🎯 Dan akan bangun pabrik drone di IndonesiaDtone UCAV HALE Akinci dan drone UCAV MALE TB3 Baykar yang diminati TNI, diberitakan akan dipesan dan diproduksi di Indonesia (Baykar)
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengemukakan bahwa alasan dari sisi taktis dan operasional untuk membeli drone atau pesawat nirawak buatan Turki karena dinilai cocok dipakai di Indonesia.
“Kemudian, dari sisi ekonomis, harganya juga relatif lebih murah dibandingkan dari produksi negara-negara lain,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang di Kantor Kemenhan, Jakarta, Jumat, ketika ditanya jurnalis mengenai perkembangan pengadaan pesawat nirawak dari Turki produksi Baykar.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa pembelian pesawat nirawak dari sisi strategis dikarenakan hubungan diplomatis yang sangat baik antara RI dengan Turki, terutama hubungan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa proses pembelian pesawat nirawak tersebut telah melalui proses pengkajian.
“Itu bukan proses yang sebentar, tetapi pengkajian, dan tentunya karena dalam konteks untuk membangun kekuatan, kami memilih yang terbaik, tetapi juga disesuaikan dengan anggaran yang kami punya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait 13 poin kerja sama antara RI dengan Turki yang dilakukan pada Rabu (12/2), dia berharap ke depan perusahaan patungan yang akan dibentuk oleh kedua negara dapat memproduksi secara bersama alat utama sistem senjata (alutsista) maupun alih teknologi.
Adapun penandatanganan dokumen kerja sama tersebut dilakukan oleh masing-masing pejabat tinggi kedua negara, dan disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan RI, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/2).
Monitor produksi MV3 di Bekasi Kepala Staf Kepresidenan, Letjen TNI (Purn) AM Putranto melaksanakan kunjungan di fasilitas produksi kendaraan Maung di Bekasi, Jawa Barat (12/2).
Kunjungan tersebut diterima oleh Direktur Produksi dan Direktur Komersial PT Pindad beserta jajarannya.
Kepala Staf Kepresidenan mengapresiasi upaya PT Pindad menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo untuk menyiapkan kendaraan Maung dalam rangka mendorong penggunaan produk dalam negeri (PDN). Kepala Staf Kepresidenan berpesan bahwa kerja cerdas dan inovasi yang selama ini dilakukan PT Pindad sangat dibutuhkan untuk penyelesaian target produksi Maung tepat waktu.
Ketersediaan sparepart yang terstandarisasi dan aksesibel penting untuk disiapkan.
Selain terlibat dalam penyempurnaan prototipe dan membumikan Maung, Kepala Staf Kepresidenan juga mengusulkan penggunaan Maung dalam momentum pelantikan Presiden Prabowo dan kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia pada 2024 silam.
KSP berharap produksi massal Maung tidak hanya untuk kebutuhan militer, tetapi juga mampu bersaing untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan global. Berikut video dari Youtube:
Akan diupgrade oleh PT DICN235 MPA TNI AL (Prime Kurniawan) 🛩 Rencana untuk meningkatkan sepasang pesawat patroli maritim Airbus Defence & Space CN235 Indonesia telah mencapai tinjauan desain kritisnya.
Tinjauan tersebut dilakukan oleh perusahaan AS Integrated Surveillance and Defense (ISD), Komando Sistem Udara Angkatan Laut AS, dan mitra di Indonesia, menurut ISD.
Sebuah CN235 Indonesia yang diperlengkapi untuk misi patroli maritim. ISD mengkhususkan diri dalam melengkapi pesawat dengan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa tinjauan yang dilakukan oleh para ahli di bidangnya, memvalidasi kematangan dan kesiapan desain untuk produksi.
“Tinjauan yang berhasil ini menunjukkan kemitraan yang kuat antara AS dan Indonesia,” kata Blaise Dagilaitis, presiden ISD.
“Program ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan patroli maritim Indonesia.”
Proyek ini bermula dari kontrak Angkatan Laut AS yang diperoleh ISD pada awal tahun 2024, di mana ISD akan mendukung peningkatan tiga pesawat untuk Angkatan Laut Indonesia: dua CN235 dan satu Beechcraft King Air 350i.
