Sabtu, 05 September 2020

[Dunia] Spanyol Retrofit 70 Eurofighter Typhoon Tranche 1

Gantikan F-18 Hornet
F18 Hornet Spanyol [defpost]

Gantikan F-18 Hornet, Spanyol retrofit 70 Eurofighter Typhoon Tranche 1. Angkatan Udara Spanyol akan meningkatkan 70 jet tempur Eurofighter Typhoon Tranche 1 yang ada saat ini sebagai persiapan untuk menggantikan 85 armada F-18 Hornet pada tahun 2025 – sekaligus menandai pilar penting dalam memperkuat kemampuan industri dirgantara Spanyol. Menurut laporan Janes, peningkatan tersebut adalah bagian dari rencana modernisasi yang lebih besar untuk armada tempur Angkatan Udara Spanyol.

Kementerian Pertahanan Spanyol mengatakan bahwa akan bekerja sama untuk mengimplementasikan peningkatan yang diusulkan yang akan memastikan peran fundamental dari Eurofighter di jantung Angkatan Udara Spanyol selama dekade mendatang dan juga akan menopang stabilitas berkelanjutan produksi pesawat tempur di Spanyol.

Untuk diketahui, Spanyol berpartisipasi dalam program Eurofighter dengan memegang 14% Airbus DS, Jerman (30%); Inggris dengan BAE Systems (36%); Italia dengan Leonardo (20%). Dalam jalur perakitan terakhir di Getafe, Spanyol memproduksi semua sayap kanan dari 623 pesawat yang dipesan oleh sembilan negara (Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Austria, Arab Saudi, Kuwait, Oman dan Qatar).

Februari tahun lalu, Angkatan Udara Spayol telah menerima Eurofighter Thypoon Tranche 1 upgrade pertama. Peningkatan dilakukan di fasilitas Airbus di Getafe yang mencakup modifikasi perangkat keras yang mendukung Program Penerbangan Operasional 02 (OFP-02) yang dikembangkan oleh Pusat Logistik Persenjataan dan Eksperimental (CLAEX) di Angkatan Udara Spanyol.

✈️ Radar E-Scan AESA [BAE Systems]

Upgrade yang dikembangkan oleh Airbus mencakup modifikasi yang mengintegrasikan peralatan Tranche 2 dan Tranche 3 di pesawat, seperti Computer Symbol Generator, Digital Video and Voice Recorder, Laser Designator Pod dan Maintenance Data Panel. Ini juga akan menjadi standar kemampuan 15 pesawat Angkatan Udara Austria yang diminati oleh Indonesia bila di upgrade. (Austria membeli 15 Typhoon pada tahun 2003 seharga US$ 2 miliar).

Saat ini program modernisasi Eurofighter Typhoon Tranche 1 dan peningkatan operasionalnya tidak mengalami kendala, termasuk integrasi rudal meteor yang diproduksi oleh konsorsium perusahaan Eropa yang dipimpin oleh MBDA Hal tersebut dikemukan oleh juru bicara resmi Angkatan Udara Spanyol, Letnan Kolonel Marcos Díez Estévez.

Rudal meteor dengan jangkauan lebih dari 100 kilometer ini telah menjadi standar Angkatan Udara Eropa, dapat dintegrasikan ke Gripen Swedia, Rafale Prancis, dan F-35 Inggris. Persenjataan Eurofighter Typhoon selain Meteor, juga dilengkapi dengan AMRAAM, ASRAAM, IRIS-T dan rudal udara-ke-udara AIM-9L, bom berpemandu laser Paveway II dan GBU-16. Tangki bahan bakar eksternal serta pengisian bahan bakar udara-ke-udara.

Airbus DS juga ingin memperkenalkan radar E-Scan di seluruh armada. Adaptasi ini akan meningkatkan kapasitas: deteksi, serangan dan identifikasi; Mode SAR (radar apertur sintetis); transmisi gambar; pengukuran elektromagnetik; dan integrasi senjata pintar – membawa perbaikan dalam pemrosesan dan peperangan elektronik.

Eurofighter Typhoon Spanyol [Wikimedia]

Dengan memodernisasi 70 Eurofighter Typhoonnya, Angkatan Udara Spanyol dapat mengandalkannya hingga 2045 – ketika Future Combat Aircraft System (FCAS) jet tempur Eropa yang ambisius menggantikannya.

Spanyol menerima Eurofighter Typhoon pertama pada tahun 2003. Meskipun bukan pesawat siluman seperti F-35, Thypoon dibangun dengan 80% bahan komposit. Eurofighter adalah salah satu pesawat tempur multi-role paling canggih saat ini dengan kemampuan tempur udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan secara bersamaan dan kompatibel dengan teknologi rudal terbaru dan tercanggih.

Dengan 623 pesawat telah digunakan oleh Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Austria, Arab Saudi, Oman, dan Kuwait, boleh dikatakan Eurofighter Typhoon saat ini merupakan program pengadaan militer terbesar di Eropa.

Berkenaan dengan hubungan biaya terhadap kinerja, Eurofighter Typhoon memang memberikan solusi yang paling hemat biaya. Perkiraan Jane tentang biaya per jam terbang aktual untuk Eurofighter oleh Royal Air Force (RAF) sekitar US$ 18.000 per jam terbang. Sedangkan biaya pengoperasian F-35A Royal Australian Air Force (RAAF) dengan asumsi layanan operasional selama 30 tahun dengan 200 jam per tahun untuk setiap pesawat, mencapai US$ 21.000 per jam terbang. Laporan itu juga memproyeksi biaya operasi varian F-35 B & C hingga tahun 2029, yang mencapai US$ 31.000 per jam terbang. (Agus Setiawan)

  ★ Nusantara News  

Jumat, 04 September 2020

[Foto] Penampakan Jet Tempur Korsel KFX

Saat Perakitan Akhir https://1.bp.blogspot.com/-zXqgKTWbd10/X1FznJGBXRI/AAAAAAABO60/xpw--jUHo7UkRIa4mQsIk0YtL4RvYzgNQCLcBGAsYHQ/w400-h266/118789031_3168732229891809_4680787248542819917_o.jpgPenampakan KF-X/IF-X, saat perakitan akhir dimulai. [bemil, DAPA]

Korea Aerospace Industries (KAI) telah me-launching prototipe pertama dari jet tempur KF-X/IF-X generasi berikutnya saat perakitan akhir dimulai. Itu merupakan jet tempur proyek patungan antara Korea Selatan (Korsel) dengan Indonesia.

Raksasa kedirgantaraan Korea Selatan, KAI, bergerak maju dengan program pengembangan pesawat karena bertujuan untuk menghasilkan pesawat tempur multiperan canggih pribumi untuk Angkatan Udara Republik Korea.

