebabkan satu anggota TNI meninggal dunia akibat serangan yang dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Kamal menuturkan KKB mendapatkan dengan dukungan masyarakat yang berjumlah kurang lebih 250 orang saat menyerang Pos TNI.
Lebih jauh, Kamal menerangkan aparat TNI dan Polri telah mengerahkan sebanyak 153 personel ke Distrik Mbuma yang merupakan distrik terdekat dari Distrik Yigi.
Menurutnya TNI dan Polri akan melakukan langkah penegakan hukum dan evakuasi korban.
"Tindakan kepolisian yang dilakukan yakni melakukan evakuasi korban selamat Ke Wamena, melakukan pengejaran terhadap KKB," tuturnya. (mts/agr)
Dua Belas Warga Dievakuasi Terkait Pembunuhan Pekerja Papua
Personel gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi 12 masyarakat sipil dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, menuju ke Kabupaten Wamena, terkait insiden pembunuhan puluhan pekerja proyek infrastruktur di Nduga, Selasa (3/12).
Wakapendam XII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, mengatakan evakuasi warga sipil itu dilakukan pada pukul 17.55 WIT dengan menggunakan helikopter.
"Pukul 17.55 WIT pasukan gabungan berhasil mengevakuasi 12 masyarakat sipil ke Wamena menggunakan pesawat helikopter," ujar Dax dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12).
Dax merinci 12 warga sipil itu diantaranya empat orang karyawan PT Istaka Karya, enam orang pekerja Puskesmas Distrik Mbua, dan dua orang pekerja lainnya di Distik Mbua.
Ia mengatakan tiga orang yang merupakan karyawan PT Istaka Karya mengalami luka tembak dan satu orang dalam keadaan sehat.
"Korban luka sedang mendapat perawatan dari tim medis. Sementara yang lain diamankan oleh aparat TNI-Polri," ujarnya.
Sementara itu Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, menyatakan pihaknya belum bisa memperkirakan jumlah pekerja PT Istaka Karya yang dibunuh oleh pihak Kelompok Krimin Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
"Laporan yang kita terima dari sana kan sifatnya satu arah. Artinya, mereka bisa melaporkan keluar tapi kami tidak bisa mengonfirmasi ke dalam," mata Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).
Aidi mengatakan pihaknya menerima laporan awal sebanyak 24 pekerja PT Istaka Karya yang tewas. Namun, laporan dari PT Istaka Karya menyebutkan ada 31 pekerja yang tewas di lokasi tersebut.
"Kami belum bisa pastikan yang benarnya yang mana korbannya berapa. Apakah seluruhnya jadi korban atau ada yang selamat karena kami belum bisa mendapatkan informasi lebih detil lagi (hingga Selasa sore)," katanya. (agr)
KKB Pembunuh Pekerja Papua Punya Senjata Standar NATO
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh 31 pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua memiliki senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Aidi juga menyebut KKB pimpinan Egianus Kogoya itu punya perlengkapan senjata standar militer karena merampas milik anggota TNI-Polri dan pasokan dari luar negeri secara ilegal.
"Dari data laporan intelijen yang kita terima, mereka memiliki senjata api. Senjata standar militer. Jumlahnya puluhan, standar militer, standar NATO," kata Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).
Meski begitu, Aidi mengaku belum memiliki informasi rinci seputar kekuatan senjata yang dimiliki kelompok Egianus saat ini.
Ia hanya mengatakan bahwa kelompok itu memiliki berbagai jenis senjata yang didapatkan dari hasil rampasan milik TNI-Polri maupun yang berasal dari luar negri.
"Sebagian senjata api itu diambil dari hasil rampasan terhadap TNI-Polri di pos-pos [penjagaan]. Sebagian juga yang selama ini berhasil kita sita senjatanya ada yang indeks TNI dan Polri, ada juga yang bukan indeks TNI/Polri artinya berasal dari luar [negeri]," kata dia.
Lebih lanjut, Aidi mengaku belum bisa memastikan negara mana yang menyuplai senjata ke tangan kelompok Egianus.
Ia hanya menyatakan senjata-senjata yang dimiliki kelompok tersebut kebanyakan buatan pabrikan senjata dari negara Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat.
"Termasuk buatan Pindad sendiri ada. Memang tidak semua negara memiliki produksi senjata. Tapi semua negara memiliki angkatan bersenjata. Jadi bisa dari mana saja itu senjatanya," kata dia.