Program ini akan memperlihatkan CN235 dilengkapi dengan radar pengawasan maritim, sensor elektro-optik/inframerah, peralatan Sistem Identifikasi Otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sistem manajemen misi, dan tautan data.
Pekerjaan peningkatan CN235 akan dilakukan secara lokal oleh PT Dirgantara Indonesia, yang juga dikenal sebagai PTDI.
Ilustrasi pesawat C295 AEW (Ist) 🛩 PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI dan Havelsan, perusahaan teknologi pertahanan asal Turki, akan bermitra mengembangkan pesawat Airborne Early Warning and Control alias AWACS. Kesepakatan itu terjalin dalam Indonesia-Türkiye Business Forum yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEK) di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, pada Rabu, 12 Februari 2025.
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dan Chief Executive Officer Havelsan Mehmet Akif Nacar, dalam agenda tersebut, juga menyepakati kolaborasi pengembangan simulator penerbangan pesawat CN235-220. “Kami optimis dapat menghadirkan solusi yang tidak hanya mendukung kemandirian pertahanan Indonesia, tetapi juga berkontribusi bagi pasar global,” ucap Gita melalui keterangan pers yang diterima Tempo pada hari penandatanganan perjanjian tersebut.
Berdiri sejak 1982, Havelsan sudah mengembangkan 90 persen perangkat lunak sistem pesawat AWACS di Turki. Armada tersebut memiliki kemampuan deteksi dini, pengawasan udara, serta manajemen pertempuran berbasis udara yang terintegrasi.
Untuk proyek pesawat ini, PTDI menjadi prime contractor yang menyiapkan tenaga ahli dalam pembuatan desain, perakitan, produksi, pengujian, serta hingga pemeliharaan. Para teknisi itu akan bekerjasama dengan perwakilan Havelsan. Khusus untuk mesin simulasi, PTDI membuka joint technology development untuk Havelsan.
Sebagai pabrikan pesawat pelat merah di Indonesia, PTDI berpengalaman mengembangkan simulator penerbangan untuk berbagai jenis pesawat, mulai dari N250 Engineering Flight Simulator; CN235-220 Operational Flight Trainer; serta N219 Engineering Full Flight Simulator. Perseroan juga pernah menggarap simulator helikopter, yakni NAS332 Full Flight Simulator dan H225M Full Flight Simulator.
Havelsan juga terbiasa menggarap sistem visual canggih yang diharapkan bisa menyokong simulasi berkualitas tinggi. PTDI dan Havelsan menargetkan pengembangan sistem simulator pesawat Level D yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dan pasar global.
Kolaborasi ihwal AWACS dan simulator penerbangan itu merupakan turunan dari kemitraan sektor pertahanan antara Indonesia dan Turki. Di tengah kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia, Kementerian Pertahanan kedua negara menyepakati memorandum of understanding (MoU) untuk berbagai program.
Teknologi yang dikembangkan Indonesia-Turki mulai dari autonomous combat vehicles; mesin pendorong; roket dan misil, bom pintar, serta sistem AWACS. Ada juga naval platforms atau kelengkapan kapal, potensi pekerjaan bidang maintenance, repair, and overhaul (MRO) armada pertahanan, hingga modernisasi pesawat tempur.
Dan bangun pabrik drone di Indonesia Pertemuan Indonesia-Turki hasilkan 13 poin kerjasama (Tempo)
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa Republik Indonesia dan Republik Turki telah menyepakati untuk menguatkan kolaborasi antara dua negara dalam bidang pertahanan dan keamanan.
"Indonesia dan Turki akan memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan, termasuk pendidikan dan pelatihan bagi personel angkatan bersenjata kita, kerja sama intelijen, dan kontra terorisme," kata Presiden Prabowo saat menyampaikan pernyataan bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Presiden Prabowo juga mengatakan kesepakatan juga dibentuk antara kedua negara untuk meningkatkan produksi bersama dalam industri pertahanan. Di sisi lain, Presiden Erdogan juga memperkuat pernyataan Prabowo terkait kerja sama di bidang keamanan dan pertahanan. Menurutnya akan ada pembahasan lanjutan mengenai kerja sama itu, termasuk membahas detail-detail yang belum dibahas dalam pertemuan bilateral hari ini.