Perusahaan tersebut baru-baru ini melewati tonggak penting yang menandai dimulainya proses perakitan akhir dari pesawat tempur pertama di Sacheon, Korea Selatan, di mana elektronik, radar, dan berbagai subsistem lainnya akan dipasang.

Jet tempur diharapkan akan diluncurkan secara resmi pada April 2021. Uji terbang pertama diharapkan berlangsung pada 2022, dengan produksi massal dijadwalkan dimulai pada 2028. Korea Selatan mengharapkan untuk mengerahkan 120 unit pesawat tersebut ke dalam layanan militer pada 2032.

https://1.bp.blogspot.com/-3Cec6kif_ik/X1F0HXGyuKI/AAAAAAABO68/w7ZqRgJwsOMMGL_r7nh2_BOEfRsSCTT_gCLcBGAsYHQ/w400-h266/FG_3668957-JDW-7785.jpgJet-jet tempur itu akan menggantikan McDonnell Douglas F-4D/E Phantom IIs dan Northrop F-5E/F Tiger II Korea Selatan yang sudah menua.

Mengutip laporan Korea Aero, Jumat (4/9/2020), sebanyak enam prototipe akan dibangun untuk menjalani pengujian hingga model produksi KF-X mulai beroperasi pada 2026.

KF-X adalah jet tempur generasi ke-4,5 dengan rencana masa depan untuk konversi generasi kelima. Itu sudah memiliki ruang yang dialokasikan untuk internal weapons bay dan pengembangan perangkat lunak mencerminkan hal tersebut.

Pada bulan Juni, GE Aviation mengirimkan mesin F414 pertama untuk jet bermesin ganda itu. GE akan mengirimkan 15 F414 tambahan untuk memberi daya pada enam prototipe, yang salah satunya akan diberikan kepada mitra programnya, Indonesia. Hanwha Aerospace akan memproduksi lisensi F414 secara lokal.

 Dipasok Mesin GE Aviation 
https://1.bp.blogspot.com/-eKkyQ_pfIzg/X1FzRzgLY5I/AAAAAAABO6s/xqEK-YA-2TYs0aFiRMPCGuJRu9CfXKhOQCLcBGAsYHQ/w400-h266/118776288_3168732293225136_6541828092019907375_o.jpgPengembangan pesawat jet tempur masa depan KF-X/IF-X, proyek patungan Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia, mengalami kemajuan setelah mendapatkan pasokan mesin pertama dari GE Aviation yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Pasokan mesin ini membuat proyek KF-X/IF-X berjalan mulus meskipun pihak Indonesia masih mengalami keterlambatan pembayaran untuk pembiayaan proyek.

Pihak pabrikan mesin mengumumkan pada Jumat pekan lalu bahwa mereka mengirim mesin F414-GE-400K pertama ke Korea Aerospace Industries (KAI) pada bulan Mei. KAI sedang mengembangkan KF-X untuk Angkatan Udara Korea Selatan, yang berniat untuk mengganti armada McDonnell Douglas F-4 Phantom II dan Northrop F-5E/F Tiger II dengan jet tempur baru. “GE sangat senang mencapai tonggak penting ini dalam program KF-X,” kata Al DiLibero, manajer umum departemen Medium Combat and Trainer Engines GE, seperti dikutip Defense News, Selasa (9/6/2020).

"Keberhasilan kami sejauh ini pada program ini mencerminkan hubungan yang kuat antara ROKAF (Angkatan Udara Republik Korea), mitra industri Korea Selatan kami dan GE Aviation, dan sejarah panjang dan sukses dari mesin kami yang menggerakkan pesawat ROKAF," lanjut dia.

https://1.bp.blogspot.com/-ugcqhcesiIA/X1EIVsN6NYI/AAAAAAABO58/EliqPbqGx4005ASiWwXFmcbU-OkOJoq8ACLcBGAsYHQ/w400-h266/118765948_3168732416558457_1494815491817270752_o.jpgKAI memilih GE Aviation pada Mei 2016 agar memasok mesin F414-GE-400K untuk pesawat tempur KF-X, dengan total 240 F414 ditambah suku cadang yang akan dipasok ke KAI guna memberi daya 120 jet KF-X untuk Korea Selatan.

Sebanyak 15 mesin dan enam prototipe diharapkan akan diproduksi untuk program ini pada tahun 2021, dengan penerbangan pertama diharapkan pada tahun 2022. Pengembangan diharapkan akan selesai pada tahun 2026.

Mesin F414 juga menggerakkan Boeing F/A-18E/F Super Hornet, Saab JAS 39E/F Gripen dan pesawat tempur HAL Tejas Mark 2 India. Korea Selatan berencana untuk terutama melengkapi KF-X dengan avionik pribumi. Ini sebagian besar akan datang dari LIG Nex1 dan Hanwha, meskipun Sistem Elbit Israel akan memasok sistem following/avoidance medan untuk radar array yang dipindai secara elektronik aktif yang sedang dikembangkan oleh Hanwha. Perusahaan Israel mengumumkan kontrak USD 43 juta pada awal Februari.

https://1.bp.blogspot.com/-UDewUwD64v8/X1FyYlnObMI/AAAAAAABO6k/QRGhKJw3ArQGhWVfkWNWiK3otSApdyHHwCLcBGAsYHQ/w400-h225/ur780-fr4262733839900.pngKF-X juga kompatibel dengan rudal air-to-air Eropa. Korea Selatan menandatangani kontrak dengan pembuat rudal Eropa MBDA pada November 2019 untuk mengintegrasikan misil Meteor, sementara Diehl-BGT juga dilaporkan akan menandatangani kontrak serupa untuk IRIS-T-nya.

Dilaporkan juga bahwa bom yang dipandu laser American Paveway, Joint Direct Attack Munition yang dipandu oleh satelit dan CBU-105 Wind Corrected Munitions Dispenser milik Textron akan diintegrasikan pada KF-X, yang pengembangannya didanai bersama oleh Indonesia.

Indonesia menandatangani program ini pada tahun 2010, dengan setuju untuk membayar 20 persen dari biaya pengembangan dengan imbalan satu pesawat prototipe, partisipasi desain, data teknis dan pembagian produksi.

Namun, sejak saat itu, Indonesia telah melewatkan sejumlah pembayaran di tengah krisis anggaran, di mana surat kabar The Korea Herald melaporkan pada akhir Mei bahwa pada April, Indonesia berutang USD 415 juta dalam pembayaran yang terlambat untuk program tersebut. (min)

 ♖ sindonews  

Indonesian Defence Minister Proposes to Receive USD 20 billion

⚓️ In foreign credit for 2020–24 KRI REM 331 [IG PAL]

Indonesia’s Minister of Defence, Prabowo Subianto, has forwarded a proposal for the country to receive up to USD 20 billion in defence-related foreign credit and assistance schemes for the period spanning 2020–24.