Selain itu, Aidi mengatakan basis pergerakan kelompok Egianus berada di empat distrik di Kabupaten Nduga yang masih terisolir. Distrik itu diantaranya Distrik Yigi, Distrik Mugi, Distrik Mapenduma, dan Distrik Koroptak.
"Selama ini daerah tersebut adalah daerah yang terisolasi. Mereka jadikan basis pergerakan," kata dia.
Sebelumnya, Aidi menduga dalang pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua merupakan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Kelompok Egianus sendiri dikenal kerap melakukan serangkaian serangan penembakan terhadap masyarakat sipil dan TNI-Polri di wilayah Papua. (rzr/osc)
♖ CNN
Di PapuaInfografis, 31 Pekerja Trans Papua Dibunuh KKB [detik]
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengecek kejadian 31 pekerja jalan yang diduga dibunuh di Papua.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, kejadian itu terjadi di Kabupaten Nduga. Wilayah tersebut memang sangat rawan bahaya.
"Dulu memang warnanya merah. Saya dulu pernah ke sana," kata Presiden di Hotel Bidakara, Selasa (4/12).
Maka itu, ia mengatakan pagi tadi dirinya telah memerintah Panglima TNI dan Kapolri yang untuk melihat kejadian tersebut. Pasalnya saat ini informasi yang beredar masih simpang siur.
"Karena saat ini berita masih diduga dan karena sinyal disana tidak ada. Apa betul kejadian seperti itu," katanya.
Presiden menyadari, pembangunan di tanah Papua itu memang bebannya sangat sulit karena masih mendapat gangguan dari warga setempat. Tapi terlepas dari itu Jokowi mengatakan, pembangunan di Papua masih akan tetap berlanjut. "Pembangunan di tanah Papua tetap berlanjut," tutup Presiden.
♖ Kontan
Tahap IIRoket R-Han 122B
Kegiatan Uji Dinamik Roket R-Han 122B Tahap II TA. 2018 dilaksanakan pada tanggal 27 November 2018, bertempat di Desa Bulu Rejo. Kec Tempur Sari. Kab Lumajang.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Laksma TNI Edy Sulistyadi, ST.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Pejabat Kemhan Balitbang Brigjen TNI A. Sani, Kapuslaik Baranahan Laksma TNI Sriyanto, ST. Tim Ahli Bapak Sofyan, Bapak Mangaratua dan juga dari PT. Pindad, Lapan serta undangan lainnya.
Pada kegiatan uji Dinamik Roket R-Han 122 B Tahap II tahun 2018 ini telah diluncurkan sebanyak 9 (sembilan) buah Roket R-Han 122 B dengan hasil baik. Kegiatan ini berjalan dengan tertiib, aman dan lancar.
♖ Kemhan
Diresmikan 23 Armada BaruKapolri Jenderal Tito Karnavian saat meresmikan armada Korpolairud yang baru.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menghadiri peresmian 23 armada alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk korsp Polairud mabes Polri, Senin 3 Desember 2018.
Polairud memiliki keunggulan dari segi peralatan dan alutsista untuk menjangkau wilayah NKRI.
Kapolri meminta Polairud menjaga konservasi biota laut perairan Indonesia.
Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Baharkam Polri kini didukung alat utama sistem persenjatan (alutsista) baru sebanyak 23 yang terdiri dari kapal, pesawat serta helikopter. Armada tersebut diharapkan bisa menekan kejahatan di wilayah perbatasan Indonesia.
“Korps Polairud bisa survive selama 68 tahun. Tidak hanya sekedar bertahan tapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Peran di cross border membantu memberantas illegal fishing, smuggling, penyelundupan, human trafficking, serta kejahatan umum konvensional seperti perompakan,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di dermaga Markas Baharkam Polair Polri, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (3/12).
Kapolri secara simbolis meresmikan alutista baru berupa satu unit kapal patroli lepas pantai, lima unit kapal patroli cepat, 15 unit kapal pemburu cepat, satu pesawat CN, dan satu helikopter Bell.
Kapolri Jendral Tito Karnavian menyebutkan, Polairud memiliki keunggulan dari segi peralatan dan alutsista untuk menjangkau wilayah NKRI.