"Kerja sama di bidang pertahanan yang telah ada dan kemungkinan kerja sama potensial yang bisa dilakukan di masa akan datang yang telah kami diskusikan kembali dengan lebih detail," ujar Presiden Erdogan. Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Turki Erdogan ke Indonesia, dilangsungkan pertemuan bilateral dan menjadi pertama kalinya bagi Indonesia dan Turki menggelar pertemuan tingkat High Level Strategic Cooperation Council.
Hasil dari pertemuan bilateral itu untuk bidang pertahanan disepakati adanya memorandum saling pengertian tentang kerja sama strategis di bidang industri pertahanan antara kedua negara. Kesepakatan itu disahkan dengan penandatanganan dokumen Kementerian Pertahanan RI dan Sekretariat Industri Pertahanan Kepresidenan Republik Turki.
Selain itu, di momen yang sama Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan turut menyaksikan dijalinnya kerja sama antar pelaku industri pertahanan dengan penandatangan dokumen pembentukan perusahaan patungan antara perusahaan di bidang pertahanan Republikorp asal Indonesia dan Baykar asal Turki untuk pembuatan pabrik drone atau pesawat nirawak di Indonesia.
"Dalam pertemuan kita membahas berbagai kerja sama yang sejalan dengan prioritas nasional kedua negara," ucap Presiden Prabowo dalam keterangannya. Sementara Presiden Erdogan dalam sesi keterangan pers bersama mengatakan bahwa Indonesia dan Turki telah sepakat untuk memperkuat kerja sama pada sejumlah bidang.
Drone UCAV Akinci dan TB3 Baykar akan diproduksi di Indonesia, diberitakan akan dibeli 60 set UCAV TB3 dan 9 set UCAV Akinci (Baykar)
Dia menuturkan, kerja sama tersebut mulai dari bidang pertahanan, energi, hingga pendidikan. "Kita telah menandatangani kurang lebih sebanyak 12 perjanjian, mulai perjanjian dari bidang energi, kesehatan, pertanian, industri pertahanan, komunikasi, dan pendidikan. Di samping itu, kita juga menerima joint statement yang telah kita tandatangani bersama," kata Erdogan.
Pada momen tersebut, terdapat 13 dokumen kerja sama yang telah disepakati oleh kedua negara. Salah satu MoU yang menarik adalah produsen drone Turki akan membangun pabrik di Indonesia.
Adapun kerja sama yang telah disepakati oleh Indonesia dan Turki antara lain memorandum saling pengertian antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Kepala Bidang Urusan Agama Republik Turki tentang kerja sama di bidang layanan keagamaan dan pendidikan keagamaan.
Kemudian, memorandum kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki di bidang energi dan sumber daya mineral. Ada juga kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dan Dewan Pendidikan Tinggi Republik Turki.
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki juga melakukan kerja sama bidang kesehatan dan ilmu kedokteran. Diteken juga memorandum saling pengertian tentang kerja sama strategis di bidang industri pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Sekretariat Industri Pertahanan Kepresidenan Republik Turki.
Selain itu memorandum saling pengertian antara Kementerian Perdagangan RI dan Kementerian Perdagangan Republik Turki tentang peningkatan kerja sama di bidang perdagangan; memorandum saling pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki tentang kerja sama di bidang pertanian; dan urat pernyataan kehendak antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki tentang promosi dan fasilitasi investasi.
Memorandum lainnya yang diteken adalah saling pengertian antara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Kementerian Industri dan Teknologi Republik Turki tentang pembentukan komite bersama untuk kerja sama industri; perjanjian joint venture antara Republikorp dan Baykar untuk pembuatan pabrik drone di Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Turki telah sepakat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dan memperluas akses pasar untuk produk kedua negara.
Berbagai alutsista produksi Turkiye (Ist)
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan antara dua negara dengan saling menguntungkan kedua negara, juga mempercepat finalisasi kesepakatan CEPA di antara kita. Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara," kata Presiden Prabowo dalam pernyataan pembuka pertemuan bilateral di hadapan para delegasi yang hadir.