The proposal was sent to the Indonesian Minister of National Development Planning, and Head of the National Development Planning Agency, Suharso Monoarfa, on 13 July 2020. A copy of the letter was received by Janes in early September 2020.

The foreign credit and assistance schemes will be used to fund acquisition programmes for all three branches of the Indonesian Armed Forces between 2020–24, the defence minister indicated.

Among possible big-ticket acquisitions that may be funded with the foreign credit include 24 Lockheed Martin F-16V fighter aircraft and two follow-on warships to the Indonesian Navy’s (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI-AL) Martadinata (SIGMA 10514)-class frigates.

The request was made against the backdrop of a nearly IDR 9 trillion (USD 588 million) cut to the country’s defence budget for 2020. The reduction has been made partly in response to the ongoing Covid-19 outbreak, which has severely damaged the country’s economy.

  ⚓️ Jane's  

Prabowo Disebut Pilih Perbaiki Jet Tempur Ketimbang Beli Baru

Terkait faktor harga dan efektivitas waktu. Beautifully Deadly [RAAF]

Alih-alih membeli, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut memilih untuk melakukan perbaikan beragam jenis pesawat tempur RI. Hal itu terkait faktor harga dan efektivitas waktu.

Juru Bicara Wakil Presiden RI, Masduki Baidlowi, mengatakan pembicaraan itu terungkap saat Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima kunjungan Prabowo di kediaman dinas Wapres, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/9) sore. Selain soal alutsista, kedua pihak juga membahas tentang program nasional food estate.

"Prabowo datang ke kediaman Wapres sendiri. Ya untuk silaturahmi, karena memang sejak pelantikan kan belum pernah bertemu secara resmi. Tadi sampai pukul 15.45 WIB [pertemuannya] ya, ngobrol-ngobrol panjang lebar," kata Masduki.

Pada pertemuan itu, lanjutnya, kedua pihak membahas progam perbaikan seluruh alat utama sistem senjata (alutsista) tiga matra TNI oleh Kemenhan.

"Seluruh persenjataan itu akan diperbaiki. Apakah F16, apakah Sukhoi, apakah Hercules, semua diperbaiki. Begitu juga dengan kapal-kapal tempur diperbaiki," kata Masduki.

Prabowo, kata Masduki, menyatakan langkah terbaik untuk membenahi Alutsista TNI adalah melalui perbaikan. Pembelian alutsista, kata dia, akan memakan waktu lama dan tak bisa instan dilakukan.

"Kalau beli mahal dan tidak bisa langsung diadakan. Maka akan lebih bagus kalau ada perbaikan-perbaikan," kata Masduki.

Infografis Fakta Jet Tempur Su-35 Buatan Rusia yang Dibeli RI [CNNIndonesia/Basith Subastian]

Selain itu, Masduki mengungkapkan pertemuan itu juga membahas soal kebutuhan pengadaan peluru militer. Prabowo, kata dia, menyatakan saat ini TNI kekurangan peluru untuk melakukan aktivitas militer.

"Intinya mempercepat pengadaan peluru. Indonesia kekurangan peluru, banyak orang Indonesia pintar nembak tapi gak punya peluru," kata Masduki.

Terpisah, juru bicara Menteri Pertahanan dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo melakukan laporan rutin kepada Ma'ruf Amin terkait perkembangan kebijakan pertahanan di bawah kepemimpinannya.

"Beliau laporan rutin kepada Pak Wapres terkait perkembangan kebijakan pertahanan," kata Dahnil melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Selain kebijakan pertahanan, Prabowo kata Dahnil melaporkan perkembangan pembangunan food estate yang rencananya akan dibuka di Kalimantan.

Sebelumnya, Prabowo sempat dikritik terkait rencana pembelian pesawat jet tempur bekas Eurofighter Typhoon dari Austria. Selain rawan kecelakaan, pembelian pesawat jenis ini dinilai hanya menghamburkan keuangan negara karena tak sinkron dengan peralatan yang sudah ada.

Tak ketinggalan, ada pertimbangan biaya perawatan besar, serta tak sesuai dengan amanat UU Industri Pertahanan yang mementingkan pembelian alutsista dalam negeri.

Presiden Jokowi sendiri sebelumnya mendorong Prabowo untuk belanja alutsista, terutama dari dalam negeri, untuk mendongkrak penyerapan anggaran dan ekonomi dalam negeri. (rzr/tst/arh)

  CNN  

Akuisisi Typhoon Austria dan Peluang ToT Bagi Indonesia

✈️ Pesawat Eurofighter Typhoon Austria [Wiki]

Akuisisi Typhoon Austria bisa menjadi pintu masuk loncatan teknologi pesawat tempur Indonesia. Melihat Program The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon Star) Enhanced Mid-Life Update (eMLU) dan kemampuan para Spesialis Teknik 042 Lanud Iswahjudi mengupgrade dua jet tempur F-16 A/B Blok 15 milik TNI AU yang sudah di atas 6.000 jam, baik modifikasi struktur, avionik, radar dan persenjataan patut diapresiasi. Kini Pesawat buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat (AS) tersebut, memiliki kemampuan Beyond Visual Range (BVR) sehingga dapat dipersenjatai dengan Advance Medium Range Air To Air Missile AAMRAM-C dan Air Intercept Missile AIM-9 X atau sekelasnya.

Boleh dikata, F-16 A/B eMLU telah sejajar dengan pesawat tercanggih di kelasnya dengan ditanamkan ALR-69 Radar Warning Receiver (RWR), ALQ-213 Electronic Warfare Management System (EWMS), ALE-47 Countermeasures, dan New radar APG-68 (V) 9. Bahkan memperpanjang usia operasional pesawat hingga 14.000 EFH (equivalent flight hours).

Program upgrade ini jelas merupakan penghematan yang luar biasa dibandingkan dengan membeli pesawat baru yang harganya bisa mencapai US$ 90 juta per unitnya. Dengan anggaran sekitar US$ 10 sampai 12 juta per pesawat, kini F-16 eMLU tidak kalah gahar dengan F-16 Viper.


 Modernisasi Typhoon Tranche 1 Spanyol 
✈️ Spanyol retrofit 70 Eurofighter Typhoon Tranche 1 [Aviation]

Spanyol telah memulai program modenisasi perangkat keras dan perangkat lunak Typhoon Tranche 1 nya menjadi standar Tranche 3. Program upgrade yang dikembangkan oleh Airbus mencakup modifikasi yang mengintegrasikan peralatan Tranche 2 dan Tranche 3 di pesawat, seperti Computer Symbol Generator, Digital Video and Voice Recorder, Laser Designator Pod dan Maintenance Data Panel. Termasuk integrasi rudal Meteor yang menjadi andalan produksi konsorsium perusahaan Eropa yang dipimpin oleh MBDA. Menjadi teknologi Eropa sepenuhnya yang revolusioner.