Menurut Tito, penyelundupan senjata, terutama di garis pantai timur pulau Sumatera dan Sulawesi serta terorisme di perbatasan menjadi tantangan bagi korps Polairud. “Perlu memberdayakan masyarakat bahari (nelayan) untuk mencegah hal itu,” jelas Tito.
Selain itu, Kapolri meminta Polairud menjaga konservasi biota laut perairan Indonesia.
Dia juga memuji Polairud sebagai salah satu institusi yang berperan dalam membantu logistik saat bencana alam.
“Saat gempa bumi di Lombok dan Sulawesi Tengah Polairud turut membantu mendistribusikan bantuan logistik, bahkan membantu pasokan air bersih dengan mengubah air laut menjadi air tawar,” jelasnya. (awr)
Modernisasi Alutsista Polairud Mutlak Dilakukan
Anggota Komisi III Ahmad Sahroni mendukung modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Korps Kepolisian Air dan Udara (Korpolairud) untuk menjaga keamanan perairan dan udara Indonesia.
Menurutnya, modernisasi Alutsista harus mampu dibuktikan Korps Polairud dengan semakin minimnya kejahatan di wilayah perairan Indonesia di masa mendatang.
Politikus Partai NasDem ini mengingatkan para pelaku kejahatan di perairan, tak hanya mengembangkan modus dengan melibatkan nelayan tradisional sebagai penyamaran, namun juga alat yang lebih canggih, seperti telekomunikasi misalnya.
Selain itu, banyaknya jalur tikus di sepanjang pantai Indonesia juga menjadi kendala tersendiri dalam hal pengawasan.
Dengan modernisasi alutsista, termasuk penambahan armada diharapkannya dapat memaksimalkan pengawasan kejahatan di perairan Indonesia.
“Para pelaku kejahatan selain terus mempercanggih modusnya juga mengembangkan alat yang digunakan, salah satunya tentu telekomunikasi. Mereka juga memanfaatkan banyaknya celah berupa dermaga kecil atau biasa disebut jalur tikus yang tersebar di Indonesia," kata Sahroni kepada wartawan, Selasa (4/12/2018).
"Saya berharap dengan penambahan armada berupa 23 kapal dan pesawat serta helikopter membuat pengawasan di perairan semakin maksimal. Sehingga penyelundupan baik ke dalam ataupun keluar negara kita dapat terus ditekan," kata pria yang kembali maju menjadi Caleg DPR dari Dapil Jakarta III ini.
Sahroni juga setuju dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yang kembali menekankan pentingnya sinergitas antara stake holder di perairan, diantaranya dengan Bakamla, TNI AL, Bea Cukai.
Selain penyelundupan berbagai sumber daya alam Indonesia ke luar negeri, kejahatan lain yang diingatkan Sahroni perlu mendapat perhatian serius adalah penyelundupan narkoba, senjata hingga pengiriman TKI ilegal.
"Di samping ilegal fishing, ilegal loging, penyelundupan berbagai hasil laut, bahan bakar ilegal dan TKI ilegal, Polairud harus mewaspadai dan memaksimalkan pengawasan narkoba ataupun senjata ke Indonesia. Pesan Kapolri mengenai pemberdayaan nelayan untuk membantu pengawasan harus benar-benar dijalankan dengan baik," kata Sahroni.
Sebelumnya, di sela-sela sukuran peringatan HUT Polairud ke-68 Tahun 2018 di Pangkalan Polairud Korpolairud Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (3/12/2018), secara simbolis meresmikan alutista baru berupa satu unit kapal patroli lepas pantai, lima unit kapal patroli cepat, 15 unit kapal pemburu cepat, satu pesawat CN, dan satu helikopter Bell.
Total alutsista baru dimiliki Polairud sebanyak 23 yang terdiri dari kapal, pesawat serta helikopter.
Kapolri berharap armada tersebut bisa menekan kejahatan di wilayah perbatasan Indonesia. Kehadiran armada baru ditekankannya sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas
Polairud karena wilayah Indonesia yang sangat luas berupa kepulauan dan 60 persen adalah perairan.
"Korps Polairud bisa survive selama 68 tahun. Tidak hanya sekedar bertahan tapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Peran di cross border membantu memberantas illegal fishing, smuggling, penyelundupan, human trafficking, serta kejahatan umum konvensional seperti perompakan," ujar Kapolri.
♖ Tribunnews