Presiden Prabowo menilai kemitraan Indonesia dan Turki ditujukan untuk kemakmuran rakyat kedua negara, serta untuk tatanan dunia baru yang lebih baik, yang mengarah pada perdamaian dan stabilitas dunia.
Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia, kedua pemimpin juga melaksanakan Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High Level Strategic Cooperation Council).
Menurut Presiden, pertemuan bilateral dan pertemuan HLSCC ini membuktikan bahwa kemitraan Indonesia dan Turki sangat kokoh dan solid. "Juga hari ini adalah High Level Strategic Cooperation Council Meeting yang pertama. Sekali lagi terima kasih. Indonesia tidak banyak memiliki mekanisme bilateral reguler tingkat kepala negara," kata Presiden Prabowo.
Prabowo Subianto juga menyatakan merasa bangga Erdogan berkunjung ke Indonesia. "Yang saya hormati dan yang saya muliakan. Sahabat saya Saudara saya, Presiden Republik Turkiye Yang Mulia Saudara Recep Tayyip Erdogan berserta seluruh delegasi dari Republik Turkiye yang saya hormati. Hari ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami menerima kunjungan Yang Mulia ke Indonesia," kata Prabowo dalam sambutannya.
"Seharusnya saya yang terlebih dahulu datang dalam kunjungan resmi ke Turkiye karena Presiden Erdogan adalah dari segi pengabdian adalah senior, seorang Presiden yang senior. Tapi saya berterima kasih kedatangan yang Mulia," ucap Prabowo menambahkan.
Menurut Prabowo, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki memang sudah memasuki usia 75 tahun. Namun, sebenarnya Indonesia sudah menjalin hubungan dengan Turki sudah lama sejak era Kekhalifahan Utsmaniyah. "Bertepatan tahun ini adalah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki. Lagipula hubungan Indonesia dan Turkiye sudah cukup lama dari masa Kekaisaran Utsmani, Ottoman, sehingga hubungan batin di antara kita cukup dalam," ucap Prabowo.
🎯 Melalui Joint Venture AgreementNorman Joesoef (Republikorp) dan Baykar Makina usai penandatanganan kerja sama. (Republikorp)
Indonesia dan Turki memasuki era baru dalam kerja sama strategis pertahanan dengan ditandatanganinya dua perjanjian Joint Venture Agreement (JVA) antara dua perusahaan teknologi pertahanan terkemuka Turki, Baykar Makina dan Roketsan Roket Sanayii ve Ticaret A.S. (Roketsan), dengan PT Republik Korpora Indonesia (Republikorp), holding industri pertahanan swasta nasional. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat industri pertahanan melalui manufaktur lokal dan alih teknologi.
Kemitraan ini didukung oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dan Turkish Defence Industries, serta dihadiri oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Secretary of Turkish Defence Industries, Haluk Görgün, sebagai bagian dari upaya bersama untuk memperkuat kemandirian pertahanan nasional dan hubungan bilateral Indonesia-Turki.
Penguatan Industri Pertahanan Nasional melalui Dua Kerja Sama Strategis
1. Lokalisasi Produksi UAV Canggih Dtone UCAV Baykar TB3 yang diminati TNI akan dipesan banyak (Baykar)
Perjanjian pertama ditandatangani antara Baykar Makina, pemimpin global dalam teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dan Republikorp. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendirikan Joint Venture Company (JVC) yang akan fokus pada produksi, perakitan, dan pemeliharaan UAV di Indonesia.
Produk utama yang akan di lokalisasi mencakup UAV kelas Medium-Altitude Long-Endurance (MALE) TB3 Bayraktar sebanyak 60 set dan High-Altitude Long-Endurance (HALE) Akinci Bayraktar sebanyak 9 set, yang akan mendukung strategi penguatan industri kedirgantaraan dan kemandirian pertahanan nasional.
Baykar Makina, yang dipimpin oleh CEO Haluk Bayraktar, akan berkontribusi dengan keahlian manufaktur, transfer teknologi, dan pelatihan. Baykar dikenal sebagai pemimpin global dalam pengembangan UAV canggih yang memenuhi standar internasional.