Peningkatan Fase 3 (P3EB) adalah mengintegraiksn radar Captor E-Scan baru (dikenal sebagai Radar One Plus, atau Captor E Mk0), turunan active electronically scanned array (AESA). Pabrikan mengklaim, “Standar ini adalah varian paling canggih dari jet tempur yang pernah dibuat” untuk meningkatkan kapasitas deteksi, serangan dan identifikasi; Mode SAR (radar apertur sintetis); transmisi gambar; pengukuran elektromagnetik; dan integrasi senjata pintar.”

Integrasi radar E-Scan adalah program dwi-nasional yang melibatkan Spanyol dan Jerman. Seperti untuk standar ekspor “Typhoon Kuwait” misalnya, Kemampuan operasional penuh akan mencakup radar E-scan yang ditingkatkan, kemampuan jangkauan penuh Sniper yang ditingkatkan, peningkatan pod P5 ACMI, Bom Dipandu Presisi GBU-31 JDAM, Mk 82, 83, dan 84 serta rudal Meteor, AIM-120 AMRAAM (hingga AIM-120C7). Pesawat juga akan memiliki kemampuan navigasi VOR.


 Andai Indonesia Beli Typhoon Austria 
✈️ E-Scan AESA radar [BAE Systems]

Modernisasi Typhoon Tranche 1 ke standar Tranche 3 Spanyol tidak jauh berbeda dengan program Falcon Star-eMLU F-16 Blok 15 Indonesia. Singapura pun telah mulai mengupgrade 60 F-16 C/D setara Viper dengan anggaran US$ 40 – 50 juta per unitnya di Lockheed Martin Aeronautics, Fort Worth, Texas dan di Singapura. Amerika Serikat (AS) sendiri juga mulai memodenisasi kemampuan armada F-15 Eaglenya untuk menghadapi perang elektronik di masa mendatang. Bahkan hampir sebagian besar jet tempur Typhoon akan diupgrade dengan mengintegrasikan radar Captor-E (E-Scan) pada tahap selanjutnya.

Kembali ke masalah pembelian Typhoon Austria. Benarkah Indonesia akan rugi bila membelinya? Mari kita berandai-andai.

Bila Indonesia jadi membeli dengan 1 skuadron dengan harga miring, katakan US$ 500 juta setelah mendapat persetujuan dari Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris, Indonesia dapat meminta paket modernisasi paling tidak sama dengan standar Tranche 3 Spanyol. Selain itu, ada paket imbal beli yang bisa dinegosiasikan sebesar US$ 3,5 miliar (kesepakatan offset senilai 200% dari harga pembelian oleh Austria) yang bisa melibatkan perusahaan dan tenaga kerja Indonesia. Di samping ToT tentunya.

Belajar dari kejasama IPTN Indonesia dan Construcciones Aeronauticas SA (CASA) Spanyol, Indonesia akhirnya mampu memproduksi CN-235 yang saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya sebagai pesawat regional dan angkut militer. Lebih dari 250 pesawat dari semua versi CN-235 melayani lebih dari 30 negara, dan telah mengumpulkan lebih dari 500.000 jam terbang.

Dengan program upgrade jet tempur Tyhpoon, Indonesia dapat melakukan loncatan teknologi dalam waktu singkat dengan meningkatkan kerjasama strategis IPTN-CASA – dengan target pembuatan jet tempur Typhoon di dalam negeri. Paling tidak dengan mengintegrasikan proyek IFX ke dalam program semacam “IFX Eurofighter” tampaknya tidak akan banyak kesulitan, karena standar teknologi KFX Korea Selatan juga masih standar AS (Barat).

Jet tempur IFX Indonesia juga bisa menggunakan mesin EJ200 Eurofighter, termasuk sistem persenjataan dan teknologi radarnya. Prancis bahkan telah menawarkan mesin dassault untuk proyek IFX.

European Aeronautic Defence and Space Company (EADS) adalah sebuah perusahaan industri dirgantara besar Eropa, dibentuk dengan penggabungan pada 10 Juli 2000 Aérospatiale-Matra dari Perancis, Dornier GmbH dan DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) dari Jerman, dan Construcciones Aeronáuticas SA (CASA) dari Spanyol.

Eurofighter Typhoon dirancang oleh 4 negara, yakni Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol, dengan melibatkan perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan terkemuka masing-masing negara: Eurofighter Jagdflugzeug GmbH, yang berbasis di Munich dan sepenuhnya dimiliki oleh BAE Systems dari Inggris, Alenia Aerospazio dari Italia dan EADS Deutschland (sebelumnya DaimlerChrysler) dan EADS Spanyol (sebelumnya CASA). Prancis mengundurkan diri karena fokus dengan Dassault Rafalenya.

Pesawat tempur sayap delta dengan kemampuan tempur di luar jangkauan visual, serangan permukaan serta kemampuan ‘supercruise’ dan terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 1 tanpa menggunakan afterburner, diproduksi sebanayk 620 pesawat, ditandatangani pada Januari 1998, dengan 232 untuk Inggris, 180 untuk Jerman, 121 untuk Italia dan 87 untuk Spanyol.

Pesanan awal telah diselesaikan untuk 148 pesawat: Jerman (44), Italia (29), Spanyol (20) dan Inggris (55). Pelanggan utama adalah NATO Eurofighter and Tornado Management Agency (NETMA), yang mewakili empat pemerintah. Produksi seri pesawat sedang berlangsung di EADS Military Aircraft (Jerman), BAE Systems, Alenia Aerospazio dan EADS CASA (Spanyol). Pengoperasian perdana pada Februari 2003 dan pengiriman akhir dijadwalkan pada 2015.

Angkatan Udara Austria (Luftstreitkräfte) menerima Eurofighter Typhoon pertama pada 2007, sedangkan Arab Saudi menerima pesawat pertama pada 2008.

4 negara inti dari konsorsium pendiri menerima tahap kedua dari pesawat, yang melakukan percobaan penembakan rudal udara-ke-udara (AMRAAM) jarak menengah saat radar dalam mode pasif, untuk menunjukkan kemampuan mengunci sasaran secara senyap.

Juga pada tahun itu, ditetapkan pesawat akan menerima upgrade setiap dua tahun dan upgrade perangkat keras utama setiap empat tahun. Pada 2010, pesawat ini menampilkan sistem simbologi yang dipasang di helm canggih (HMSS).

Pada November 2011, pesawat ke-300 dikirim ke Angkatan Udara Spanyol. Pada Desember 2012, sebuah kontrak untuk pasokan 12 pesawat ke Kesultanan Oman ditandatangani. Pada 2013, kontrak ditandatangani untuk integrasi Meteor dan Peningkatan Fase 2 (P2E). Pada tahun yang sama, Eurofighter ke-400 dikirim ke Angkatan Udara Jerman.