Republikorp, di bawah kepemimpinan Chairman Norman Joesoef, akan memastikan kepatuhan regulasi, pengembangan infrastruktur, sertifikasi tenaga ahli lokal, serta integrasi UAV ke dalam ekosistem pertahanan Indonesia.
Melalui kemitraan ini, Indonesia akan memperkuat kemampuan dalam pemantauan wilayah, keamanan nasional, dan operasi pertahanan. Selain itu, kolaborasi ini juga membuka peluang inovasi, riset, dan pengembangan teknologi UAV di tingkat regional.
2. Lokalisasi Produksi Sistem Rudal Canggih
Perjanjian kedua ditandatangani antara Roketsan, perusahaan pertahanan terkemuka Turki, dan Republikorp. Kesepakatan ini juga bertujuan untuk mendirikan Joint Venture Company yang akan fokus pada lokalisasi produksi sistem rudal berpemandu canggih seperti anti-ship cruise missile dan multi-platform missile di Indonesia. Prioritas utama JVC ini adalah alih teknologi, peningkatan kapasitas industri pertahanan dalam negeri, serta pengembangan tenaga kerja nasional melalui program pelatihan bagi insinyur dan teknisi Indonesia.
Roketsan, yang saat ini dipimpin oleh CEO Murat İkinci, memiliki pengalaman luas dalam pengembangan roket, peluru kendali, dan sistem pertahanan canggih. Sebagai satu-satunya perusahaan pertahanan Turki dengan sertifikasi CMMI/DEV 3, Roketsan juga berperan dalam pendirian pusat peluncuran satelit pertama di Turki pada tahun 2013.
Republikorp, sebagai holding industri pertahanan swasta nasional, berfokus pada inovasi teknologi dan alih teknologi global untuk mendukung kebutuhan pertahanan dan keamanan Indonesia. Melalui kemitraan ini, Republikorp berkomitmen untuk menguasai teknologi peluru kendali multi-platform dan memperkuat rantai pasok industri pertahanan nasional.
Alih Teknologi dan Penguatan Kapasitas Nasional Dtone UCAV Baykar Akinci juga diberitakan akan dipesan Indonesia (Baykar)
Kedua perjanjian ini menekankan pentingnya alih teknologi dan penguatan kapasitas nasional sebagai fondasi untuk membangun industri pertahanan yang mandiri dan berkelanjutan.
Roketsan akan memimpin transfer teknologi di bidang sistem rudal, termasuk lisensi kekayaan intelektual, keahlian produksi, dan pelatihan teknis.
Baykar Makina akan memberikan pelatihan dan dukungan teknis untuk memastikan UAV yang diproduksi sesuai dengan standar internasional, serta meningkatkan daya saing sektor kedirgantaraan nasional.
Selain itu, kedua JVC akan bekerja sama dengan industri lokal untuk mengoptimalkan rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada komponen impor. Kolaborasi ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada komponen impor tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global dalam industri pertahanan.
Masa Depan Kemitraan Indonesia-Turki
Kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat industri pertahanan Indonesia tetapi juga menjadi simbol hubungan bilateral yang kokoh antara Indonesia dan Turki. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas regional dan keamanan global di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.
Dengan lokalisasi produksi sistem rudal dan UAV canggih, Indonesia sedang membangun industri pertahanan yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing global. Langkah ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk mencapai kemandirian teknologi, ketahanan nasional, dan kemampuan menghadapi tantangan masa depan.
🎯 Bikin Pabrik Drone di IndonesiaDtone UCAV Baykar TB3 yang diminati TNI, diberitakan dipesan Indonesia bersama Drone Akinci (Baykar)
Turki dan Indonesia telah menyepakati untuk bekerjasama dalam mendirikan pabrik pembuatan drone di Indonesia.
Kesepakatan tersebut diumumkan setelah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Bogor pada hari Rabu (12/2).
Indonesia dan Turki telah menandatangani perjanjian joint venture antara Republikorp dan Baykar “untuk mendirikan pabrik drone di Indonesia.”
Pada acara tersebut, CEO Republikorp dan Baykar secara langsung menandatangani perjanjian tersebut. Baykar adalah perusahaan swasta Turki yang bergerak dalam pengembangan kendaraan nirawak dan kecerdasan buatan.
Sementara perusahaan Indonesia akan dibantu oleh Republikorp, perusahaan yang berfokus pada pengembangan drone di sektor pertahanan.
Selain pabrik drone, kerjasama antara Indonesia dan Turki juga meliputi beberapa memorandum, seperti kerjasama dalam layanan keagamaan dan pendidikan keagamaan, energi dan sumber daya mineral, pendidikan tinggi, kesehatan, dan ilmu kedokteran.
Selain itu, kerjasama strategis dalam industri pertahanan, perdagangan, dan pertanian juga dicakup dalam kesepakatan tersebut.
Kedua negara juga telah menyepakati surat pernyataan kehendak terkait promosi dan fasilitasi investasi serta pembentukan komite bersama untuk kerjasama industri.
⚓ Satrol Terbesar di Tarakan KRI Lumba-lumba 881 (Lantamal XIII Tarakan)⚓
Kapal Republik Indonesia (KRI) Lumba-lumba 881 merupakan kapal perang terbesar yang memperkuat jajaran Satuan Patroli (Satrol) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan.
Hal itu diungkapkan Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada) II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo.
KRI Lumba-lumba merupakan kapal perang buatan anak bangsa yang dibuat di galangan kapal swasta dalam negeri.
“KRI Lumba-lumba ini merupakan aset yang nanti dioperasionalkan di Lantamal XIII Tarakan yang merupakan KRI terbesar saat ini yang ada di Lantamal XIII,” ujar Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo kepada awak media usai memimpin upacara penyerahan KRI Lumba-lumba di Dermaga TNI AL, Mako Lantamal XIII Tarakan.
Dikutip dari artikel yang ada di terpampang kapal, KRI Lumba-lumba 881 adalah kapal perang jenis PC 60 (patrol Craft atau patroli tipe 60). Memiliki panjang 61,20 meter dan lebar 8,50 meter.
Kapal ini dinakhodai Letkol Laut (P) Guntur Prastyawan dan diawaki 50 prajurit Jalasena yang tangguh dan handal.
KRI Lumba-lumba 881 sandar di Dermaga TNI AL Mamburungan, Mako Lantamal XIII Tarakan. (RRI Tarakan/Muhamad Rajabsyah)
KRI Lumba-lumba dibuat di galangan PT CMS, Serang, Banten untuk memperkuat armada patroli Indonesia.
KRI Lumba-lumba dilengkapi 2 unit mitraliur kaliber 12,7 mm dari PT Pindad dan 1 unit Main Gun Meriam kaliber 40 mm Marlin LLos Leonardo Italia yang fungsi utamanya untuk pertahanan anti udara (anti-aircraft), pertahanan anti permukaan (anti-surface), pengendalian ancaman asimetris (asymmetric warfare) dan dukungan tembakan jarak dekat (naval gun support) yang mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca.
Selain mendukung tugas-tugas patroli dan pengawasan maritim, KRI Lumba-lumba juga memiliki kemampuan untuk melakukan operasi pengamanan perairan, penegakkan hukum di laut dan penanggulangan dari berbagai ancaman.
Adapun pengambilan nama Lumba-lumba untuk KRI jenis PC 60 ini memiliki makna mendalam. Lumba-lumba merupakan salah satu mamalia laut yang dikenal dengan kecerdasan yang tinggi dan karakteristik yang sangat khas serta identik dengan KRI Lumba-lumba. Antara lain kecerdasan dan kecerdikan, kecapatan dan kelincahan, sosial dan setia serta pelindung alam dan navigator andal.
Dengan hadirnya KRI Lumba-lumba 881, total ada 3 unit kapal perang yang memperkuat jajaran Satrol Lantamal XIII Tarakan.
Selain KRI, Satrol Lantamal XIII Tarakan juga diperkuat 2 unit Kapal Angkatan Laut (KAL) dan 8 unit Kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla). (Rajab)
⚓ 📡Turkish weaponry & sensors on Merah Putih Frigates (Turdef)
Indonesia’s future Merah Putih-class frigates will be equipped with ASELSAN’s Mete Han multi-function AESA radar, marking a new export in naval radars.