Selama 2014, upgrade P1E mulai beroperasi, kontrak integrasi Storm Shadow ditandatangani serta kontrak untuk pengembangan radar Captor-E (E-Scan) untuk Typhoon pada 2020. Pada Februari 2015, kontrak Fase 3 Enhancements (P3E) ditandatangani selama Pameran Pertahanan IDEX.

  ✈️ Nusantara News  

Kamis, 03 September 2020

Saat Indonesia Terseret Isu Fasilitas Militer China

Politik luar negeri RI yang bebas aktif tidak membuka ruang untuk adanya kerja sama militer dengan negara manapun.https://1.bp.blogspot.com/-WOzXR7HZxb8/XzuZqbxhMhI/AAAAAAAAMw8/57zbgVpksrcJ98D6LmqDPMM7wpsKeqBVwCPcBGAYYCw/s500/Mar%2B1.pngIlustrasi

Pentagon merilis laporan soal pengembangan jaringan logistik militer China di kawasan Samudra Hindia. Indonesia turut terseret dalam isu fasilitas militer China ini.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (2/9/2020), informasi tersebut disampaikan Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) dalam laporan terbaru pada Selasa (1/9) waktu setempat. Disebutkan Pentagon bahwa China saat ini memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir sebagai persenjataan.

Menurut laporan Pentagon, selain bertujuan menyamakan teknologi dengan AS, militer China atau Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga fokus melakukan operasi gabungan yang mampu menangkal atau mengalahkan setiap upaya AS untuk mengintervensi atas nama Taiwan.

Laporan itu juga mengakui bahwa PLA telah menyamai atau melampaui militer AS dalam beberapa bidang, termasuk perakitan kapal, rudal balistik dan rudal jelajah berbasis daratan dan sistem pertahanan udara.

Laporan itu juga menyebut bahwa China tengah berupaya mengembangkan jaringan logistik militer di kawasan Samudra Hindia dengan mempertimbangkan beberapa negara, termasuk Indonesia, sebagai lokasi fasilitas logistik militernya.

Dilansir Nikkei Asian Review, Rabu (2/9/2020), laporan itu membahas berbagai perkembangan militer China dan pada salah satu poin menyinggung soal kehadiran global militer China yang semakin berkembang. Disebutkan laporan itu bahwa China berupaya membangun jaringan logistik luar negeri yang lebih kuat dan infrastruktur pangkalan untuk memungkinkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak lebih jauh.

"PRC (Republik Rakyat China-red) kemungkinan besar sudah mempertimbangkan dan merencanakan fasilitas logistik militer tambahan untuk mendukung proyeksi Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat," sebut laporan Pentagon tersebut, yang dirilis di situs resmi Departemen Pertahanan AS.

Ada beberapa negara, yang menurut Pentagon, menjadi pertimbangan China untuk lokasi fasilitas logistik militer terbaru di luar negeri. Ada nama Indonesia disebut dalam daftar negara tersebut.

"PRC kemungkinan telah mempertimbangkan Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Sychelles, Tanzania, Angola dan Tajikistan sebagai lokasi fasilitas logistik militer PLA," demikian disebutkan laporan Pentagon.

Pentagon tidak menjelaskan lebih lanjut soal alasan China mempertimbangkan negara-negara tersebut sebagai lokasi fasilitas logistik militer tambahan. Hanya disebutkan Pentagon dalam laporannya bahwa jaringan global untuk logistik militer China bisa mengintervensi operasi militer AS dan mendukung operasi ofensif terhadap AS.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI menepis isu yang diembuskan Negeri Paman Sam itu. "Politik luar negeri RI yang bebas aktif tidak membuka ruang untuk adanya kerja sama militer dengan negara manapun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, kepada detikcom, Rabu (2/9/2020).

Faizasyah tidak menjelaskan lebih lanjut. 'Bebas aktif' adalah kebijakan politik luar negeri Indonesia. Dilansir situs Sekretariat Kabinet, 'bebas' berarti Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila. 'Aktif' berarti Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian internasional.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan China menyebut laporan itu "sangat salah" dan salah menafsirkan "kebijakan pertahanan dan strategi militer" Beijing.

"Laporan itu memfitnah modernisasi militer China, pengeluaran pertahanan, kebijakan nuklir dan masalah lainnya," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kedua negara adidaya itu terjebak dalam perebutan kekuasaan yang luas dalam perdagangan, teknologi, pertahanan, dan pengaruh politik.

China menyebut laporan itu adalah contoh terbaru dari ketakutan AS untuk membenarkan pengeluaran militernya sendiri - yang tercatat sebagai yang tertinggi di dunia.

"China selalu menjalankan kebijakan pertahanan nasional defensif dan semua orang tahu bahwa China adalah pembangun perdamaian dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying kepada wartawan, Rabu (2/9).

 ♖ detik  

RI-India-Australia Akan Adakan Pertemuan Virtual

Setelah Pertemuan 3 Menteri Luar Negerihttps://akcdn.detik.net.id/visual/2020/07/28/pertemuan-menteri-pertahanan-indonesia-prabowo-subianto-dengan-menteri-pertahanan-india-rajnath-singh-dok-tinstagram-prabowo_169.jpeg?w=715&q=90Pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dengan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh. (Dok. TInstagram @prabowo)

Australia, India, dan Indonesia dikabarkan akan mengadakan dua pertemuan virtual antara menteri luar negeri dan pertahanan masing-masing. Ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sama regional dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.

Ditulis Hindustan Times, pertemuan virtual yang rencananya diadakan pada akhir September nanti, akan berlatar belakang "tindakan China yang semakin agresif di seluruh kawasan". Mulai dari kebuntuan perbatasan dengan India hingga klaim teritorial di Laut China Selatan yang didukung oleh konsentrasi aset militer.

Informasi ini muncul dari sebuah sumber, dengan tidak menyebut nama namun mengetahui perkembangan tersebut. Pertemuan akan dimulai dari masing-masing menteri luar negeri, Marise Payne dari Australia, Subrahmanyam Jaishankar dari India, dan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi.

Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan para menteri pertahanan masing-masing negara.

"Ini adalah trilateral yang bergerak cepat dengan para menteri pertahanan dan luar negeri diharapkan bertemu dalam beberapa bulan mendatang. Ketiga negara tersebut memiliki kepentingan yang sama di Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif," kata sumber tersebut dikutip Kamis (3/9/2020).

Lebih lanjut, menurut sumber tersebut, para menteri luar negeri akan fokus bekerja secara kolaboratif untuk memperkuat lembaga-lembaga regional. Seperti KTT Asia Timur (EAS), yang mencakup negara-negara ASEAN dan mitra wicara mereka, serta 22 anggota Indian Ocean Rim Association (IORA).

Sedangkan para menteri pertahanan akan fokus pada kerja sama keamanan maritim pada pertemuan mereka berikutnya. Para pejabat yang bekerja dalam prakarsa tersebut telah menciptakan istilah "minilateral" untuk menggambarkan pertemuan ketiga negara.