A brochure showing the equipment of Merah Putih-class frigates was shared on social media. The equipment was separated into “Main Contract” and “Fitted For but Not With (FFBNW)”.
Turkish main contract equipment includes the Mete Han multi-function AESA radar and CENK 200-N (MAR-D) searching radar for helicopter approach control, FERSAH hull-mounted sonar, and decoy launchers from ASELSAN. HAVELSAN, on the other hand, will provide the systems for the CIC room, which might be translated to an export of the ADVENT CMS.
Mete Han is a new name, but its fixed configuration and size suggest it might be the AKREP 500-NI multi-function AESA radar of the ÇAFRAD multi-band radar suite to be used on TF-2000 destroyers being built for the Turkish Navy.
Thus, it can be inferred that ASELSAN has developed an “ÇAFRAD Lite” solution for smaller warships like frigates.
FFBNW equipment is listed as CENK 400-N (CENK-S) AESA searching radar and 64 MİDLAS VLS from ROKETSAN.
CENK 400-N (CENK-S) is currently in use with the Turkish Navy’s I-class frigate TCG İstanbul (F-515) and will be used on the other seven class ships to enter service.
The radar’s export agreement to Indonesia was announced in 2024; thus, its integration decision might have passed.
TurDef learnt that the brochure has a spelling error where SAM was written as "ASM".
If Indonesia decides to place the MİDLAS VLS, the frigate will be capable of using HİSAR-D and SİPER missiles for air defence as well as the vertically launched version of ATMACA anti-ship missile for ASuW.
More importantly, it will mark the first export of MİDLAS VLS and missiles associated with it.
💥 Beredar rumor tentang kemungkinan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi, yang dapat mengindikasikan potensi kesepakatan dengan industri angkatan laut Italia untuk modernisasi atau pembangunan berlisensi(Picture source: Marina Difesa)
Saat ini Indonesia tengah menjajaki kemungkinan untuk mengakuisisi kapal induk guna memperkuat kemampuan militernya dalam peran non-tempur. Dalam jumpa pers yang digelar pada 6 Februari 2025 di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Laut (TNI-AL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan perlunya memodernisasi peralatan armada dan menyampaikan sejumlah usulan akuisisi kepada Kementerian Pertahanan Indonesia. Di antara usulan tersebut adalah akuisisi kapal induk yang dirancang untuk misi non-tempur, beserta pembelian fregat dari Italia dan kapal patroli cepat bersenjata rudal dari Turki.
Selama beberapa tahun, TNI AL telah melakukan kajian untuk mengakuisisi kapal sejenis kapal induk yang mampu mengangkut helikopter baik untuk operasi tempur maupun non-tempur. Indonesia belum secara resmi mengonfirmasi pembuat kapal induk potensialnya, tetapi sejumlah opsi tengah dipertimbangkan. PT PAL Indonesia, pembuat kapal terkemuka di negara ini, telah mengusulkan konsep kapal induk helikopter dan kapal serbu amfibi, menjadikannya kandidat yang memungkinkan untuk proyek konstruksi dalam negeri, yang berpotensi bekerja sama dengan mitra asing.
Italia juga dapat memainkan peran kunci, khususnya melalui Fincantieri, yang telah memiliki hubungan dengan Angkatan Laut Indonesia untuk penyediaan fregat. Selain itu, rumor telah beredar tentang kemungkinan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi, yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesepakatan dengan industri angkatan laut Italia untuk modernisasi atau konstruksi berlisensi.
Kemungkinan lain adalah kemitraan dengan Korea Selatan, negara yang telah bekerja sama dengan Indonesia di sektor angkatan laut, khususnya melalui Hyundai Heavy Industries atau DSME, yang dapat menawarkan platform yang sesuai. Pilihan untuk membeli kapal bekas juga masih ada di atas meja, dengan potensi modernisasi oleh pembuat aslinya sesuai dengan persyaratan khusus Angkatan Laut Indonesia. Keputusan akhir akan bergantung pada prioritas strategis negara, anggaran, dan negosiasi yang sedang berlangsung dengan mitra industri dan militernya.
Meskipun Angkatan Laut Indonesia dianggap sebagai salah satu yang terkuat di Asia Tenggara, Angkatan Laut Indonesia masih kekurangan kemampuan dan kapal yang memadai untuk menjaga wilayah negara yang luas dan zona ekonomi eksklusif. Armada yang menua tetap menjadi tantangan yang berulang. Sebagai bagian dari rencana modernisasi angkatan bersenjatanya, yang dikenal sebagai Minimum Essential Force (MEF), Angkatan Laut Indonesia berencana untuk mengoperasikan setidaknya empat kapal pengangkut helikopter amfibi.
Di luar proyek kapal induk, Angkatan Laut Indonesia juga tengah mengupayakan akuisisi strategis lainnya. Angkatan Laut Indonesia telah mengajukan permintaan resmi untuk membeli dua fregat yang dibuat di Italia guna meningkatkan kehadiran dan kemampuan operasional armadanya. Sementara itu, dua fregat produksi dalam negeri telah dipersiapkan untuk bertugas, yang memperkuat tujuan negara untuk meningkatkan kemandirian industri dan operasional. Selain itu, beberapa kapal patroli cepat yang dilengkapi rudal dari Turki akan semakin memperkuat armada.
Indonesia juga telah menerima proposal hibah dari Jepang, yang menawarkan dua kapal patroli untuk ditempatkan di pangkalan angkatan laut Balikpapan di Kalimantan Timur. Lokasi ini penting secara strategis karena akan memperkuat kehadiran militer di dekat ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara, yang terletak dekat dengan Balikpapan. Laksamana Muhammad Ali menyatakan bahwa kapal patroli ini sangat sesuai dengan geografi wilayah tersebut, terutama karena kemampuannya untuk menavigasi berbagai jalur perairan di ibu kota masa depan. Dengan panjang 18 meter, kapal-kapal ini akan meningkatkan keamanan dan pengawasan sungai.
Parlemen Indonesia (DPR) telah menyetujui permintaan Kementerian Pertahanan dan angkatan bersenjata untuk menerima hibah Jepang ini, yang mencerminkan komitmen negara tersebut untuk memperkuat keamanan maritimnya. Akuisisi dan upaya modernisasi ini merupakan strategi yang jelas yang ditujukan untuk meningkatkan proyeksi kekuatan dan keamanan maritim Indonesia dalam lanskap regional yang terus berkembang.
🎥 Kapal OPV pertama dibangun pihak swastaOPV pertama PT DRU KRI 391 RHF⚓
Dua kapal perang baru untuk TNI Angkatan Laut jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) 90 meter, resmi diberi nama KRI Raja Haji Fisabilillah (RHF)-391 dan KRI Lukas Rumkorem (LRK)-392.
Kedua kapal perang tersebut diproduksi PT Daya Radar Utama (DRU) di Lampung dan didesain sebagai kapal kombatan maupun patroli, yang memiliki kecepatan tinggi dan bisa beroperasi di seluruh perairan Indonesia.
Untuk konstruksi, kapal perang OPV ini menggunakan monohull yang dirancang untuk mendapatkan performa yang baik saat melaju dengan kecepatan tinggi sekitar 28 knot maupun pada kecepatan jelajah sekitar 20 knot.
Direktur PT DRU, John Wijanarko dalam sambutannya menyatakan, pihaknya merupakan galangan kapal pertama yang diberi kepercayaan oleh Kementerian Pertahanan untuk membangun kapal OPV.
“Kapal OPV yang kami bangun akan dilengkapi dengan persenjataan peperangan anti serangan udara, permukaan laut, dan bawah air, sehingga kapal OPV yang memiliki fungsi sebagai kapal Patroling Force dapat dioperasikan menjadi kapal Striking Force, untuk menambah kekuatan alutsista TNI Angkatan Laut,” tutur John Wijanarko.
“Dengan kemampuan yang meliputi anti serangan udara, permukaan laut, dan bawah air, kapal OPV yang kami bangun telah memenuhi syarat sebagai kapal jenis Light Frigate,” tambah John.