"Dengan demokrasi terbesar di dunia, India, demokrasi tertua di Asia, Australia, dan demokrasi mayoritas Muslim terbesar dalam bentuk Indonesia, kami pikir ini bisa menjadi salah satu minilateral terpenting di kawasan ini," lanjut sumber tersebut.

Namun saat CNBC Indonesia meminta konfirmasi mengenai pertemuan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah membantah hal tersebut.

"Terlalu jauh dan spekulatif kalau membayangkan atau mengkaitkan pertemuan trilateral tersebut dengan suatu kerjasama militer. Sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak mempunyai tradisi membangun aliansi militer," ujar Teuku saat dihubungi CNBC Indonesia.

"Sementara itu, saya tidak tahu agenda yang akan dibahas terkecuali yang sudah disampaikan Menlu RI, yaitu pertemuan untuk membahas kerjasama penanganan Covid-19."

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sempat men-tweet soal pembahasan pertemuan trilateral yang akan datang dengan mitranya dari Australia, Payne. Ini dilakukan selama panggilan telepon pada 26 Agustus lalu.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Djojohadikusumo sempat berkunjung ke New Delhi, India pada akhir Juli. Ia memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas perluasan kerjasama keamanan dan kegiatan China di wilayah tersebut, menurut sumber itu.

 ♖ CNBC  

Radar Oerlikon 472 Paskhas Terintegrasi Radar Kohanudnas

Mampu Mendeteksi Serangan Udara Musuhhttps://1.bp.blogspot.com/-36t1x9XEvWw/X1C2B-5BuiI/AAAAAAAAMys/W8_LJ2NV21gMDOZh1gWLFtMWCqmfJnJnACLcBGAsYHQ/s802/Oerlikon%2B472%2BPaskhas%2BTerintegrasi%2BRadar%2BKohanudnas.png[dokumen paskhas]

Denhanud 472 Paskhas yang berkedudukan di bawah Wing II Paskhas yang berada di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar melaksanakan latihan Puncak Wing II Paskhas (Hardha Marutha II).

Peran Baterai Hanud dalam Operasi Perebutan dan pengendalian Pangkalan Udara (OP3U) adalah melaksanakan Air Landed dan menggelar Pertahanan Udara dengan menggunakan senjata Oerlikon Skyshield MK-2 buatan Swiss.

Senjata ini sangatlah modern dan telah terintegrasi dengan Radar yang ada di Jajaran Kohanudnas sehingga sebelum sasaran tertangkap radar yang ada di Oerlikon, Terlebih dahulu akan ditangkap oleh radar yang ada di Jajaran Kohanudnas dan dapat di monitor dari Command Post Oerlikon sehingga dengan mudah senjata ini akan dapat mendeteksi, mengunci dan menembak pesawat musuh.

https://1.bp.blogspot.com/-iPHcB5cYESE/X1C2DPiRAII/AAAAAAAAMyw/PDZA2-3AHo80Ziiy9WhM40jpRKpOpJcIgCLcBGAsYHQ/s802/Radar%2BKohanudnas%2BPaskhas.pngRadar Kohanudnas [paskhas]

Untuk pengelabuan Posisi titik gelar Hanud itu sendiri digunakan GPS Jammer yang mempunyai kemampuan untuk mengacak sinyal frekuensi GPS dari satelit sehingga perangkat GPS tidak bisa menerima sinyal GPS. Hal ini mengakibatkan perangkat GPS tidak dapat mentransmisikan data Positioning, Navigation and Timing (PNT) yang dibutuhkan oleh perangkat navigasi lainnya untuk Pointing Target.

Radar Oerlikon dengan daya deteksi yang sangat luas dan tersamar dengan baik siap mempertahankan Pangkalan Udara dari serangan udara musuh.

 ♖ Paskhas  

[RIP] Pilot Pesawat Tempur TNI AU yang Tergelincir di Madiun Meninggal

  https://asset.kompas.com/crops/OQr4fOIBh9agjqAUuPsye2PD5jQ=/0x23:700x490/750x500/data/photo/2020/09/02/5f4fae5cc92fc.jpgSalah seorang pilot pesawat tempur jenis T-50 Golden Eagle milik TNI AU yang tergelincir di Lanud Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo. (dokumentasi TNI AU)

Salah seorang pilot pesawat tempur jenis T-50 Golden Eagle milik TNI AU yang tergelincir di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo meninggal dunia.

Luluk meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

"TNI AU berduka, salah satu penerbang Pilot pesawat T-50i Golden Eagle yang tergelincir di Madiun, Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo meniggal dunia, usai menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, jenazah akan dimakamkan di Madiun, kota kelahirannya," ujar Kadispe TNI AU, Marsma Fajar Adriyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2020).

Letkol Pnb Anumerta Luluk tercatat sebagai lulusan Akademi TNI Angkatan Udara 2003.

Ia meninggalkan seorang istri Dwi Purwanti dan dua anak yaitu Vandanu Wistara Putra Prabowo dan Nadira Kirana Prameswari.

Sebelumnya, Letkol Pnb Anumerta Luluk dan Lettu Pnb Muhammad Zacky tergelincir saat menjalani latihan dengan menggunakan pesawat tempur jenis T-50 Golden Eagle.

Keduanya tergelincir dan keluar landasan Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Senin (10/8/2020), pukul 13.00 WIB.

Adapun Letkol Pnb Anumerta Luluk sendiri berperan sebagai instruktur dan Lettu Pnb Muhammad Zacky merupakan seorang siswa pilot TNI AU.

 ♖ Kompas  

Wamenhan Membantah Beli Kapal Perang Bekas Jerman

Hanya wacanaLuebeck F214 [AP/Martin Meissner]

Indonesia dikabarkan berminat untuk membeli kapal perang atau fregat bekas asal Jerman, yakni kelas Bremen, F 214 Lubeck. Fregat ini merupakan satu-satunya fregat kelas Bremen yang tersisa di Jerman. Rencana ini mencuat setelah pembelian fregat Iver Huitfeldt dinilai membutuhkan proses waktu yang lama.

Ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jakarta, Rabu (2/9/2020), Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono membantah hal tersebut.

"Belum, belum. Kita sedang teliti semua. Kita sedang menyiapkan seperti defence masterplan kita seperti apa. Dari situ (terlihat kebutuhannya). Itu kan wacana ya. Saya sih belum, belum ada pembelian," kata Trenggono.

Lebih jauh, Ia menyebut bakal lebih memprioritaskan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memiliki kekuatan baik. Di sisi lain, tentu ada harga yang harus dibayar.

"Rencana beli yang baru dong, yang bagus dong," ujar Trenggono.

Isu ketertarikan Indonesia membeli alutsista bekas terlihat dari dokumen-dokumen yang diterima situs khusus pertahanan, www.janes.com. Surat tersebut menyebut pengadaan yang harus diprioritaskan antara tahun 2020 dan 2024, seperti TNI-AL akan memenuhi persyaratan keamanan nasional yang diuraikan dalam fase III cetak biru moderasi militer, Minimum Essential Force (MEF).

Kelas Bremen terdiri dari delapan fregat yang ditugaskan oleh Angkatan Laut Jerman antara tahun 1982 dan 1990. Fregat ini memiliki panjang 130 meter dan dapat menampung 219 awak. Fregat itu juga dapat menerbangkan hingga dua helikopter.

Dalam hal persenjataan, kelas Bremen dilengkapi dengan peluncur rudal anti-kapal RGM-84D Harpoon, rudal anti-udara Raytheon Sea Sparrow, dan empat tabung torpedo 324 mm. Ia juga dilengkapi dengan meriam angkatan laut Oto Melara 76 mm / 62 di posisi utama dan dua meriam 20 mm dari Rheinmetall.
 

  CNBC  

Rabu, 02 September 2020

AS Ungkap China Ingin Bangun Fasilitas Militer di Indonesia

Dan negara lainnyahttps://1.bp.blogspot.com/-u9gxcHOZ3NM/X09M4hNmItI/AAAAAAADXhU/ACEmh0bZ9_EArY1RmkRxO8V--fvYmfz_gCLcBGAsYHQ/s640/iabnaiabd.jpgIlustrasi

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengungkap China berupaya membangun jaringan logistik yang dapat mencakup sebagian besar Samudera Hindia.

Melansir dari Nikkei Asian Review, laporan setebal 200 halaman tersebut menjelaskan China kemungkinan menganggap Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, dan negara-negara lain di Afrika dan Asia Tengah sebagai lokasi yang tepat untuk fasilitas logistik militer.

Dalam laporan itu diungkapkan bahwa China telah membuat tawaran ke beberapa negara, yakni Namibia, Vanuatu, dan Kepulauan Salomon untuk memuluskan rencananya.

Adapun kepercayaan AS pada ambisi proyeksi kekuatan Beijing di seberang Samudra Hindia berasal dari bagaimana China membuka pangkalan permanen pertamanya di luar negeri pada tahun 2017 yang berlokasi di Djibouti semenanjung Afrika.

Situs Djibouti sendiri sejauh ini adalah satu-satunya pangkalan militer luar negeri China. China mengistilahkan tempat itu sebagai basis dukungan untuk tujuan seperti bantuan kemanusiaan dan misi pengawalan.

Laporan Pentagon bilang kehadiran militer China di sana memberi kemampuan untuk mendukung militer terhadap kemungkinan yang memengaruhi investasi China.

"Kemampuan untuk mendukung tanggapan militer terhadap kemungkinan yang mempengaruhi investasi China dan infrastruktur di kawasan" dan sekitar 1 juta warga China di Afrika serta 500 ribu di Timur Tengah," kata laporan Pentagon.

AS juga dilaporkan percaya bahwa Kamboja telah menandatangani perjanjian rahasia dengan Beijing untuk mengizinkan angkatan bersenjata China menggunakan salah satu pangkalan angkatan lautnya, meski begitu pernyataan ini telah dibantah oleh otoritas setempat.

Investasi China di pelabuhan sipil di seberang Samudera Hindia telah dijuluki sebagai strategi untaian mutiara. Investasi tersebut dilakukan untuk membangun pijakan strategis di lokasi-lokasi utama yang suatu saat mungkin akan digunakan oleh angkatan laut China.

Kendati demikian, pemerintah China belum mengakui keberadaan strategi semacam itu, para analis melihatnya sebagai upaya untuk mengepung saingan potensial India.

Perkembangan yang dicatat dalam laporan Pentagon menunjukkan upaya yang lebih langsung untuk menciptakan pijakan militer di negara-negara asing.

Laporan Pentagon pun mengatakan Beijing setidaknya akan menggandakan stok hulu ledak nuklirnya dalam satu dekade mendatang. China saat ini disebut memiliki sekitar 200 hulu ledak. (ndn/dea)

 ♖ CNN  

Harga Kapal Selam Buatan PT PAL

Kerjasama Dengan DSME Korea Selatan Ujicoba KRI Alugoro 405 [submarine.id] ★

Sampai saat ini Indonesia satu-satunya negara di ASEAN yang mampu membangun kapal selam. PT PAL Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) membangun 3 kapal selam sejak 2013.

Satu di antaranya bernama Kapal Selam Alugoro yang dibuat di dalam negeri oleh PT PAL Indonesia. Butuh modal uang Rp 1,5 triliun untuk membangun kepal selam ini yang harganya ratusan juta dolar AS.

PT PAL Indonesia (Persero) sesuai dengan Kep KKIP No: KEP/15/KKIP/XII/2013 ditugaskan untuk membangun kapal selam ke-3 dan Transfer of Technology (ToT) dengan DSME Korea Selatan.

Pembangunan dan ToT/ On Job Training (OJT) 206 personel SDM kapal selam dilakukan dengan investasi Penyertaan Modal Negara (PMN) kapal selam senilai Rp 1,5 Triliun (dari pengajuan awal Rp 2,5 Triliun).

Berdasarkan penjelasan PT PAL Indonesia, dikutip, Senin (31/8), selain ToT/OJT dana PMN digunakan untuk pembangunan Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) yang memiliki kemampuan pembangunan dan pemeliharaan hingga tahapan overhaul. Saat ini PT PAL Indonesia (Persero) telah memiliki kapabilitas secara utuh sebagai galangan yang memiliki kemampuan pembangunan dan pemeliharaan kapal selam.

KRI Cakra 401 di galangan PT PAL [PT PAL] ★

Pada Juni - Juli 2020 saat yang bersamaan 3 unit kapal selam berada di PT PAL Indonesia (Persero). Satu Kapal Selam Nagapasa Class menjalani proyek pemeliharaan menengah (harmen, kedua kapal selam Alugoro yang dibangun di PT PAL Indonesia (Persero) masih dalam proses sea trial dan saat ini berada di dermaga kapal selam, dan ketiga KRI Cakra-401 yang sedang menjalani program overhaul di hangar Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) PT PAL Indonesia (Persero).

Setelah pembangunan 3 kapal selam, termasuk dua dibangun di Korsel dan satu di Indonesia, pemerintah memang sempat berencana menambah 3 kapal selam selanjutnya.

Laporan tahunan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan pada 2018, program pembangunan Kapal Selam merupakan realisasi dari kontrak 3 kapal selam dari DSME (Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering) Korea. Di dalam kontrak, disertakan pelatihan personel pada saat pembangunan kapal selam ke-1 dan ke-2 di Korea Selatan.

Pada tahun 2017, kapal selam pertama selesai dan diberi nama KRI 403 - Nagapasa. Selanjutnya, pada tahun 2018, kapal selam kedua selesai dan diberi nama KRI-404 Ardadedali. Kedua kapal selam saat ini telah memperkuat TNI AL. Kapal selam ke-3 sudah melewati beberapa tes menyelam, bila mulus akhir tahun 2020 akan diserahkan ke Kemenhan oleh PT PAL.

Roadmap produksi kapal selam [PT PAL] ★

Setelah 3 kapal sebelumnya, program Kapal Selam akan dilanjutkan ke tahap Kedua, dengan pembuatan kapal selam ke-4 hingga ke-6. Pada tahap ini, proporsi PT. PAL dalam proses produksi diproyeksikan untuk semakin membesar, dimana Kapal Selam ke-6 sudah dibuat sepenuhnya di PT. PAL.

Dukungan pemerintah sudah nyata di 2021. Pada buku Nota Keuangan Beserta RAPBN 2021, ada kabar baik. Pemerintah menyiapkan anggaran melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PAL Indonesia, untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

Berapa harga kapal selam hasil kerja sama dengan Korsel?

Bila mengacu pada harga 3 kapal selam Korsel kelas Changbogo kontrak sebelumnya mencapai US$ 1,08 miliar, atau sekitar US$ 330 juta per unit (atau Rp 4,62 triliun dengan kurs US$ = Rp 14 ribu). Harga ini dianggap lebih murah dari harga kapal selam buatan barat yang mencapai US$ 450-500 juta.

  CNBC  

[Dunia] Thailand Tunda Pengadaan Kapal Selam

Setelah dikritik publik [bangkokpost] ⚓️

Indonesia sukses membangun satu dari tiga kapal selam di dalam negeri, melalui kerja sama dengan Korea Selatan dengan PT PAL Indonesia. Indonesia satu-satunya negara di ASEAN yang mampu membangun kapal selam sendiri.

Negara tetangga juga sedang sibuk melakukan pengadaan kapal selam, termasuk Thailand. Sayangnya, di Thailand pengadaan kapal selam impor dari China menuai polemik rakyatnya.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menunda pembelian dua kapal selam militer buatan China selama setahun akibat mendapat reaksi keras dari publik. Keputusan membeli kapal selam dianggap kontroversial oleh masyarakat di tengah pandemi covid-19.

Pada Senin (31/8/2020), Angkatan Laut Kerajaan Thailand meminta komite anggaran parlemen untuk memotong pendanaan pengadaan dua kapal selam menjadi nol untuk tahun fiskal saat ini.

Di hari yang sama, Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan Prayuth, yang merangkap sebagai menteri pertahanan, telah mengatakan kepada angkatan laut untuk menunda kesepakatan tersebut hingga tahun fiskal 2022. Anucha mengatakan Thailand akan memulai negosiasi dengan China mengenai rincian penundaan tersebut.

Keputusan tersebut menandai kemunduran pemerintahan Prayuth di tengah gelombang protes para pemuda Thailand yang mencari reformasi politik dan perlindungan yang lebih besar untuk kebebasan sipil. Dua kapal selam S26T kelas Yuan buatan China seharga 22,5 miliar baht (US$ 720 juta/@360 juta) untuk pengadaan selama tujuh tahun. Pemerintah berusaha mengalokasikan lebih dari 3 miliar baht sebagai pembayaran awal dalam anggaran 2021, tetapi langkah tersebut mendapat reaksi keras dari publik.

Publik mengkritik Prayuth yang malah mengucurkan dana untuk membeli kapal selam, dibandingkan menggunakannya untuk mendukung ekonomi negara yang sedang merosot kala pandemi.

Kapal selam ini merupakan pembelian untuk armada kedua dan ketiga dari tiga kapal selam yang dijanjikan Prayuth kepada Angkatan Laut Kerajaan Thailand dan China saat dia menjadi pemimpin junta yang menggulingkan pemerintah Thailand pada tahun 2014.

Menurut Angkatan Laut, anggaran untuk kapal selam pertama sudah disetujui pada tahun 2017. Saat ini sedang diproduksi oleh China untuk pengiriman pada 2024, sedangkan kapal selam kedua dan ketiga mendapat protes rakyat Thailand.

Di sisi lain, rapat sub komite anggaran majelis rendah pada 22 Agustus lalu tak mencapai kesimpulan bulat. Pemungutan suara dari ketua, seorang anggota dari Partai Palang Pracharat yang berkuasa, memungkinkan kesepakatan dengan anggaran penuh.

Yutthapong Jarassathian, wakil ketua sub-komite dari oposisi Partai Pheu Thai, termasuk di antara empat anggota yang menentang keputusan pembelian kapal selam itu.

Menurutnya, dalam sebuah nota kesepahaman yang dipertukarkan pada pesanan kapal selam pertama antara Prayuth dan Menteri Pertahanan China saat itu, Chang Wanquan, tidak menyatakan bahwa Thailand berkewajiban untuk membeli dua kapal selam tambahan.

"Perdana menteri harus memilih antara kapal selam dan kelangsungan ekonomi rakyat," katanya Yutthapong, sebagaimana dikutip dari Nikkei Asian Review.

Keputusan sub komite menuai kritik daring yang memunculkan tagar #PeopleSayNoToSubs di Twitter Thailand.

Namun Kepala staf Angkatan Laut Kerajaan Thailand Sittiporn Maskasem mengatakan angkatan laut membutuhkan lebih banyak kapal selam sebagai bagian dari strategi pertahanannya. Dia mendesak masyarakat untuk tidak mempolitisasi kesepakatan itu.

Ekonomi Thailand sendiri kini sedang terpuruk. Pandemi Covid-19 telah memberikan pukulan telak bagi ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu. Produk domestik bruto menyusut 12,2% pada tahun di kuartal kedua. Itu merupakan kontraksi terbesar sejak 1998 ketika Thailand bergelut dalam krisis keuangan Asia.

Kantor Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional memperkirakan kontraksi 7,3% menjadi 7,8% untuk tahun 2020, yang bisa menjadi kemerosotan terburuk dalam sejarah Thailand. Ekonomi kerajaan menyusut 7,6% pada tahun 1998.

Pariwisata, yang menyumbang sekitar 20% ekonomi, adalah industri yang paling terpukul. Ekspor, termasuk pengeluaran wisatawan, turun 28,3%.

Pemerintah telah menyetujui paket stimulus pariwisata domestik bernama "We Travel Together" yang diharapkan dapat menghasilkan 2 juta perjalanan domestik dari Juli hingga Oktober, membantu menghasilkan pendapatan untuk berbagai bisnis seperti hotel, restoran, maskapai penerbangan, dan agen perjalanan.

Setidaknya Pemerintah Thailand telah menyisihkan anggaran sebesar 22,4 miliar baht untuk paket tersebut, yang total dananya hampir sama dengan pembelian dua kapal selam China.

  ⚓️
CNBC  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...